Anda di halaman 1dari 12

Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi

usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan usia lanjut yang dimulai
pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang.

A. BATAS USIA DAN KARAKTERISTIK PERIODE DEWASA AKHIR


a. Batas Usia

Usia enam puluh biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia
madya dan usia lanjut.

b. Karakteristik Dewasa Akhir :


1. Adanya periode penurunan atau kemunduran yang disebabkan oleh
faktor fisik dan psikologis.
2. Perbedaan individual pada efek menua, ada yang mengangga periode
ini sebagai waktunya untuk bersantai dan ada pula yang
mengaggapnya sebagai hukuman.
3. Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut yang menggambarkan
masa tua tidaklah menyenangkan.
4. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat
menganggap orang berusia lanjut tidak begitu dibutuhkan karena
energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih
menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap
berjasa bagi masyarakat sekitar.
5. Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang
negatif tentang usia lanjut
6. Adanya perubahan peran, karena tidak dapat bersaing lagi dengan
kelompok yang lebih muda.

1
7. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang
negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara
untuk memperlambat penuaan.

B. TUGAS PERKEMBANGAN PERIODE DEWASA AKHIR


1. Menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik.
2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
keluarga.
3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
4. Menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya.
5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6. Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes dan harmonis.

C. KEBUTUHAN PERIODE DEWASA AKHIR

Berikut ini adalah contoh kebutuhan periode dewasa akhir:


1. Kebutuhan Spiritual
Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar pengaruhnya
terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini ditunjukan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :

1) Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar
daripada orang yang religius.
2) Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat
dibandingkan yang non religius.
3) Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi
atau masalah hidup lainnya.

2
4) Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres
daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh
lebih kecil.
5) Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir
(kematian) daripada yang nonreligius.

D. Kebutuhan Biologis
Periode dewasa akhir merupakan periode akhir dalam kehidupan manusia di
dunia ini.
Untuk mengatasi segala kendala yang dihadapi pada masa periode dewasa
akhir, para usia lanjut pun memiliki kebutuhan biologis yang harus terpenuhi,
seperti:

1. Makan makanan yang memiliki banyak gizi dan serat agar kesehatan dan
staminanya terjaga, dan metabolisme tubuhnya baik.
2. Olahraga ringan, agar kekuatan fisik tubuhnya tidak melemah.
3. Memakan asupan nutrisi yang baik supaya nutrisi yang ada pada
tubuhnya tidak berkurang ataupun habis.
3. Kebutuhan Psikologis
Untuk itu, maka periode dewasa akhir ini memiliki kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan psikologinya itu, seperti:
1. Support atau motivasi dari orang terdekat seperti istri, anak, saudara,
menantu, cucu ataupun sahabat baik.
2. Hiburan dari orang lain maupun orang terdekat supaya keadaan psikologi
dirinya bisa pulih kembali.

E. MASALAH-MASALAH PERIODE AKHIR

a.    Masalah persepsi

3
Halusinasi dan ilusi pada lanjut usia merupakan fenomena yang disebabkan
oleh penurunan ketajaman sensorik. Pemeriksa harus mencatat apakah penderita
mengalami kebingungan terhadap waktu atau tempat selama episode halusinasi
dapat disebabkan oleh tumor otak dan patologo fokal yang lain.
b.    Proses berpikir
Masalah pada progresi pikiran adalah neologisme, gado-gado kata,
sirkumstansialitas, asosiasi longgar, asosiasi bunyi, flight of ideas, dan retardasi.
Hilangnya kemampuan untuk dapat mengerti pikiran abstrak.
c.    Masalah Sensorik dan kognitif
Sensorik mempermasalhkan fungsi dari indra tertentu, sedangkan kognitiv
merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah, menyimpan dan
menggunakan kembali semua masukan sensorik secara baik. Fungsi kognitif
terdiri dari unsur-unsur, memperhatikan (atensi), mengingat (memori), mengerti
pembicaraan/berkomunikasi (bahasa), bergerak (motorik), dan
merencanakan /melaksanakan keputusan (eksekutif) juga intelektual.
d.    Masalah Kesadaran
Indikator yang peka terhadap disfungsi otak adalah adanya perubahan
kesadaran, adanya fluktuasi tingkat kesadaran. Pada keadaan yang berat
penderita dalam keadaan somnolen atau stupor.
e.    Masalah Orientasi
Masalah orientasi terhadap waktu, tempat dan orang berhubungan dengan
masalah kognisi. Masalah orientasi sering ditemukan pada masalah kognitif,
masalah kecemasan, masalah buatan, masalah konversi dan masalah kepribadian,
terutama selam periode stres fisik atau lingkungan yang tidak mendukung.
Pemeriksa dilakukan dengan dua cara: Apakah penderita mengenali namanya
sendiri dan apakah juga mengetahui tanggal, tahun, bulan dan hari.
f.      Masalah Daya ingat
Daya ingat dinilai dalam hal daya ingat jangka panjang, pendek dan
segera.Tes yang diberikan pada penderita dengan memberikan angka enam digit

4
dan penderita diminta untuk mengulangi maju mundur. Penderita dengan daya
ingat yang tak terganggu biasanya dapat mengingat enam angka maju dan lima
angka mundur. Daya ingat jangka panjang diuji dengan menanyakan tempat dan
tanggal lahir, nama dan hari ulang tahun anak-anak penderita. Daya ingat jangka
pendek dapat diperiksa dengan beberapa cara, misalnya dengan menyebut tiga
benda pada awal wawancara dan meminta penderita mengingat kembali benda
tersebut akhir wawancara atau dengan memberikan cerita singkat pada penderita
dan penderita diminta untuk mengulangi cerita tadi secara tepat/persisi.
g.    Masalah Fungsi intelektual
Konsentrasi, informasi dan kecerdasan. Sejumlah fungsi intelektual mungkin
diajukan untuk menilai pengetahuan umum dan fungsi intelektual. Menghitung
dapat diujikan dengan meminta penderita untu mengurangi 7 dari angka 100 dan
mengurangi 7 lagi dari hasil akhir dan seterusnya sampai tercapai angka 2.
Masalah Kesehatan :
1. Parkinson
Penyakit Parkinson (bahasa Inggris: paralysis agitans, Parkinson disease)
adalah penyakit degeneratif syaraf yang pertama ditemukan pada tahun 1817 (An
Essay on the Shaking Palsy) oleh Dr. James Parkinson. Parkinson adalah
Masalah pergerakan akibat kerusakan sel otak sehingga mempengaruhi
penghasilan bahan biokimia dopamin yang bertanggungjawab dalam proses
koordinasi pergerakan anggota badan, dengan gejala berupa adanya tremor pada
saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot.
Parkinson menyerang sekitar 1 di antara 250 orang yang berusia di atas 40 tahun
dan sekitar 1 dari 100 orang yang berusia di atas 65 tahun. Penyebab terjadinya
penyakit Parkinson adalah kurangnya jumlah neurotransmitter dopamin di dalam
susunan saraf.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami
kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan
sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf

5
dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Penyakit ini cenderung
diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran utama.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan
komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang
menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif
lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di
dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang digunakan untuk mengobati
paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin pada sel saraf.
Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa,
bromokriptin, pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil),
antihistamin, anti depresi, propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-
obat tersebut yang menyembuhkan penyakit atau menghentikan
perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan penderita lebih mudah
melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup penderita.
Di dalam otak levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini mengurangi tremor
dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa
kembali menjalani aktivitasnya secara normal dan penderita yang sebelumnya
terbaring di tempat tidur menjadi kembali mandiri.
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan
karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak
dan untuk mengurangi efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak.
Mengkonsumsi levodopa selama bertahun-tahun bisa menyebabkan timbulnya
gerakan lidah dan bibir yang tidak dikehendakik, wajah menyeringai, kepala
mengangguk-angguk dan lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa ahli
percaya bahwa menambahkan atau mengganti levodopa dengan bromokriptin
selama tahun-tahun pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-
gerakan yang tidak dikehendaki.

6
Sel-sel saraf penghasil dopamin dari jaringan janin manusia yang
dicangkokkan ke dalam otak penderita Parkinson bisa memperbaiki kelainan
kimia tetapi belum cukup data mengenai tindakan ini.
Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap
melakukan kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program
latihan secara rutin. Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya
kursi roda) bisa membantu penderita tetap mandiri.
Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya
aktivitas, dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa
membantu memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar
diperhatikan karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami
kesulitan menelan sehingga bisa mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
2.      Alzaimer
Alzheimer atau nyanyuk menyebabkan semua fungsi otak, terutama daya
ingatan seseorang, merosot. Antara puncaknya ialah peningkatan usia, keturunan,
latar belakang pendidikan yang rendah, jantina dan penyakit lain seperti strok.
Penyakit ini juga bukan saja bisa menyebabkan penderita lupa tetapi turut
mempengaruhi daya intelek, kemampuan berfikir secara logis dan pada tingkat
terparah mereka turut kehilangan kemampuan berinteraksi atau memahami
perkataan.
Mengonsumsi minyak ikan, berolahraga rutin dan mengisi teka teki silang
adalah aktivitas yang bermanfaat bagi otak. Tetapi menurut kajian terbaru, tidak
ada bukti kuat bahwa semua itu dapat mencegah penyakit Alzheimer. Sebuah
panel ahli yang terdiri dari para ahli menyimpulkan, suplemen, obat atau interaksi
sosial juga belum terbukti dapat mencegah penyakit degenerasi otak tersebut.
Kelompok ahli itu mengamati puluhan riset yang menunjukkan cara-cara untuk
mencegah Alzheimer, penyakit yang merusak otak dan tidak dapat diobati. Tetapi
belum menemukan satu pun bukti yang cukup kuat akan dampaknya bagi
pencegahan.

7
F. ABNORMALITAS PERIODE DEWASA AKHIR
1.    Post power syndrome
Arti dari "syndrome" itu adalah kumpulan gejala. "Power" adalah kekuasaan.
Jadi, terjemahan dari post power syndrome kira-kira adalah gejala-gejala pasca
kekuasaan. Gejala ini umumnya terjadi pada orang-orang yang tadinya
mempunyai kekuasaan atau menjabat satu jabatan, namun ketika sudah tidak
menjabat lagi, seketika itu terlihat gejala-gejala kejiwaan atau emosi yang kurang
stabil. Gejala-gejala itu biasanya bersifat negatif, itulah yang diartikan post
power syndrome.
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya post-power syndrome.
Pensiun dini dan PHK adalah salah satu dari faktor tersebut. Bila orang yang
mendapatkan pensiun dini tidak bisa menerima keadaan bahwa tenaganya sudah
tidak dipakai lagi, walaupun menurutnya dirinya masih bisa memberi kontribusi
yang signifikan kepada perusahaan, post-power syndrome akan dengan mudah
menyerang. Apalagi bila ternyata usianya sudah termasuk usia kurang produktif
dan ditolak ketika melamar di perusahaan lain, post-power syndrome yang
menyerang akan semakin parah.
Gejala post-power syndrome:
1) Gejala fisik, misalnya menjadi jauh lebih cepat tua tampaknya
dibandingkan waktu dia menjabat. Rambut semakin banyak beruban,
keriput, sakit-sakitan, dan menjadi lemah.
2) Gejala emosi, misalnya cepat teringgung, merasa tidak berharga, menarik
diri dari pergaulan,dsb.
3) Gejala perilaku, misalnya malu bertemu orang lain, lebih mudah
melakukan pola-pola kekerasan atau menunjukkan kemarahan.
Ciri-ciri orang yang rentan menderita post-power syndrome:
1) Orang yang terlalu senang dihargai dan dihormati orang lain.
2) permintaanya senantiasa terlaksana/dituruti, suka dilayani.

8
3) Orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain karena kurangnya
harga diri, dengan jabatan dia lebih merasa diakui orang lain.
4) Orang yang meletakkan arti hidupnya pada prestise jabatan dan pada
kemampuan mengatur orang lain, untuk dapat berkuasa atas orang lain.
Post-power syndrome hampir selalu dialami terutama orang yang sudah lanjut
usia dan pensiun dari pekerjaannya. Hanya saja banyak orang yang berhasil melalui
fase ini dengan cepat dan dapat menerima kenyataan dengan hati yang lapang. Tetapi
pada kasus-kasus tertentu, dimana seseorang tidak mampu menerima kenyataan yang
ada, ditambah dengan tuntutan hidup yang terus mendesak, dan dirinya adalah satu-
satunya penopang hidup keluarga, resiko terjadinya post-power syndrome yang berat
semakin besar.
Beberapa kasus post-power syndrome yang berat diikuti oleh Masalah jiwa
seperti tidak bisa berpikir rasional dalam jangka waktu tertentu, depresi yang berat,
atau pada pribadi-pribadi introfert (tertutup) terjadi psikosomatik (sakit yang
disebabkan beban emosi yang tidak tersalurkan) yang parah.
Post-power syndrome dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita.
Antara pria dan wanita, pria lebih rentan terhadap post power sindrome karena pada
wanita umumnya lebih menghargai relasi dari pada prestise, prestise dan kekuasaan
itu lebih dihargai oleh pria. Kematangan emosi dan kehangatan keluarga sangat
membantu untuk melewati fase ini. Dan satu cara untuk mempersiapkan diri
menghadapi post-power syndrome adalah gemar menabung dan hidup sederhana.
Karena bila post-power syndrome menyerang, sementara penderita sudah terbiasa
hidup mewah, akibatnya akan lebih parah.
Apabila seseorang telah mampu menaklukan fase Post-Power Syndrome akan
jauh menjadi lebih bijaksana dan mampu membuktikan kebermanfaatan atas
eksistensinya.
2. Pedofilia

9
Pedofilia (pais, atau paidos=anak, pileo, pilos=mencinta). Pedofilia ialah
gejala rasa tertarik dan mendapatkan kepuasan seksual pada orangb dewasa dengan
melakukan persetubuhan dengan anak-anak kecil. Praktek pedofil ini bisa berupa :
a. Perbuatan ekshibisionistis dengan memperlihatkan alat kelamin sendiri pada
anak-anak.
b. Memanipulasi tubuh anak-anak (membelai-belai, menciumi, mengeloni,
menimang dll)
c. Sampai melakukan koitus pada anak-anak
Praktek pedofil biasanya dilakukan oleh laki-laki yang mempunyai kelainan atau
penyimpangan mental bersifat psikotis, psikopat, alkoholik, atau asusila
Psikoterapi ( pengobatan secara psikis akan lebih berhasil daripada pemenjaraan
penderita pedofil.
3. Onani atau masturbasi
Onani atau maturbasi merupakan aktivitas penodaan diri ataun
penyalahgunaan seksual dalam bentuk merangsang alat kelaminnya sendiri secxara
manual (dengan tangan), secara digital dengan jari-jari atau cara lainnya. Jadi, orang
yang memanipulasikan alat kelamin sedemikian rupa sehinggan dia mendapatkan
kepuasan seksual atau orgasme yang sebenarnya merupakan kepuasan semu belaka.
Gejala onani pada usia adolensence banyak sekali terjadi. Hal ini disebabkan
kematangan seksual yang memuncak dan tidak mendapatkan penyaluran yang wajar.
Masturbasi pada usia dewasa merupakan gejala abnormal karena :
a. Gejala seksual yang terlambat pada usia dewasa
b. Gangguan neurotis dari perkembangan emosionalnya
4. Voyeurism, Peeping Tom
Voyeurism, Peeping Tom ialah kepuasan seksual dengan diam-diam melihat
orang-orang lain bertelanjang atau melakukan senggama melalui lubang kecil, lubang
angin, dll. Atau dengan sengaja membuat lubang di tembok, pintu WC, kamar
pakaian, kamar mandi untuk mengintai orang yang telanjang atau orang
bersenggama. Sering kali dia membuat lubang-lubang tersebut di kamar tidur untuk

10
mengintai istrinya sendiri bersenggama dengan orang lain guna mendapatkan
kepuasan seks.
5. Ekshibisionisme seksual
Ekshibisionisme seksual ialah gejala seseorang mendapatkan kepuasan seks
dengan memperlihatkan genetalia atau alat kelaminnya. Misalnya berlangsung di
dalam bus, jalan raya, dan tempat umum. Penyebabnya adalah perasaan tidak
adekuat(atau tidak mapan), tidak aman, tersudutkan, rendah diri sehingga timbul
kompulsi dan dambaan untuk diperhatikan, diakui kejantanannya. Untuk penyembuha

11
12

Anda mungkin juga menyukai