usia lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan usia lanjut yang dimulai
pada usia 70 tahun hingga akhir kehidupan seseorang.
a. Batas Usia
Usia enam puluh biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia
madya dan usia lanjut.
1
6. Adanya perubahan peran, karena tidak dapat bersaing lagi dengan
kelompok yang lebih muda.
7. Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang
negatif yang disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8. Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara
untuk memperlambat penuaan.
1) Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar
daripada orang yang religius.
2) Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat
dibandingkan yang non religius.
2
3) Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi
atau masalah hidup lainnya.
4) Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres
daripada yang nonreligius, sehingga gangguan mental emosional jauh
lebih kecil.
5) Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir
(kematian) daripada yang nonreligius.
D. Kebutuhan Biologis
Periode dewasa akhir merupakan periode akhir dalam kehidupan manusia di
dunia ini.
Untuk mengatasi segala kendala yang dihadapi pada masa periode dewasa
akhir, para usia lanjut pun memiliki kebutuhan biologis yang harus terpenuhi,
seperti:
1. Makan makanan yang memiliki banyak gizi dan serat agar kesehatan dan
staminanya terjaga, dan metabolisme tubuhnya baik.
2. Olahraga ringan, agar kekuatan fisik tubuhnya tidak melemah.
3. Memakan asupan nutrisi yang baik supaya nutrisi yang ada pada
tubuhnya tidak berkurang ataupun habis.
3. Kebutuhan Psikologis
Untuk itu, maka periode dewasa akhir ini memiliki kebutuhan untuk
memenuhi kebutuhan psikologinya itu, seperti:
1. Support atau motivasi dari orang terdekat seperti istri, anak, saudara,
menantu, cucu ataupun sahabat baik.
2. Hiburan dari orang lain maupun orang terdekat supaya keadaan psikologi
dirinya bisa pulih kembali.
3
a. Masalah persepsi
Halusinasi dan ilusi pada lanjut usia merupakan fenomena yang disebabkan
oleh penurunan ketajaman sensorik.
b. Proses berpikir
Masalah pada progresi pikiran adalah neologisme, gado-gado kata,
sirkumstansialitas, asosiasi longgar, asosiasi bunyi, flight of ideas, dan retardasi.
Hilangnya kemampuan untuk dapat mengerti pikiran abstrak.
c. Masalah Sensorik dan kognitif
Sensorik mempermasalhkan fungsi dari indra tertentu, sedangkan kognitiv
merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah, menyimpan dan
menggunakan kembali semua masukan sensorik secara baik. Fungsi kognitif
terdiri dari unsur-unsur, memperhatikan (atensi), mengingat (memori), mengerti
pembicaraan/berkomunikasi (bahasa), bergerak (motorik), dan
merencanakan /melaksanakan keputusan (eksekutif) juga intelektual.
d. Masalah Kesadaran
Indikator yang peka terhadap disfungsi otak adalah adanya perubahan
kesadaran, adanya fluktuasi tingkat kesadaran.
e. Masalah Orientasi
Masalah orientasi terhadap waktu, tempat dan orang berhubungan dengan
masalah kognisi.
f. Masalah Daya ingat
Daya ingat dinilai dalam hal daya ingat jangka panjang, pendek dan segera.
g. Masalah Fungsi intelektual
Konsentrasi, informasi dan kecerdasan. Sejumlah fungsi intelektual mungkin
diajukan untuk menilai pengetahuan umum dan fungsi intelektual.
Masalah Kesehatan :
1. Parkinson
Penyakit Parkinson (bahasa Inggris: paralysis agitans, Parkinson disease)
adalah penyakit degeneratif syaraf yang pertama ditemukan pada tahun 1817 (An
4
Essay on the Shaking Palsy) oleh Dr. James Parkinson. Parkinson adalah
Masalah pergerakan akibat kerusakan sel otak sehingga mempengaruhi
penghasilan bahan biokimia dopamin yang bertanggungjawab dalam proses
koordinasi pergerakan anggota badan, dengan gejala berupa adanya tremor pada
saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot.
2. Alzaimer
Alzheimer atau nyanyuk menyebabkan semua fungsi otak, terutama daya
ingatan seseorang, merosot. Antara puncaknya ialah peningkatan usia, keturunan,
latar belakang pendidikan yang rendah, jantina dan penyakit lain seperti strok.
Penyakit ini juga bukan saja bisa menyebabkan penderita lupa tetapi turut
mempengaruhi daya intelek, kemampuan berfikir secara logis dan pada tingkat
terparah mereka turut kehilangan kemampuan berinteraksi atau memahami
perkataan.
5
2) Gejala emosi, misalnya cepat teringgung, merasa tidak berharga, menarik
diri dari pergaulan,dsb.
3) Gejala perilaku, misalnya malu bertemu orang lain, lebih mudah
melakukan pola-pola kekerasan atau menunjukkan kemarahan.
Ciri-ciri orang yang rentan menderita post-power syndrome:
1) Orang yang terlalu senang dihargai dan dihormati orang lain.
2) permintaanya senantiasa terlaksana/dituruti, suka dilayani.
3) Orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain karena kurangnya
harga diri, dengan jabatan dia lebih merasa diakui orang lain.
4) Orang yang meletakkan arti hidupnya pada prestise jabatan dan pada
kemampuan mengatur orang lain, untuk dapat berkuasa atas orang lain.
2. Pedofilia
Pedofilia (pais, atau paidos=anak, pileo, pilos=mencinta). Pedofilia ialah
gejala rasa tertarik dan mendapatkan kepuasan seksual pada orangb dewasa dengan
melakukan persetubuhan dengan anak-anak kecil. Praktek pedofil ini bisa berupa :
a. Perbuatan ekshibisionistis dengan memperlihatkan alat kelamin sendiri pada
anak-anak.
b. Memanipulasi tubuh anak-anak (membelai-belai, menciumi, mengeloni,
menimang dll)
c. Sampai melakukan koitus pada anak-anak
6
4. Voyeurism, Peeping Tom
Voyeurism, Peeping Tom ialah kepuasan seksual dengan diam-diam melihat
orang-orang lain bertelanjang atau melakukan senggama melalui lubang kecil, lubang
angin, dll. Atau dengan sengaja membuat lubang di tembok, pintu WC, kamar
pakaian, kamar mandi untuk mengintai orang yang telanjang atau orang
bersenggama. Sering kali dia membuat lubang-lubang tersebut di kamar tidur untuk
mengintai istrinya sendiri bersenggama dengan orang lain guna mendapatkan
kepuasan seks.
5. Ekshibisionisme seksual
Ekshibisionisme seksual ialah gejala seseorang mendapatkan kepuasan seks
dengan memperlihatkan genetalia atau alat kelaminnya. Misalnya berlangsung di
dalam bus, jalan raya, dan tempat umum. Penyebabnya adalah perasaan tidak
adekuat(atau tidak mapan), tidak aman, tersudutkan, rendah diri sehingga timbul
kompulsi dan dambaan untuk diperhatikan, diakui kejantanannya. Untuk penyembuha