Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
NRP : C2170055
SUMEDANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada saya untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Praktik Akuntansi Sehubungan
dengan Revolusi Industri 4.O dan Pandemi Covid 19” dengan tepat waktu. Makalah “Praktik
Akuntansi Sehubungan dengan Revolusi Industri 4.O dan Pandemi Covid 19” disusun guna
memenuhi tugas oleh dosen pengampu yaitu Ibu Heni Nurani. Dr. S.E. M. Si.Ak. C. A. pada
mata kuliah Teori Akuntansi di IKOPIN. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Heni Nurani. Dr. S.E.
M. Si.Ak. C. A. selaku dosen mata kuliah Teori Akuntansi. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang sedang ditekuni. Saya juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.
Devi SO
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 12
II
BAB I
PENDAHULUAN
Tidak bisa dipungkiri, wabah ini akan mengevolusi beberapa cara kerja yang
sudah biasa. Banyak perusahaan dipaksa untuk meninggalkan cara kerja tradisional
dan memunculkan cara bekerja yang tidak biasa. Dengan adanya wabah, perusahaan
akan bekerja dengan minimal pertemuan fisik. Bukan hal yang aneh apabila kondisi
tersebut akan diteruskan meskipun wabah sudah selesai. Perusahaan menjadi
terbiasa bahwa tidak selamanya karyawan harus bekerja di kantor. Sampai pada
akhirnya perusahaan akan menyadari bahwa yang sesugguhnya dibutuhkan adalah
fungsi dari seorang karyawan akuntan. Kehadiran fisik seorang akuntan menjadi tidak
utama.
1
Kehadiran fisik pelanggan tidak lagi menjadi keharusan karena kegiatan
perdagangan dapat berlangsung di dalam teknologi. Intervensi manusia digantikan
dengan hubungan antar aplikasi dan proses logis teknologi
antara supplier dan producer. Sehingga peran akuntan yang tersisa adalah
memperbaiki dan mengembangkan proses yang harus diikuti oleh teknologi.
Kondisi akuntan di masa depan yang penuh dengan ketidakpastian dan mudah
berubah membuat perusahaan lebih perlu memprioritaskan pelaksanaan tata kelola
yang baik dibandingkan prosedur baku. Penggunaan teknologi membuat proses tetap
terjaga sesuai prosedur dengan tata kelola yang baik. Ketika supervisi proses sudah
digantikan teknologi maka selebihnya adalah memantau output. Oleh karena itu,
kembali lagi, pekerjaan analis dan pengembang aplikasi menjadi penting bagi
perusahaan.
2
Semakin mudah karyawan melakukan pekerjaan di manapun dia berada maka
dapat dikatakan perusahaan tersebut telah siap memasuki era Industry 4.0.
Ketidaksiapan perusahaan dalam penyediaan teknologi dan sistem “output based”
akan menurunkan tingkat kinerja karyawan. Tingkat produktivitas dipertanyakan
karena tidak ada mekanisme supervisi yang memadai. Meskipun saat ini perusahaan
tidak siap dengan teknologi dan mekanisme pendukungnya, namun jangan sampai hal
tersebut dibiarkan. Lakukan evaluasi atas output dan analisis hasilnya untuk
memahami tingkat kesiapan perusahaan.
Beranjak dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun rumusan
masalah yang diangkat yaitu bagaimana pengaruh revolusi industri 4.O dan dampak
pandemi covid 19 ini terhadap praktik akuntansi?
1.3 TUJUAN
Beranjak dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun tujuan dari
disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan panduan mengenai pengaruh
revolusi industri 4.0 dan dampak pandemi covid 19 terhadap praktik akuntansi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dari penjelasan posisi akuntan diatas, maka akan muncul tantangan dan pengaruh
terhadap profesi akuntan antara lain dimana perkembangan teknologi mengubah bisnis secara
signifikan seperti banyak aset yang berupa “teknologi” dan tidak berwujud secara fisik, tidak
banyak membutuhkan sumber daya manusia termasuk didalamnya staf akuntansi, perusahaan
tidak memiliki konsep “tempat” atau “premises” karena dikendalikan melalui “virtual office”
dan yang terakhir mengenai cara memasarkan dan cara berjualan melalui “market place” atau
“online store” yang kesemuanya tadi akan menuju kepada titik keseimbangan atau
equilibrium baru yang nantinya membentuk standarnya sendiri.
Dalam masa 5 tahun kedepan dimana teknologi 5G dalam perangkat telekomunikasi
sudah diadopsi secara penuh, akses internet dalam kecepatan Gigabit per detik dan perangkat
keras juga manusia sudah terhubung satu sama lain baik secara IoT atau IoP, akan mengubah
peran akuntan yang digantikan oleh teknologi AI (Artificial Intelligence) dan robotik dalam
melakukan pekerjaan dasar akuntan yaitu mencatat transaksi, mengolah transaksi, memilah
transaksi, melakukan otomatisasi pembuatan laporan keuangan sekaligus menganalisa
laporan keuangan tersebut secara mandiri tanpa campur tangan manusia. Pola swakelola
fungsi dasar akuntan inilah yang tentunya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan
dan hasilnya langsung diketahui saat itu juga (real time). Banyak perusahaan yang sudah
mengembangkan hal ini karena sudah didukung adanya standarisasi proses pengelolaan
keuangan dan standarisasi arsitektur sistem informasi yang memadai dan sesuai tuntutan
industri generasi keempat sehingga kompetensi krusial yang dibutuhkan bagi akuntan
selanjutnya adalah kemampuan analisa data, mengikuti perkembangan teknologi informasi
dan memperbaharui gaya kepemimpinan.
Lebih jauh lagi dampaknya adalah akuntan dan kantor akuntan akan “dipaksa”
mengembangkan aplikasi bergerak (mobile) untuk dapat mengakses data secara langsung dari
perangkat telepon genggam, tablet dan virtual reality (VR). Audit laporan keuangan
dilakukan berbasis real-time dimana regulator dan auditor menarik data yang dibutuhkan
secara otomatis langsung dari sistem dan sensor yang melekat pada kegiatan operasional
sehingga transparansi dan keakuratan data yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan.
Apabila akuntan tidak memiliki keahlian yang memadai didalam teknologi informasi maka
4
profesi lain dapat mengambil alih fungsi akuntan, sehingga dapat dikatakan teknologi
informasi adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk dipelajari dan dimengerti oleh
akuntan itu sendiri. Dikutip dari International Edition of Accounting and Business
Magazine edisi Desember 2016, Roger Leonard Burrit dan Katherine Christ menyebutkan
empat langkah yang harus diambil akuntan didalam menghadapi revolusi industry 4.0 yaitu:
a. Kesadaran (Awareness) bahwa dengan revolusi industri melahirkan peluang atau
kesempatan baru. Kesempatan yang muncul ini menumbuhkan bisnis baru yang
belum pernah ada sebelumnya, sebagai contoh Jerman sebagai negara pencetus
memiliki 80% perusahaan yang siap mengimplementasikan revolusi industri 4.0 atau
Cina yang menyadari bahwa diperlukan pembangunan pada aspek pengetahuan dan
menargetkan 60% investasi pada sektor ini. Bukan hanya dua negara ini saja akan
tetapi banyak negara sudah berada dalam tahap awal diseminasi informasi yang
selanjutnya akan berkembang lebih dalam untuk menjalankan secara total revolusi 4.0
b. Pendidikan (Education). Regulator atau pemerintah dan praktisi pendidikan dituntut
untuk dapat membuat kurikulum yang relevan disesuaikan dengan perkembangan
konektifitas digital, seperti contohnya pelatihan koding, manajemen informasi antar
beberapa program dan platform yang berbeda atau implementasi real-time accounting
yang ditujukan kepada seluruh departemen dan organisasi perusahaan termasuk
pemegang saham.
c. Pengembangan profesi (Professional Development). Meningkatkan kinerja profesi
akuntan beserta program - program yang mendukung pengembangannya dengan cara
melakukan latihan presentasi online maupun tatap muka secara langsung (face to face
discussion) dan mengevaluasi dampaknya terhadap kapabilitas profesi akuntan pada
masa depan.
d. Penerapan standar tinggi (Reaching Out). Sebagai akuntan dituntut harus memiliki
kontrol maksimal terhadap data yang dihasilkan, dimana data atau informasi fisik
biasanya diperoleh dibawah tanggung jawab para insinyur (engineer) sehingga
hubungan kerja antara akuntan dan insinyur harus berjalan harmonis agar data dan
informasi akuntansi dijaga dengan baik.
e. Empat langkah perubahan peran akuntan pada masa revolusi industry 4.0 yang sudah
dijelaskan diatas hendaknya sudah dimulai pada awal proses pembelajaran di
universitas atau perguruan tinggi dimana kurikulum dan metode pembelajaran juga
harus disesuaikan dengan aktual dunia bisnis saat ini dan masa yang mendatang.
5
Sehingga universitas atau perguruan tinggi perlu mencari dan menggunakan metode
pembelajaran yang meningkatkan aspek paling krusial yaitu literasi manusia dimana
fokus utama adalah mengembangkan kapasitas kognitif mahasiswa untuk dapat
berpikir kritis dan sistemik dikarenakan literasi manusia dapat berfungsi dengan baik
apabila mengacu kepada “kemanusiaan (humanity); Komunikasi (communication)
dan desain (Design). Sehingga pembelajaran terpusat pada aspek:
a. Keterampilan dalam hal kepemimpinan (leadership) dan bekerjasama dalam tim
(teamwork).
b. Kelincahan dan kematangan budaya (cultural agility) sehingga mahasiswa dengan
berbagai latar belakang mampu bekerja dalam lingkungan yang berbeda baik
didalam negeri maupun di lingkungan luar negeri.
c. Kewirausahaan (Entrepreneurship) termasuk didalamnya “social
entrepreneurship” yang artinya kewirausahaan yang mampu memberikan
sumbangsih perubahan sosial secara keberlanjutan dan tepat sasaran. Poin dasar
inilah yang wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa.
6
Menyediakan pandangan atau pendapat mengenai data. Akuntan dituntut untuk
mampu mengidentifikasikan pertanyaan atas data, analisis statistik, pengecekan
kualitas data dan interpretasi hasil olah data.
Berlaku sebagai penasihat, baik sebagai penasihat bisnis, spesialis atau berperan
sebagai partner bisnis.
Mampu bekerjasama dalam penguasaan teknologi yang meliputi manipulasi data,
bekerja dengan robot atau sejenisnya dan sebagai trainer dalam bidang
kecerdasan buatan (artificial intelligence)
Profesi akuntan berkembang tidak hanya dalam aspek finansial akan tetapi akan
meluas kepada aspek laporan non finansial (non-financial reporting) dan
keamanan data di dunia maya (cyber security).
Akuntan dalam perspektif revolusi industri sudah bukan lagi sebagai “book
keeper” tetapi meluas menjadi hal yang baru yang bisa jadi tidak menyentuh sama sekali
aspek finansial. Eksplorasi hal baru tentunya juga menimbulkan spesialisasi yang belum ada
pada saat sekarang. Spesialisasi disini apabila melihat kepada penjelasan diatas akan
bertambah menjadi bidang pekerjaan baru yang menuntut kapabilitas dan kapasitas yang
berbeda pula karena diperlukan untuk mampu melihat potensi perubahan dalam jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Celah antara dunia kerja riil dan dunia akademis patut
dijembatani untuk kemudian dilakukan riset dan penelitian lebih dalam dimana hasil
penelitian dapat digunakan untuk memberikan solusi yang membangun dan informatif untuk
kemudian dapat diaplikasikan dalam proses belajar mengajar di lingkungan universitas,
perguruan tinggi dan profesi akuntan.
7
Bisnis menghadapi konsumen yang baru dengan preferensi konsumen yang baru dan
lebih kompleks.
Bagi bisnis, mereka akan melakukan beberapa hal dalam jangka pendek:
Melakukan evaluasi terhadap bisnis proses (model) sehingga akan mengubah haluan
strategi bisnis dalam jangka pendek, menengah.
1. Depresiasi rupiah akan terus terjadi yang disebabkan karena beberapa hal yang
kompleks.
8
c. Masa depan ekonomi Indonesia yang belum jelas tentu saja mengurangi minat
investor untuk berinvestasi di seluruh jenis instrumen keuangan (surat hutang),
hal ini tentu saja akan berdampak pada melemahnya rupiah.
2. Investasi domestik maupun asing tentu saja akan berkurang karena “ekspektasi
investor” yang masih belum stabil. Sehingga mereka akan menunda investasi mereka
dalam jangka pendek dan menengah.
3. Preferensi Konsumen yang “shock” akibat pandemic Covid19:
4. Biaya telekomunikasi akan meningkat tajam seiring dengan semakin ingin tahunya
masayakat atas informasi-informasi dan perkembangan baru.
5. Masyarakat akan mengurangi keinginan mereka untuk berpergian (penurunan yang
tajam biaya transportasi)
Dalam ilmu ekonomi kita selalu belajar tentang Trade-off, yaitu dua pilihan ekstreem
antara lockdown (kesehatan masyarakat membaik) dan Ekonomi (kesehatan masyarakat
memburuk).Dalam hal ini, lockdown adalah menghentikan keseluruhan aktivitas ekonomi
masyarakat, dan pilihan ekonomi adalah tidak adanya pembatasan social distancing dll.
Tentu pilihan ekstreem ini tidak dilakukan di Indonesia. Namun, pendulum pilihan ada
diantara atau memihak yang mana. Strategi yang harus dilakukan adalah :
3. Kebijakan Targeted saja pada yang paling terdampak atau yang paling memberikan
value paling tinggi untuk mengurangi resiko Convid19.
9
4. Jaga supply dan stock kebutuhan pokok (dasar) tersedia dan harganya terjangkau.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Diperlukan studi dan riset lanjutan untuk merumuskan mengenai metode dan
ragam pembelajaran profesi akuntan dan mahasiswa akuntansi sehingga stigma
akuntan sebagai “book keeper” menjadi lebih luas dan memiliki nilai tambah yang
konstruktif disesuaikan dengan karakterisitik dan fokus industri 4.0 dimana peran dan
fungsinya menjadi lebih variatif. Diharapkan dengan adanya hasil riset dan penelitian
tersebut dapat mencetak lulusan atau sarjana yang kompeten dan mampu berperan
maksimal dalam perubahan teknologi.
Lalu, krisis Covid 19 harus diakhiri dan jangan sampai berevolusi menjadi
krisis kepanikan dan “ketidakpercayaan diri”. Inilah yang harus dikembalikan di
masyarakat, bahwa Pemerintah adalah really otoritas yang mampu menyelesaikan ini
dengan terpadu, terencana dan terukur. Maka kunci apa yang dilakukan pemerintah
adalah transparansi dan “akal sehat”. Dalam hal ini, maka kerjasama dan kolaborasi
medis (kesehatan), IT dan riset di bidang farmasi harus dilakukan untuk menangkal
Covid 19 dan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi di masa depan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Widyatama, Agus .2020. Covid 19 dan Dampaknya terhadap Ekonomi. Malang : Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Wahyono, Alex Candra & Wahjono. 2019. Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Ilmu
Akuntansi. Semarang : Jurnal AMIK JTC | INFOKAM
13