Pada periode sering kali kita melihat kasus atau penyimpangan perilaku anak
periode awal yang memasuki tahap perkembangan kepribadian yang cenderung
kearah negatif. Pada era modern banyak orang tua yang tidak tahu-menahu
mengenai periode anak awal ini sesuai dengan kaidah perkembangan yang benar
dan tepat. Banyak kasus, salah asuhan orang tua terhadap anak. Penting orang tua
untuk membaca dan memahami pola asuh pada periode anak awal ini karena letak
keberhasilan kepribadian anak juga dipengaruhi oleh peran orang tua.
Awal perkembangan anak merupakan periode yang kritis bagi perkembangan.
Menurut Milton, periode kanak-kanak meramalkan periode DEWASA,
sebagaimana pagi hari meramalkan hari baru.
Bidang spesifik perilaku anak adalah:
BICARA, EMOSI, MINAT BERMAIN, dan KEGIATAN.
Macam-macam istilah yang diberikan pada periode anak awal ini dalam berbagai
pandangan,yaitu :
ORANGTUA
o Problem age atau troublesome age.
o Orangtua dihadapkan pada problem tingkah laku (keras kepala, tidak menurut,
negativistis, tempertantrums, mimpi buruk, iri hati, ketakutan yang irasional).
o Tidak menarik (not appealing).
PENDIDIK/GURU
o Usia prasekolah (preschool age).
PSIKOLOG
o Usia pra-geng (pre-gang age).
o Periode eksplorasi.
Usia bertanya (questioning age).
1
Anak sudah mulai dapat melakukan interaksi dengan orang yang berada di
sekitarnya. Anak yang sangat senang bermain dan ingin mengetahui segala
sesuatu. Periode anak juga merupakan periode kreatif dan mudah meniru.
Atas dasar inilah periode anak dianggap sebagai pembentukan karakter, pada
periode ini anak cenderung melihat bagaimana orang disekitarnya bertindak dan
meniru tindakannya. Pada masa ini orang tua diharuskan untuk bijaksana. Periode
ini juga merupakan usia menjelajah, anak ingin mengetahui apa yang ada
disekitarnya dan bagaimana mekanismenya serta anak berusaha agar menjadi
bagian dari lingkungannya.
2
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
Periode anak awal ada di urutan usia 2 – 6 tahun. Periode anak awal
dimulai sebagai penutup masa bayi –usia dimana ketergantungan secara praktis
sudah dilewati ,diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar
usia masuk sekolah dasar.
Macam-macam istilah yang diberikan pada periode anak awal ini dalam
berbagai pandangan,yaitu :
ORANGTUA
Problem age atau troublesome age.
Orangtua dihadapkan pada problem tingkah laku (keras kepala, tidak
menurut, negativistis, tempertantrums, mimpi buruk, iri hati, ketakutan
yang irasional).
3
Tidak menarik (not appealing).
PENDIDIK/GURU
Usia prasekolah (preschool age).
PSIKOLOG
Usia pra-geng (pre-gang age).
Periode eksplorasi.
Usia bertanya (questioning age).
4
A. Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang
kompleks dan sangat mengagumkan.
Postur tubuh atau bentuk tubuh anak mulai jelas ,apakah anak berpostur :
Tulang dan Otot menjadi lebih besar,lebih kuat dan lebih berat.
Gigi ,pada usia antara 26-28 bulan,4 gigi geraham anak akan muncul dan sebelum
menginjak usia 5,5 tahun seluruh telah tumbuh dan kemudian mulai tanggal dan
digantikan gigi yang tetap.
5
b. keterampilan atau gerakan halus atau memanipulasi, seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola, serta memainkan benda
atau alat-alat mainan.
Dalam rangka mengembangkan potensi anak maka guru harus
memberikan bimbingan agar memiliki kesadaran akan kemampuan sensorinya,
dan sikap yang positif terhadap dirinya.
B. Perkembangan Kognitif
Kognitif artinya kemampuan berfikir, kemampuan menggunakan otak.
Perkembangan kognitif berarti perkembangan anak dalam menggunakan kekuatan
berfikirnya. Dalam perkembangan kognitif, anak dalam hal ini otaknya mulai
mengembangkan kemampuan untuk berfikir, belajar dan mengingat. Dunia
kognitif anak pada usia ini adalah kreatif, bebas, dan fantastis. Imajinasi anak
berkembang sepanjang waktu, dan pemahaman mental mereka mengenai dunia
menjadi lebih baik. Pada tingkat ini anak sudah dapat meningkatkan penggunaan
bahasa dengan menirukan perilaku orang dewasa.
Selama periode anak awal ini anak-anak memiliki keinginan yang kuat
untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan 2 hal yaitu ,
a) Bicara merupakan sarana pokok untuk sosialisasi dengan teman-temannya
sehingga ia akan lebih adakan berkomunikasi dengan teman-teman sebaya, kontak
sosial, dan lebih mudah diterima sebagai anggota kelompok.
b) Belajar bicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak yang
tidak mampu mengemukakan keinginannya atau yang tidak berusaha untuk bisa
dimengerti oleh orang lain cenderung diperlakukan sebagai bayi sehingga tidak
bisa mencapai kemandirian. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak-
anak harus menguasai dua hal:
pertama, meningkatkan kemampuan untuk memahami apa yang
dikatakan orang lain, dan
kedua, kemampuan untuk meningkatkan kemampuan bicara sehingga
bisa dimengerti orang lain.
Kompetensi anak juga perlu dikembangkan melalui interaksi, minat,
kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig serta Shite dan
6
Wittig (Fitri, 2008) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat
berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut:
7
2) Perbedaan seks
3) Besarnya keluarga
4) Lingkungan sosial
Emosi yang umum pada periode awal kanak-kanak antara lain :
1) Amarah
2) Takut
3) Cemburu
4) Ingin tahu
5) Iri hati
6) Gembira
7) Sedih
8) Kasih sayang
Dari berbagai macam emosi pada periode awal anak-anak seperti yang
telah disebutkan diatas, diketahui bahwa anak mulai menunjukkan berbagai
macam emosi dan reaksi terhadap apa yang dialaminya, dan emosi ini dipengaruhi
oleh lingkungan sekitarnya terutama lingkungan rumah. Anak akan
mengekspresikan apa yang dirasakannya baik itu rasa senang, amarah, takut dan
lain-lain melalui emosi, biasanya anak-anak pada periode awal perkembangan
masih belum bisa mengontrol emosi mereka dengan baik.
b. Perkembangan sosial
Dasar untuk sosialisasi pada anak-anak diletakkan dengan meningkatnya
hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak
tidak hanya bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak bicara. Jika
anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadang-kadang
saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada
hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik
Pada pernyataan diatas dijelaskan bahwa perkembangan sosialisasi pada
awal periode anak-anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan
dengan teman-teman sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari tahun ke
tahun.
8
Pada fase ini juga anak-anak tidak hanya senang bermain tetapi juga lebih
banyak berbicara. Hubungan atau kontak sosial lebih baik dari pada hubungan
sosial yang kurang baik.
c. Perkembangan permainan
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada
awal periode anak-anak. Sebab anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya
diluar rumah bermain dengan teman-temannya dibanding terlibat dalam aktivitas
lain. Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas yang menyenangkan
yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena ingin
memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal ini, karena bagi
anak-anak proses melakukan sesuatu lebih menarik dari pada hasil yang akan
didapatkannya (Schwartzman, 1978).
Jadi, permainan lebih mendominasi kehidupan anak-anak di periode ini,
karena anak-anak banyak menghabiskan waktunya untuk bermain yang mana
bermain adalah hal yang sangat menyenangkan dan menarik bagi anak-anak,
bermain merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan di awal
periode anak-anak.
d. Perkembangan moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan
dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki
moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan.
Perkembangan moral pada awal periode kanak-kanak masih dalam tingkat
yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak
belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsip-
prinsip abstrak tentang benar dan salah. Awal periode anak-anak ditandai dengan
apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan” Dalam tahap
perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturan-peraturan
tanpa berpikir atau menilai.
Jadi pada awal periode anak-anak perkembangan moral tidak begitu pesat
berkembang, hal ini disebabkan oleh pemikiran intelektual anak-anak belum bisa
mencapai pemahaman menganai prinsip-prinsip benar dan salah, pada periode ini
9
anak-anak belum bisa membedakan hal-hal yang benar untuk dilakukan dan hal-
hal yang tidak boleh dilakukan. Pada periode ini anak-anak hanya mengikuti
peraturan yang telah ada
10
5. Mempelajari perbedaan dan peran yang sesuai dengan jenis kelamin.
Pada tahap ini anak belajar mengenai perbedaan jenis kelamin dan peran
yang sesuai dengan jenis kelamin.
6. Mempersiapkan diri untuk membaca. Di akhir periode kanak-kanak
awal anak harus sudah memasuki pendidikan formal dan mulai memasuki
usia sekolah. Anak harus memiliki kesiapan untuk mengikuti aktivitas
rutin di sekolah termasuk mengikuti pelajaran di sekolah seperti membaca.
7. Mulai membedakan benar dan salah, mulai belajar mengembangkan
hati nurani. Pengetauan tentang benar dan salah masih terbatas pada
situasi rumah dan harus diperluas dengan pengertian benar dan salah
dalam hubungannya dengan orang lain di luar rumah terutama dengan
tetangga, sekolah dan teman bermain. Yang terpenting anak harus
meletakkan dasar-dasar untuk mengembangkan hati nurani sebagai
bimbingan untuk perilaku benar dan salah.
8. Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua,
kaka, adik, dan orang lain. Anak harus belajar memberi dan menerima
kasih sayang, ia harus mulai berorientasi keluar daripada dirinya sendiri.
9. Memperoleh stabilitas fisiologis : Keseimbangan tubuh dalam
menyesuaikan diri pada lingkungan.
10. Membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan
fisik :Membentuk rancangan atau gambaran kenyataan sosial dan fisik.
1. Kebutuhan pokok
1. Kebutuhan tambahan
Pada periode anak awal ini dibutuhkan seperti pemberian pakaian,
bermain,kasih sayang, pengetahuan agama, peningkatan kreativitas,
pengenalan anggota dan lingkungan sekitar.
11
2.5 Masalah Periode Anak Awal
Bahaya pada periode awal anak-anak ini dapat bersifat fisik, psikologis,
atau keduanya. Gizi yang kurang baik dapat menghalangi pertumbuhan fisik dan
mental seperti halnya pertengkaran keluarga dapat mengabaikan tekanan yang
juga dapat menghambat pertumbuhan. Bahaya psikologis pada awal periode
kanak-kanak lebih merusak penyesuaian pribadi serta penyesuaian sosial anak.
Bahaya Fisik
Bahaya fisik awal periode kanak-kanak menimbulkan reaksi psikologis maupun
fisik, terutama penyakit, kecelakaan dan kejanggalan.
2. Penyakit
Anak-anak sangat mudah terkena semua jenis penyakit, tetapi yang paling
umum adalah penyakit pernafasan. Sebagian besar penyakit disebabkan karena
sebab-sebab fisiologis, tetapi ada juga yang penyebabnya psikosomatis dan akibat
dari ketegangan keluarga.
Karena adanya “obat-obatan ajaib” dan banyaknya imunisasi yang dapat
diperoleh saat ini, penyakit anak tidak berlangsung lama dan tidak sehebat dulu
dan tidak banyak mengakibatkan cacat fisik yang menetap. Namun, penyakit
secara psikologis dapat merusak karena dua hal,
a) Anak yang sakitnya lama akan tertinggal dalam mempelajari pelajaran
keterampilan yang diperlukan untuk bermain dengan teman-temannya.setelah
12
sembuh dan dapat kembali mengikuti kelompok bermain ia akan merasa
canggung.
b) Kalau orang tua menganggap penyakit sebagai bencana keluarga dan
menyalahkan anak anak karena menimbulkan kerepotan dan menambah biaya,
maka keadaan ini membuat anak tegang dan gelisah. Ini tidak hanya akan semakin
memperlama penyakit tetapi juga dapat merusak hubungan orang tua dengan
anak.
3. Kecelakaan
Kebanyakan anak mengalami luka iris, memar, radang, terbakar, patah
tulang,otot kaku atau gangguan ringan lain sebagai akibat kecelakaan. Anak lain
mengalami kecelakaan yang lebih parah sehingga untuk beberapa saat atau untuk
selamanya menderita ketidakmampuan. Anak laki-laki lebih banyak mengalami
kecelakaan daripada anak perempuan dan kecelakaan itu cenderung parah.
Meskipun kebanyakan kecelakaan dalam awal periode kanak-kanak tidak
fatal, tetapi banyak yang meninggalkan cacat fisik atau psikologis selamanya.
Banyak ketidakmampuan periode kanak-kanak, misalnya disebabkan kecelakaan.
Ketidakmampuan dapat misalnya, disebabkan kecelakaan. Ketidakmampuan
dapat menyebabkan anak mempunyai perasaan rendah diri atau menyerah yang
akan selamanya mengganggu pola kepribadiannya. Sekalipun kecelakaan tidak
meninggalkan cacat fisik yang menetap, tetapi dapat membuat anak merasa takut
dan malu sedemikian rupa sehingga perasaan ini menghantui penyesuaian
hidupnya.
13
c) Terdapat celah-celah di mulut di mana gigi tetap yang bertumbuh menggantikan
gigi-gigi bayi yang tinggal tampaknya terlampau besar; dan
d) Anak-anak lebih memperhatikan waktu-waktu yang menyenangkan daripada
memperhatikan kerapihan dan kebersihan.
Dengan demikian anak-anak sering kali tampak kotor dan tidak terawat.
Terlepas dari usia individu, orang bereaksi positif terhadap anak yang
tidak menarik dan beraksi negatif terhadap anak yang tidak menarik. Penampilan
anak yang kurang menarik dan berperilaku yang berubah semakin tidak menarik
bagi orang tua dan orang-orang dewasa lain dibandingkan ketika ia masih bayi.
Oleh anak-anak, hal ini ditafsirkan sebagai penolakan dan tidak disukai, sekalipun
dalam kelompok teman-teman sebaya, dalam penampilan menarik merupakan
keuntungan sosial terutama bagi anak perempuan. Bagi anak laki-laki dapat
merupakan kerugian sosial terutama menjelang periode usia berkelompok pada
akhir periode kanak-kanak.
5. Kejanggalan
Kekakuan yang aneh mungkin disebabkan kerusakan otak pada waktu
lahir, keterbelakangan mental atau fisik lain. Tetapi yang lebih sering terjadi
adalah bahwa anak terhambat oleh sikap orang tua yang sangat melindungi,
ketakutan yang disebabkan kecelakaan atau peringatan-peringatan untuk berhati-
hati, hambatan lingkungan atau kurangnya kesempatan untuk berlatih. Akibatnya,
perkembangan motorik terlambat dan anak-anak menampilkan kesan “kaku”
dibandingkan dengan teman-teman seusianya sehingga dia tidak diikutsertakan
dalam bermain. Ia akan menganggap bahwa teman-temannya lebih baik, suatu
perasaan yang akan berkembang menjadi perasaan rendah diri atau minder.
6. Kegemukan
Secara medis, anak-anak yang berat tubuhnya 20 persen atau lebih di atas berat
anak-anak normal yang seusianya, di anggap sebagai “gemuk”. Anak dengan
bentuk tubuh endomorfik sebagai kelompok cenderung mengalami kegemukan
dibandingkan dengan anak yang bentuk tubuhnya mesomorfik atau ektomorfik.
14
Kegemukan dipandang bahaya di tingkat usia manapun juga. Pertama, kegemukan
membahayakan kesehatan. Dibandingkan dengan orang pada usia berapa pun,
anak yang gemuk cenderung mengembangkan diabetes dan mengalami penyakit
tekanan darah dan jantung daripada anak yang berat tubuhnya kurang lebih dari
normal. Kedua, kegemukan membahayakan penampilan tubuh yang menarik.
Kalau anak yang gemuk dianggap “manis” anak yang montok, yang terlalu gemuk
tidak hanya di anggap tidak “manis” tetapi parah lagi. Ia akan di cemooh oleh
teman-temannya dan disebut “gendut”. Di samping itu, kegemukan merupakan
bahaya dalam awal periode kanak-kanak karena ini adalah saat terbentuknya
kebiasaan makan. Kalai anak-anak didorong untuk makan berlebihan, dipuji, dan
diberi hadiah karena “piring bersih” diperbolehkan makan banyak karbohidrat dan
apa yang di kenal sebagai “makanan sampah” yaitu makanan yang tidak
mengenyangkan tapi tidak bergizi, kemungkinan yang terjadi adalah bahwa
kebiasaan ini akan menetap dan mengakibatkan penyakit kegemukan yang akan
mengganggu sepanjang hidup.
7. Tangan-kidal
Tangan kidal dianggap berbahaya selama tahun-tahun awal periode kanak-
kanak. Kalau anak yang bertangan kidal mempelajari keterampilan dari orang-
orang yang tidak kidal, ia barang kali menjadi bingung bagaimana harus meniru
model bertangan kanan. Kebingungan ini semakin parah dengan bertambah
besarnya anak dan dengan semakin pentingnya peranan keterampilan dalam
kehidupannya.
Tangan kidal dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan anak dan
kemudian keberhasilan dalam pekerjaan atau penyesuaian sosial. Misalnya, para
remaja yang sadar diri mungkin menghindari situasi-situasi sosial di mana makan
dengan tangan kiri akan membuatnya malu dan merasa menarik perhatian.
Banyak orang tua yang percaya bahwa tangan kidal merupakan bahaya,
berusaha memaksa anak-anak mereka yang bertangan kidal menggunakan tangan
kanan. Hal ini dapat juga berbahaya karena pemaksaan ini semakin menekankan
perbedaan antara mereka yang sering ditafsirkan sebagai rendah diri terutama
kalau orang tua menggunakan hukuman untuk memaksa anaknya menggunakan
15
tangan kanan. Ames dan llg telah memperingatkan untuk tidak terlampau
menekan anak dalam mengubah tangan kidal menjadi menggunakan tangan
kanan. Menurut kedua ahli tersebut:
“Jikalau dalam menentukan sesuatu yang begitu kompleks, sehingga, dari semua
kemungkinannya jelaslah bahwa hasil yang baik akan diperoleh jikalau orang tua
tidak turut mencampuri ungkapan alamiah tangan kidal anak ketimbang anak
lain yang bertangan kanan, barangkali, untuk memperoleh sesuatu yang paling
dekat dengan tangan kananya.”
Bahaya Psikologis
Semua bidang perkembangan perilaku anak dikaitkan dengan potensi
bahaya yang dapat membawa akibat buruk pada penyesuaian pribadi dan sosial.
Berikut ini akan dibahas sejumlah bahaya yang paling umum terjadi.
1. Bahaya dalam Berbicara
Bicara merupakan sarana komunikasi dan karena komunikasi penting bagi
kehidupan sosial maka anak-anak yang tidak dapat berkomunikasi dengan orang
lain akan mengalami hambatan sosial dan akhirnya dalam dirinya timbul perasaan
tidak mampu dan rendah diri.
Ada empat bahaya umum sehubungan dengan periodelah kemampuan anak-anak
berkomunikasi, yaitu:
a) Orang lain tidak mengharapkan anak-anak untuk mengerti apa yang dikatakan
apabila orang lain memakai kata-kata yang tidak di mengerti oleh anak-anak,
kalau orang lain menggunakan ucapan yang tidak dikenal anak-anak atau kalau
orang lain berbicara terlalu cepat. Ketidakberhasilan anak-anak mendengarkan
lebih banyak menyebabkan kegagalan untuk mengerti. Karena sebagian besar
anak-anak bersikap egosentris dan lebih berminat kepada apa yang ingin
dikatakan kepada orang lain daripada apa yang dikatakan orang lain kepada
mereka, sering kali mereka tidak mendengarkan dengan penuh pengertian
sehingga tidak dapat mengerti apa yang dikatakan. Akibatnya, pembicaraan
mereka tidak berhubungan dengan apa yang dikatakan orang lain dan hal ini
membahayakan hubungan sosial mereka.
16
b) Kalau mutu pembicaraan anak-anak begitu buruk sehingga sulit dimengerti,
kemampuan orang lain lebih terancam bahaya daripada kalau ia tidak
mendengarkan apa yang dikatakan kepadanya. Dalam awal periode kanak-kanak,
mutu pembicaraan yang buruk dapat di sebabkan salah ucap atau kesalahan tata
bahasa, sering kali disebabkan peniruan contoh yang buruk sampai pada cacat-
cacat bicara seperti gagap, pelat, menelan kata-kata, atau berbahasa dua.
d) Banyak yang mengabaikan pembicaraan yang buruk karena menganggap bahwa
anak-anak akan belajar berbicara dengan lebih baik dengan bertambahnya usia.
Tetapi, orang cenderung kurang dapat menerima kalau komentar-komentar
terhadap orang lain bersifat kritis dan merendakan. Karena anak memperoleh
kepuasan egois sementara dengan menyakiti orang lain maka ia cenderung
terbiasa berbicara dalam acara yang tidak sosial. Pada saatnya hal ini akan
merusak penyesuaian.
17
pada diri sendiri, dan ini menghambat dia untuk mengadakan hubungan emosional
dengan orang-orang lain.
b. Anak yang tidak berhasil terikat secara emosional dengan mainan atau benda-
benda mati ainnya
Seperti selimut, sering kali mereka tidak aman dalam menghadapi situasi
baru. Seperti ditunjukkan oleh Passman, “Benda-benda kesayangan, baik benda
mati maupun benda hidup, dapat bertindak sebagai penurun kegelisahan” hal ini
berlaku pada anak yang beru menyelesaikan tahap bayi dan mempunyai
pengalaman yang batas diuar rumah. Kalau anak prasekolah ditemani oleh benda-
benda kesayangan, misalnya mainan kegemaran atau selimut maka kegelisahan di
dalam situasi baru akan berkurang dan mempermudah penyesuaian diri di situasi
baru.
18
demikian sosialisasi anak sangat sedikit. Meskipun dalam beberapa hal binatang
peliharaan dapat memenuhi kebutuhan sosial anak, tetapi pengaruhnya kurang
terhadap sosialisasi yang harus di alami anak. Hewan peliharaan yang di anggap
untuk anak biasanya sangat jinak sehingga dapat menerima setiap bentuk
perlakuan anak tanpa proses. Ini mendorong anak bersikap agresif dalam
hubungannya dengan hewan kesayangan itu. Seperti telah ditekankan terdahulu,
agar anak dapat diterima sebagai anggota kelompok bermain, reaksi agresif harus
diubah menjadi reaksi yang ramah dan penuh kasih sayang.
Kelima, dorongan orang tua untuk lebih banyak menggunakan waktu dengan
anak-anak lain dan tidak terlalu banyak menghabiskan waktu sendiri. Kalau anak
menjadi terbiasa mempunyai teman pada setiap saat ia hendak bermain,
sebagaimana yang sering terjadi bila anak-anak ditempatkan dalam pusat
perawatan anak atau anak yang menghabiskan banyak waktu dalam taman indria
atau TK, maka anak tidak dapat mengembangkan kemampuan untuk menghibur
diri sendiri pada saat ia sendiri, sehingga ia merasa kesepian daun merasa
ditinggalkan.
19
ditonton, sehingga cara yang tidak menimbulkan rasa takut, sehingga memperkuat
akibat buruk yang ditimbul.
Mainan juga dapat menimbulkan bahaya pada awal periode kanak-kanak. Mainan
yang tidak memberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas seperti
seperangkat boneka atau kumpulan serdadu, akan melemahkan dorongan
kreativitas anak. Kreativitas anak dapat juga diperlemah bila orang tua atau guru-
guru taman indria terlalu banyak mengawasi dan mengarahkan penggunaan
mainan. Anak yang diberikan terlalu banyak mainan yang mendorong permainan
agresif seperti pistol-pistolan atau serdadu-serdadu cenderung akan
mengembangkan pola perilaku agresif yang akan di bawa ke dalam situasi
kehidupan.
20
mengembangkan dengan orang-orang di luar rumah, ia tidak mengembangkan
konsep sosial yang dapat memungkinkan untuk mengerti orang lain dengan baik.
Akibatnya, anak sering mengatakan kata-kata yang rasanya kasar dan kurang
bijaksana serta perilakunya cenderung mengganggu dan bertentangan dengan
orang lain.
21
pandangan teman-temannya. Kedua, kalau anak perempuan dilatih untuk
menyesuaikan dengan stereotip tradisional bagi kelompok perempuan, maka
secara tidak langsung ia belajar bahwa kelompok wanita secara fisik dan
psikologis dipandang lebih rendah daripada kelompok pria. Ketiga, kegagalan
dalam penggolongan peran seks dapat merupakan hambatan sosial bagi anak laki-
laki maupun perempuan.
22
karena konsep tersebut cenderung menetap. Aspek pola kepribadian tertentu
berubah selama awal periode kanak-kanak sebagai akibat dari pematangan,
pengalaman, da lingkungan sosial serta lingkungan budaya dalam kehidupan anak.
Perubahan biasanya bersifat kuantitatif, misalnya sifat yang kurang disenangi
cenderung semakin buruk dan bukannya menghilang dan diganti oleh sifat yang
baru.
23
Sering kehilangan sesuatu yang sedang dikerjakan, seperti buku, pensil, mainan,
ataupun peralatan lainnya.
Mudah bingung.
Sering lupa.
Tanda dan gejala hiperaktif (perilaku yang tidak bisa diam) dan kebiasaan
impulsif (kesulitan untuk menunda respon/dorongan untuk melakukan/
mengatakan sesuatu yang tidak sabar), meliputi:
Sering gelisah.
Sering meninggalkan kursi di kelas atau pada situasi lain yang
mengharapkan ia untuk duduk.
Sering berlari atau memanjat, bertingkah secara berlebihan, atau jika ia
remaja akan merasa gelisah secara berkelanjutan.
Sulit untuk bermain dengan tenang.
Selalu merasa harus pergi.
Berbicara secara berlebihan.
Menjawab secara berlebihan sebelum pertanyaan yang diberikan selesai
dikatakan.
Sulit untuk menunggu giliran.
Sering mengganggu orang lain dalam pembicaraan atau permainan.
Kebiasaan ADHD pada anak perempuan dan anak laki-laki memiliki perbedaan,
yaitu:
Anak laki-laki lebih terlihat hiperaktif, sedangkan pada anak perempuan
sering memperlihatkan kealpaan.
Pada anak perempuan yang kesulitan dalam memberikan perhatian sering
tenggelam dalam imajinasi, tetapi pada anak laki-laki bertingkah tanpa
tujuan atau selalu bermain.
Anak laki-laki cenderung kurang mau mengalah terhadap guru atau orang
dewasa lainnya, sehingga kebiasaan itu sering menjadikannya terlihat
menonjol.
24
2. Cacat Mental
Cacat mental sama artinya dengan retardasi mental, lemah mental,
keterbelakangan mental, mental defektif, mental handicapped, defisiensi mental
atau intellectually deficit.
Ada beberapa pertanda yang dapat digunakan untuk mengenali anak cacat
mental (S. M. Lumbantobing, 2001).
1. Sejak lahir perkembangan mentalnya terbelakang disemua aspek
perkembangan. Kecuali perkembangan motorik misalnya: mereka dapat
berdiri, merangkak, dan berjalan.
2. Terbelakang dalam perkembangan bicara.
3. Kurang memberi perhatian terhadap sekitarnya, misalnya: tidak bereaksi
terhadap bunyi atau suara yang terdengar.
4. Kurang dapat berkonsentrasi. Perhatian terhadap mainan hanya
berlangsung singkat atau bila diberi mainan tidak mengacuhkannya.
5. Kesiagaannya kurang, misalnya jika mainannya jatuh dihadapannya ia
tidak berusaha mengambilnya.
6. Kurang memberi respon terhadap lingkungan jika dibanding dengan anak
normal.
3. Kesulitan Berbicara
Anak dikatakan mengalami kesulitan belajar jika secara umum berbicara anak
tidak sesuai dengan kemampuan anak seusianya serta mengandung berbagai
kesulitan dalam artikulasi, penyuaraan, dan kelancaran berbicara.
Ciri-ciri anak mengalami kesulitan berbicara adalah jika anak:
Tidak jelas mengucapkan kata.
Mengalami kelainan nada, kenyaringan suara, dan kualitas anak.
Tidak lancar dalam mengucapkan kata-kata.
4. Temper Tantrum
Anak temper tantrum adalah anak yang marah secara berlebihan. Perilaku ini
sering terjadi pada anak berusia 4 tahun. Kebiasaan mengamuk akan lebih sering
dilakukan bila anak mengetahui bahwa dengan cara ini keingiannya akan
dipenuhi.
25
Secara umum ada beberapa ciri untuk mengenali :
Anak tampak merengut dan mudah marah.
Perhatian, pelukan, atau pendekatan khusus lainnya tampak tidak
memperbaiki suasana hatinya.
Dia mencoba melakukan sesuatu diluar kebiasaannya atau meminta
sesuatu yang dia yakini tidak akan diperolehnya.
Dia meningkatkan tuntutannya dengan cara merengek dan tidak mau
menerima jawaban “tidak”.
Dia melanjutkn dengan menangis, menjerit, menendang, memukul, atau
menahan nafas.
5. Agresif
Agresif adalah tingkah laku menyerang baik secara fisik maupun verbal atau
melakukan ancaman sebagai pernyataan adanya rasa permusuhan.
Gejala-gejala anak agresif adalah sebagai berikut:
Sering mendorong, memukul, atau berkelahi
Menyerang dengan menggunakan kaki, tangan, tubuhnya untuk
mengganggu permainan yang dilakukan untuk mengganggu teman-teman.
Menyerang dalam bentuk verbal seperti ; mencaci, mengejek, mengolok-
olok, berbicara kotor dengan teman.
Tingkah laku mengganggu ini muncul, umumnya karena ingin
menunjukkan kekuatan di kelompok.
Tingkah laku menganggu ini pada dasarnya melanggar aturan atau norma
yang berlaku disekolah seperti ; berkelahi, merusak alatpermainan milik
teman, mengganggu anak lain
6. Gangguan Eliminisi
26
menggunakan minuman keras, zat terlarang, atau keduanya. Namun dalam
gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang lain sampai tingkat yang terlihat
dalam gangguan perilaku.
8. Enurasis
Enurasis adalah mengompol di atas usia 3 tahun,bisa di siang hari tetapi
umumnya di malam hari. Biasanya gangguan mengompol ini terjadi antara dua
sampai lima kali dalam seminggu.
Penyebabnya dapat karena proses belajar yang salah,kekurangmatangan
kepribadian,atau hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga sehingga
menimbulkan kecemasan dalam diri penderita.
9. Enkopresi
Enkopresis adalah tidak mampu mengendalikan hajat buang air besar
pada subjek berusia 4 sampai 12 tahun. Kasus ini lebih banyak ditemukan pada
anak laki-laki daripada anak perempuan. Gangguan ini akan meningkat apabila
penderita mengalami stress.
27
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan pendiskripisian serta pembahasan mengenai
periode anak awal diatas maka kami menyimpulkan ,bahwa :
Periode anak awal dimulai usia dua tahun sampai dengan enam tahun. Dengan
kharakteristik yaitu
Perkembangan fisik yang terjadi pada periode awal anak-anak adalah
dengan berkembangnya fisik dan sistem syaraf pusat yang meliputi : tinggi, berat
badan, perbandingan tubuh ,postur tubuh, tulang dan otot gigi
Belajar berjalan.
Belajar berbicara.
28
Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kaka, adik,
dan orang lain.
B. Saran
Sebaiknya didalam pengasuhan anak peran orang tua harus
memperhatikan kondisi anak kita baik dari segi fisik, segi kognitif maupun segi
psikososial .
29
DAFTAR PUSTAKA
30