PENDAHULUAN
I. Topik
Mengenal sistem koloid
Mengamati efek tyndall
Mengamati adsorpsi dan koagulasi pada koloid
II. Tujuan
1. Pratikum 1 (Mengenal sistem koloid)
Mengenal macam-macam dispersi koloid.
Mengenal larutan sejati, suspensi kasar, dan koloid.
Mengenal koloid dan contohnya.
Koloid atau dispersi koloid (sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel
yang lebih besar dari laritan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel antara 1nm-
100nm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi dapat diamati dengan
mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi.
1. Suspensi, merupakan sistem dispersi dengan partikel yang berukuran relatif besar tersebar
merta di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya sistem dispersi merupakan campuran
yang heterogen.
2. Larutan, merupakan system dispersi yang ukuran partikel-pertikelnya sangat kecil,
sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan partikel
terdispersi walaupun menggunkaan mikroskop ultra.
3. Koloid. Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahsa Yunani berarti “lem”. Istilah
koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya
terhadap gelatin yang merupakan kristal tetapi sukar mengalami difusi. Padahal umumnya
kristal mudah mengalami difusi. Oleh karen itu, zat semacam gelatin ini keudian disebut
koloid. Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan
sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil dari
suspensi.
Sistem koloid terdiri atas 2 fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium dispersi).
Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa pendispersinya koloid dapat dibedakan menjadi 8
jenis sebagai berikut:
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi
berupa zat cair, disebut aerosol cair. Banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti hair
spray, obat nyamuk semprot, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol
diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol).
2. Sol
Sistem koloid dari pertikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid
jenis sol banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
3. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi ini adalah dua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat
digolongkan kedalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air (M/A) dan emulsi air dalam
minyak (A/M).
4. Buih
Sistem koloid dari gas yang tedispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi,untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih.
5. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.
3. Adsorpsi
Adsorpsi ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada
permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel.
(Catatan : Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang
terjadi di dalam suatu partikel).
1. Larutan homogen, adalah jenis larutan yang antara zat terlarut dan zat pelarut menyatu
dan tidak dapat di bedakan, meskipun menggunakan mikroskop ultra
2. Larutan heterogen, adalah jenis larutan yang antara zat terlarut dan zat pelarut menyatu
dan dapat di bedakan, meskipun secara kasat mata.
METODOLOGI
1. ALAT
1. Praktikum 1
Gelas kaca berukuran kecil
Saringan
Sendok
2. Praktikum 2
Gelas kaca berukuran kecil
Lampu senter /flash hp
Sendok
3. Praktikum 3
Mangkok plastik
Pengaduk
Panci masak
Kompor
1. BAHAN
1. Praktikum 1
Larutan gula
Larutan kopi
Larutan susu
2. Praktikum 2
Larutan gula
Larutan kopi
Larutan susu
3. Praktikum 3
Agar-agar
Air
Gula
B. LANGKAH KERJA
1. Praktikum 1
Masing-masing gelas kaca diisi dengan 1 sendok gula, 1 sendok susu, dan 1
sendok kopi bubuk, kemudian tambahkan air secukupnya lalu aduk.
Setelah beberapa menit, larutan tersebut di saring dan di tampung filtratnya
dalam gelas kaca yang kosong. Perubahan yang terjadi lalu diamati. (Filtrat=
cairan)
2. Praktikum 2
Isi gelas kaca masing-masing dengan 1 sendok larutan gula, 1 sendok susu cair,
dan 1 sendok larutan kopi bubuk kemudian tambahkan air secukupnya lalu aduk.
Lalu senterlah larutan gula tersebut. Amati apa yang terlihat melalui lubang
pengamatan.
Ulangi langkah 2 untuk larutan susu dan larutan kopi bubuk.
3. Praktikum 3
1) Percobaan A : Penggumpalan Sol Menjadi Gel karena Perubahan Suhu
Campurkan agar-agar, gula dan air dalam panci masak. Aduk hingga mendidih
( sesuai petunjuk pada bungkusnya ).
Tuangkan agar-agar cair yang panas (sol) ke dalam mangkok, dan biarkan dingin
pada suhu ruang.
Amati dan catat perubahan yang terjadi pada sol agar-agar.
HASIL PENGAMATAN
Setelah didiamkan
No. Sampel Jenis sampel Setelah disaring
Filtrat Residu
2. Gula
3. Kopi
Susu
Gula
Kopi
Koloid Penggumpalan/koagulasi
B. ANALISA DATA
1. Praktikum 1
Setelah melakukan percobaan dapat dilihat, ketika mencampurkan susu, kopi dan gula ke
dalam air.
Jika mencampurkan air dengan susu ternyata larutan itu larut tetapi larutan itu tidak
bening melainkan keruh. Jika didiamkan campuran susu tidak akan memisah dan juga
tidak dapat dipisahkan dengan penyaring. Hasil penyaringan tetap keruh. Secara
makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, secara mikroskopis partikel-
partikelnya yang tersebar di dalam air masih dapat dibedakan. Campuran seperti inilah
yang dinamakan koloid. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersinya adalah
lemak, sedangkan medium pendispersinya adalah air. Pertanyaan INI MERUPAKAN
JENIS KOLOID ....
Jika mencampurkan air dengan gula, ternyata kedua larutan itu larut dan bening. Jika
didiamkan campuran itu tidak akan memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan
penyaring. Hasil penyaringan tetap bening. Secara makroskopis campuran ini tampak
homogen dan secara mikroskopis partikel-partikelnya tersebar di dalam air tidak dapat
dibedakan. Campuran seperti inilah yang dinamakan larutan.
Saat mencampurkan air dengan kopi, kopi tidak larut dalam air. Walaupun campuran ini
diaduk, lambat laun kopi akan memisah dan mengendap di dasar gelas. Campuran ini
bersifat heterogen dan merupakan sistem dua fase. Campuran ini dapat dipisahkan dengan
penyaringan. Campuran seperti ini dinamakan suspensi.
2. Pratikum 2 :
Pada percobaan tersebut dapat diketahui bahwa pada larutan gula, berkas sinar yang
berasal dari senter tidak terlihat karena berkas sinar hanya berjalan lurus tanpa
penghamburan saat melewati zat tersebut. Oleh karena itu larutan gula tergolong larutan
sejati.
Sedangkan pada larutan susu berkas sinar yang berasal dari senter yang akan
dihamburkan dan menimbulkan berkas sinar pada layar dan menyebar, berkas cahaya
yang melalui larutan ini dapat diamati dari arah samping. Hal ini disebabkan karena
partikel-partikelnya mempunyai ukuran yang relatif besar untuk dapat menghamburkan
sinar tersebut. Oleh karena itu larutan susu tergolong koloid. Sebaliknya, pada larutan
sejati, ukuran partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya
sedikit dan sangat sulit diamati.
3. Pratikum 3 :
Agar-agar termasuk sol. Perubahan yang terjadi setelah dipanaskan yaitu timbul
penggumpalan dari sol menjadi gel dan apabila ditinjau dari terdispersinya agar-agar
terdispersi dalam air.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Meskipun ketiganya berupa campuran dua zat atau lebih, ternyata dari ketiga
campuran dalam percobaan memiliki perbadaan dari segi bentuk, sifat, ukuran,
serta fasenya yang dikelompokan ke dalam tiga macam jenis dispersi, yaitu
dispersi halus (larutan), dispersi koloid, dan dispersi kasar (suspensi).
2. Campuran yang berupa larutan yaitu memiliki sifat larut, bening, mengalami satu
fase (homogen), stabil, tidak dapat disaring.
Campuran yang berupa suspensi yaitu larutan tersebut memiliki sifat tidak larut
meskipun diaduk dan didiamkan, keruh, mengalami dua fase, tidak stabil,
larutannya heterogen, dan dapat dipisahkan dengan penyaring.
Campuran yang berupa koloid yaitu memiliki sifat larut dalam air, keruh,
mengalami dua fase, tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan, hasil
penyaringan tetap keruh. Secara pengelihatan makroskopis, campuran ini tampak
homogen, tetapi sebenarnya bersifat heterogen.
4. Sol adalah sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair
disebut sol. Gel adalah koloid yang wujudnya berada diantara padat dan cair yang
dapat terbentuk dari suinya sehingga terjadi koloid yang agak padat. Agar-agar
cenderung masuk dalam jenis koloid berupa sol. Emulsi adalah sistem koloid
yang fase terdispersi dan medium pendispersinya zat cair sistem koloid dari zat
cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi
ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan.