Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUIAN

A. Latar Belakang

Moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap manusia.

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan

proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan

proses sosialisasi. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan

manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral

adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.

Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Moral

adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan

manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang

berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan

lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik,

begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap

budaya memiliki standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai

yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.

Makna moral / etika sangat penting bagi kehidupan setiap

orang. Manusia sebagai ciptaan Allah berimplikasi pada eratnya

hubungan antara Iman dan Perilaku manusia dalam rangka tanggung

jawab pada Pencipta. Kehidupan sebagai anugerah dari Tuhan Yang

Maha Esa harus kita syukuri terlepas dari apapun peristiwa yang kita
alami. Bersikap secara arif dan bijaksana terhadap semua

permasalahan hidup akan mengajarkan kita tentang makna hidup itu

sendiri.

Salah satu penyebab krisis multi dimensi, termasuk krisis

moral yang menimpa bangsa kita adalah karena telah terabaikannya

“Pendidikan Moral” (dalam pengertian pendidikan agama, budi

pekerti, akhlaq, nilai moral) bagi generasi penerus. Betapa tidak,

ajaran agama mengatakan : “carilah duniamu seolah-olah kamu akan

hidup selamanya, dan carilah akheratmu seolah-olah kamu akan mati

besok pagi,” hal ini mengandung makna bahwa dalam studi ilmu

pengetahuan umum dan agama hendaklah seimbang, berotak Jerman-

berhati Mekah, demi mencapai kesejahteraan hidup di dunia ini dan

akherat nanti.

Bagi sebagian orang membicarakan seks dengan anak mungkin masih

dianggap tabu. Moral seks ini dimaksudkan agar anak-anak mengetahui seks

secara benar dan diharapkan mereka bisa menghindarkan diri dari perilaku

seks bebas. Moral seks yang dimaksud antara lain dengan mengenalkan

orang-orang seks yang dianggap seiring bertambahnya usia anak organ itu

akan tumbuh juga. Bisa juga dijelaskan tentang hormon seks dalam darah dan

pengaruhnya terhadap tubuh seseorang, misalnya bagi perempuan ditandai

dengan tumbuhnya payudara, tumbuhnya rambut pubis dan menstruasi. Pada

laki-laki bisa diberikan pengertian tentang pertumbuhan alat kelamin,


perubahan yang terjadi pasca akil baligh / mimpi basah dll. Yang disertai

adanya perubahan emosi dan psikologi.

Pengenalan seks dini untuk menjelaskan bahwa seks adalah sesuatu

yang alamiah, bukan porno. Pelajaran seks juga perlu disamping untuk

menumbuhkan rasa percaya diri pada anak juga untuk menjaga diri si anak

dari perilaku-perilaku yang idak sewajarnya, misalnya pelecehan terhadap

anak di bawah umur yang terkadang mereka tidak menyadari tindakan

tersebut sebagai pelecehan seksual. Disamping tentu yang tak kalah

pentingnya penekanan pendidikan Agama yakni adanya larangan untuk

melakukan seks pra nikah atau seks di luar nikah. Dalam pembahasan kali ini

akan diulas tentang moral yang perannya begitu vital bagi setiap aspek

kehidupan. Moral merupakan faktor utama untuk mencapai apapun dengan

baik dan benar.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu moral seks?

2. Apa itu moral perkawinan?

3. Apakah itu moral hidup?

C. Tujuan

1. Untuk memahami pengertian moral seks.

2. Untuk memahami moral perkawinan.

3. Untuk memahami moral hidup.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian moral seks

Moral adalah sebuah istilah yang berarti tindakan positif yang

dilakukan oleh manusia dalam berinteraksi dengan orang lain. Moral sangat

diperlukan untuk proses sosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai-

nilai moral sudah ditanamkan sejak kecil mulai dari keluarga, sekolah, dan

lingkungan.

Perbincangan mengenai seks kelihatan sangat tabu untuk dibicarakan.

Tetapi, melihat keprihatinan terhadap pergaulan remaja saat ini. Para

pemerhati masalah remaja berpendapat, seks bebas yang sekarang ini

menggejala salah satunya disebabkan karena pengetahuan remaja tentang

seksualitas masih sangat rendah. Karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk

menjabarkan moral seks yang harus diperhatikan oleh semua orang.

Pengertian tentang moral seks adalah upaya penyadaran, dan penerangan

tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak ia

mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan

perkawinan. Dengan begitu jika anak telah dewasa, ia akan dapat mengetahui

masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan; bahkan menerapkan


perilaku dan tidak akan memenuhi naluri seksualnya dengan cara-cara yang

tidak benar.

Moral seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap

makhluk hidup di muka bumi ini. Bukan hanya manusia yang memiliki naluri

seks, tetapi juga termasuk hewan dan makhluk hidup lainnya (tumbuhan).

Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup suatu spesies atau suatu

kelompok (jenis) makhluk hidup. Tujuan utama dari seks adalah untuk

reproduksi buat kepentingan regenerasi. Artinya setiap makhluk hidup

melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan

melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk

memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan manusia.

Kegiatan seks hanya boleh dilakukan ketika sudah ada ikatan yang sah

antara laki-laki dan perempuan, ikatan itu disebut dengan nikah. Hubungan

seks yang dilakukan diluar pernikahan merupakan suatu pelanggaran terhadap

norma-norma (baik norma agama maupun norma-noram yang berlaku

lainnya) dan merupakan suatu perbuatan dosa yang besar dan sangat berat

hukumannnya. Kita sering mendengar baik dari cerita teman-teman ataupun

dari berita tentang perilaku manusia zaman sekarang yang sering melakukan

hubungan seks diluar nikah (seks bebas). Hubungan seks tersebut merupakan

hubungan seks liar yang dilakukan secara illegal dalam artian sudah

menyalahi norma-norma yang ada.

Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks

diluar nikah (seks bebas), karena hal itu lebih cenderung kepada sifat-sifat
kehewanan. Coba kita bandingkan dengan hewan-hewan yang melakukan

hubungan seks sesuka hatinya, dengan pasangan yang berbeda-beda dan

dilakukan dimanapun yang penting ada kemauan. Hewan melakukan hal

tersebut karena mereka tidak dianugerahi akal dan pikiran untuk melihat

mana yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak

pantas untuk dilakukan. Kalau manusia melakukan kegiatan seks bebas,

berarti derajat mereka tidak lebih dari hewan yang berwajah manusia, karena

manusia dianugerahi oleh Tuhan akal dan pikiran untuk dapat memilih mana

yang baik, mana yang buruk, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas

untuk dilakukan.

Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan dalam terjadinya

perilaku seks bebas. Hubungan seks dilakukan apabila hawa nafsu sudah

menguasai dirinya. Hawa nafsu membuat seseorang lupa segala-segalanya,

termasuk lupa akan Tuhan, yang dia tahu hanyalah bagaimana caranya agar

nafsunya tersebut dapat tersalurkan. Oleh karena itu, sebagai manusia yang

diberikan kelebihan oleh Tuhan dibandingfkan dengan makhluk lainnya,

kendalikanlah hawa nafsu kita agar derajat kita bias lebih tingi dari makhluk-

makhluk yang lain.

Ada perbedaan antara seks dan seksualitas, yang keduanya memiliki

bagian yang tidak terpisahkan. Seks adalah perbedaan badani atau biologis

perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin. Sedangkan

seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi

biologis, sosial, psikologis, dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis


berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana

menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan

dorongan seksual. Seks akan berkembang sejalan perkembangan mental dan

fisiknya. Perkembangan seks pada pria akan memuncak saat umur 25 tahun.

Dan wanita memuncak saat umur 30 tahun dan akan berhenti saat haid

berakhir. Saat puber, organ-organ reproduksi sudah mulai berfungsi, hormon-

hormon seksualnya juga mulai berfungsi. Hormon-hormon inilah yang

menyebabkan munculnya dorongan seksual, yaitu sehingga remaja cenderung

melakukan penyimpangan. Penyimpangan remaja pria melakukan onani dan

wanita melakukan masturbasi. Walaupun hal itu juga bisa dilakukan oleh

orang dewasa.

Disaat remaja perpacaran seringkali mereka tidak dapat

mengendalikan hawa nafsunya. Padahal pacara adalah hubungan awal menuju

hidup bersama sebagai suami istri. Jika remaja tidak berhati-hati pacaran

prahara sebagai bentuk penyimpangan etika dan moral. Melalui

penyimpangan etika dan moral tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan

pergaulan yang negatif. Dorongan seksual tidak hanya mengarah pada

penyimpangan moral, tetapi bisa sampai pada kelainan seks, yang sangat

berbahaya bagi kehidupan manusia. Misalnya, tertarik pada sesama jenis,

berhubungan seks dengan hewan, ataupun berhubungan dengan saudara

sendiri. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika dorongan seksual muncul

tidak diimbangi dengan pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan


perilaku seksual. Perilaku yang bermoral sangat ditekankan agar dapat

membentengi pergaulan remaja.

Pendidikan karakter yang terkait dengan moral seksual. Diharapakan

mampu membatasi diri pada etika seksual. Pendidikann seksual melalui

kerjasama berbagai pihak, diupayakan mampu mengantisipasi penyimpangan

seks yang tidak bermoral.

B. Moral Perkawinan

Moral perkawinan merupakan kelanjutan dari moral seks. Karena

perkawinan tidak dapat dipisahkan dan didasari oleh seksualitas. Manusia

diciptakan berpasang-pasangan, yaitu laki-laki dan perempuan. Dengan

perkawinan inilah akan meyatukan mereka menjadi ikatan yang akan

melahirkan keturunan. Perkawinan adalah upacara pengikatan janji nikah

yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud

meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan

norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi

menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial.

Penggunaan adat atau aturan tertentu kadang- kadang berkaitan dengan aturan

atau hukum agama tertentu.

Pengesahan secara hukum suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat

dokumen tertulis yang mencatatkan pernikahan ditanda-tangani. Upacara

pernikahan sendiri biasanya merupakan acara yang dilangsungkan untuk

melakukan upacara berdasarkan adat-istiadat yang berlaku, dan kesempatan


untuk merayakannya bersama teman dan keluarga. Wanita dan pria yang

sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah

upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri dalam ikatan

perkawinan.

1. Hakekat Perkawinan

Perkawinan adalah panggilan hidup karena perkawinan

hukumnya wajib bagi orang yang telah mempunyai keinginan kuat untuk

kawin dan telah mempunyai kemampuan untuk melaksanakan dan

memikul beban kewajiban dalam hidup perkawinan, serta ada

kekhawatiran, apabila tidak kawin ia akan mudah tergelincir untuk

berbuat zina. Panggilan untuk berkeluarga untuk pria dan wannita adalah

bagian dari rencana Allah dalam penciptaan manusia. Dengan

perkawinan ini akan mensucikan hubungan seks, dan hubungan seks

berfungsi untuk menyempurnakan persatuan suami istri menjadi satu

kesatuan.

2. Perkawinan sebagai persekutuan hidup

Pengertian perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan tercantum dalam Pasal 1 yang berbunyi

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga), yang bahagia dan kekal selamanya. Perkawinan adalah

persekutuan hidup antara laki-laki dan perempuan yang bertujuan untuk


mewujudkan keluarga yang sakinah/teratur dan yang dikukuhkan dengan

hukum formal. Hukum perkawinan mutlak diadakan di Indonesia untuk

memberikan prinsip-prinsip dan landasan hukum bagi pelaksanaan

perkawinan yang selama ini teLah berlaku di Indonesia. Dengan

perkawinan inilah mereka akan hidup bersama sebagai suami istri. Antara

suami istri akan saling membantu dalam melaksanakan pokok tugasnya

sebagai suami istri. Suami istri bertugas untuk saling menyatukan cinta

mereka, dan juga membahagiakan satu sama lainnya.

C. Moral Hidup

Sejak awal keberadaannya, hidup manusia adalah berharga, maka

harus dibela, dipelihara dan dikembangkan. Karena hidup manusia adalah hak

asasi yang paling mendasar. Secara biologis hidup manusia ada sejak

pembuahan, yaitu pertemuan sel sperma pria dan sel telur wanita. Benih

kehidupan berawal dari bertemunya sel sperma dan sel telur (ovum) yang

dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya terjadi di dalam rahim

seorang perempuan. Jadi, secara tidak langsung dapat kita tangkap bahwa

sebenarnya sel sperma dan sel telur tersebut memiliki energi kehidupan yang

nantinya akan menghasilkan buah hati dimana ia (akan) memiliki kesamaan

dengan orang tuanya baik aspek biologis maupun watak yang dimilikinya.

Dari pemaparan di atas, dapat kita ketahui bahwa kehidupan ini

dimulai dari zigot yang kemudian mengalami proses perkembangan dan

pertumbuhan di dalam janin sampai akhirnya menjadi manusia yang oleh-Nya


diberi kemampuan untuk berfikir, memahami, berinteraksi dan merasakan.

Sungguh besar kuasa-Nya yang telah menciptakan manusia sedemikian rupa.

Hidup manusia berawal dari perkawinan, yang kemudian istri

mengandung dan melahirkan. Kelahiran anak itu sendiri menjadi sebuah

kebahagian yang tidak ternilai dari kehidupan suami istri. Hasil perkawinan

yang mmenjadi pengikat antara keduanya. Kelahiran anak menjadi tambahan

penduduk suatu negara. ketika kelahiran ini tidak teratur, menjadi problema

tersendiri bagi negara tersebut. Sehingga ada program pencegahan kehamilan

yang biasa dikenal dengan program KB. Mengatur jarak kehamilan dan

kelahiran anak yang bermoral dan tidak bertentangan dengan agama.

Keberlangsungan perkawinan yang menginginkan kehadiran anak

tidak terpenuhi, sudah dibayangkan kebahagian itu terasa hambar. Berbagai

solusi ditempuk untuk mendapatkan keturunan. Baik melalui kehamilan

buatan atau mengadopsi anak orang lain. Ketika anak hadir dalam kehidupan

suami istri, akan menghadirkan tanggung jawab mereka untuk memelihara

dan merawatnya. Pemeliharaan anak sebetulnya sudah dimulai sejak dalam

kandungan. Setelah anak terbentuk dari embrio yang membentuk otak (20-40

hari setelah pembuahan), moral hidup harus ditegakkan. Kewajiban ibu

adalah melindungi agar embrio itu menjadi jabang bayi yang sehat dan

membahagiakan.

Pemeliharaan bayi setelah kelahiran adalah memlihara kesehatan, dan

mencegah dari berbagai penyakit. Upaya kelahiran tersebut wajib dilakukan

dengan kemampuan, tanpa kelengahan, dan tidak melebihi kemampuan.


Pemeliharaan kesehatan bayi baik secara jasmani atau rokhani. Pemeliharaan

kesehatan dan pencegahan penyakit adalah demi keberlangsungan hidup

manusia. Walalupun, pada akhirnya orang menjaga kësehatan dan mencegah

segala penyakit, akhirnya ia juga akan mati. Karena keterbatasannya sebagal

makhluk, manusia harus menerima kenyataan yang tidak bisa dihindarinya.

Kematian adalah panggilan Allah untuk kembali menghadapnya.

Secara umum manusia dikatakan mati adalah ketika tidak bernafas lagi.

Namun, secara ilmiah kematian adalah kematian otak yang telah berhenti.

Tidak adanya reaksi antara otak dan seluruh organ tubuh.


BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pembicaraan tentang moral adalah pemebicaraan mengenai

suatu baik atau buruknya perbuatan dan perilaku, benar atau

salah yang berkaitan dengan kesepakatan lingkungan sosial. Moral

yang mengiringi perjalanan manusia saling mewarnai perjalanan

manusia. Moral seks yang harus dimengerti adalah adalah upaya

penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang

diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang

berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Moral perkawinan

adalah tatanan perkawinan sebagai pengikatan janji nikah yang

dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud

meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum,

dan norma sosial. Moral hidup adalah proses kehidupan manusia dari

perkawinan yang sah, dan melahirkannya seorang anak. Keberadaan

anak yang menjadi motivasi dalam menata kehidupan kearah yang


lebih baik. Dari kehidupan yang berbahagia, sampai kehidupan itu

berakhir.

B. Saran

Moral Sex merupakan hal yang penting bahkan dominan dalam

kehidupan manusia, baik buruknya karakter seseorang bahkan sangat

dipengaruhi oleh tindakan sex dan sexsualitasnya. Untuk itu

pendidikan karakter merupakan cara yang efektif untuk memberikan

pendidikan tentang moral sex. Untuk kedepannya penulis

mengharapkan ada tema berikutnya yang dapat menjelaskan lebih

dalam mengenai moral yang sangat berguna dalam kehidupan

manusia. Diharapkan penulis lain jika ingin mengangkat tema yang

sama sebaiknya memperbanyak referensi. Dengan bahan dan materi

yang lebih luas sekiranya memuat banyak pengetahuan yang lebih

mendalam mengeanai moral seks, perkawinan dan moral hidup.


DAFTAR PUSTAKA

Soegeng Ysh A.Y & Abdullah Ghufron. 2020, Landasan Kependidikan

(Jilid 2), Yogyakarta. Magnum Pustaka Utama 2020.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai