Bab Iv

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini berjudul gambaran pengetahuan pasien tentang diet

hipertensi di poli klinik jantung RS TK II Dustira cimahi. Jumlah populasi di

RS TK II Dustira cimahi adalah seluruh pasien diet hipertensi yang

berjumlah 470 orang. Dan setelah melakukan penghitungan sampel

diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 85 responden.

Pada sub bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang diuraikan dengan

tekhnik analisis univariat, hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan pasien tentang diet Hipertensi di RS TK II Dustira

Cimahi.

1. Tingkat Pengetahuan pasien diet Hipertensi Di Poli Klinik jantung RS

TK II Dustira Cimahi .

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan pasien diet hipertensi Di Poli Klinik jantung
RS TK II Dustira Cimahi.
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase %
Baik 25 29,4
Cukup 28 32,9
Kurang 32 37,6
Total 85 100%

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 85 orang

responden di poli Klinik jantung RS TK II Dustira Cimahi menunjukan

bahwa responden berpengetahuan cukup tentang Hipertensi yaitu

sebanyak 28 responden (32,6%).

51
52

B.Pembahasan

1. Gambaran pengetahuan pasien diet tentang penyakit Hipertensi

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 85 responden, memiliki

pengetahuan berkategori cukup 28 orang (32,9%) memiliki pengetahuan

berkategori baik, , dan orang 25 (29,4%) memiliki pengetahuan

berkategori kurang 32 (37,6%).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian/

mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase

dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase

darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90

menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung. (aidinil 2004 ).

Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi,

tanfa efek samping yang serius, karena metode pengendaliannya yang

alami, hanya saja orang yang menganggap diet hipertensi sebagai

sesuatu yang merepoitkan dan tidak menyenangkan, banyak makanan,

kesukaan bisa masuk dalam daftar diet, misalnya garam penyedap,

popocorn, asin, keju ( vitahealth,2004). Tujuan diet untuk mengurangi

asupan garam, mengurangi kadar lemak, dalam tubuh sehingga didapat

berat badan, yang serat.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 85 responden, terdapat

memiliki pengetahuan tentang diet Hipertensi dalam kategori cukup. 28

(32,9) responden telah cukup banyak memperoleh informasi tentang


53

penyakit diet Hipertensi, keadaan ini dapat terjadi karena responden

pasien yang sudah sering melakukan pengobatan atau pergi untuk

kontrol berobat ke poli jantung dan sudah tentu pasien telah

mendapatkan informasi tentang diet Hipertensi, ini berarti pengalaman

pasien mendapatkan informasi tentang Hipertensi oleh tenaga

kesehatan saat pergi berobat mempengaruhi tingkat pengetahuan

pasien tentang diet Hipertensi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan

salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman.

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Dilihat dari tabel yang ada, hasil penelitian yang menunjukan

bahwa pada Responden yang memiliki pengetahuan yang cukup

tentang diet Hipertensi, hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan

bahwa semakin tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dipercaya daripada orang yang belum tinggi

kedewasaanya (wawan, 2010). Pendapat ini sejalan dengan pendapat

mubarak (2007) yang berpendapat semakin matang fungsi organ pada

aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang, maka akan

semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2007).

Alasan tersebut didukung oleh penelitian Debby et al (2012),

mengenai gambaran pengetahuan diet Hipertesi dengan yang

menyebutkan bahwa dalam kategori dewasa tingka tidak mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang tentang diet hipertensi. semakin tua


54

tidak membuat seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang

hipertensi. Tekanan darah dimana hal ini disebabkan pembuluh darah

yang tersumbat oleh penimbunan lemak atau pembuluh darahnya

menjadi kaku karena proses penuaan. Oleh karena itu penting bagi

individu yang semakin tua usianya menyadari hal tersebut dan

meningkat tingkat pengetahuannya agar dapat mencegah terjadinya diet

hipertensi.

Dari hasil tersebut peneliti berpendapat pengetahuan dapat

menggambarkan wawasan seseorang yang dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, dimana tingkat pendidikan tersebut berpengaruh terhadap

penerimaan atau pemahaman serta daya ingat seseorang terhadap

informasi yang pernah diperoleh. Hal tersebut berkaitan dengan

pemberian respon seseorang terhadap suatu stimulus yang datang dari

luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh

mana keuntungan yang akan didapatkannya.

Semakin seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah,

maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

dapat menunjukan sejauh mana upaya penyuluhan tentang

penyakit diet Hipertensi dapat mempengaruhi pengetahuan pasien diet

hipertensi responden. Responden yang memiliki menengah

kemungkinan akan lebih cepat memahami atau menyerap materi


55

penyuluhan atau informasi dari luar. Akan tetapi dari hasil penelitian juga

didapatkan ada responden yang memiliki pengetahuan kurang/ rendah

dikarenakan responden tidak pernah mengikuti penyuluhan ataupun

tidak mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti televisi dan

media cetak.

Alasan diatas didukung oleh teori Wawan dan Dewi (2011) bahwa

pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuanya. Akan tetapi perlu ditekankan,

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja.

mereka dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang

dibutuhkan dari sumber-sumber informasi yang ada seperti media masa,

internet majalah kesehatan dan sumber informasi lainnya. Namun

demikian ketersediaan sarana informasi tersebut tidak akan

mempengaruhi pengetahuan responden apabila responden tidak

maksimal dalam memanfaatkan sumber informasi tersebut. Hal ini

sesuai dengan pendapat sabarinah prasetyo yang menyatakan bahwa “

status pekerjaan seseorang berkaitan dengan keterpaparan seseorang

terhadap informasi diluar rumah. Meskipun demikian tergantung kepada

motivasi individu itu sendiri dalam mengakses informasi yang berkaitan

dengan kesehatan. (sabrina,1998).

Pada responden yang belum memiliki pengetahuan yang cukup

baik tentang Hipertensi maka perlu upaya-upaya untuk dapat


56

meningkatkan pengetahuan responden tentang Hipertensi karena

dengan pasien yang menderita Hipertensi memiliki pengetahuan yang

baik tentang Hipertensi, akan dapat membantu para pasien untuk dapat

menjaga pola hidup nya dan mencegah terjadi peningkatan tekanan

darah pada kondisinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang Hipertensi adalah

dengan memberikan konseling oleh tenaga kesehatan pada pasien saat

pergi berobat atau kontrol ke pusat pelayanan kesehatan atau rumah

sakit untu memeriksakan kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai