STUNTING
DOSEN PEMBIMBING:
Dr.Fitriah.,S.Kep.,MPd.,Mkep
DI SUSUN OLEH :
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendekatan Preventif Untuk Menanggulangi Stunting Di Masa Pandemi............3
B. Pendekatan Kuratif Untuk Menanggulangi Stunting Di Masa Pandemi...............5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
tentang cara pemberian makanan pada anak serta adanya kebiasaan yang
merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab
utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada anak usia di
bawah 2 tahun. Maka dari itu, diperlukan upaya-upaya untuk menanggulangi
permasalahan stunting ini, baik upaya preventif maupun kuratif
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Memberikan ASI Eksklusif Sampai Bayi Berusia 6 Bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman,
menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada
anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu
disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan
kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada
susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi
yang terbilang rentan.
5. Memberikan MPASI sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa
memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan
makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang
sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun
merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan.
6. Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka,
terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke
Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah
bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan
penanganannya.Jangan lupa berikan anak imunisasi sebagai upaya
perlindungan terhadap berbagai penyakit infeksi, terutama imunisasi dasar
sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
7. Selalu Menjaga Kebersihan Lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan
penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula
yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang
dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga
yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu
pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh
manusia.
4
8. Mencuci Tangan Menggunakan Sabun
Mencuci tangan menggunakan sabun setelah nmelakukan BAK
( Buang Air Kecil), BAB (Buang Air Besar) dan sebelum makan, dapat
menurunkan resiko balita terkena stunting sebanyak 14% dan jika mencuci
tangan menggunakan sabun sebelum makan, anak menurunkan resiko
stunting 15%
5
5. Melakukan Pemantauan Pertumbuhan Dan Perkembangan
6. Memberikan Tablet Fe Pada Bumil Dan Remaja
Dalam sesi Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan di Dinas
Kesehatan Kabupaten, seorang informan (dengan jabatan pada bagian
kesehatan keluarga dan gizi) mengatakan bahwa salah satu faktor
penyebab stunting adalah ibu hamil yang mengalami anemia. Semua
peserta FGD sepakat dengan pernyataan tersebut. Oleh karena itu,
pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil dinilai efektif dalam
pencegahan stunting. Tablet tambah darah dikonsumsi
minimal 90 tablet selama hamil. Namun demikian, Informan LL
memberikan informasi bahwa secara distribusi, tablet tambah darah sudah
tersalurkan dengan baik kepada sasaran, namun perihal pemanfaatannya,
belum terukur sebab tidak ada pengawasan ataupun pemantauan mengenai
diminum atau tidaknya tablet tambah darah yang telah diberikan kepada
objek sasaran.
7. Memberikan Suplemen Kalsium
8. Memberikan Suplemen Zinc Untuk Diare
Bayi yang mengalami diare beresiko mengalami gangguan tumbuh
kembang apabila sakit yang dialami berlangsung dalam waktu yang cukup
lama dan berulang. Oleh karena itu, pemberian zinc sebagai obat diare
dinilai cukup efektif dan kontributif dalam menurunkan resiko kejadian
stunting.
9. Memberikan Stimulasi Berupa Kegiatan Bermain Untuk Merangsang
Motorik Kasar, Motorik Halus, Kemampuan Anak Bersosialisasi Dan
Kemandirian
10. Komitmen Dan Visi Pimpinan Tetinggi Negara
11. Kampanye Nasional Berfokus Pada Pemahaman,Perubahan
Perilaku,Komitmen Politik Dan Akuntabilitas
12. Konvergensi,Koordinasi,Dan Konsolidasi Program Nasional,Daerah Dan
Msyarakat
13. Mendorong Kebijakan “Nutritional Food Securyty”
14. Pemantauan Dan Evaluasi
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemerintah perlu melakukan upaya perencanaan, pencegahan,
promosi dan intervensi khususnya dalam penanggulangan stunting, seperti
pendampingan ibu hamil dengan tinggi badan yang rendah dan kehamilan
usia remaja sebagai kelompok risiko tinggi dan pencegahan serta
penatalaksaan pada bayi lahir dengan BBLR untuk mencegah stunting.
Perhatian khusus pada ibu pendidikan rendah melalui peningkatan
pengetahuan dengan mengoptimalkan kelas ibu hamil, pemantauan
kesehatan pada ibu hamil dengan paritas grandemultipara. Meningkatkan
akses pelayanan kesehatan pada balita tinggal dipedesaan sehingga balita
mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan ibu hamil mendapatkan dan
mengkonsumsi tablet Fe dengan jumlah yang cukup.
B. Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Welasih BD, Wirjatmadi B. Beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi
balita stunting. The Indonesian Journal of Public Health 2012;8(3):99-104.
Nasikhah R, Margawati A. Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24-36
bulan di kecamatan semarang timur. Journal of Nutrition College 2012;1(1):176-
184.
https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/download/6251/3867