Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUTORIAL

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Kamariyah, S.kep, M.Kep.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

Etia Zaria Amna (G1B118007)

Rachel Arga Mutiara (G1B118008)

Lintang Athala (G1B118009)

Chantika Septidianti (G1B118010)

Nur Ayu Hijratun Nikmah (G1B118011)

Arlina Karoba (G1B118023)

Fajar Pandapotan (G1B118024)

Tori Lianti (G1B118025)

Angel Devania Diwarman (G1B118062)

Gendis Klara Putri (G1B118063)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan tutorial Kasus 1 Blok Keperawatan komunitas dapat
diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini,baik dari segi
moril maupun materil.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis berharap kritik dan sa
ran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengharapkan makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi banyak pihak.

Jambi, 05 November 2021

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh
dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai
kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat


alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010;
Irnanda, 2013).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan


antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan
menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif
dan perventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan
masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
(Mubarak, 2009). Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien
yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman (Anderson,
2006; Irnanda, 2013) untuk melihat masalah pasien, model komunitas sebagai klien
dikembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai
sintesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi
model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang
menjadi landasannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Definisi Keperawatan Komunitas
1.2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas
1.2.3 Definisi Pengkajian Keperawatan Komunitas
1.2.4 Tujuan Pengkajian Keperawatan Komunitas
1.2.5 Fungsi Pengkajian Keperawatan Komunitas
1.2.6 Tahap Pengkajian Keperawatan Komunitas
1.2.7 Komponen data Pengkajian Keperawatan Komunitas

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

a. Untuk membuat pengkajian berdasarkan format pengkajian keperawatan


komunitas
1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui teori model community as a partner

b. Untuk mengetahui format pengkajian sesuai dengan model keperawatan


komunitas

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan
dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan keperawatan .

1.4.2 Bagi Penulis

Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan


pemahaman mengenai Pengkajian Keperawatan Komunitas
KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

A.       Pengertian

Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan


kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin,
1987).

B.    Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas

 Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan
yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki.

 Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
dalam hal:
a.    Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b.   Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c.    Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.
d.   Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e.    Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.
f.    Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan.
g.   Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
h.   Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i.     Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta
diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j.     Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.
A. Definisi Pengkajian Komunitas
Pengkajian komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal komunitas. Orang-
orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan di dalam proses keperawatan kesehatan
komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor positif dan
negatif yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki
komunitas dengan tujuan merancang strategi untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu komunitas
dimulai dengan mengidentifikasi sistem yang ada di dalamnya. Perlu diingat, bahwa sistem adalah
keseluruhan unit yang berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut. Komunitas juga
merupakan keseluruhan kesatuan fungsi karena saling ketergantungan antar bagian atau subsistem.
Pada tahap pengkajian ini perlu didahului dengan sosialisasi program perawatan kesehatan
komunitas serta program apa saja yang akan dikerjakan bersama-sama dalam komunitas tersebut.
Sasaran dari sosialisasi ini meliputi tokoh masyarakat formal maupun nonformal, kader
masyarakat,serta perwakilan dari tiap elemen di masyarakat (PKK, Karang taruna, dan lainnya). Setelah
itu, kegiatan dilanjutkan dengan dilakukannya Survei Mawas Diri (SMD) yang diikuti dengan kegiatan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

A. Tujuan Pengkajian Keperawatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan
masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, kelompok,
dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health general community) dengan
mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi
keluarga, individu dan kelompok.

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat


mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami


2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi , yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara kesehatan secara mandiri (self
care)
B. Fungsi Pengkajian keperawatan komunitas
1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya di
bidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi
yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

C. Pengkajian Kelompok khusus


Pada pengkajian kelompok khusus sangat dibutuhkan ketrampilan komunikasi yang
memadai agar dapat diterima . perawat juga perlu menjelaskan peran dan fungsinya dalam
melaksanakan asuhan keperawatan komunitas sehingga klien dapat diajak kerja sama secara
optimal.
Dalam model asuhan keperawatan yang disampaikan oleh Anderson E dan McFarlene,
pengkajian secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang
mempengaruhinya. Inti komunitas atau penduduk, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan,
agama, keyakinan/nilai yang dianut serta. Data tentang subsistim meliputi hal – hal sebagai
berikut:

Pengumpulan Data (inti komunitas)


1. Identitas kelompok, mencakup:
a. Besar dan kecilnya kelompok. (Jumlah dalam kelompok tersebut)
b. LB. pendidikan.(dalam penggunaan bahasa yang sesuai)
c. Tingkat social ekonomi.
d. Kebiasaan, pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk
sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat.(penderita
cacar tidak boleh mandi, penggunaan minyak jelantah, Membungkus makanan panas ke
dalam plastic)
e. Adat istiadat.
f. Pekerjaan.
g. Agama yang dianut.
h. Kepercayaan.(ex, anak diare ----à cepat besar, ndak boleh banyak2 minum)
i. Lokasi tempat tinggal.
j. Usia penduduk yang berisiko
k. Jenis kelamin yang berisiko
l. Riwayat komunitas yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan

2. Masalah kesehatan, mencakup:


a. Masalah kesehatan yang sering terjadi.
b. Besarnya anggota kelompok yang mempunyai masalah.
c. Keadaan kesehatan anggota kelompok umumnya.
d. Sifat masalah pada kelompok apakah mengancam kesehatan atau telah mengancam
kehidupan.

3. Pemanfaatan fasilitas kesehatan dalam pemeriksaan kesehatan, diantaranya:


a. Puskesmas.
b. Posyandu.
c. Polindes.
d. Pos obat desa

4. Keikutsertaan dalam upaya kesehatan, diantaranya:


a. Sebagai kader kesehatan.
b. Dana upaya kesehatan masyarakat.
c. Dasa wisma.
d. KPKIA

5. Status kesehatan kelompok, meliputi:


a. Penyakit yang pernah diderita (akut, subakut, kronis, dan menular).
b. Kedaan gizi kelompok umumnya (anemia, marasmus, kwasiorkor).
c. Imunisasi (dasar-ulangan, lengkap-tidak lengkap).
d. Kesehatan ibu dan anak (kehamilan, persalinan, nifas, perinatal, neonatus, bayi dan
balita).
e. Keluarga berencana (akseptor-non akseptor).
f. Keadaan hygiene personal anggota kelompok.

C. Pengumpulan data
Jika di lihat dari pengertian metode pengumpulan data menurut ahli metode
pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu
dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110).
1. Sumber Data
Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal tersebut yaitu :
a. Data Primer
Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui
a)      Wawancara, Observasi, Tes,
b)      Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
c)      Pengukuran Fisik
d)     Percobaan Laboratorium
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga
a)      Biro Pusat Statistik (BPS)
b)      Rumah sakit
c)      Lembaga atau institusi

2. Metode Pengumpulan Data


a. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden.
Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian
dicatat/direkam
b. Observasi
Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman,
pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam
elektronik
c. Wawancara
Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya,
baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden
direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti.
d. Dokumen
Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari
lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang
lain.
3. Cara Mengumpulkan data
a. Mengumpulkan data primer
a)   Wawancara
1)      Masyarakat
2)      Tokoh masyarakat
3)      Kader
4)      Aparat kelurahan / desa
5)      Pemerintah Daerah setempat
b)   Observasi
a) Norma
b) Nilai
c) Keyakinan
d) Struktur kekuatan
e) Proses penyelesaian masalah
f) Dinamika kelompok masyarakat
g) Pola komunikasi
h) Situasi/ kondisi lingkungan wilayah

b. Mengumpulkan data sekunder


Dilakukan dengan cara mencatat data dan informasi dari sumber yang relevan
untuk wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.misalnya catatan kelahiran,
kematian, cakupan pelayanan.

c. Membahas data yang terkumpul


Kegiatan yang dilakukan yaitu Lokakarya mini atau pertemuan khusus pada
forum koordinasi. Melalui pembahasan ini dirumuskan masalah serta mencari
penyebabnya.
D. Teori atau model pengkajian keperawatan komunitas
1. Model Pengkajian Sistem Umum
Teori sistem memberikan suatu pendekatan untuk mendefinisikan komunitas
khusus dan untuk mengatur data pengkajian ke dalam format yang bermakna guna
keperluan pengambilan keputusan, pembuatan prioritas,dan perencanaan program
(Higgs dan Gustafon,1985). Menurut Hazzard (1975:384),”Satu keuntungan dari teori
sistem adalah bahwa teori menempatkan keseluruhan sistem sebagai inti, dan
perhatiannya berkaitan dengan keseluruhan dan bukan pada bagian-bagian.” Suatu
sistem mempunyai struktur dan proses, dan keduanya harus diketengahkan saat
melakukan pengkajian komunitas.

a. Struktur
Dalam istilah pengkajian komunitas, sistem dianggap sebagai komunitas
sasaran.komunitas sasaran dapat merupakan komunitas geoplitik, seperti
kota,atau kelompok agregasi populasi, seperti remaja yang telah menjadi orang
tua. Subsistem adalah sistem yang lebih kecil yang termasuk di dalam sistem
yang telah ditetapkan. Suatu contoh dari subsistem adalah kelompok
keagamaan yang terdapat di dalam sistem komunitas yang telah ditetapkan.
Suprasistem adalah sistem yang lebih besar dengan sistem yang menjadi
bagiannya. Suprasistem adalah segala sesuatu yang tidak termasuk di dalam
sistem yang ditetapkan,seperti negara bagian, negara,atau benua.

b. Proses
Proses mengacu pada perubahan dinamis diantara dan antar komponen
sistem, yaitu bagaimana sistem bekerja untuk memenuhi tujuan. Proses
merespons terhadap stimulus internal dan eksternal ini membantu sistem untuk
mempertahankan rasa keseimbangan atau ekulibrum.

2. Model Pengkajian Komunitas-Sebagai-Klien


Berdasarkan sistem model ahli teori keperawatan Neuman(1982), Model
Komunitas-sebagai-Klien dikembangkan oleh Anderson, McFarlane, dan Helton
(1986). Model ini diciptakan untuk mengilustrasikan keperawatan kesehatan
masyarakat sebagai susatu sistesis kesehatan masyarakat dan keperawatan.

3. Model Pengkajian Kompetensi Komunitas


Goeppinger, Lassiter,dan Wilcox (1982) mengembangkan model yang berkaitan
dengan proses keperawatan untuk pengkajian komunitas yang dirancang untuk
mengetengahkan pentingnya proses komunitas. Mereka mengenali bahwa perspektif
proses dari kesehatan komunitas kurang terkenal dibandingkan perspektif yang
mencakup status komunitas dan struktur komunitas. Fokus utama dari model yang
berkaitan dengan proses adalah kompetensi komunitas. Untuk mengkaji kompetensi
komunitas, perawat mengkaji kapabilitas kesehatan dan potensial tindakan kesehatan
komunitas. Asumsi mendasar dari model kompetensi komunitas adalah bahwa
pengkajian kesehatan harus mencakup kekuatan dan kemampuan komunitas guna
memperbaiki status kesehatan mereka sendiri. Kondisi kompetensi digambarkan
sebagai berikut:
a. Komitmen
b. Kesadaran diri terhadap orang lain
c. Artikulasi
d. Komunikasi efektif
e. Lingkup dan akomodasi konflik
f. Partisipasi
g. Manajemen hubungan dengan masyarakat yang lebih luas
h. Perangkat untuk memfasilitasi interaksi dan pengambilan keputusan peserta

PENGKAJIAN KASUS

a. Sejarah

Tidak terkaji

b. Demografi

Berdasarkan data Sekunder yang di peroleh dari Kelurahan Jumlah KK ( Kartu


Keluarga) 500 , dimana jumlah laki - laki 350 jiwa dan wanita 150 jiwa. Jumlah lansia 35 jiwa,
dewasa 230 jiwa, anak sekolah 160 jiwa, remaja 75 jiwa. Hal ini menggambarkan
pertumbuhan penduduk perempuan lebih rendah dibandingkan laki – laki.

c. Etnisitas

Suku di Kelurahan Bagan Pete adalah suku Melayu 350 KK, Jawa 100 KK, Bugis 10
KK, Padang 40 KK..

d. Nilai dan Keyankinan

Di kelurahan Bagan Pete rata rata beragama muslim dengan data KK, Agama Islam 425
KK, Agama Kristen 45 KK, Budha 10 KK, Hindu 20 KK..

SUBSISTEM KOMUNITAS
a) Lingkungan

Di Kelurahan Bagan Pete terdapat 4 masjid dan 1 gereja tempat ibadah. Serta
terdapat 1 Sekolah Dasar. tempat wisata juga ada di wilayah tersebut bernama
wisata Air, ada 2 klinik kesehatan 1 puskesmas

b) Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Kelurahan Bagan Pete Termasuk salah satu wilayah kerja Puskesmas Kenali
Besar Kota Jambi

c) Ekonomi

Masyarakat di Kelurahan Bagan Pete pekerjaan nya heterogen dengan sebaran


Petani 100 KK, Nelayan 150 KK, PNS 150 KK, Pedagang 100 KK

d) Transportasi dan Keamanan

Tidak terkaji

e) Politik dan Pemerintahan

Tidak terkaji

f) Komunikasi

Tidak terkaji

g) Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Bagan Pete di dapat , S2 50 KK,


Sarjana 120 KK, SMU 230 KK, SMP 45 KK, Tamat SD 30 KK, Tidak Sekolah
25 KK..

h) Rekreasi

Di Kelurahan Bagan Pete terdapat tempat wisata bernama wisata Air


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap
masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik
individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial
ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.

3.2 Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebaiknya memahami lebih dalam tentang pengembangan keilmuan pengkajian keperawatan


komunitas dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan keperawatan.

2. Bagi Penulis

Sebaiknya lebih memahami tentang pengetahuan dan pemahaman mengenai


Pengkajian Keperawatan Komunitas.
LAMPIRAN

Kasus I : Pengkajian Keperawatan Komunitas

Kelurahan Bagan Pete Termasuk salah satu wilayah kerja Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi,
Berdasarkan data Sekunder yang di peroleh dari Kelurahan Jumlah KK ( Kartu Keluarga) 500 , dimana
jumlah laki - laki 350 jiwa dan wanita 150 jiwa. jumlah lansia 35 jiwa, dewasa 230 jiwa, anak sekolah
160 jiwa, Remaja 75 jiwa. Data Pendidikan KK di kelurahan Bagan Pete di dapat , S2 50 KK, Sarjana
120 KK, SMU 230 KK, SMP 45 KK, Tamat SD 30 kk, Tidak Sekolah 25 KK.

Di kelurahan tersebut juga rata rata beragama muslim dengan dengan data KK, Agama Islam 425 KK,
Agama Kristen 45 KK, Budha 10 KK, Hindu 20 KK.

Masyarakat di kelurahan bagan pete pekerjaan nya heterogen dengan sebaran Petani 100 KK, Nelayan
150 KK, PNS 150 KK, Pedagang 100 KK. di wilayah tersebut terdapat 4 masjid dan 1 gereja tempat
ibadah. serta terdapat 1 Sekolah Dasar. tempat wisata juga ada di wilayah tersebut bernama wisata Air,
ada 2 klinik kesehatan 1 puskesmas. suku melayu 350 KK, jawa 100 KK, bugis 10 KK, Padang 40 KK.

Dari data sekunder di Puskesmas Kenali besar di dapat data penyakit Diabetes Melitus 70 Pasien,
Hipertensi 90 Pasien, TBC 30 Pasien, COvid - 19 ada 5 pasien, ISPA 40 Pasien, Rematik 25 Pasien

Buat lah pengkajian dengan Core dan inti core 8 subsistem,

Penyajian data mengunakan diagram batang dan Pie

Selamat Bekerja
STEP I

1. Heterogen
2. ISPA
3. Core
4. Data Sekunder

Jawab

1. Heterogen artinya : terdiri atas berbagai unsur yang berbeda sifat atau berlainan jenis; beraneka
ragam

Heterogen artinya penduduk suatu daerah tersebut memiliki mata pencaharian yang beragam, dan
tidak hanya bergantung pada satu jenis mata pencaharian atau pekerjaan saja

2. Menurut WHO, ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan atas atau bawah yang
dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit berkisar dari infeksi ringan sampai penyakit yang
parah dan mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor pejamu dan faktor
lingkungan.

3. Dalam pengkajian yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :

CORE atau inti, data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri dari (umur, pendidikan,
jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok
komunitas)

4. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara
tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum
STEP II

1. Bagaimana langkah dalam melakukan pengkajian core ?


2. Kegaiatan apa yang bisa perawat komunitas laksanakan pada masyarakat tersebut ?
3. Strategi/promkes yang tepat pada kasus tersebut ?
4. Pada data diatas masalah keperawatan Komunitas prioritas apa yang harus di tegakkan?
5. Berdasarkan data sekunder yg ada di kasus Langkah awal apa yang dilakukan oleh perawat
komunitas untuk menangani dan mengatasi kondisi masalah pasien pada penyakit tersebut?

STEP III

1. Pada pengkajian kelompok khusus sangat dibutuhkan ketrampilan komunikasi yang memadai agar
dapat diterima . perawat juga perlu menjelaskan peran dan fungsinya dalam melaksanakan asuhan
keperawatan komunitas sehingga klien dapat diajak kerja sama secara optimal.
Metode pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan antara lain Windshield survery,
informant interview, observasi partisipasi, dan focus group discussion (FGD).
Dalam model asuhan keperawatan yang disampaikan oleh Anderson E dan McFarlene, pengkajian
secara umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang
mempengaruhinya. Inti komunitas atau penduduk, perlu dikaji tentang pendidikan, pekerjaan,
agama, keyakinan/nilai yang dianut

2. Strategi atau promkes yang tepat pada kasus adalah sebagai berikut:
a) Penyuluhan kesehatan
b) Simulasi
c) Edukasi
d) Promkes
e) Memodifikasi gaya hidup

3. Pencegahan hipertensi dilakukan melalui dua pendekatan :


a) Pemberian edukasi tentang hipertensi. Munculnya masalah kesehatan seperti hipertensi tidak
hanya disebabkan oleh kelalaian individu, namun dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan
masyarakat sebagai akibat dari kurangnya informasi tentang suatu penyakit. Rendahnya
pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang hipertensi merupakan penyebab
utama tidak terkontrolnya tekanan darah, terutama pada pasien hipertensi di Asia. Dari
penelitian yang dilakukan ( Armilawaty,2009) 50% dari penderita Hipertensi dewasa tidak
menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung menjadi hipertensi berat
karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resiko. Masih kurangnya informasi
tentang perbaikan pola makan bagi penderita hipertensi juga membuat pengetahuan masyarakat
tentang perbaiakan pola makan masih rendah. Pemberian informasi kesehatan diharapkan
mampu mencegah dan mengurangi angka kejadian suatu penyakit dan sebagai sarana promosi
kesehatan. Pemberian edukasi mengenai hipertensi terbukti efektif dalam pencegahan
hipertensi.
b) Modifikasi Gaya Hidup. Gaya hidup merupakan faktor penting yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebab terjadinya hipertensi
misalnya aktivitas fisik, pola makan, dan stres, dll. Resiko seseorang untuk mendapatkan
hipertensi dapat dikurangi dengan cara memeriksa tekanan darah secara teratur; menjaga berat
badan ideal; mengurangi konsumsi garam; jangan merokok; berolahraga secara teratur; hidup
secara teratur; mengurangi stress; jangan terburu-buru; dan menghindari makanan berlemak.
Menjalankan pola hidup sehat setidaknya selama 4–6 bulan terbukti dapat menurunkan tekanan
darah dan secara umum dapat menurunkan risiko permasalahan kardiovaskular.
c) Pencegahan Primer yaitu tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari; kurangi makanan
berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan; kurangi
konsumsi alcohol; konsumsi minyak ikan; suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit
tekanan darah tapi kalsium juga cukup membantu.
d) Pencegahan Sekunder yaitu pola makanam yamg sehat; mengurangi garam dan natrium di diet
anda; fisik aktif; mengurangi Akohol intake; berhenti merokok.
e) Pencegahan Tersier yaitu pengontrolan darah secara rutin; olahraga dengan teratur dan di
sesuaikan dengan kondisi tubuh.

4. Masalah prioritas utamanya adalah hipertensi, karena dari data diatas setelah dilakukan pengkajian
dengan menggunakan core dan inti core didapatkan bahwa masalah terbanyak pada komunitas
tersebut adalah hipertensi, jadi masalah prioritas utamanya adalah hipertensi.

5. Berdasarkan data sekunder yg ada di kasus Langkah awal apa yang dilakukan oleh perawat
komunitas untuk menangani dan mengatasi kondisi masalah pasien pada penyakit tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi,
situasi, kebutuhan klien. Dalam langkah ini, perawat harus mengumpulkan data secara akurat
dan nyata, lengkap, relevan,singkat, dan deskriptif. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
cara wawancara, pengkajian fisik, observasi, serta dengan melihat hasil pemeriksaan
diagnostik. Sumber data untuk melakukan pengumpulan data adalah klien, keluarga klien,
tenaga kesehatan, hasil pemeriksaan penunjang,dan catatan hasil rekam medis.
Pengelompokkan data terbagi atas 2 tipe data yaitu data subjektif dan data objektif. Dimana
data subjektif merupakan data yang berdasarkan dari kutipan langsung, sedangkan data objektif
merupakan data yang dapat diukur, ditimbang, dirasa, diraba, dan dilihat.
2. Klasifikasi Data

Klasifikasi data adalah mengelompokkan data-data yang telah terkumpul atau data-data
temuan. Klasifikasi data dikelompokkan ke dalam 2 hal yaitu sistem tubuh dan kebutuhan
manusia. Menurut Hirarki Maslow yakni mengenai piramida kebutuhan manusia, memiliki 5
tingkatan yaitu fisiologi, aman nyaman, rasa saling mencintai, harga diri, dan aktualisasi diri.
3. Validasi Data

Validasi data merupakan melakukan pengujian untuk meyakinkan bahwa data yang didapatkan
sesuai dengan fakta, akurat, dan lengkap. Misalnya, suhu tubuh normal 36,5°C - 37°C
4. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah suatu hal yang dilakukan ketika data yang telah di analisis dapat di
rumuskan. Adapun macam-macam dari rumusan masalah yaitu :
 Actual : masalah yang terjadi sudah nyata.
 Resiko : jika masalah tidak ditangani, maka akan segera terjadi.
 Potensial : jika masalah tidak ditangani, maka dapat menunggu
 tetapi harus ditangani terlebih dahulu.
 Sindrom : kumpulan dari gejala-gejala.
 Wellness : tingkat kesejahteraan.
STEP IV

Puskesmas kenali besar

Data Sekunder

Data Core : Data Inticore :


Masyarakat di kelurahan bagan pete
Jumlah KK ( Kartu Keluarga) 500 , dimana
pekerjaan nya heterogen dengan sebaran
jumlah laki - laki 350 jiwa dan wanita 150
Petani 100 KK, Nelayan 150 KK, PNS 150
jiwa. jumlah lansia 35 jiwa, dewasa 230
KK, Pedagang 100 KK. di wilayah tersebut
jiwa, anak sekolah 160 jiwa, Remaja 75
terdapat 4 masjid dan 1 gereja tempat
jiwa. Data Pendidikan KK di kelurahan
ibadah. serta terdapat 1 Sekolah Dasar.
Bagan Pete di dapat , S2 50 KK, Sarjana
tempat wisata juga ada di wilayah tersebut
120 KK, SMU 230 KK, SMP 45 KK,
bernama wisata Air, ada 2 klinik kesehatan
Tamat SD 30 kk, Tidak Sekolah 25 KK. Di
1 puskesmas. Dari data sekunder di
kelurahan tersebut juga rata rata beragama
Puskesmas Kenali besar di dapat data
muslim dengan dengan data KK, Agama
penyakit Diabetes Melitus 70 Pasien,
Islam 425 KK, Agama Kristen 45 KK,
Hipertensi 90 Pasien, TBC 30 Pasien,
Budha 10 KK, Hindu 20 KK suku melayu
COvid - 19 ada 5 pasien, ISPA 40 Pasien,
350 KK, jawa 100 KK, bugis 10 KK,
Rematik 25 Pasien
Padang 40 KK.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori. Jakarta : Sagung Seto

Anderson, Elizabeth T, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik, edisi
3. Jakarta : EGC

Mubarak, dkk. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba
medika

Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba Medika :
Jakarta.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv
Sagung Seto : Jakarta.
Christensen, Paula J dan Janet W.Kenney. 2009. Proses Keperawatan: Aplikasi Model
Konseptual. Jakarta: EGC.

Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai