Anda di halaman 1dari 2

Hasil Kajian Isi Buku Kewirausahaan

Secara tujuan, buku ini disajikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tentang ilmu
pengetahuan kewirausahaan. Dilihat dari sturktur bahasa yang digunakan dalam isi bukunya,
apabila ini untuk orang-orang awam yang secara strata pendidikan rendah, maka bahasa yang
dipakai terlalu baku dan hanya dapat bisa di enskripsikan oleh kaum akademik. Dan secara
sistematika konseptual yang pakai cukup rumit untuk dipahami apabila pembaca tidak
memiliki dasar literasi yang cukup, perlu adanya penyederhanaan instrumen konseptis teori
agar lebih mudah dipahami secara umum.

Kemudian dalam pembahasan motif berprestasi dalam kewirausahaan, menurut


pembaca ada yang kurang pada pembahasannya mengenai tentang teori harapan (expected
theory). Pembaca memiliki asumsi, secara normatif teori harapan bisa menjadi motif dalam
mewujudkan pencapaian, akan tetapi fakta dilapangan menunjukkan, harapan yang dibangun
oleh si pelaku itu bisa saja menghancurkan semangat pada menghadapi realitas sosial yang
sangat cepat dalam dinamikanya dan penuh risiko dalam menghadapinya. Asumsi pembaca
dalam menumbuhkan harapan itu perlu ada rasionalitas yang terukur (mesureable).
Membicarakan kiat dan proses maka tentu ada langkah awal yang perlu ditempuh dan ada
langkah proses yang perlu dihadapi, apabila ekspetasi pelaku tidak tercapai maka perasaan
kecewa akan menurunkan volume semangat yang ada pada diri si pelaku.

Selanjutnya, dalam analisis hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, ada beberapa
skema yang menurut pembaca kontradiktif. Wirausaha adalah sebuah kegiatan usaha atau
suatu bisnis mandiri yang setiap sumberdaya dan kegiatannya dibebankan pada pelaku usaha
atau disebut wirausahawan. Pada analisis hierarki kebutuhan Abraham Maslow dipetakan
satu sisi dibentuk menjadi pekerja yang menggantung pada satu poros kapital, dan satu sisi
diuraikan untuk menjadi singgle fighter dalam menempuh proses usaha yang diinginkan
sebagai self actualization untuk mencapai kesuksesan yang dituju. Apabila dalam
pembahasan buku ini secara output menghasilkan spirit of enterpreneurship bukan menjadi
employer, maka secara pembahasan mengenai hierarki kebutuhan dan motif dari sir Abraham
Maslow sebagai pelopor madzhab ke 3 dalam bidang ilmu psikologi lebih di kerucutkan dan
di fokuskan untuk membentuk spirit of enterpreneurship bukan menjadi employer.

Pada pembahasan faktor penghambat kewirausahaan, ada salah satu faktornya yaitu
“kurangnya pengalaman dalam teknik visualisasi, koordinasi” dan lain-lain. Ini merupakan
stigma yang terjadi pada masyarakat secara horizontal jika ingin mengwali suatu usaha yaitu
tidak memiliki penglaman. Petanyaan pembaca yang mendasar, bagaimana dengan orang
yang ingin mengawali usaha tanpa modal pengalaman sedikitpun bahkan tak punya jejak
rekam empiris menjual suatu barang? Kerugian adalah mimpi buruk bagi para wirausahawan
pemula, sebab pada faktanya bukan hanya human knowledge saja yang dijadikan sebagai
modal akan tetapi money dalam unsur 5M menjadi unsur penting yang harus dimiliki oleh
wirausahawan pemula. Harapan pembaca dalam pembahasan faktor terhambatnya usaha yaitu
kendala secara eksternal yang menyebabkan perkembangan usahanya terkendala. Perlu
adanya pembahasan lebih detail mengenai faktor kendala wirausaha khususnya pada
wirausahawan pemula.

Terakhir dari pembaca, dalam pembahasan buku ini secara output akan membentuk
employer atau human capital. Sederhananya pembaca memiliki asumsi, untuk menciptakan
wirausaha maka setidaknya pelaku usaha harus mampu menjadi human capital yang
memiliki modal secara finansial. Setiap manusia memiliki seni dalam mempertahankan
kehidupannya dan berjuta cara untuk menjadikan pribadi yang kaya secara finansial, dengan
wirausaha seseorang bisa memenuhi keduanya akan tetapi mana yang harus lebih
diprioritaskan? Making self to be a capitalist? Or priorited the idea and conception? Or
beleive in eikasia knowledge? Pada umumnya orang kebingungan dengan first step for
starting product yaitu langkah awal untuk memulai. Pada pandangan lain to be a
enterpreneur we starting with idea pada pembahasan buku ini determination and idea is
asset for first step.

Anda mungkin juga menyukai