Anda di halaman 1dari 7

BENARKAH MENDENGARKAN MUSIK YANG TERASA

MENYENANGKAN DAPAT MEMBUAT TULI?


Oleh : dr. Novi Primadewi, Sp. T.H.T.K.L. (K), M.Kes.

Pendahuluan
Telinga merupakan salah satu organ tubuh manusia yang penting, yang salah satu fungsi dari
telinga adalah untuk mendengar. Dengan mendengar, kita dapat melakukan komunikasi yang
baik. Dengan mendengar pula kita dapat menyerap informasi, kita dapat belajar, dan bahkan
dapat menghibur diri kita, misal dengan mendengarkan alunan musik kesayangan kita. Dari
situ dapat kita simpulkan betapa berharganya telinga yang memberi manfaat bagi kehidupan
kita.
Namun, bagaimana jika salah satu fungsi telinga, yaitu fungsi mendengar, terjadi gangguan.
Atau kita sebut dengan gangguan pendengaran atau biasa disebut sebagai tuli?
Belakangan ini telah banyak ditemui insiden gangguan pendengaran yang meningkat
kasusnya dari waktu ke waktu. Seolah membabi buta, gangguan pendengaran dapat
menyerang siapa saja, tanpa mengenal pria atau wanita, segala usia dari usia dini, kalangan
muda hingga orang tua. Telah banyak penelitian yang sudah dilakukan guna mencari tahu,
siapa saja yang cenderung mengalami keluhan pendengaran dan apa saja yang dapat memicu
keluhan ini. Beberapa peneliti juga mencari tahu, kiranya apa sajakah yang dapat membantu
kita untuk mencegah agar kita terhindar dari gangguan pendengaran ini.
Salah satu penyebab dari gangguan fungsi mendengar yang sering kita temui adalah karena
adanya paparan bising. Bahkan gangguan fungsi mendengar yang melibatkan saraf
pendengaran yang disebabkan oleh bising ini, adalah penyebab kedua tertinggi insidensinya
setelah gangguan fungsi mendengar yang disebabkan karena proses degeneratif atau usia tua.
Jangan anggap sepele gangguan pendengaran akibat bising ini, karena secara cepat atau
lambat akan membuat kita menderita gangguan pendengaran atau tuli, yang dapat bersifat
sementara ataupun bisa menetap atau permanen.
Jadi, mari kita bahas tentang gangguan pendengaran yang disebabkan karena bising ini, atau
dalam dunia kedokteran biasa kita sebut dengan Noice Induced Hearing Loss (NIHL),
terutama yang disebabkan oleh bising yang secara tidak sengaja kita ciptakan sendiri karena
hobi kita.

Apakah itu NIHL?


Noice Induced Hearing Loss (NIHL) adalah suatu keadaan gangguan pendengaran atau tuli
yang disebabkan karena bising. Keadaan ini disebabkan karena paparan suara bising yang
merusak struktur sensitive pada telinga dalam kita. Kondisi ini dipengaruhi oleh cara kita
dalam menikmati musik, baik berdasarkan keras atau tidaknya paparan suara, maupun berapa
lama kita terpapar suara bising tersebut.

Apakah Itu Bising?


Berdasarkan definisi, yang dimaksud dari bising yaitu, merupakan bunyi yang tidak
dikehendaki atau tidak disenangi yang merupakan aktivitas alam dan buatan manusia.
Kemajuan peradaban telah menggeser perkembangan industri ke arah penggunaan mesin-
mesin kendaraan bermotor, mesin- mesin pabrik, alat-alat transportasi berat, dan lain
sebagainya. Namun, kenyataannya terkadang bising yang dimaksud tidak hanya sesuatu yang
tidak kita senangi, bahkan secara tidak sengaja, kita sendirilah yang menciptakan bising
untuk emnghibur diri kita. Bising juga dapat dijumpai pada lingkungan area bermain, konser
musik, studio musik dan bahkan saat kita mendengarkan musik dengan menggunakan
headphone.

Bising Yang Bagaimana Yang Dapat Menyebabkan Gangguan Pendengaran?


Sebelumnya kita harus mengerti pajanan yang bagaimana yang dapat menyebabkan gangguan
pendengaran kita. Dan seberapa lama kita terpapar akan mempengaruhi berat ringannya
keluhan gangguan pedengaran yang akan dialami.

Batas suara yang mengganggu


adalah > 80 dB. Paparan bising
yang berlangsung secara terus
menerus dalam jangka waktu
tertentu dapat menyebabkan
ketulian (tuli saraf). Berdasarkan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor
PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011,
batas pajanan yang diperkenankan
adalah 85 desibel (dB) selama 8
jam/hari, 88 dB selama 4 jam, 91
dB selama 2 jam, 100 dB selama 15
menit, 115 db selama 28,12 detik.
Semakin tinggi bising semakin
pendek waktu yang diperkenankan.
Paparan bising pada fase akut
dengan intensitas paparan ≥ 140
dB, menyebabkan trauma akustik
segera dan seketika terjadi kurang
pendengaran.
Dari gambar disamping dapat kita
lihat, berapa kuat pajanan bising
yang kita terima, tergantung dari
sumber bising tersebut. Dan
berdasarkan kekuatan suara yang
dihasilkan, menetukan batas waktu
Apa Sajakah Contoh Kegiatan Menyenangkan Yang Ternyata Dapat Memicu NIHL?
Tidak ada yang salah dengan hobi mendengarkan musik. Tidak dipungkiri juga bila suatu
toko atau arena permainan memutar musik keras-keras akan membuat konsumen tertarik
untuk dating. Namun ada yang perlu kita perhatikan dalam kita mendengarkan musik. Jangan
sampai hobi dan kesenangan kita akhirnya berdampak buruk bagi pendengaran kita.
Bising Di Arena Bermain
Sebelumnya pernah dilakukan penelitian yang membahas tentang dampak suara bising yang
dihasilkan oleh musik pada arena bermain yang ada di area pembelanjaan atau mall.
Penelitian tersebut mengambil subyek yaitu pegawai arena permainan tersebut. Dari hasil
penelitian dengan menggunakan alat audiometri didapatkan lima pekerja tidak mengalami
gangguan pendengaran (25%) dan 15 orang pekerja mengalami gangguan pendengaran (75%)
dengan berbagai tingkat ketulian, dimana didapatkan hasil berupa peningkatan ambang
pendengaran diatas 25 dB. Tingkat ketulian ditentukan dengan menggunakan kriteria ISO
(International Standard Organitation) yang normalnya adalah 0 - 25 dB.
Penggunaan Headphone Saat mendengarkan Musik
Alangkah menyenangkan mendengarkan musik dengan mengunakan headphone, selain kita
dapat menikmati musik kita dengan jenis musik dan volume yang kita inginkan, terkadang
menggunakan headphone bertujuan untuk meredam suara bising yang tidak ingin kita
dengarkan.
Lalu apa yang salah?
Telah dilakukan penelitian tentang dampak penggunaan headphone terhadap kualitas
pendengaran. Sebanyak 890 orang siswa dan siswi telah menjadi subyek penelitian ini, dan
sebanyak 60,2% telah mengalami gangguan pendengaran. Dan dari siswa dan siswi yang
mengalami gangguan pendengaran tersebut, sebanyak 86,4% memiliki kebiasaan penggunaan
headphone saat mendengarkan musik. Dan mereka yang menggunakan headphone selama
bertahun-tahun memiliki gangguan pendengaran yang lebih berat.
Tidak hanya cukup disini, ternyata telah dilakukan penelitian juga yang membahas tentang
jenis headphone yang dikaitkan dengan dampak buruk penggunaannya terhadap telinga
sebagai fungsi mendengar. Dan dari penelitian tersebut, ternyata jenis headphone in-ear,
terbukti memiliki dampak yang terbesar dalam kejadian NIHL pada penggunanya
dibandingkan dengan jenis headphone yang lain.
Menikmati Konser Musik Secara Langsung Tentu Lebih Seru
Pernyataan di atas tentu banyak dilontarkan oleh penikmat musik konser, apalagi dengan
datatng ke konser musik secraa langsung, selain mereka dapat melihat secara langsung
idolanya yang sedang menghibur, suasana konser yang seru memang suatu hal yang membuat
kita ketagihan. Bisa dibayangkan dengan lampu yang memukau, dan dentuman musik keras
yang begitu mengasyikkan, membuat kita tenggelam dalam suasana konser.
Apakah ini akan berdampak bagi telinga kita?
Jawabannya adalah iya. Karena telah dilakukan penelitian sebelumnya, bahwa penikmat
musik konser, sebagian besar akan mengalami gangguan pendengaran yang dirasakan bahkan
sesaat setelahnya. Di penelitian ini dibandingkan antara penikmat konser musik yang
menggunakan penyumbat telinga dan tanpa penyumbat telinga, dengan kekerasan musik rata-
rata 100 dB. Para peserta sebagai obyek penelitian mengikuti konser selama ±4,5 jam. Dan
hasilnya, ternyata sebanyak 42% kelompok tanpa penyumbat telinga terjadi gangguan
pendengaran segera setelah konser selesai, dan jauh lebih sedikit yaitu 8% dari kelompok
pengguna penyumbat telinga yang mengalami gangguan pendengaran.
Lalu, Bagaimana Dengan Pemain Musik?
Profesi sebagai musisi sangat erat dengan paparan bising yang didapat dari musik yang
dimainkannya. Sebanyak 21 orang musisi wanita dan 104 orang musisi pria yang telah
menggeluti profesi mereka selama minimal 5 tahun memberi kita gambaran seberapa banyak
profesi sebagai musisi ini telah berpengaruh terhadap kejadian NIHL. Menurt hasil
Audiometri yang telah dilakukan pada musisi tersebut didapatkan hasil 42,4% musisi
mengalami gangguan pendengaran pada salah satu telinga mereka dan sebanyak 19,2%
musisi mengalami gangguan pendengaran pada kedua telinga mereka. Dan dari 125 musisi
tersebut, hanya kurang dari 2% yang menggunakan penyumbat telinga sebagai proteksi.

Bagaimana Kita Mengenali Gejala Dari Gangguan Pendengaran?


Gangguan pendengaran yang terjadi pada masing-masing individu sangatlah bervariasi.
Masing-masing individu akan mengemukakan keluhan yang beragam. Beberapa awalnya
akan mengatakan adanya suara berdenging yang dirasakan, atau biasa kita sebut dengan
tinnitus. Namun perlu kita ketahui gejala awal yang dapat menjadi pertanda, bahwa fungsi
mendengar kita dalam kondisi yang tidak baik, bahkan jika dibiarkan dapat menjadi tuli
permanen. Berikut gejala yang sering ditemui namun kita tidak sadari.

Gejala Gangguan Pendengaran

 Meminta orang lain untuk mengulang perkataannya.

 Selalu kelelahan atau stres, karena harus berkonsentrasi saat mendengarkan.

 Menarik diri dari pembicaraan.

 Kesulitan mendengar dering telepon atau bel pintu.

 Menghindari beberapa situasi sosial.

 Mengalami kesulitan mendengarakan perkataan orang lain secara jelas, seperti ketika
berdiskusi dengan banyak orang atau dalam keramaian.
 Kesulitan mendengarkan konsonan.

 Menonton televisi atau mendengarkan musik dengan volume suara yang keras.

 Kesulitan menentukan arah sumber suara.

Gejala-gejala gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak adalah:

 Tidak kaget saat mendengar suara nyaring.

 Tidak menoleh ke arah sumber suara ketika dipanggi, terutama pada bayi di bawah 4
bulan.

 Tidak dapat berkata satu kata pun saat berusia satu tahun.

 Menyadari kehadiran seseorang ketika ia melihatnya, tetapi acuh saat dipanggil


namanya.

 Lambat saat belajar bicara atau tidak jelas ketika berbicara.

 Menjawab tidak sesuai dengan pertanyaannya.

 Memperhatikan orang lain untuk meniru sesuatu yang diperintahkan, karena ia tidak
mendengar sesuatu yang diinstruksikan.

Pemeriksaan Apakah Yang Dapat Dilakukan Untuk Mendeteksi Adanya Gangguan


Pendengaran?

Jika anda merasa mengalami gangguan pendengaran, dengan ciri-ciri telinga berdenging
ataupun merasa pedengaran berkurang karena terjadi kesulitan dalam berkomunikasi, hal
yang pertama dan harus anda lakukan adalah melakukan pemeriksaan medis oleh
otolaryngologist (dokter spesialis penyakit telinga, hidung, tenggorokan, kepala, dan leher)
dan tes pendengaran oleh audiologist (ahli kesehatan profesional yang terlatih untuk
mengukur dan membantu orang mengatasi kehilangan pendengaran).
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksa apakah seseorang mengidap gangguan
pendengaran atau tidak, adalah dengan dilakukan pemeriksaan Audiometri. Dengan alat ini
akan dapat disimpulkan jenis tuli yang diderita, dan seberapa berat gangguan pendengaran
yang diderita.
Dari pemeriksaan akan disimpulkan apakah anda mengalami gangguan pendengaran, dan
seberapa berat gangguan pendengaran yang anda alami. Maka akan dapat ditentukan terapi
selanjutnya yang dapat mengatasi keluhan anda.
Bagaimana Hasil Yang Didapatkan Jika Seseorang Mengalami Gangguan
Pendengaran?

Berdasarkan hasil Audiometri yang dilakukan, akan dapat disimpulkan apakah anda
mengalami gangguan pendengaran, dan seberapa berat keluhan anda tersebut. Secara normal,
manusia akan dapat mendengar suara yang berasa dikisaran <25 dB, yang kemudian akan kita
sebut dengan normal hearing. Jika seseorang mendapat hasil nilai Audiometri lebih dari 25
dB, maka dapat dikatakan dia menderuta gangguan pendengaran.

Berikut derajat ketulian berdasarkan hasil Audiometri:

Normal 0 – 25 dB, Tuli Ringan 26 – 40 dB, Tuli Sedang 41 – 60 dB, Tuli Berat 61 – 89 dB,
dan Tuli Sangat Berat > 90dB.

Lalu Bagaimana Agar Kita Terhindar Dari Gangguan Pendengaran?

NIHL adalah jenis gangguan pendengaran yang dapat dicegah, yaitu dengan cara:
1. Kita harus mengetahui sumber suara keras yang dapat sebabkan gangguan
pendengaran (85 dBA ke atas) dan hindarilah suara tersebut.
2. Gunakan penutup telinga, seperti ear plug atau perangkat pelindung lainnya, saat
terlibat dalam aktivitas yang keras (penutup telinga khusus, penutup telinga ini
tersedia di toko perangkat keras dan barang olahraga), saat melakukan aktivitas yang
melibatkan suara yang keras.
3. Bila anda tidak dapat mengurangi volume suara bising atau melindungi diri dari
kebisingan tersebut, sebaiknya menjauhlah dari sumber suara tersebut.
4. Segera lakukan tes pendengaran bila anda merasa mengalami gangguan pendengaran.

Bagaimana Jika Seseorang Sudah Terlanjur Mengalami Gangguan Pendengaran


Akibat Bising?
Bila gangguan pendengaran akibat bising ini mengganggu komunikasi dapat dicoba dengan
pemasangan alat bantu dengar (hearing aid). Jika dengan hearing aid masih sulit untuk
berkomunikasi maka diperlukan psikoterapi agar dapat menerima keadaanya. Latihan
pendengaran (auditory training) bertujuan agar penderita dapat menggunakan sisa
pendengarannya dengan alat bantu dengar, secara efisien dapat dibantu dengan membaca
gerakan ucapan bibir (lip reading), mimik dan gerakan anggota badan serta bahasa isyarat
untuk dapat berkomunikasi. Bila penderita mendengar suaranya sendiri sangat lemah, maka
dapat dilakukan rehabilitasi suara agar dapat mengendalikan volume, tinggi rendah dan irama
percakapan. Pada penderita yang telah mengalami tuli total bilateral dapat dipertimbangkan
pemasangan implan koklea.

Kesimpulan
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh bising atau NIHL ini apabila dibiarkan karena
kurang pengetahuan dan kesadaran masyarakat, akan memberi harapan yang buruk terhadap
fungsi mendengar telinga kita, yang merupakan salah satu fungsi vital dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, hendaknya mencegah terjadinya NIHL sangat diupayakan.
Jadi, sayangilah telinga anda sebelum terlambat, dan pastikan untuk selalu berhati-hati dalam
beraktivitas, agar manfaat yang kita peroleh.
Salam sehat.

Anda mungkin juga menyukai