OLEH :
ROLAN
R1C118048
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena atas berkah dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Aplikasi
Geomorfologi Untuk Aplikasi Geologi Lingkungan”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Untuk itu kami ucapkan banyak
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
DAFTAR FUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.bencana alam
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makala ini yaitu :
1.3. Tujuan
1.Untuk mengetahui Apa itu peta topografi dan peta rupa bumi
4.Untuk mengetahui Bagaimana manfaat peta dan penginderaan jauh dalam ilmu geologi
PEMBAHASAN
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian unsur
permukaan bumi digambar dalam sekala tertentu dan system proyeksi tertentu.Peta sering
kali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari objek-objek alamiah maupun objek buatan
manusia,baik ukuran maupun hubungan objek satu dengan objek lainnya.
Berasal dari bahasa yunani,topos yang berarti tempat dan grafhi yang berarti
menggambar.Berdasarkan kata diatas,peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan
bumi yang berketinggian sama dari ketinggian permukaan laut menjadi garis-garis
kontur,dengan satu garis kontur mewkili satu titik ketinggian.Peta topografi mengacu pada
semua cirri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi ,apakah alamiah atau buatan,yang
dapat ditentukan pada posisi tertentu.Oleh sebab itu dua unsur utama topografi adalah ukuran
relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang
datar).Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut
kemiringan,elevasi,daerah aliran sungai,vegetasi secara umum dan pola urbanisasi.Peta
topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin cirri-ciri permukaan suatu kawasan
tertentu dalam batas-batas sakala.
2.Bagian-bagian peta
a.Judul
Judul pada peta menunjukkan wilayah, daerah, negara mana yang terdapat dalam gambar
tersebut, ditulis harus jelas dan sesuai antara judul serta gambaran wilayahnya.
b.Skala
Skala berbentuk angka atau pecahan yang ditulis mendatar, misalnya 1:1.000.000
menunjukkan 1 cm di peta sama dengan 1.000.000 cm di lapangan. Artinya, jarak antara dua
titik pada peta sama dengan satu per sejuta dari jarak kenampakan di lapangan. Makin besar
angka pembagi atau penyebut pecahan itu, berarti makin kecil skala peta.
c.Arah mata angin / orientasi
Arah yang ditunjukkan dengan gambar panah lazimnya arah utara yang digambarkan dengan
panah ditambah huruf (U) di ujungnya. Yang lazim pula arah utara adalah arah atas di peta.
Ada juga peta yang arah utaranya tidak tepat di atas.
Pada legenda terdapat keterangan mengenai bagian-bagian yang dilukiskan pada peta.
Macam-macam warna menunjukkan kedalaman laut dan ketinggian darat dari permukaan
laut. Macam-macam garis digunakan untuk membedakan jalan raya, jalan kereta api, dan
batas wilayah (negara, provinsi, kabupaten, dan sebagainya). Simbol-simbol digunakan untuk
menunjukkan ibukota, kota besar, kampung, gunung, daerah hutan, permukiman, pesawahan,
dan sebagainya. Legenda dibuat sesuai dengan keperluan.
Garis lintang pada peta dimulai dari garis khatulistiwa yang diberi tanda 0°. Garis
khatulistiwa memisahkan belahan bumi utara dengan belahan bumi selatan. Garis-garis
lintang yang lain sejajar dengan khatulistiwa. Oleh karena itu, garis itu dinamakan juga garis
paralel (sejajar). Garis lintang di belahan utara dinamakan Lintang Utara (LU), dari 1° LU -
90° LU (kutub utara = KU).Di belahan selatan dinamakan Lintang Selatan (LS), dari 1 0 LS -
900 LS (kutub selatan = KS). Garis bujur (meridian) pada peta berbentuk garis lurus atau
lengkung dari utara ke selatan. Garis bujur yang melalui Kota Greenwich dekat London
ditetapkan sebagai garis bujur 0°. Di sebelah timur garis 0° adalah Bujur Timur dan di
sebelah baratnya adalah Bujur Barat, kedua garis bujur itu sampai 180°.
2.2.Peta Geologi
Peta merupakan gambaran kecil dari permukaan bumi. Sedikit banyak jika dibandingkan
dengan peta pada umumnya, peta geologi merupakan gambaran mengenai informasi
mengenai sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur, tektonika dan lain sebagainya
yang behubungan dengan sumber daya. Peta geologi ialah salah satu dari bentuk data dan
informasi geologi dari suatu wilayah atau daerah dengan tingkat kualitas yang berdasarkan
skala.
Peta geologi biasanya ditampilkan berupa gambar dengan warna, simbol dan beberapa corak
atau gabungan dari ketiganya. Untuk menggambarkan kondisi geologi tersebut harus
menggunakan beberapa aturan teknis seperti batas – batas satuan batuan ataupun struktur
yang berupa garis dan juga penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh batuan beku.
Untuk perbedaan jenis yang terdapat pada batuan, diberikan tanda atau warna. Sedangkan
untuk batuan sedimen tergantung dari hasil jurus (stike) dan kemiringan (dip).
Peta geologi identik dengan peta topografi, namun peta geologi memiliki beberapa simbol
yang lebih banyak jumlahnya. Peta geologi terbagi menjadi beberapa macam antara lain:
Peta geologi ini merupakan peta yang memberikan informasi – informasi geologi secara
langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta geologi permukaan bervariasi yaitu antara
1 : 50.000 hingga lebih dari skala tersebut. Peta ini bermanfaat untuk menentukan lokasi
bahan bangunan, drainase, pencarian sumber air dan juga pembuatan jalan.
Merupakan peta yang umumnya berskala besar dan juga mencantumkan lokasi ditemukannya
batuan padat. Peta ini memberi informasi yang berasal dari pemboran serta sifat batuan dan
kondisi strukturalnya. Peta singkapan berguna untuk menentukan lokasi ditemukannya
batuan tertentu.
4.Peta Struktur
Peta yang memilik garis – garis kedalaman yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah
lapisan yang terletak di bawah permukaan.
5.Peta Isopach
Peta yang menggambarkan garis – garis yang menghubungkan titik – titik sebuah formasi
ataupun lapisan dengan ketebalan yang sama. Pada peta ini tidak ditemukan konfigurasi
struktural.
6.Peta Fotogeologi
Peta yang dibuat berdasarkan pada interpretasi dari foto udara. Peta ini harus diberdasarkan
keadaan yang sebenarnya di lapangan.
7.Peta Hidrogeologi
Peta yang menunjukkan kondisi air tanah yang terdapat pada daerah yang dipetakan. Peta ini
dapat diketahui juga lapisan kedap air dan tidak kedap air.
Sebuah peta akan terlihat lebih informatif jika di dalamnya memuat berbagai macam
kelengkapan berupa komponen. Setidaknya ada sekitar 7 komponen yang harus dimiliki
sebuah peta terutama peta geologi, komponen tersebut yaitu:
1.Judul Peta
Judul peta ini menggambarkan informasi yang terdapat di sebuah peta. Biasanya judul peta
terletak di samping atau bawah jika mengikuti standar Badan Informasi Geospasial. Judul
peta ditulis menggunakan huruf kapital.
2.Legenda
Legenda pada peta berupa kolom yang berisi keterangan mengenai simbol – simbol yang
terdapat pada peta. Legenda menjadi bagian yang penting, sebab pembaca dapat mengetahui
objek yang terdapat pada peta.
3.Skala
Perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak yang terdapat pada peta. Skala dibagi menjadi 2
yaitu skala garis dan skala nominal.
4.Garis Astronomis
Yaitu garis khayal yang terdiri atas bujur dan lintang. Garis bujur digunakan untuk
menentukan zona waktu, sedangkan garis lintang digunakan untuk melihat penyebaran iklim.
5.Garis Kontur
Garis yang menunjukan suatu ketinggian yang sama di dalam peta. Garis kontur biasa
ditemukan pada peta geologi dan juga peta topografi.
6.Tahun Pembuatan
Merupakan tahun terakhir peta dibuat. Sebuah peta paling sedikit diperbaharui setidaknya 5
tahun sekali.
7.Deklinasi
Garis keterangan yang memberikan penunjuk arah utara peta dengan utara magnetik. Untuk
sudut deklinasi akan direvisi 5 tahun sekali. Arah utara bumi selalu berada di kutub utara
pada peta, sedangkan sumbu magnet bumi berada di dekat Greenland. Dan sumbu magnet
bumi selalu bergeser sekitar 0,02 detik ke arah barat atau timur, hal ini disebabkan oleh
pengaruh rotasi bumi.
Simbol yang terdapat pada peta geologi merupakan tanda yang digunakan untuk
menggambarkan hal yang ada pada peta geologi. Biasanya berupa singkatan huruf, warna,
simbol dan corak atau gabungan dari ketiganya.
1.Singkatan Huruf
Untuk menunjukan satuan kronostratigrafi yang terdapat pada peta geologi, dapat ditunjukan
menggunakan singkatan huruf. Berikut ini adalah acuan atau dokumen mengenai satuan
kronostratigrafi yang dibuat oleh Elsevier pada tahun 1989 atau revisinya:
Huruf pertama (huruf besar) menyatakan zaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk
Trias dan T untuk Tersier.
Huruf kedua (huruf kecil) menyatakan seri, misalnya Tm yang artinya kala Miosen
dalam zaman Tersier.
Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan nama formasi atau satuan litologi, misalnya
Tmc yang berarti Formasi Cipluk berumur Miosen.
Huruf keempat (huruf kecil) menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih
rendah (anggota), contohnya Tmcl yang berarti anggota batu gamping Formasi
Cipluk yang berumur Miosen.
Huruf kelima digunakan atau dipakai hanya untuk batuan yang memiliki kisaran
umur yang panjang, misalnya Tpokc yang artinya Anggota Cawang Formasi Kikim
berumur Paleosen – Oligosen.
Huruf pT (p kecil sebelum T besar) digunakan untuk singkatan umur batuan sebelum
Tersier yang tidak diketahui umur pastinya.
Untuk batuan yang memiliki kisaran umur panjang, urutan singkatan umur
berdasarkan pada dominasi umur batuan, misalnya QT untuk batuan yang berumur
Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur Quarter; JK untuk batuan
yang berumur Jura hingga Kapur yang didominasi oleh batuan yang berumur Jura.
Batuan beku dan batuan malihan yang tidak terperinci susunan dan umurnya, cukup
dinyatakan dengan satu atau dua buah huruf, misalnya a untuk andesit, b untuk
basalt, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s untuk sekis.
Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang huruf
zaman, sebagai contoh Kg yang berarti berumur Kapur.
Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan huruf di
belakang lambang era, zaman atau sub – zaman: misalnya Pzm yang berarti batuan
malihan berumur Paleozoikum, Ks yang berarti sedimen berumur Kapur, Tmsv yang
berarti klastika gunung api berumur Miosen, Tpv yang berarti batuan gunung api
berumur Paleogen, Tn yang berarti batuan terobosan berumur Neogen. Dan satuan
bancuh dinyatakan dengan notasi m.
2.Tata Warna
Tata warna digunakan untuk membedakan satuan peta geologi dan dipilih berasaskan jenis
batuan, umur satuan dan satuan geokronologi.
Warna dasar yang dipakai yaitu kuning, magenta (merah) dan sian (biru) serta
gabunganya. Untuk setiap warna dinyatakan dengan menggunakan sandi 0, 1, 3, 5, 7
dan x, yang merupakan sandi ferajat kekuatan warna atau prosentase penyaringan
pada proses kartografi.
Warna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan endapan
permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan jenis dan umur. Untuk
membedakannya, beberapa satuan seumur dapat digunakan corak.
Batuan malihan dapat dibedakan berdasarkan (1) derajat dan fasies serta (2) umur
nisbi batuan pra malihan dan litologi. Tata warna batuan malihan sama dengan
batuan sedimen atau menggunakan bakuan warna khusus.
Warna batuan beku menyatakan susunan kimianya: asam, menengah, basa, dan
ultrabasa. Untuk dapat membedakannya dipilihlah warna yang berdekatan dan
singkatan huruf atau menurut kunci warna yang sudah dibakukan. Namun, bila
diperlukan dapat menggunakan corak dengan bakuan khusus.
Batuan gunung api yang berlapis dan diketahui umurnya, akan mengikuti tata warna
untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi untuk lahar, breksi gunung api dan tuf,
dinyatakan dengan corak. Beberapa satuan batuan gunung api yang terdapat pada
suatu lembar peta geologi dapat dibedakan berdasarkan susunan kimianya dengan
bakuan warna khusus.
Atas dasar pertimbangan keilmuan atau prospek ekonomi, terdapat beberapa hal yang
menonjol seperti batuan terubah, derajat pemalihan atau persifatan khusus lainnya.
Pada peta geologi dapat disajikan secara khusus, di luar yang telah diuraikan.
Informasi permukaan bumi yang diperoleh dari citra penginderaan jauh , antara lain
adalah :
Informasi bawah permukaan bumi yang diperoleh dari citra penginderaan jauh, antara
lain :
1. lokasi benda-benda yang terpendam atau terkubur seperti candi, bekas bangunan
kuno, mineral bijih
2. lokasi timbunan air bawah tanah dangkal (perched ground water) dan sungai bawah
tanah dangkal
Informasi geologi yang dapat diperoleh dari citra penginderaan jauh, yaitu:
1. pola topografi
2. lokasi sumberdaya geologi
5. pola erosi
6. persebaran banjir
8. lokasi bencana geologi potensial seperti gerakan massa, banjir, gempabumi, dan
gunungapi
Data penginderaan jauh yang diperoleh dari satelit adalah teknik yang baik dalam
pemetaan daerah bencana yang menggambarkan distribusi spasial pada suatu periode
tertentu. Banyak satelit dengan perbedaan sistem sekarang ini, dengan karakteristik resolusi
spasial, temporal, dan spektral tertentu. Data penginderaan jauh dapat direlasikan dengan data
lain, sehingga dapat juga digunakan untuk penyajian data bencana. Metode perolehan data
dapat dengan 2 cara, yaitu dengan interpretasi visual dan pengolahan citra digital seperti
teknik klasifikasi.
Managemen bencana memerlukan disiplin pengetahuan lain dan perlu integrasi. Melalui
integrasi data dan disiplin bidang tertentu akan memperkuat SIG. Contoh aplikasi hasil
integrasi tersebut antara lain :
Data fenomena bencana seperti: tanah longsor, banjir, gempabumi, dengan informasi
lokasi kejadian, frekuensi, dan besarnya
Data lingkungan di mana kejadian bencana terjadi : topografi, geologi, geomorfologi,
tanah, hidrologi, penggunaan lahan, vegetasi, dan sebagainya
1. Satelit dengan sensor optik, yang tidak dapat menembus awan dengan resolusi
rendah (AVHRR), menengah (LANDSAT, SPOT, IRS), dan resolusi spasial tinggi
(IKONOS)
2. Satelit dengan gelombang mikro, yang dapat menembus awan, dengan resolusi tinggi
seperti Synthetic Aperture Radar (SAR) (RADARSAT, ERS, JERS) dan sensor pasif
resolusi rendah (SSMI) .
Sedangkan satelit meteorologi yang sering digunakan untuk aplikasi kebencanaan antara
lain:
Dengan kemampuan merekam kejadian dan wilayah dengan tingkat kerincian dan
kemampuan tertentu serta periode ulang tertentu maka data penginderaan jauh dapat
digunakan dalam managemen bencana.
Berdasar beberapa kemampuan penginderaan jauh dan SIG di atas yang digunakan dalam
managemen bencana atau penanggulangan bencana, beberapa hal yang mendasar yang dapat
disimpulkan dari integrasi tersebut, adalah :
Integrasi Penginderaan Jauh dan SIG dapat digunakan dalam mengelola dan visualisasi
data
Integrasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dapat digunakan dalam
analisis dan modeling spasial
Mengetahui dengan baik lokasi yang merupakan daerah berbahaya melalui proses
analisis dan modeling.
BAB 3
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
1. ,peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari
ketinggian permukaan laut menjadi garis-garis kontur,dengan satu garis kontur mewkili satu
titik ketinggian.
2. . Peta geologi ialah salah satu dari bentuk data dan informasi geologi dari suatu wilayah
atau daerah dengan tingkat kualitas yang berdasarkan skala.
3. Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat
tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji (Lillesand and Kiefer,
1979).
4. Informasi permukaan bumi yang diperoleh dari citra penginderaan jauh, antara lain adalah
bentuk dan penggunaan lahan,perubahan penggunaan lahan kondisi geologi dan
geomorfologi dan lokasi kebakaran hutan.
5.Data penginderaan jauh yang diperoleh dari satelit adalah teknik yang baik dalam pemetaan
daerah bencana yang menggambarkan distribusi spasial pada suatu periode tertentu.
DAFTAR FUSTAKN