A. Latar Belakang
dan juga nafsu birahi. Nafsu birahi diantaranya untuk menyalurkan kebutuhan
biologis, yang penyalurannya tidak boleh melanggar batas yang telah ditentukan,
untuk itu agama Islam mengatur batas-batas yang boleh dilakukan dengan
memberikan jalan untuk menyalurkan hasrat tersebut melalui jalan yang diridhai-
Nya, yaitu melalui pernikahan yang sah. Pernikahan pada dasarnya adalah sesuatu
yang sakral dimana tujuan pernikahan dalam Islam adalah untuk memperoleh
ketenangan hidup yang penuh cinta dan kasih sayang, sekaligus memenuhi
perzinaan agar tercipta ketenangan dan ketentraman bagi individu, keluarga dan
masyarakat. Tujuan yang lebih utama adalah menjaga keturunan manusia agar
terhindar dari keturunan yang rusak, sebab dengan perkawinan akan jelas
nasabnya.
pernikahan sebab ada banyak hikmah yang terkandung dalam pernikahan itu
sendiri dan pernikahan adalah fitrah manusia. Manusia sudah diciptakan Allah
yang penuh cinta dan kasih sayang, sekaligus memenuhi kebutuhan biologis yang
diluar ajaran Islam contahnya yaitu melakukan perbuatan zina sebelum adanya
akad nikah. Zina sendiri merupakan persetubuhan yang dilakukan oleh seorang
lelaki dan perempuan diluar nikah dan hanya mengikuti hukum syarak atau
bukan pasangan suami istri serta keduanya adalah orang yang mukallaf serta
adanya kehendak untuk melakukan.1 Hal itu terjadi dengan berbagai alasan
seperti awalnya yang tidak berniat untuk berzina namun karena khilaf dan tidak
masuk dalam jerat setan dan terjerumus dalam zina yang diharamkan.
ditanggung oleh pasangan pelaku perkawinan wanita hamil akibat zina. Tentu
saja hal tersebut akan membawa dampak psikologis dan tekanan mental bagi
pasangan kawin hamil akibat zina, karena rumah tangga yang mereka bangun
tidak didasarkan pada persiapan yang matang, dan mungkin saja mereka kaget,
semua angan dan cita-cita mereka terhambat karena kekhilafan mereka sendiri.
Dalam hukum Islam sendiri adanya pro dan kontra akan hukum
1
Mareesa, Hukum Menikah Dengan Pasangan Zina, https://dalamislam.com/hukum-
islam/pernikahan/hukum-menikah-dengan-pasangan-zina, diakses tanggal 01 Agustus 2019
2
Jamhari Makruf dan Tim Lindsey (eds), Hukum Keluarga, Pidana, & Bisnis (Jakarta: Kencana,
2013), 53.
laki yang sedang melakukan penjajagan (berpacaran) dikhawatirkan tidak
mereka akan mudah berlindung dari aturan tersebut jika kehamilan terjadi pada
pasangan belum nikah tersebut. Jika hal ini betul-betul dipikirkan oleh kaum
terhadap maraknya praktik perzinaan. Terlebih lagi, aturan tentang status anak
sah mendukung terjadinya praktik tersebut. Kaum muda merasa bahwa apa yang
mereka lakukan akan dapat terselesaikan oleh kedua aturan tersebut, mereka
dapat menikah dalam keadaan hamil dan melegalkan anak yang lahir dari
diperkenankan kawin dengan pasangan zinanya itu”. Dalam pasal tersebut jelas
tidak boleh melakukan pernikahan dengan pasangan zinanya. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini peneliti ingin melihat persepsi atau anggapan penghulu
tentang pelaksanaan nikah karena hamil diluar nikah yang dilakukan dengan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini kiranya dapat diambil guna dan manfaat antara lain
adalah :
1. Secara teoritis :
2. Secara praktis :
E. Definisi Operasional
skripsi ini, maka penulis akan memaparkan istilah yang dirasa kurang
dipahami, yaitu:
1. Penghulu
3. Pasangan Zina
F. Penelitian Terdahulu
3
Soedaryo Soimin, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Per), Cet, Ke 15 (Jakarta: Sinar
Grafika, 2016), 9.
4
Arif Muhajir, Fiqih Islam 7 / Wahbah az-Zuhaili, terj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Cet. 1
(Jakarta: Gema Insani, 2011), 303.
5
Junadi, “Pengertian, Tugas, dan Fungsi Kantor Urusan Agama (KUA)”,
https://junaidikua.blogspot.com/2017/09/pengertian-tugas-dan-fungsi-kantor.html, diakses tanggal
22 September 2019
dalam menikahkan pasangan zinanya. Oleh karena itu, untuk melihat
yaitu :
1. Peneliti pertama, skripsi yang ditulis oleh Aidatus Silvia, mahasiswa Al-
Biologis Bagi Anak Hasil Luar Nikah”. Hasil dari penelitian ini adalah:
biologis itu adalah ayah sedarah, dan ayah tersebut tidak diakui dalam
pernikahan yang sah. Namun, jika ayah biologis menikahi sang wanita
maka sebutannya bukan lagi ayah biologis, tetapi ayah nasab. (2)
Mojowarno untuk mendaftarkan diri dengan kedua orang tuanya, baik itu
harus dipertanyakan.6
6
Aidatus Silvia, Pandangan Penghulu Kantor Urusan Agama Kecamatan Mojowarno Jombang
terhadap Keabsahan Wali Ayah Biologis Bagi Anak Hasil Luar Nikah, Skripsi (Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016), 85-86.
Dalam hal persamaan yaitu menggunakan subjek dan objek yang
sama yaitu penghulu dan pasangan hamil diluar nikah. Sedangkan, dalam
2. Peneliti yang kedua, thesis yang ditulis oleh Farrial Husna, mahasiswa
bertujuan untuk menentukan wali nikah anak hasil nikah hamil. Adapun
hasil dari penelitian ini yaitu: (1) proses pemeriksaan berkas nikah pada
surat keterangan wali dan proses ketika sebelum terjadinya akad nikah,
(2) pandangan penghulu dalam menentukan wali nikah anak hasil nikah
objek yang sama yaitu penghulu dan pasangan hamil diluar nikah.
7
Farrial Husna, Pandangan Penghulu dalam Menentukan Wali Nikah Anak Hasil Nikah Hamil,
Thesis (Jombang: Universitas Hasyim As-‘Ary, 2016), 159-160.
penulis membahas Pasal 32 KUH Perdata tentang larangan pernikahan
Tabel I
Penelitian Terdahulu
Nama/ Instansi/
No. Judul Skripsi Persamaan Perbedaan
Tahun
1. Aidatus Silvia/ Pandangan Menggunakan Penelitian
UIN Maulana Penghulu subjek dan tersebut
Malik Ibrahim Kantor Urusan objek yang mengkaji
Malang/ 2016 Agama sama yaitu hal
Kecamatan penghulu dan keabsahan
Mojowarno pasangan hamil wali ayah
Jombang diluar nikah biologis
8
Abdul Hadi Siddik, Pendapat Tokoh Agama terhadap Perkawinan Wanita Hamil akibat Zina di
Desa Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Skripsi (Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati Bandung, 2013), 76.
terhadap anak diluar
Keabsahan nikah.
Wali Ayah Sedangkan,
Biologis Bagi penulis
Anak Hasil mengkaji
Luar Nikah tentang
Pasal 32
KUH
Perdata
tentang
larangan
pernikahan
dengan
pasangan
zina.
2. Farrial Husan/ Pandangan Menggunakan Pada
Universitas Penghulu subjek dan penelitian
Hasyim As- dalam objek yang ini yaitu
‘Ary Jombang/ Menentukan sama yaitu metode
2016 Wali Nikah penghulu dan yang
Anak Hasil pasangan hamil digunakan
Nikah Hamil diluar nikah untuk
menentukan
wali anak
hasil nikah
hamil.
Sedangkan,
penulis
membahas
Pasal 32
KUH
Perdata
tentang
larangan
pernikahan
dengan
pasangan
zina.
3. Abdul Hadi Pendapat Sama-sama subjek
Siddik/ UIN Tokoh Agama membahas penelitian
Sunan Gunung terhadap wanita hamil yang
Djati Bandung/ Perkawinan akibat zina. digunakan
2013 Wanita Hamil disini para
akibat Zina di tokoh
Desa agama dan
Margahayu penulis
Selatan menggunak
Kecamatan an penghulu
Margahayu dan
Kabupaten pembahasan
Bandung terhadap
Pasal 32
KUH
Perdata.
G. Kerangka Teori
1. Pengertian Zina
dibidang munakahat.9
hamil diluar nikah akibat zina, dimana kasus yang terjadi di Kecamatan Dau
berkepanjangan.
9
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/62/M.PAN/6/2005 tentang Jabatan
Fungsional Penghulu dan Angka Kreditnya.
diri dari semua godaan setan yang akan menjerumuskan seseorang untuk
berbuat zina. Zina berarti hubungan kelamin antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan tanpa ikatan perkawinan. Kata “zina” ini berlaku terhadap
seorang atau keduanya yang telah menikah atau belum.10 Perbuatan zina
bukan hanya sebagai perbuatan dosa besar melainkan juga sebagai tindakan
2. Hukum Zina
Oleh karena itu al-Qur’an menjelaskan kepada manusia dalam surat al-Isra’
ayat 32 yaitu :
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”12.
10
A. Rahman I Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002), 308.
11
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Fondasi Keluarga Sakinah (Jakarta: Subdit Bina
Keluarga Sakinah, 2017), 4.
12
QS. al-Isra’ (17): 32
ْم ِّرو َأ ِّبي و ل ا َْْل َنا قُ َت ْي َب ُة بن ِّع حدَّثَ ِّري
بن ع عن ا عن عن َمش
نَ ا ر ج حدََّث ي ٍد
ِّئ ع س
َّ الذَّ أ ب ْند ل
ِّ ا ِّ رجل رس ُل ْبد ُشر ح ل
َ َ
بر ا ع ل َِّّ َيا و ل ال ا ع ل ال ِّبي قَا
ْن ي
ك ل أَ ل
َز ُنو و ن َي ذَ ِّلك ْل ق أَ ثَا ًما } ا ْْل َية ِو ْل ََّ ا
ن َم ْفع ل ّ ََل ح لل
ق با إ
kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Wa`il] dari ['Amru bin
bertanya; 'Ya Rasulullah, dosa apa yang paling besar disisi Allah? ' Nabi
yang tidak menyeru kepada tuhan lain selain menyembah Allah, dan tidak
membunuh jiwa yang Allah haramkan selain karena alasan yang benar,
(H.R. Bukhari).
13
H.R Al-Bukhari, Kitab al-Hudud, No. 6354
Anjuran di atas merupakan ajaran Islam untuk membimbing manusia
hukum dan sebab jatuhnya hukum itu karena melanggar peraturan hidup,
perzinaan dalam agama Islam sudah jelas, yaitu diancam hukuman pidana had
bagi laki- laki maupun perempuan yang berzina. Fuad Moch Fahruddin
(1991: 33).
menahan diri dari perbuatan zina, sehingga norma apapun dilanggarnya. Ini terjadi
dikalangan anak muda karena mereka dibawa hanyut oleh jiwa yang tak terkendali
untuk bertindak dulu, lalu berfikir kemudian, maka akibat dari ketidakmampuan
menahan diri, banyak remaja melakukan hubungan badan sebelum nikah yang
berujung kepada kehamilan. Kehamilan diluar nikah adalah aib bagi keluarga, oleh
karena itu orang tua akan segera menutupi aib tersebut dengan menikahkan putrinya
jika putrinya diketahui hamil sebelum menikah. Kasus perkawinan wanita hamil
akibat zina dalam masyarakat mengunggah ahli-ahli hukum untuk mengkaji hal
tersebut dan membuat aturan yang digunakan sebagai jalan keluar atau pemecahan
solusi. Seperti ditetapkannya aturan kawin hamil di luar nikah, maka dapat
dikawinkan dengan pria yang menghamilinya ataupun dengan laki-laki yang bukan
menghamilinya.
zina ini, sudah menjadi perdebatan di kalangan ulama dari dahulu sampai sekarang,
khususnya dari para ulama madzhab terutama mengenai masalah kebolehan dan
larangan dari perkawinan wanita hamil akibat zina tersebut. Dengan adanya
yaitu: pertama, wanita hamil akibat zina kawin dengan laki-laki kawan berzinanya
sebelum nampak hamil akibat zina yang dilakukan. Kedua, wanita zina kawin
dengan laki-laki kawan berzinanya dalam keadaan hamil akibat zina yang dilakukan.
Dalam hal tersebut, kebanyakan fuqaha membolehkan dengan alasan yang dikaitkan
dengan tidak adanya masa iddah. Ketiga wanita zina kawin dengan laki-laki lain
bukan kawan berzinanya padahal ia dalam keadaan hamil akibat zina, dalam hal ini
fuqaha berselisih pendapat, ada yang membolehkan tetapi dengan persyaratan dan
ada yang menganggap tidak sah dengan alasan adanya masa iddah. Dan keempat
wanita zina kawin dengan laki-laki bukan kawan berzinanya, tetapi tidak dalam
keadaan hamil. Dalam hal ini kebanyakan membolehkan baik dengan syarat tertentu
ataupun tidak.
yang mengatur tingkah laku setiap orang terhadap orang lain yang berkaitan
dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan masyarakat maupun
dua, yaitu hukum perdata material dan hukum perdata formal. Hukum perdata
Syaifudin
14
Zuhri, “Sejarah Hukum Perdata di Indonesia”,
https://www.kompasiana.com/syaifudinzuhri/54f95224a33311ac048b4cda/sejarah-hukum-perdata-
di-indonesia, diakses tanggal 29 September 2019.
material mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subjek hukum.
yaitu hukum perdata barat yang berinduk pada Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUH Per), yang dalam bahasa aslinya disebut Burgerlijk Wetboek
(BW).15
Salah satunya dalam pasal KUH Perdata yakni di pasal 32 yang berbunyi:
zina, sekali- kali tak diperkenankan kawin dengan pasangan zinanya itu”.
Dalam pasal ini jelas diterangkan bahwasanya tidak boleh nikah dengan
pasangan zinanya.
diluar nikah. Walaupun banyak pro dan kontra dalam pelaksanaannya, jika
besar akan mengurangi angka kehamilan tersebut. Selain adanya sanksi yang
15
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2014), 7.
16
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW) (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), 63.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
masyarakat.18
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), 15.
17
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
18
Berdasarkan jenis data pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti
b. Data sekunder yaitu data pendukung data primer yang berasal dari
zinanya.
zinanya.
penelitian bisa berupa benda, orang atau hal lain yang di dalamnya bisa
Kepanjen.
kepada
19
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 19.
20
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, 38.
pihak yang kompeten dan sudah menjadi tugasnya sehari-hari. Sampel
penelitian.21
oleh peneliti untu tujuan penelitian. Adapun yang menjadi responden pada
ada di rekaman. Lalu jika dirasa sudah cukup, hasil akhir data yang sudah
21
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), 91.
Pada penelitian ini proses klasifikasi dilakukan dengan
dengan sangat teliti dan teratur. Seluruh data yang diperoleh ditelaah
dalam penelitian.
yang dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih spesifik dan diakui
dalam suatu prespekstif ilmiah yang sama, sehingga hasil dari analisis
data yang baik adalah data olah yang tepat dan dimaknai sama dan tidak
22
Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta : Salemba Humaika, 2010), 158.
Adapun analisis data yang digunakan pada penelitian ini bersifat
menyelesaikan masalah.
e. Kesimpulan (concluding)
zina.
I. Sistematika Penulisan
latar belakang peneliti memaparkan alasan dan sebab memilih judul tentang
23
Endang Poerwanti, Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah (Malang: UMM Press, 1998), 26.
“Pandangan Penghulu terhadap Pasal 32 KUH Perdata tentang Larangan
Selanjunya dari manfaat penelitian dibagi menjadi dua macam yang meliputi
manfaat teoritis dan manfaat praktis untuk mengetahui pengaruh penelitian ini
penelitian ini menjelaskan definisi dari tiap koasa kata penting pada judul
penelitian proposal ini. Sistematika penulisan, pada sub bab ini menguraikan
Bab II, pada bab ini berisi sub bab yaitu penelitian terdahulu dan kerangka
mengenai pernikahan dengan pasangan zina, baik dalam bentuk buku atau
artikel jurnal yang sudah diterbitkan maupun masih berupa tesis, disertasi
hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan zina, baik dasar hukum, akibat, dan
Bab III, berisi metode penelitian. Dalam metode penelitian ini terdiri dari:
melakukan penelitian dalam hal ini di KUA Kecamatan Dau dan Kecamatan
jenis data yang dipakai, data primer diperoleh dari wawancara responden
dari buku atau literatur, makalah, jurnal, hasil penelitian terdahulu dan
Metode Pengumoulan Data. Untuk memperoleh data, urutan kerja, serta cara
pengumpulan data baik secara primer maupun sekunder yang sesuai dengan
Bab IV, merupakan hasil penelitian dan pembahasan. Berisi tentang uraian
hasil dari pernelitian dan analisis data baik secara primer maupun sekunder
Buku-buku
HS, Salim. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW). Jakarta: Sinar Grafika,
2006.
Makruf, Jamhari dan Tim Lindsey (eds). Hukum Keluarga, Pidana, & Bisnis.
Jakarta: Kencana, 2013.
Muhajir, Arif. Fiqih Islam 7 / Wahbah az-Zuhaili. terj. Abdul Hayyie al-
Kattani dkk, Cet. 1. Jakarta: Gema Insani, 2011.
Cet, Ke
15. Jakarta: Sinar Grafika, 2016.
Undang-undang
K. Lampiran
1) Outline Skripsi
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
PEDOMAN TRANSLITERASI
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I : PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Pembahasan
A. Penelitian Terdahulu
B. Kerangka Teori
A. Jenis Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Lokasi Penelitian
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
2) Foto-foto Peristiwa