Oleh :
Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai salah satu syarat mata kuliah Kerja
Praktek (KP) pada Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tadulako
Disusun Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Diploma III Teknik Sipil
Tinjau Produktifitas Alat Berat Pada Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (LPA)
pada proyek Rekonstruksi dan rehabilitasi Jalan Palupi - Simoro,
kalukubula –kalawara, Biromaru - palolo
PENULIS
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………........ I-1
1.2 Batasan Masalah…………………………............................. I-2
1.3 Tujuan……………………………………………................. 1-3
1.4 Manfaat……………………………………………............... 1-4
1.5 Lingkup pembahasan……………………………………….. 1-5
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................. V-1
5.2 Saran.............................................................................................. V-2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... xi
LAMPIRAN.....................................................................................................
DAFTAR TABEL
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai setelah melakukan Kerja praktek
berdasarkan permasalahan adalah:
a) Untuk mengetahui jenis alat berat yang digunakan dalam pekerjaan
penimbunan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A pada Proyek Rekonstruksi
dan Rehabilitasi Jalan Palupi - Simoro, kalukubula – kalawara, Biromaru -
palolo dan Akses huntap
1.4 Manfaat
Melalui penyusunan Kerja Praktek ini diharapkan dapat memberi
manfaat kepada:
1. Penulis, dapat merencanakan pemilihan spesifikasi alat berat
Berdasarkan kondisi lapangan dan data yang ada.
2. Masyarakat, dapat memperoleh gambaran alternatif-alternatif
pemilihan alat berat, khususnya pada jenis alat pada pekerjaan
penimbunan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A.
3. Insitusi, dapat dijadikan sebagai sarana tambahan referensi
diperpustakaan Universitas Tadulako, Mengenai Permasalahan yang
terkait dengan penulisan Laporan Kerja Praktek ini .
15
pengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah (Pasal 1 angka
10 Perpres No.16 Tahun 2018). Kegiatan pengadaan barang dan jasa yang
berlandaskan pada kontrak/perjanjian, merupakan kegiatan yang membutuhkan
banyak pemahaman dan atau kemampuan mulai dari perencanaan pengadaan
sampai selesainya pekerjaan yang terdiri dari tahapan perencanaan pengadaan,
pelaksanaan pengadaan /pekerjaan dan pengendalian, penandatangan kontrak
/perjanjian, dan melaporkan dan menyerahkan hasil pekerjaan. Sehingga PPK
bertanggung jawab secara administrasi, teknis dan finansial terhadap pengadaan
barang dan jasa.
16
Buat sebuah implementasi dari kolom foto, detail gambar dan bestek
(deskripsi dari Rencana Kerja dan Syarat).
Berikut penjelasan menggambar rencana dan bestek pekerjaan
(Aanwijsing).
Setelah proses penawaran pekerjaan (tender).
Melakukan pengawasan berkala (eksekusi kesesuaian bestek pekerjaan
di lapangan, dan kesesuaian dalam hal arsitektur).
b. Tahap Rancangan pelaksanaan Sasaran Rancangan pelaksanaan
Untuk memastikan dan menjelaskan ukuran dan karakter dari proyek
membentuk komprehensif dan terpadu.
Untuk mematangkan konsep desain / desain keseluruhan, terutama
dalam hal sistem keselarasan yang terkandung di dalamnya baik dari segi
kelayakan dan fungsionalitas, estetika dan bangunan ekonomi.
Sistem konstruksi / struktur dan instalasi mekanikal dan elektrikal
kelayakan rekayasa dianggap baik secara individu maupun secara
keseluruhan.
2.2.3 Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah Tim Teknis yang terdiri dari banyak orang yang
diberi kuasa secara hukum untuk mengawasi/meliputi secara penuh atau terbatas,
seluruh tahapan konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan pekerjaan dan
syarat-syarat teknik yang ada.
Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan pengawasan
pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas Konstruksi mulai bertugas sejak
ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan
penyerahan kedua pekerjan oleh pemborong. Konsultan pengawas konstruksi
dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemimpin proyek/bagian proyek.
Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah :
1) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
17
4) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta
aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan
berjalan lancar.
5) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin
serta menghindari pembengkakan biaya.
6) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan
agar dicapai hasil akhir yang sesuai dengan yang diharapkan
dengan kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
7) Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan
kontraktor.
8) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari
peraturan yang berlaku.
9) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan.
18
b) Mempersiapkan bahan-bahan bangunan yang bermutu baik
dan memenuhi persyaratan seperti yang tercantum dalam bestek;
c) Melaksanakan semua pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya sesuia dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat;
d) Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada
waktunya sesuai dengan surat perjanjian kontrak;
e) Mengadakan pemeliharaan selama proyek tersebut masih
dalam tanggung jawab pelaksana;
f) Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman serta
peralatan yang diperlukan pada saat pelaksana pekerjaan.
18
2.3 Bertanggung jawab terhadap fisik bangunan selama masa
pemeliharaanStruktur Organisasi Kontraktor Pelaksana
PT.WASCO SARANA KSO
18
2.4 Rencana Pekerjaan
Pada Proyek Proyek Rekonstruksi dan Rehabilitasi Jalan Palupi -
Simoro, kalukubula – kalawara, Biromaru - palolo dan Akses huntap
akan dilakukan Pekerjaan Penimbunan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A
18
Gambar 2.4 Lapisan Pondasi Atas Agregat kelas A (LPA)
(Sumber: Dokumentasi Kerja Praktek
18
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
13
Bonafiditas suatu perusahaan konstruksi tergantung dari aset-aset
teknologi yang dimiliknya, salah satunya adalah alat berat. Alat berat yang
dimiliki sendiri oleh perusahaan konstruksi akan sangat menguntungkan
dalam memenangkan tender proyek konstruksi secara otomatis hal tersebut
akan mencerminkan kekuatan perusahaan tersebut.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dalam menggunakan alat
berat antara lain:
a) Waktu pekerjaan lebih cepat, mempercepat proses pelaksanaan
pekerjaan, terutama pada pekerjaan yang sedang dikerjar target
penyelesainya.
b) Tenaga besar, melaksanakan pekerjaan yang tidak dapat dikerjakan oleh
manusia.
c) Ekonomis, karena efisien, ketebatasan tenaga kerja, keamanan dan
faktor-faktor ekonomis lainya.
d) Mutu hasil kerja yang lebih baik, dengan memakai peralartan berat.
3.2.1 Excavator
Excavator adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm),
boom (bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh tenaga
hidrolis yang dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda
rantai (trackshoe). Excavator merupakan alat berat paling
serbaguna karena bisa menangani berbagai macam pekerjaan alat
berat lain.
14
saja, excavator juga bisa melakukan pekerjaan kontruksi seperti
membuat kemiringan (sloping), memuat dumptuck (loading),
pemecah batu (breaker), dan sebagainya.
15
yang akan dimuati, khusus untuk dump truck yang besar, pembantu
sopir sangat diperlukan dalam mengatur penempatan dump truck pada
posisi muat yang baik. Dump truck sebaiknya ditempatkan
membelakangi alat gali
Namun, alat ini juga memiliki kekurangan dibanding alat lain karena
truck memerlukan alat lain untuk pemuatan. Dalam pemilihan
ukuran dan konfigurasi truck ada beberapa faktor yang
mempengaruhi, yaitu material yang akan diangkut oleh excavator
atau loader pemuat. Truck tidak hanya digunakan untuk
pengangkutan tanah tetapi juga untuk mengangkut material-material
lain. Untuk pengangkutan material tertentu, ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Untuk batuan, dasar bak dialasi papan kayu agar tidak mudah
rusak.
b) Untuk aspal, bak dilapisi oleh solar agar aspal tidak menempel
pada permukaan bak.
c) Untuk material lengket seperti lempung basah, pilih bak
bersudut bulat. Dalam pengisian baknya, truk memerlukan alat
lain seperti excavator dan loader
16
3.2.3 Motor Grader
17
3.2.4 Vibratory Roller
Vibrartory Roller adalah alat yang cara pemamdatan-nya
menggabungkan antara tekanan dan getaran, dan sangat cocok
digunakan pada jenis tanah Efisiensi pemampatan yang dihasilkan
sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir butir
tanah cenderung akan mengisi bagian bagian yang kosong yang
terdapat di antara butir- butirnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses pemampatan
dengan vibratory roller ialah:
a) Frekuensi getaran,
b) Amplitude dan
c) Gaya sentrifugal.
18
3.2.5 Water tank truck
Water tanker truck adalah kendaraan berat yang dirancang
untuk membawa air , curah kering atau gas di jalan . kendaraan berat
ini hampir mirip dengan kereta api mobil yang dirancang untuk
membawa beban cair. Banyak varian yang ada karena berbagai
cairan yang bisa diangkut . truk tangki cenderung besar, mereka
dapat terisolasi atau non terisolasi , bertekanan atau non-
bertekanan , dan dirancang Untuk beban satu atau beberapa.
19
3.3 Manajemen Alat Berat
3.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Berat
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan
alat berat. Sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat
dihindari antara lain adalah :
20
berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah;
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan
jenis material yang akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat
berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat,
lepas, keras, atau lembek;
9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan
medan yang baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi
pemilihan alat berat.
Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
rencana kerja alat berat antara lain :
21
komponen mesin. Kondisi peralatan layak operasi ditinjau dari aspek
ekonomi yakni sebagai berikut:
22
3.4.3 Faktor Cuaca
Cuaca merupakan suatu dampak yang tidak dapat diprediksi,
secara tidak langsung cuaca akan berpengaruh terhadap kondisi
operator itu sendiri, seperti waktu untuk istirahat sementara makin
banyak untuk keperluan pemulihan stamina dari operator itu sendiri.
Untuk setiap 1 Jam kerja yang tersedia akan terdapat waktu yang
hilang sebagai akibat dari cuaca. Prestasi operator akibat dari
pengaruh cuaca dapat diukur dalam satuan menit/jam atau % yakni
perbandingan antara waktu efektif kerja dari tiap jam kerja dengan
tiap jam waktu yang tersedia. Untuk keperluan perhitungan, faktor
pengaruh cuaca terhadap prestasi operator perlu ditetapkan seperti
matrik sebagai berikut:
23
c) Kondisi padat, yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali
dan dipadatkan, dimana volume tanah setelah dipadatkan
mungkin lebih besar atau sebaliknya lebih kecil dari volume
keadaan Bank Measure (BM), hal ini sangat dipengaruhi oleh
usaha dalam pemadatan tersebut.
Faktor tanah berikutnya yang dapat mempengaruhi
produktifitas alat berat
diantaranya:
1) Berat material, per M3 yakni berpengaruh terhadap volume yang
diangkut, hubungannya terhadap alat adalah tenaga tarik alat
tersebut.
2) Kekerasan yakni makin keras tanah akan makin sukar untuk
dikerjakan oleh alat, sehingga sangat berpengaruh terhadap
produktifitas alat tersebut, dilain sisi alat tersebut akan bekerja
ekstra dan akan berdampak pula terhadap kebutuhan biaya
penggunaan alat tersebut.
3) Kohesivitas / daya ikat, yakni merupakan kemampuan ikat butir
tanah tersebut, tiap-tiap jenis tanah mempunyai kohesivitas yang
berbeda pula, sehingga akan berdampak kembali terhadap
produktifitas alat tersebut.
4) Bentuk butir / Material, yang dimaksudkan disini didasarkan
pada ukuran butir kecil akan terdapat rongga yang berukuran
kecil pula pada tanah dengan ikuran butir besar akan
membentuk rongga yang besar . Ukuran butir berpengaruh
terhadap pengisian Bucket, dengan mengingat kapasitas
munjung dan rongga tanah yang ada dalam bucket. Konversi
juga perlu dilakukakn terhadap pengembangan (Swelling) dan
penyusutan (shrinkage) material tersebut
Jadi suatu medan disebut Ideal, Ringan, Sedang dan berat
bergantung pada jenis peralatan yang dioperasikan dilapangan.
Berikut adalah daftar kondisi klasifikasi kondisi lapangan.
24
Tabel 3.3 Kondisi medan
Klasifikasi Kriteria
Kondisi Alat
No Kondisi Medan
Sangat Baik Baik Cukup Sedang
1 Ideal 0.95 0,90 0,85 0,80
2 Ringan 0,90 0,85 0,80 0,75
3 Sedang 0,85 0,80 0,76 0,71
4 Berat 0,80 0,71 0,71 0,67
Sumber: Dept. PU (1998)
25
3.4.5 Faktor Waktu
Yang dimaksud dengan waktu adalah waktu yang
diperlukan untuk merampungkan satu siklus pekerjaan. Waktu
siklus secara garis besar terdiri dari dua, yaitu:
a) Waktu tetap (fixed time) adalah waktu yang diperlukan untuk
melakukan gerakan-gerakan tetap, dimana besarnya hampir
selalu konstan. Tiap jenis alat memiliki gerakan-gerakan yang
berbeda-beda, misalnya pada Dump Truk tetapnya adalah pada
saat membuang muatan, pada Excavator waktu tetapnya pada
saat mengayun baik bermuatan maupun kosong dan lain
sebagainya.
b) Waktu tidak tetap (variabel time) adalah waktu yang diperlukan
untuk melakukan gerakan-gerakan tidak tetap. Waktu tidak tetap
ini lebih dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan, misalnya pada
Bulldozer kondisi medan kerja akan mempengaruhi waktu
gusurnya, pada Excavator kondisi material akan mempengaruhi
waktu pengusian bucket dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui waktu tetap dan waktu tidak tetap maka
siklus kerja dari suatu alat berat dapat dihitung.
26
tentunya akan mengakibatkan tingginya produksi kerja begitu pula
sebaliknya besarnya waktu siklus akan mengakibatkan rendahnya
produksi kerja yang dapat dihasilkan oleh suatu alat berat. Pada tabel 3.5
dan 3.6 berikut ini akan dapat dilihat siklus kerja dan komponen waktu
siklus pada beberapa jenis alat berat.
27
Dump Truk Waktu Waktu
5. Waktu muat Waktu buang
angkut Kembali
Wheel Waktu buang Waktu
6. Tractor
Waktu mengisi Waktu
/Memotong angkut /Hampar kembali
Scraper
Sumber: Nabar ,1998, Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat Berat
28
Waktu siklus Dump Truk terdiri dari waktu muat, waktu
manuver, waktu menumpahkan muatan dan waktu angkut/
kembali. Waktu siklus Dump Truk dapat dihitung dengan
rumus-rumus berikut:
D
t= Menghitung waktu pergi DT
V1
D D
t= t= =¿ Menghitung waktu kembali DT
V2 V1
t : Waktu (s)
Dimana,
CT : Cycle Time ( detik )
E : Faktor efisensi
29
V x ( ¿−Lo ) x E x H
Q= ……………………………….......( 3.2 )
N
Dimana:
Q = Produktivitas Per -jam (m3/jam)
V = Kecepatan kerja (m/jam)
Le = Panjang blade efektif (m)
Lo = Lebar tumpang tindih/overlap (m)
H = Tebal Hamparan (m)
E = Faktor efisensi
30
N = Jumlah Lintasan
E = Faktor efisensi
31
bergerak naik. Maka tahanan kelandaian dapat dirumuskan
menjadi:
GR = F = V/I x W
Untuk kelandaian lebih kecil dari 10%, V/I = sin α ≈ tan α, maka
F = W tan α
Jika tan α = V/H = G% / 100
Dan G% adalah gradien maka
F = W x G% / 100
Jika W = 1000 kg/ton, maka rumus diatas menjadi:
GR = F = 10kh/ton x G%
32
mulus, dipadatkan dan terpelihara baik
Jalan tanah dengan permukaan mulus 0 2,0 1,7
dan keras, dipadatkan dan terpelihara
baik
Jalan tanah dengan permukaan sedikit 0 3,0 2,5
berlumpur dan (pemeliharaan tidak
berkala)
Jalan tanah dengan permukaan 0 4,0-5,0 4,0-
berlumpur kurang terpelihara 5,0
33
BAB IV
TINJAUAN PRODUKTIVITAS DAN PEMBAHASAN
34
4.2 Data Pekerjaan
4.2.1 Timbunan Lapis Pondasi Atas Agregat Kelas A
a) Lebar LPA =6m
b) Panjang LPA = 1530 m
c) Tebal LPA = 0,15 m (tebal padat)
d) Volume LPA = 1377 m3
35
Merek : Hino Dutro
Kapasitas bak : 5 m3
Merek : Komatsu
Tipe : GD511A-1
Daya Mesin : 140 HP
Lebar Blade : 3,6 m
36
4.3.3 Vibratory Roller
Untuk jenis Vibratory Roller yang digunakan pada Proyek
Rekonstruksi dan Rehabilitasi Jalan Palupi - Simoro, kalukubula –
kalawara, Biromaru - palolo dan Akses huntap yaitu Vibratory
Roller type Sakai. Berikut spesifikasinya:
Merek : Sakai
Berat : 8 ton
Lebar Pemadatan : 2,10 m
4.3.4 Excavator
Untuk jenis Excavator yang digunakan pada Proyek
Rekonstruksi dan Rehabilitasi Jalan Palupi - Simoro, kalukubula –
kalawara, Biromaru - palolo dan Akses huntap yaitu Excavator type
Komatsu. Berikut spesifikasinya:
37
Merek : Komatsu Pc 200
Kapasitas Bucket : 1 m³
Merk : Mitsubishi
Volume : 5 m³
Kapasitas Pompa : 100 liter/ menit
38
4.4.1 Produktivitas Excavator
Dalam pekerjaan timbunan Lapis Pondasi Atas Agregat
Kelas A pada Proyek Rekonstruksi dan Rehabilitasi Jalan Palupi -
Simoro, kalukubula – kalawara, Biromaru - palolo dan Akses
huntap yaitu menggunakan 1 unit Excavator bertugas untuk
mengangkat material dari tempat pengambilan ke Dump Truck.
Adapun jenis ukuran Excavator yang akan dihitung produktifitasnya
yaitu Excavator dengan kapasitas Bucket 1 m3.
Data Alat
Kapasitas Bucket (q) : 1 m³
Faktor Efisiensi Kerja (E) : 0,83
Volume LPA : 1652,40 m³
Waktu Gali : 15 detik
Waktu Buang : 5 detik
Waktu Putar : 5 detik
a) Cycle Time
CT= Waktu gali + (Waktu putar x 2) + Waktu Buang
= 15 + (5 x 2 ) + 5
= 30 detik
= 0,50 Menit
39
= 99,60 m3/jam x 8 jam/hari
= 796,80 m3/hari
d) Waktu Kerja Alat yang dibutuhkan
Waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan LPA
Volume LPA 1652,40
Produktivitas Excavator perhari
= 796,80
= 2,73 = 3 hari
Waktu Muat
kapasitas bak
Waktu Muat= x efisien x cycle time bucket
kapasitas bucket
5 m3
¿ x 0,83 x 30 detik
1,0 m3
= 124,50 detik
= 20,75 menit
40
Dari quarry ke lokasi proyek, D = 36 km ; V = 40 Km/Jam
Maka waktu pergi ialah:
D 36
t=
V1
=¿
40
= 0,9 x 60 menit
=54 menit (waktu pergi DT)
Waktu bongkar = 4 menit
41
60
¿5 x x 0,83 (Tabel 3.7)
120,95
= 2,05 m3/jam
= 16,4 m3/hari
Sehingga, 10 unit dump truck x Produktivitas Dump truck
perhari ialah:
= 10 unit DT x 16,4 m3/hari
= 164 m3/hari
hari
42
Lebar Blade (Le) : 3,6 m
Lebar tumpang tindih/overlap (Lo) : 0,3 m
Faktor Kembang Material (Fk) : 1,25
Tebal Hamparan (H) : 0,15 m
Kecepatan (V) : 3000 m/jam
Jumlah Lintasan (N) :6
Faktor efisiensi kerja (E) : 0,83
V x ( ¿−Lo ) x E x H
Q=
N
3000 x ( 3,6−0,3 ) x 0,83 x 0,15
Q=
6
Q = 205,43 m²/jam
Dimana,
Qa = Luas operasi per jam
(m²/jam)
V = Kecepatan kerja
(km/jam)
43
Le = Panjang blade effektif
(m)
Lo = lebar tumpang
tindih/overlap (cm)
E = effisiensi
d) Menghitung Waktu Pekerjaan
Luasan
T=
Produktivitas Perhari
9180
T= =5,58=6 hari
1643,44
44
Faktor efisiensi kerja (E) = 0,83
b. Menghitung Produktivitas Kerja Kasar
W xV x H x E
Q=
N
Luasan
T=
Produktivitas Perhari
9180
T= =8,77=9 hari
1045,76
45
Pa x Fa x 60
Q=
1000 x Wc
100 x 0,83 x 60
Q=
1000 x 0,07
Q = 71,14 m³/jam
b. Menghitung Produktivitas Perhari
Maka Produktivitas perharinya Water tank ialah:
= Produktivitas perjam x 8 jam/hari
= 71,14 m³/jam x 8 jam/hari
= 596,12 m³/hari
Volume Pekerjaan
T=
Produktivitas Perjam
1652,10
T= =23,22=24 jam
71,14
24
T= =3 hari
8
: 1530 m x 6 m x 0,18 m
: 1652,40 m³
46
/ hari /Jam /hari produksi
3
Excavator 1 M 3 99,60 769,80 2309,40
Dump Truck 10 M3 10 2,05 164 1640
Motor Grader 1 M2 6 205,43 1643,44 9860,64
Vibratory Roller 1 M2 9 130,72 1045,76 9411,84
47
sempurna. Padahal bila kita mengikuti sesuai yang tertulis diteori bisa
dipastikan pekerjaan tersebut mempunyai hasil yang baik dan mampu
dipertanggung jawabkan .
48
4 Vibratory Pemadatan LPA Pemadatan LPA
roller dengan Luasa Dengan Luasan
9180 m² 9180 m² sesuai
dikerjakan 9 hari dikerjakan 9 hari
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil tinjauan produktivitas alat berat pada Proyek
Rekonstruksi dan Rehabilitasi Jalan Palupi - Simoro, kalukubula – kalawara,
Biromaru - palolo dan Akses huntap ,diperoleh hasil sebagai berikut:
5.2 Saran
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam penggunaan alat
berat khususnya kepada pihak kontraktor perlu memperhatikan kombinasi
kapasitas antar Alat Excavator, dump truck, motor grader dan vibrator
roller itu sendiri agar menghasilkan produktivitas alat secara efektif dan
efisien.
50
DAFTAR PUSTAKA
Ika Aoliya. (2017). Analisa Produktivitas Alat Berat Pada Pembangunan Jalan
Ruas Lingkar Pulau Marsela Provinsi Maluku Barat Daya.
Rostiyanti, S.F. (2002). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Rostiyanti, S.F. (2008). Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
51
52
53
54
Gambar 2.2 Peta Lokasi Pekerjaan
(Sumber:google earth) LS 0O 59’05.46’’ BT 119O 56’20.19’’
55
56
57
58
59
60
61