Anda di halaman 1dari 2

Menumbuhkan Sikap Bahasa yang Positif Terhadap Bahasa Indonesia

 Sumpah Pemuda yang dicetuskan oleh para pemuda di tahun 1928 telah
melahirkan sumpah suci yang memberikan landasan bagi kesadaran kita untuk
bersatu dalam bertanah air dan berbangsa dengan satu sikap sama dalam
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pernyataan yang terkandung
dalam sumpah ketiaga itu telah menempatkan bahasa Indonesia pada kedudukan
yang terhormat yaitu sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional berlatar rasa psikologis yang sama, maksudnya, bahasa nasional ini
terlahir dari perasaan sama-sama pernah terjajah, sama-sama penderitaannya,
sehingga menjadikan bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu bangsa, pada
waktu itu. Lalu kini? Semangat juang itu laksana padam. Kini bahasa Indonesia
hanya dilandaskan sebagai “alat komunikasi” bagi kebanyakan orang. Menyadari
hal tersebut, maka penting bagi kita, bagi pecinta bangsa ini, bagi seluruh rakyat
Indonesia, untuk bersikap positif terhadap bahasa Indonesia. Kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan tetap terhormat bila kita
mampu bersikap positif terhadap bahasa Indonesia. Bukan tak mungkin sikap
positif tersebut membawa serta negara ini menuju bangsa yang lebih bermartabat
karena negara yang bermartabat adalah negara yang warga masyarakatnya mampu
menjunjung tinggi bahasa persatuan.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia


mempunyai empat fungsi yaitu sebagai lambang kebanggaan nasional, sebagai
lambang identitas nasional, sebagai alat persatuan bangsa, dan sebagai alat
penghubung antarbudaya dan antardaerah. Fungsi pertama disebut sebagai fungsi
pelambang kebanggaan. Fungsi kedua dapat disebut sebagai pelambang identitas
nasional. Fungsi ketiga dapat disebut sebagai alat persatuan bangsa. Fungsi
keempat dapat disebut sebagai alat penghubung budaya dan daerah. Berdasarkan
pemahaman di atas, dapat dikatakan bahwa bahasa Indonesia memang memiliki
kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam pembentukan rasa nasionalisme
yakni semangat juang untuk lebih memajukan bangsa ini, melalui bahasa
Indonesia. Hal ini berarti di dalam bahasa Indonesia, terhembus nafas
kebanggaan, jati diri, persatuan, dan penghubung kemajemukan.

     Komponen perilaku berhubungan erat dengan kecenderungan berbuat atau


bereaksi dengan cara tertentu. Dalam hubungan itu, ada nilai moral yang muncul.
Perilaku positif terhadap bahasa Indonesia dalam hal ini adalah perilaku
bertanggung jawab dalam mempertahankan bahasa Indonesia agar menjadi bahasa
nasional yang seyogyanya memiliki empat kedudukan dan fungsi yang telah
dijabarkan sebelumnya. Perilaku bertanggung jawab ini berarti perilaku yang
mampu mempertahankan bahasa Indonesia tetap berkedudukan dan berfungsi
sebagaimana mestinya sebagai bahasa nasional.

 Berteguh pada hal yang telah dipaparkan di atas, pentingnya sikap positif
terhadap bahasa nasional kita, bahasa Indonesia, mudah-mudahan cukup
tergambarkan. Dengan penuh kesadaran, pahamilah bahwa bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional memiliki kedudukan dan fungsi yang menjadi pilar-pilar
penopang persatuan bangsa ini. Maka dari itu, merasa membanggai, merasa
mencintai, merasa memiliki, serta merasa harus bertanggung jawab dalam
mempertahankan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
agar berjalan sebagaimana mestinya merupakan sikap positif terhadap bahasa
nasional kita. Dengan kata lain, penumbuhan sikap positif terhadap bahasa
Indonesia merupakan salah satu upaya mewujudkan negara yang sejatinya
nasionalis dan negara yang bersatu dalam kemajemukan. Perlu ditekankan bahwa
sikap positif ini sama sekali bukanlah sikap merendahkan bahasa lain untuk
menumbuhkan jiwa nasionalisme tersebut pada diri Anda.

Anda mungkin juga menyukai