Anda di halaman 1dari 8

SOAL UJIAN ETIKA

1. A. Apakah yang dimaksud dengan aliran filosofi paternalistic?


Paternalistik berasal dari kata Pater yang berarti bapak/ayah. Dalam etika ini
hubungan dua orang diperlakukan dan memperlukan diri yang satu sebagai bapak
yang baik dan yang lainnya sebagai anaknya. Sebagai bapak yang baik, dia akan
memikirkan dan memperjuangkan apa yang terbaik bagi anaknya, juga seandainya
hal itu bertentangan dengan kehendak si anak tetapi jikalau dipandang baik oleh si
bapak, maka si bapak akan memaksakan kehendaknya. Sebaliknya si anak, oleh
karena dia tidak tahu banyak maka si anak hanya akan mengikuti saja apa yang
diperintahkan oleh si ayah.
Sejak jaman Yunani kuno dulu, etika medis Paternalistik inilah yang banyak
dipergunakan. “I will apply dietetic measures for the benefit of the sick according to
my ability and judgement. I will keep them from harm and injustice.” Dalam
Paternalistik, Dokter sebagai ayah yang baik dan pasien sebagai anak yang gak tahu
apa-apa, tinggal nurut sama ayahnya.
Paternalistik: “pembenaran untuk campur tangan dalam kebebasan seseorang
untuk bertindak dengan alasan khusus yakni demi kesejahteraan, kebaikan,
kebahagiaan, kebutuhan, kepentingan dan nilai-nilai orang yang dipaksa itu.”
Dengan kata lain, “Aku memaksa kamu untuk berbuat ini atau untuk tidak berbuat
itu demi kebaikanmu!”
Etika medis paternalistis bisa berlangsung lebih dari dua ribu tahun karena
didukung oleh kedudukan pelayan kesehatan di mata masyarakat yang sangat
istimewa dan juga oleh karena kesetiaannya untuk menjunjung etika medis dalam
menjalankan profesi medisnya yang tidak mementingkan dirinya sendiri tetapi demi
kepentingan pasien (altruisme).
Seorang dokter diharapkan mempunyai sifat dasar etis yang melekat pada
profesinya sebagai dokter yang baik dan bijaksana. Dalam menjalankan tugasnya,
mereka diharapkan mempunyai kemurnian niat dan kesungguhan kerja serta
kerendahan hati oleh karena integritas ilmiah dan sosialnya, lebih-lebih karena
profesi ini menuntut pandangan dan penghargaan kemanusiaan yang tinggi sehingga
karya ini adalah karya kemanusiaan. Para pelayan kesehatan juga mempunyai
kemauan teguh untuk membantu pasien sebaik mungkin.

B. Apakah yang dimaksud dengan aliran filosofi consequentialism?


Aliran filsafat ini menekankan pada akibat (konsekwensi) dari perbuatan kita.
Perbuatan kita adalah baik kalau memberikan konsekwensi yang baik sedangkan
perbuatan kita akan menjadi buruk kalau konsekwensinya buruk. Salah satu aliran
yang terbesar dan banyak penganutnya ialah Utilitarianism (Jeremy Bentham dan
John Stuart Mill). Prinsipnya: “The greatest happiness of the greatest number”.
Consequentialism adalah teori etika yang menilai apakah sesuatu itu benar atau
tidak dengan apa akibatnya. Misalnya, kebanyakan orang akan setuju bahwa
berbohong itu salah. Tetapi jika berbohong akan membantu menyelamatkan hidup
seseorang, konsekuensialisme mengatakan itu adalah hal yang benar untuk
dilakukan.
Dua contoh konsekuensialisme adalah utilitarianisme dan hedonisme.
Utilitarianisme menilai konsekuensi dengan standar "kebaikan terbaik untuk jumlah
terbesar". Hedonisme, di sisi lain mengatakan sesuatu itu "baik" jika konsekuensinya
menghasilkan kesenangan atau menghindari rasa sakit.
Konsekuensialisme kadang-kadang dikritik karena mungkin sulit, atau bahkan
tidak mungkin, untuk mengetahui apa akibat dari suatu tindakan di masa depan.
Memang, tidak ada yang bisa mengetahui masa depan dengan pasti. Juga, dalam
situasi tertentu, konsekuensialisme dapat menyebabkan keputusan yang tidak
menyenangkan, meskipun konsekuensinya bisa dibilang baik.

C. Apakah yang dimaksud dengan aliran filosofi utiliarism?


Prinsip umum dari Utilitarianisme adalah “suatu tindakan dapat dibenarkan secara
moral apabila akibat-akibatnya menunjang kebahagiaan sebanyak mungkin orang
yang bersangkutan dengan sebaik mungkin. “The greatest happiness of the greatest
number.” Benar tidaknya sebuah tindakan tergantung pada tujuan/kegunaan (Utility)
dari tindakan itu, yakni apakah perbuatan itu menunjang kebahagiaan umum atau
tidak.
Utilitarianisme akan cenderung melegalkan segala macam cara asal
konsekwensinya akan memberikan manfaat atau kebahagiaan bagi sebanyak
mungkin orang. Tujuan menghalalkan cara (The end, indeed, does justify the means).
Dalam hal ini, orang bisa membunuh seorang manusia yang tidak bersalah kalau
kematiannya akan memberikan manfaat (kebahagiaan) bagi sebanyak mungkin
orang.
Dalam utilitarianisme yang extrem, maka orang-orang tua yang sudah tidak
banyak manfaatnya itu, apalagi sakit-sakitan dan menghabiskan banyak uang, lebih
baik diterminasi saja karena dana dan tenaga yang dialokasikan kepadanya
sebenarnya bisa dialokasikan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat dan
mendatangkan kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang.
Pengaruhnya dalam bidang bioetika cukup besar. Konsep pemilihan
utilitarianisme sangat jelas berdampak dalam bidang medis. Biasanya ukuran yang
dipakai ialah “the quality-adjusted life year” (QALY) dimana dicoba untuk diukur
antara harapan hidup (life expectancy) dan kwalitas hidup (quality of life)
berdasarkan nilai-nilai etis yang umum diperbandingkan dengan kurban yang harus
dibayar.

2. Segala tindakan medis yang kita kerjakan mungkin ada kaitannya dengan etika dan
hukum.
A. Apa persamaan dan perbedaan antara keduannya?
Ada beberapa persamaan antara etika dan hukum, yaitu bahwa keduanya:
- Berfungsi sebagai sarana atau alat untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat.
- Mempelajari dan menjadikan tingkah laku manusia sebagai obyeknya.
- Memberikan batas ruang gerak hak wewenang seseorang dalam pergaulan hidup
supaya tak saling merugikan.
- Sumbernya dari pemikiran dan pengalaman.
- Menggugah kesadarab manusiawi.
Sedangkan perbedaan etika dan hukum adalah:
- Etika keberadaannya tidak tertulis sedangkan hukum dalam bentuk tertulis atau
terbukukan sebagai hukum negara.
- Etika bersifat subyektif dan fleksibel, sedangkan hukum bersifat obyektif dan
tegas.
- Etika tidak memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis, sebaliknya hukum
memerlukan bukti fisik dalam menjatuhkan vonis.
- Etika bersifat memberikan tuntunan, sedangkan hukum bersifat menuntut.
- Etika tidak memerlukan alat untuk menjamin pelaksanaannya, hukum
memerlukan alat penegak hukum untuk pelaksanaannya.

B. Bagaimana caranya agar kita tidak terkena tuduhan malpraktek salah satu hal yang
terkait dengan hukum?
Hal yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi tuduhan malpraktek
adalah:
- Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien.
- Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan atau
pengobatan.
- Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga
setelah pasien meninggal dunia.
- Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
- Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteranatau
kedokteran gigi.

C. Apa yang dimaksud dengan malpraktek?


Malpraktek terdiri dari suku kata mal dan praktik. Mal berasal dari kata yunani,
yang berarti buruk, praktik (Kamus Umum Bahasa Indonesia) berarti menjalankan
perbuatan yang tersebut dalam teori atau menjalankan pekerjaan (profesi). Jadi
pengertian malpraktek adalah praktik yang buruk artinya praktik yang dilakukanlah
yang buruk. Perbuatan malpraktek yang dilakukan oleh Tenaga Kesehatan dalam hal
ini dapat dikategorikan termasuk kejahatan, karena sudah memiliki unsur merugikan,
terutama merugikan pasien.
Seorang dokter harus bekerja berdasarkan standar profesinya karena jika seorang
dokter tidak bekerja bersarkan standar profesinya maka dokter tersebut dapat
dikatakan melakukan malpraktek. Secara hukum ada dua hal yang memicu seorang
dokter melakukan malpraktek yaitu: Kelalaian dan Kesengajaan
Suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai malpraktek jika memenuhi lima unsur,
yaitu:
- Adanya kewajiban yang berhubungan dengan kerusakan.
- Adanya pengingkaran kewajiban.
- Adanya hubungan sebab-akibat antara tindakan yang mengingkari kewajiban
dengan kerusakan
- Pengingkaran kejiwaan merupakan faktor penyebab yang substansial
(proximatecause).
- Kerusakan itu ada nyatanya

3. Bagaimanakah sikap sdr tentang:


A. Second opinion
Kesalahan diagnosis dan perbedaan penatalaksanaan pengobatan dokter yang satu
berbeda dengan dokter lainnya sering terjadi di belahan dunia manapun. Di negara
yang paling maju dalam bidang kedokteran pun, para dokter masih saja sering
melakukan overdiagnosis, overtreatment atau wrong diagnosis pada penanganan
pasiennya.
Begitu juga di Indonesia, perbedaan pendapat pada dokter dalam
mengobati penderita adalah hal yang biasa terjadi. Perbedaan dalam penentuan
diagnosis dan penatalaksanaan mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak
menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan merugikan bagi penderita.
Tetapi bila hal itu menyangkut kerugian biaya yang besar dan ancaman nyawa maka
akan harus lebih dicermati. Sehingga, sangatlah penting untuk melakukan second
opnion terhadap dokter lain tentang permasalahan kesehatan tertentuyang belum
pernah terselesaikan
Memang mencari second opinion akan memerlukan biaya lebih untuk
konsultasi tetapi ini bisa meminimalisir terjadinya kesalahan, bagaimanapun
dokter juga manusia selain itu penyakit juga bisa menimbulkan gejala yang
bervariasi, bisa berbeda antara satu orang dengan yang lainnya atau sesuai
dengan perjalanan penyakit. Manfaat lain mendapatkan second opinion adalah
pasien lebih teredukasi mengenai masalah kesehatan yang dihadapinya.
Kalau kita kurang puas dan merasa tidak pas dengan pendapat dokter yang
menangani, carilah second opinion atau bahkan third opinion jika memang diperlukan
terutama pada penyakit-penyakit berat atau pada kondisi yang rawan misalnya pada
bayi. Pertanyaan-pertanyaan yang belum tuntas saat berkonsultasi dengan dokter
pertama bisa ditanyakan pada dokter kedua.
Opini Medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seorang dokter atau ahli
medis terhadap suatu diagnose, tarapi dan rekomendasi medis lain terhadap penyakit
seseorang Meminta Pendapat Lain (second Opinion) adalah pendapat medis yang
diberikan oleh dokter lain terhadap suatu diagnose atau terapi maupun
rekomendasi medis lain terhadap penyakit yang diderita pasien. Mencari
pendapat lain bisa dikatakan sebagai upaya penemuan sudut pandang lain dari dokter
kedua setelah pasien mengunjungi atau berkonsultasi dengan dokter pertama.
“setiap pasien memiliki hak meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik
di dalam maupun diluar rumah sakit”

B. Informed consent
Informed consent secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu informed dan consent.
Informed berarti telah mendapat penjelasan atau informasi; sedangkan consent berarti
memberi persetujuan atau mengizinkan. Dengan demikian informed consent berarti
suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi atau dapat juga
dikatakan informed consent adalah pernyataan setuju dari pasien yang diberikan
dengan bebas dan rasional, sesudah mendapatkan informasi dari dokter dan sudah
dimengerti olehnya.
Informed consent ialah persetujuan bebas yang diberikan oleh pasien terhadap
suatu tindakan medis, setelah ia memperoleh semua informasi yang penting mengenai
sifat serta konsekuensi tindakan tersebut. Informed consent dibuat berdasarkan
prinsip autonomi, beneficentia dan nonmaleficentia, yang berakar pada martabat
manusia di mana otonomi dan integritas pribadi pasien dilindungi dan dihormati. Jika
pasien tidak kompeten, maka persetujuan diberikan oleh keluarga atau wali sah. Jika
keluarga/wali hadir tetapi tidak kompeten juga, maka tenaga medis harus
memutuskan sendiri untuk melakukan tindakan medis tertentu sesuai keadaan pasien.
Informed consent terutama dibutuhkan dalam kasus-kasus luar biasa (exraordinary
means). Namun untuk pasien kritis atau darurat yang harus segera diambil tindakan
medis untuk menyelamatkannya, proxy consent tidak dibutuhkan.

C. Salah satu penyebab konflik medis adalah komunikasi. Beri komentar tentang hal ini.
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang
yang dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan
pesan untuk kemudian diketahui dan pahami bersama. Pesan dalam komunikasi
digunakan dalam memilih dan pengambilan keputusan.
Komunikasi kesehatan antara dokter dan pasien adalah proses komunikasi yang
melibatkan pesan kesehatan, unsur-unsur atau peserta komunikasi. Komunikasi yang
dibangun dengan baik antara dokter dan pasien merupakan salah satu kunci
keberhasilan dokter dalam memberikan upaya pelayanan medis. Sebaliknya,
ketidakberhasilan dokter terhadap masalah medis jika dikomunikasikan dengan baik
tidak akan menimbulkan perselisihan.
Komunikasi dokter dan pasien sebagai bentuk perilaku yang terjadi dalam
berkomunikasi yaitu bagaimana pelaku (dokter dan pasien) mengelolah dan
mentransformasikan dan pertukaran suatu pesan. Dalam proses pertukaran pesan
komunikasi antara dokter dan pasien merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan proses komunikasi itu sendiri.

Daftar Pustaka
1. Purnama, Gede S. 2016. Modul Etika dan Hukum Kesehatan “Informed Consent”. Bali:
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Udayana.
2. Arianto. 2015. Komunikasi Kesehatan “Komunikasi Antara Dokter dan Pasien”. Palu :
Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Tadulako.
3. Ginting, Vera P BR. 2017. Penanggulangan Malpraktek Yang Dilakukan Oleh Tenaga
Kesehatan (Studi di Wilayah Bandar Lampung). Lampung: Fakultas Hukum Universitas
Lampung.
4. Principle of Biomedical Ethics oleh Tom L. Beauchamp dan James F. Childress
5. Panduan Second Opinion. https://docplayer.info/67875744-Panduan-second-opinion.html

Anda mungkin juga menyukai