Anda di halaman 1dari 7

A.

Small Group Discusion (SDG)


Sintaksnya adalah sebagai berikut:
1. Membentuk kelompok (3-5) siswa, memilih bahan diskusi, mempresentasikan
paper dan mendiskusikan di kelas, berdiskusi, memberi dan menerima umpan
balik, berpendapat disertai fakta dan argumentasi yang baik, mengemukakan ide-
ide, menyimpulkan poin-poin penting dalam diskusi, menelaah latihan, quis, tugas
menulis, membandingkan teori, konsep, isu dan onterpretasi, menyelesaikan
masalah. (Aktivitas belajar siswa)
2. Kerjasama, komunikasi, skill presentasi, mengemukakan pendapat, leadership,
kemampuan analisis, saling menghargai, berpikir kritis, percaya diri, inisiatif,
tanggung jawab, mengambil keputusan, pemahaman matei lebih cepat
(Kemampuan yang diperoleh siswa).
3. a.) membuat rancangan bahan diskusi dan aturan diskusi
b.) menjadi moderator dan sekaligus mengulas pada setiap akhir sesi diskusi siswa
c.) memberikan umpan balik bagi siswa
d.) melakukan evaluasi (Aktivitas guru)
1. Bagilah kelas ke dalam beberapa kelompok kecil
2. Berikan Bacaan untuk masing-masing kelompok
3. Minta mereka untuk mendiskusikan bacaan
4. Mintalah setiap kelompok untuk menunjuk juru bicara
5. Minta para juru bicara kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
6. Mintalah kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi
7. Guru memberikan rangkuman atau penguatan-penguatan materi
B. Role-Play & Simulation (RPS)
Sintaksnya adalah sebagai berikut:
1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik
Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik
pada masalah karena itu tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling
menentukan keberhasilan. Bermain peran akan berhasil apabila peserta didik menaruh
minat dan memperhatikan masalah yang diajukan guru.
2. Memilih peran
Memilih peran dalam pembelajaran, tahap ini peserta didik dan guru
mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana
mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik
diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran.
3. Menyusun tahap-tahap peran
Menyusun tahap-tahap baru, pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis
besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus
karena para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan.
4. Menyiapkan pengamat
Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan
terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami
dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.
5. Pemeranan
Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan
peran masing-masing. Pemeranan dapat berhenti apabila para peserta didik telah
merasa cukup, dan apa yang seharusnya mereka perankan telah dicoba lakukan. Ada
kalanya para peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari telah
mamakan waktu yang terlampau lama. Dalam hal ini guru perlu menilai kapan
bermain peran dihentikan.
6. Diskusi dan evaluasi
Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam
bermain peran, baik secara emosional maupun secara intelektual. Dengan melontarkan
sebuah pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk diskusi.
7. Pemeranan ulang
Pemeranan ulang, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi mengenai
alternatif pemeranan. Mungkin ada perubahan peran watak yang dituntut. Perubahan
ini memungkinkan adanya perkembangan baru dalam upaya pemecahan masalah.
Setiap perubahan peran akan mempengaruhi peran lainnya.
8. Diskusi dan evaluasi tahap dua
Diskusi dan evaluasi tahap dua, diskusi dan evaluasi pada tahap ini sama seperti
pada tahap enam, hanya dimaksudkan untuk menganalisis hasil pemeranan ulang, dan
pemecahan masalah pada tahap ini mungkin sudah lebih jelas.
9. Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan
Pada tahap ini para peserta didik saling mengemukakan pengalaman hidupnya
dalam berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya. Semua pengalaman
peserta didik dapat diungkap atau muncul secara spontan.

C. Discovery Learning (DL)


a. Stimulation (Stimulus)
Menyajikan bahan kajian di awal, contoh berupa potensi daerah setempat yang
berkaitan dengan konsep geografi.
b. Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Mengidentifikasi potensi daerah satu per satu.
c. Data Collecting (Mengumpulkan data)
Mencari dan mengumpulkan data tentang potensi daerah setempat dari sumber lain
(internet, observasi atau majalah dll).
d. Data Processing (Mengolah data)
Upaya mengolah potensi daerah setempat melalui berbagai sumber
referensi/wawancara pakar ahli.
e. Verification (Memverivikasi)
Membandingkan hasil diskusi antar kelompok untuk mendapatkan informasi dan
solusi terbaik dalam memajukan potensi daerah
f. Generalization (Menyimpulkan)
Menyimpulkan hasil diskusi dari kajian potensi daerah setempat.
Jadi model discovery learning di atas membuat siswa menemukan hal baru terhadap
suatu fenomena dan bagaimana tindak lanjut kedepannya. Dalam hal ini kajian yang
dibahas tentnag potensi daerah. Tentu setiap daerah punya potensi masing-masing dan
harus dicari untuk menemukan gambaran pengembangan ke depannya.
D. Self-directed Learning (SDL)
- Preplanning (aktivitas awal proses pembelajaran)
- Menciptakan lingkungan belajar yang positif
- Mengembangkan rencana pembelajaran
- Mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai
- Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring (6) mengevaluasi hasil
belajar individu.
E. Inquiry
1. Orientasi
Pada tahap ini adalah tahapan yang sangat penting dimana pada tahap ini guru
dituntut untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan untuk belajar. Pada
tahap ini guru dapat memberitahukan siswa mengenai:
 Materi apa yang akan dipelajari;
 Apa tujuan yang akan dicapai; serta
 Mempersiapkan siswa untuk mulai menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
2. Merumuskan masalah.
Pada tahap ini siswa diarahkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan.
Masalah dapat disajikan dengan cara yang menarik seperti demonstrasi unik ataupun
dalam bentuk teka-teki sehingga siswa tertantang untuk mencari tahu apa yang terjadi
dan merumuskannya dalam suatu pertanyaan ataupun pernyataan yang kelak harus
dijawab nya sendiri.
3. Merumuskan hipotesis
Pada tahapan ini siswa dilatih untuk membuat suatu hipotesis atau jawaban sementara
dari masalah yang telah disaksikannya. Hipotesis belum tentu benar sehingga
doronglah anak-anak untuk tidak takut dalam mengemukakan hipotesisnya. Guru juga
dapat membantu siswa membuat hipotesis dengan memberikan beberapa pertanyaan
yang jawabannya mengarah pada hipotesis siswa.
4. Mengumpulkan data
Pada tahap ini siswa melakukan aktivitas mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang telah dibuatnya. Dalam pembelajaran inquiry tahapan
ini merupakan suatu proses yang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan
intelektual siswa karena pada tahap ini siswa dilatih untuk menggunakan seluruh
potensi berfikir yang dimilikinya.
5. Menguji hipotesis
Langkah ini merupakan langkah yang latih kemampuan rasional siswa, dimana
hipotesis yang telah dibuat kemudian diuji dengan cara dibandingkan dengan data
yang ada lalu kemudian ditunjukkan. Pada tahap ini juga dilatih sikap jujur dan
percaya diri pada siswa sehingga siswa dapat menguji hipotesis nya berdasarkan data
dan fakta.
6. Merumuskan kesimpulan
Pada langkah ini siswa dituntut untuk mendeskripsikan temuan yang telah diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis, sehingga dapat mencapai kesimpulan yang
akurat.

F. Cooperative learning (CbL)


- Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
- Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
- Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap agar melakukan transisi secara efisien.
- Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
- Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
- Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.

G. Contextual learning (CtL)

a. Modelling (Pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan,


pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh);
b. Questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, generalisasi);
c. LearningCommunity (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok /
individual, mengerjakan);
d. Inquiry (identifikasi, investigasi, menemukan);
e. Constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi
konsep/aturan);
f. Reflection (review, rangkuman, tindak lanjut);
g. Authentic Assessment (penilaian proses belajar, penilaian objektif).

H. Project based learning (PjBL)

1. Guru menyampaikan topik dan mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan


masalah. Guru mengajukan pertanyaan mendasar tentang apa yang harus dilakukan
peserta didik terhadap topik/ pemecahan masalah.

2. Mendesain perencanaan produk

3. Guru memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memilih dan mengetahui
prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan.Peserta didik berdiskusi
menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas,
persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan.

4. Menyusun jadwal pembuatan

Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek
(tahapan-tahapan dan pengumpulan).Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian
proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama.

5. Memonitor keaktifan dan perkembangan proyek

Guru memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau


realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.Peserta didik
melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan
masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru.
6. Menguji hasil

Guru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau keterlibatan peserta didik,


mengukur ketercapaian standar.Guru dan peserta didik membahas kelayakan proyek
yang telah dibuat dan membuat laporan produk/karya untuk dipaparkan kepada orang
lain.

7. Evaluasi pengalaman belajar


Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan
peserta didik merefleksi/kesimpulan.Setiap peserta didik memaparkan laporan,
peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan
hasil proyek.

I. Problem based learning (PBL)


- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
- Guru membantu siswa untuk mendefinisikan  dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
- Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
- Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
- Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Anda mungkin juga menyukai