Pendahuluan
Telinga merupakan salah satu organ tubuh manusia yang penting, yang salah satu fungsi dari
telinga adalah untuk mendengar. Dengan mendengar, kita dapat melakukan komunikasi yang
baik. Dengan mendengar pula kita dapat menyerap informasi, kita dapat belajar, dan bahkan
dapat menghibur diri kita, misal dengan mendengarkan alunan musik kesayangan kita. Dari
situ dapat kita simpulkan betapa berharganya telinga yang memberi manfaat bagi kehidupan
kita.
Namun, bagaimana jika salah satu fungsi telinga, yaitu fungsi mendengar, terjadi gangguan.
Atau kita sebut dengan gangguan pendengaran atau biasa disebut sebagai tuli?
Belakangan ini telah banyak ditemui insiden gangguan pendengaran yang meningkat
kasusnya dari waktu ke waktu. Seolah membabi buta, gangguan pendengaran dapat
menyerang siapa saja, tanpa mengenal pria atau wanita, segala usia dari usia dini, kalangan
muda hingga orang tua. Telah banyak penelitian yang sudah dilakukan guna mencari tahu,
siapa saja yang cenderung mengalami keluhan pendengaran dan apa saja yang dapat memicu
keluhan ini. Beberapa peneliti juga mencari tahu, kiranya apa sajakah yang dapat membantu
kita untuk mencegah agar kita terhindar dari gangguan pendengaran ini.
Salah satu penyebab dari gangguan fungsi mendengar yang sering kita temui adalah karena
adanya paparan bising. Bahkan gangguan fungsi mendengar yang melibatkan saraf
pendengaran yang disebabkan oleh bising ini, adalah penyebab kedua tertinggi insidensinya
setelah gangguan fungsi mendengar yang disebabkan karena proses degeneratif atau usia tua.
Jangan anggap sepele gangguan pendengaran akibat bising ini, karena secara cepat atau
lambat akan membuat kita menderita gangguan pendengaran atau tuli, yang dapat bersifat
sementara ataupun bisa menetap atau permanen.
Jadi, mari kita bahas tentang gangguan pendengaran yang disebabkan karena bising ini, atau
dalam dunia kedokteran biasa kita sebut dengan Noice Induced Hearing Loss (NIHL),
terutama yang disebabkan oleh bising yang secara tidak sengaja kita ciptakan sendiri karena
hobi kita.
Mengalami kesulitan mendengarakan perkataan orang lain secara jelas, seperti ketika
berdiskusi dengan banyak orang atau dalam keramaian.
Kesulitan mendengarkan konsonan.
Menonton televisi atau mendengarkan musik dengan volume suara yang keras.
Tidak menoleh ke arah sumber suara ketika dipanggi, terutama pada bayi di bawah 4
bulan.
Tidak dapat berkata satu kata pun saat berusia satu tahun.
Memperhatikan orang lain untuk meniru sesuatu yang diperintahkan, karena ia tidak
mendengar sesuatu yang diinstruksikan.
Jika anda merasa mengalami gangguan pendengaran, dengan ciri-ciri telinga berdenging
ataupun merasa pedengaran berkurang karena terjadi kesulitan dalam berkomunikasi, hal
yang pertama dan harus anda lakukan adalah melakukan pemeriksaan medis oleh
otolaryngologist (dokter spesialis penyakit telinga, hidung, tenggorokan, kepala, dan leher)
dan tes pendengaran oleh audiologist (ahli kesehatan profesional yang terlatih untuk
mengukur dan membantu orang mengatasi kehilangan pendengaran).
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa apakah seseorang mengidap gangguan
pendengaran atau tidak, adalah dengan dilakukan pemeriksaan Audiometri. Dengan alat ini
akan dapat disimpulkan jenis tuli yang diderita, dan seberapa berat gangguan pendengaran
yang diderita.
Dari pemeriksaan akan disimpulkan apakah anda mengalami gangguan pendengaran, dan
seberapa berat gangguan pendengaran yang anda alami. Maka akan dapat ditentukan terapi
selanjutnya yang dapat mengatasi keluhan anda.
Bagaimana Hasil Yang Didapatkan Jika Seseorang Mengalami Gangguan
Pendengaran?
Berdasarkan hasil Audiometri yang dilakukan, akan dapat disimpulkan apakah anda
mengalami gangguan pendengaran, dan seberapa berat keluhan anda tersebut. Secara normal,
manusia akan dapat mendengar suara yang berasa dikisaran <25 dB, yang kemudian akan kita
sebut dengan normal hearing. Jika seseorang mendapat hasil nilai Audiometri lebih dari 25
dB, maka dapat dikatakan dia menderuta gangguan pendengaran.
Normal 0 – 25 dB, Tuli Ringan 26 – 40 dB, Tuli Sedang 41 – 60 dB, Tuli Berat 61 – 89 dB,
dan Tuli Sangat Berat > 90dB.
NIHL adalah jenis gangguan pendengaran yang dapat dicegah, yaitu dengan cara:
1. Kita harus mengetahui sumber suara keras yang dapat sebabkan gangguan
pendengaran (85 dBA ke atas) dan hindarilah suara tersebut.
2. Gunakan penutup telinga, seperti ear plug atau perangkat pelindung lainnya, saat
terlibat dalam aktivitas yang keras (penutup telinga khusus, penutup telinga ini
tersedia di toko perangkat keras dan barang olahraga), saat melakukan aktivitas yang
melibatkan suara yang keras.
3. Bila anda tidak dapat mengurangi volume suara bising atau melindungi diri dari
kebisingan tersebut, sebaiknya menjauhlah dari sumber suara tersebut.
4. Segera lakukan tes pendengaran bila anda merasa mengalami gangguan pendengaran.
Kesimpulan
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh bising atau NIHL ini apabila dibiarkan karena
kurang pengetahuan dan kesadaran masyarakat, akan memberi harapan yang buruk terhadap
fungsi mendengar telinga kita, yang merupakan salah satu fungsi vital dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, hendaknya mencegah terjadinya NIHL sangat diupayakan.
Jadi, sayangilah telinga anda sebelum terlambat, dan pastikan untuk selalu berhati-hati dalam
beraktivitas, agar manfaat yang kita peroleh.
Salam sehat.