Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah

menjadi penyakit yang mematikan banyak penduduk dinegara maju dan

Negara berkembang lebih dari delapan decade terakhir. Hipertensi

merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan

kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90

mmHg.berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu;

hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah suatu

kondisi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan.

Penyebab sekunder hipertensi tersebut adalah penyakit renovaskuler,

aldosteronism, pheochrommocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya

(adinil 2004)

Hipertensi sering disebut sebagai penderita hipertensi bertahun tahun

tanpa merasakan sesuatu gangguan atau gejala tanpa disadari oleh

pasien diet hipertensi mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti

jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing,

gangguan penglihatan, dan sakit kepala, sering kali terjadi pada saat

hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka

tertentu yang bermakna ( Riskesdes,2010)

Di Amerika , menurut National Health and Nutriotion Examination

survey (NHNESIII), paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari

kondisi mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target

1
2

tekanan darah yang yang diinginkan dibawah 140/90 mmhg penelitian

diamerika oleh American Hypertension ditemukan hanya 68% penderita

hipertensi tahu bahwa mereka menderita penyakit tersebut

(Association,2006 )

Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih

rendah ,jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita

hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar,

kecenderungan perubahan tersebut dapat disebabkan meningkatkan ilmu

kesehatan dan pengobatan serta perubahan sosial ekonomi dalam

masyarakat Indonesia yang berdampak pada budaya dan gaya hidup

masyarakat, dalam lingkup penyakit kardiovaskuler (Association,2006).

Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapapai 31,7% dari populasi

usia 18 tahun keatas, dari jumlah itu , 60% penderita hipertensi mengalami

komplikasi stroke, sedangkan sisanya mengalami penyakit jantung, gagal

ginjal, dan kebutaan, Hipertensi sebagai kematian ke-3 setelah stroke dan

tuberkulosisi, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian

pada semua umur di Indonesia ( Rikesdas, 2010 ).

Penanganan hipertensi secara garis besar menurut lewis ( 2000)

dibagi menjadi 2 jenis yaitu Nonfarmakologis dan farmakologois. Kondisi

fatologis hipertensi memerlukan penanganan atau terapi . terapi hipertensi

dapat dikelompokan dalam terapi nonfarmakologi- logis dan terapi

farmakologis tetapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa menggunakan

agen obat dalam proses terapinya sedangkan terapi farmakologis

menggunakan obat atau senyawa yang dalam kerjanya dapat

mempengaruhi tekanan darah pasien pengelompokan terapi farmakologis


3

yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi

adalah Angioten – sin converting Enzym ( ACE) inhibitor, Angiotensin

Reseptor Bloker ( ARBS) beta blocer ,calcium chanel bloker, direct renin

inhibitor, diuretic, vasodilator ( simadibrata, et,al 2006).

Menejemen stres melalui teknik relaksasi dan biofeedback dapat

menurunkan tekanan darah dalam jangka pendek maupun jangka panjang,

penggunaan akupuntur dengan metode kiiko matsumoto telah dilaporkan

secara nyata menunjukkan efektifitas terhadap penurunan tekanan darah

(stewart,2005).

Terapi nonfarmakologis harus diberikan kepada semua pasien

hipertensi primer dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan

mengendalikan factor resiko serta penyakit penyerta laiinya,

ketidakpatuhan pasien terhadap modifikasi gaya hidup yaitu konsumsi

alkohol, pengendalian berat badan, termnasuk pengendalian stres dan

kecemasan merupakn salah satu penyebab terjadinya hipertensi resisten

(Glickman, 2007).

Ada kekebiasaan, pengetahuan tentang penyakit hipertensi yang baik

akan mempermudah pencegahan, penanggulangan dan dampak dari

hipertensi menu diet untuk penderita hipertensi darah tinggi pekerjaan,

dilakukan kendala, serta mengurangi faktor resiko yang terjadi karena

penyakit hipertensi. Adapun hal yang terjadi apabila kurang nya

pengetahuan tentang hipertensi akan semakin memperparah keadaan

dengan adanya komplikasi penyakit merupakan tekanan darah yang tinggi.

Sebanyak 57 responden (78.1%) telah mengetahui bahwa penderita

hipertensi harus memeriksakan tekanan darah ke pelayanan kesehatan


4

terdekat 38 responden (52.1%) tidak mengetahui bahwa tekanan darah

tinggi berhubungan dengan fenomena ini disebabkan karena perubahan

gaya hidup masyarakat secara global sehingga berperan besar dalam

meningkatkan angka kejadian hipertensi.(Ridjab,2005)

Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi hipertensi

tanpa efek samping yang serius,karena metode pengendaliannya yang

alami, hanya saja banyak orang menganggap diet hipertensi sebagai

seseatu yang merepotkan dan tidak menyenangkan. Banyak makanan

kesukaan bisa masuk dalam daftar diet. Misalnya garam penyedap asin

jeroan, keju ( vitahealth,2004).

Hasil data yang diperoleh dari Rumah Sakit TK II Dustira Cimahi

mengenai jumlah Hipertensi yang berobat atau melakukan kontrol sejak

bulan April sampai agustus tahun 2015 adalah dapat dilihat dari tabel

dibawah ini :

Tabel 1.1
Data Penyakit Hipertensi di Rumah Sakit TK II Dustira Cimahi
bulan April- Agustus 2015.
Sumber : profil data RS TK II Dustira Cimahi, 2004

BULAN JUMLAH PERSENTASE%


April 61 61,24
Mei 60 60,25
Juni 63 63,24
Juli 59 59,25
Total 243 100%

Data RS TK II Dustira Cimahi penyakit Hipertensi yang berobat di

bulan April –juli Tahun 2015 Maka dapat disimpulkan bahwa dari

keseluruhan yang menderita Hipertensi berjumlah 243 orang yang berobat

ke poliklinik penyakit dalam interne RS Dustira Cimahi.


5

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal

25-27 januari 2015 dengan mewawancarai 10 pasien penyakit diet

Hipertensi yang berobat ke poliklinik interne penyakit dalam Rumah sakit

TK II Dustira Cimahi, 5 orang menjawab tahu tentang diet hipertensi dan 5

orang tidak tahu tentang diet Hipertensi.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukan oleh angka

systolik (bagian atas) dan angka diastolik (bagian bawah) pada alat

pemeriksaan tensi darah. Untuk mendeteksi adanya hipertensi di dalam diri

kita, sejauh ini digunakan alat ukur tensimeter atau alat ukur tekanan

darah. Biasanya, anda akan dikatakan menderita hipertensi jika tekanan

darah systolik/diastolik nya melebihi 140/90 mmHg tekanan darah normal

adalah 120/80 mmHg. Systolic adalah tekanan darah pada saat jantung

memompa darah kedalam pembuluh nadi (jantung mengerut). Diastolic

adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot

kembali (pembuluh nadi mengempis kosong) (Aizid 2011,19)

B. Rumusan Masalah

Dari uraian penomena diatas, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Diet

Hipertensi di Poliklinik penyakit dalam interne di Rumah Sakit TK II Dustira

Cimahi”

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien tentang diet

hipertensi di poliklinik interne penyakit dalam di Rumah sakit TK II Dustira

Cimahi.
6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam

melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan variabel

Hipertensi

a. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

institusi pendidikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan

tentang penyakit yang masih sering terjadi di masyarakat

khususnya tentang hipertensi.

b. Bagi peneliti lain.

Diharapkan dapat menjadi sumber data atau pedoman

bacaan ilmiah untuk penelitian berikutnya yang sejenisnya.

c. Bagi peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna dan

menambahkan pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam

melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan pasien

tentang diet Hipertensi, di Poliklinik penyakit dalam interne di RS

TK II Dustira Cimahi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perawat RS TK II Dustira Cimahi

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan bagi

perawat dalam melakukan edukasi tentang penyakit diet

Hipertensi di poliklinik penyakit dalam interne di RS Dustira

Cimahi.

Anda mungkin juga menyukai