Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seorang individu dalam rentang kehidupannya di dunia ini harus


melalui berbagai macam masa seiring perkembangan usia mereka. Dalam
setiap masa memiliki tugas-tugas perkembangan masing-masing dan
menghadapi bagaimana perubahan yang terjadi dalam perkembangan
usianya. Hal ini berbeda antara masa satu dengan masa yang lainnya.
Masing-masing individu dituntut untuk dapat menyelesaikan setiap tugas
perkembangannya dan mengetahui ciri dan karakteristik sesuai dengan
tahapan masa yang dilaluinya dan rentang usia yang sudah ditentukan pada
tiap masa tersebut.

Seorang individu dapat dikatakan berhasil apabila ia telah melewati


masanya dengan baik dan menyelesaikan tugas perkembangannya dengan
tepat waktu. Apabila individu tersebut tidak dapat atau mengalami hambatan
dalam menyelesaikan tugas perkembangannya, maka individu tersebut akan
mengalami gangguan atau ketidakbahagiaan baik dalam aspek fisik, kognitif,
emosi, sosial, maupun spiritualnya.

Seluruh masa yang terjadi selama rentang kehidupan, salah satu


masa yang memegang peranan penting dalam perkembangan seorang
individu adalah masa bayi. Masa bayi disebut sebagai salah satu fase
terpenting karena selama masa ini seorang individu mulai belajar dan
memahami berbagai macam hal-hal dan pengalaman baru tentang dirinya.
Setelah masa bayi dilanjutkan pada masa balita dan anak-anak.

Di balik semua masa itu, ada tuntutan tersendiri yang wajib dicapai
seorang individu setelah melalui masa itu, yaitu menjadi individu yang akan

1
meninggalkan masa anak-anak menuju kedewasaan. Masa ini biasa disebut
masa remaja. Dari masa inilah yang menentukan kepribadian seorang
individu dan menemukan jawaban yang tepat atas dirinya. Untuk dapat
mencapainya, individu-individu yang berusia remaja terlebih dahulu harus
memahami apa saja tugas-tugas perkembangan bagi usia remaja dan
mengetahui apa yang terjadi didalam masa tersebut agar dapat memenuhi
tugas-tugas perkembangannya, memahami kondisi yang dialami, dan siap
menjalani masa selanjutnya. Selain itu seorang individu juga mengetahui apa
yang harus diperhatikan, karena masa-masa ini adalah masa ingin mencari
kebebasan yang membuat kecemasan orang tua atas diri anaknya yang
menginjak usia remaja

Terdorong akan rasa keingintahuan serta kenyataan seperti yang


tersebut di atas itulah dipilih topik mengenai perkembangan masa usia remaja
sebagai bahan kajian dalam pembuatan makalah kali ini. Selanjutnya, hasil
pengkajian tersebut, diuraikan dalam makalah berjudul “Psikologi
Perkembangan Masa Remaja Akhir”

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASA REMAJA AKHIR

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke


masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
mamasuki masa dewasa. (Singgih & Ny. S, 2003:6). Masa remaja akhir adalah
masa transisi perkembangan antara masa remaja menuju dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 17-22 tahun. Pada masa ini terjadi proses
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan
orang tua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan
proses pembentukan orientasi masa depan. (Anna Freud, dalam buku
Hurrlock).

B. BATASAN USIA DAN KARAKTERISTIK MASA REMAJA AKHIR

1) BATASAN USIA MASA REMAJA AKHIR

Monks, dkk. (2001), batasan usia remaja adalah antara usia 12


tahun hingga usia 21 tahun. Monks membagi masa remaja menjadi tiga
masa, yaitu:
1. Masa remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun,
2. Masa remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun,
3. Masa remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun.

Santrock (2003) membagi masa remaja menjadi dua masa yaitu


yang disebut “Masa Remaja Awal” atau “Pre Adolence” yang berkisar
antara 12-15 tahun dan “Masa Remaja Akhir” atau “Late Adolensence”
antara usia 15-18 tahun.

3
Pembagian dan batasan usia remaja di kemukakan Gilmer dalam
Sulaeman (1995) sebagai berikut:

1. Pre adolesen, yaitu antara usia 10-13 tahun


2. Masa adolesen awal, yaitu antara usia 13-17 tahun

3. Masa adolesen akhir, dari usia 18-21 tahun

Sementara itu pendapat Konopka dan Ingersoll dalam Hurlock


(2004) mengatakan bahwa secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga
masa yaitu sebagai berikut:
1. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini mulai meninggalkan perannya sebagai


anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu
yang unik dan tidak tergantung pada orang tua.

2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan


berfikir yang baru. Teman sebaya memiliki peran yang penting.
Pada masa ini remaja juga mengembangkan kematangan
tingkah laku, belajar membuat keputusan sendiri dan selain itu
penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

3. Masa remaja akhir (19-21 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki


peran-peran orang dewasa. Keinginan yang kuat untuk menjadi
matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan
diterima orang dewasa.

4
2) KARAKTERISTIK MASA REMAJA AKHIR

a) Menghadapi masalahnya secara lebih matang

Masalah-masalah “wajar” yang dihadapi remaja pada masa

ini relative sama dengan masalah yang dihadapi dalam masa remaja

awal. Perbedaannya terletak pada cara mereka menghadapi masalah

di maksud. Kalau dalam masa remaja awal mereka menghadapinya

dengan sikap bingung dan perilaku yang tidak efektif, maka dalam

masa remaja akhir ini mereka menghadapinya dengan lebih matang.

Kematangan itu ditunjukkan dengan usaha pemecahan masalah-

masalah yang dihadapi, baik dengan cara sendiri-sendiri maupun

dengan diskusi-diskusi dengan teman-teman sebaya mereka.

Langkah-langkah pemecahan masalah itu mengarahkan remaja akhir

pada tingkah laku yang lebih “Well Adjusted”, lebih dapat

menyesuaikan diri dalam banyak situasi lingkungan dan situasi

perasaan-perasaan sendiri.

b) Perasaan menjadi lebih tenang

Kalau pada masa remaja awal mereka sering

memperlihatkan kemarahan-kemarahannya, sering sangat sedih dan

kecewa, maka pada masa remaja akhir hal yang demikian itu tidak

lagi sering nampak. Ketenangan perasaan dalam menghadapi

5
kekecewaan-kekecewaan atau hal-hal lain yang mengakibatkan

kemarahan mereka, ditunjang oleh adanya kemampuan pikir dan

dapat menguasai/mendominasi perasaan-perasaannya. Perlu

dipertegas bahwa ciri-ciri masa remaja akhir yang dikemukakan di

atas merupakan ciri-ciri remaja akhir pada umumnya, remaja yang

boleh dikatakan tidak mempunyai masalah serius. Penyimpangan dari

hal-hal yang umum itu sangat mungkin terjadi, maka semakin serius

pula masalah yang dihadapi oleh remaja yang bersangkutan. Hal lain

yang dapat menimbulkan masalah serius menimpa remaja adalah

adanya pertentangan-pertentangan yang sering terjadi dalam penilaian

diri, antara penilaian oleh dirinya sendiri dengan penilaian diri oleh

orang lain di lingkungannya.

c) Campur tangan dari orang dewasa berkurang.

d) Kestabilan bertambah

e) Realistis bertambah.

f) Lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan.

Menurut Makmun (2003) karakteristik perilaku dan pribadi pada masa


remaja terbagi ke dalam dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 dan14- 15
tahun) dan remaja akhir (14-16 dan 18-20 tahun) meliputi aspek:
a. Fisik, laju perkembangan secara umum berlangsung pesat,
proporsi ukuran tinggi, berat badan seringkali kurang seimbang
dan munculnya ciri-ciri sekunder.

6
b. Psikomotor, gerak-gerik tampak canggung dan kurang
terkoordinasikan serta aktif dalam berbagai jenis cabang
permainan.
c. Bahasa, berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai
tertarik mempelajari bahasa asing, menggemari literatur yang
bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik, dan estetik.
d. Sosial, keinginan menyendiri dan bergaul dengan banyak teman
tetapi bersifat temporer, serta adanya kebergantungan yang kuat
kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang
tinggi.
e. Perilaku kognitif
1) Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-
kaidah logika formal (asosiasi, diferensiasi, komparasi,
kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif
terbatas,
2) Kecakapan dasar intelektual menjalani laju
perkembangan yang terpesat,
3) Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan
kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.
f. Moralitas
1) Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari
dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan
bantuan dari orang tua.
2) Sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji
kaidah - kaidah atau sistem nilai etis dengan
kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para
pendukungnya.
3) Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang
tepat dengan tipe idolanya.
g. Perilaku Keagamaan

7
1) Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan
tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis.
2) Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan
hidup.
3) Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan
atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang
memaksa dari luar dirinya.
h. Konatif, Emosi, Afektif, dan Kepribadian
1) Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih
sayang, harga diri, dan aktualisasi diri) menunjukkan arah
kecenderungannya.
2) Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan
belum terkendali seperti pernyataan marah, gembira atau
kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih
berganti.
3) Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi krisis
identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi
psikososialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya.
4) Kecenderungan kecenderungan arah sikap nilai mulai
tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan
religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan
mencoba-coba.

C. TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA AKHIR

Semua individu, dalam rentang kehidupannya, memiliki tugas


dan peran tersendiri. Menurut Robert Havighrust (Adam & Gullota,
1983) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang
beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-
tugas perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan

8
perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama,
dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan
hidupnya.

Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada


penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan
mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa, tugas
perkembangan pada masa dewasa menuntut perubahan besar dalam
sikap dan pola perilaku anak, akibatnya, hanya sedikit anak lak-laki yang
mampu dan hanya anak perempuanlah yang dapat diharapkan untuk
menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apa lagi
mereka yang matangnya terlambat.

Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan


keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan sosial.
Namaun, hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan ketrampilan
dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka yang aktif dalam pelbagai
aktifitas ekstra kurikuler menguasai praktek yang demikian ini, namun
mereka yang tidak aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena
tidak diterima oleh teman-teman, akhirnya mereka tidak memperoleh
kesempatan ini.

Menurut Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah


sebagai berikut:

a) Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.


b) Berusaha mampu menerima dan memahami peran
seks usia dewasa.

c) Berusaha mampu membina hubungan baik dengan


anggota kelompok yang berlainan jenis.

d) Berusaha mencapai kemandirian emosional.

e) Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.

9
f) Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-
keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat.

g) Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-


nilai orang dewasa dan orang tua.

h) Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab


sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia
dewasa.

i) Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki


perkawinan.

j) Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai


tanggung jawab kehidupan keluarga.

Menurut Mappiare (1982) mengemukakan tugas-tugas perkembangan


remaja:
a) Menerima keadaan fisiknya
b) Menjalin hubungan baru dengan teman-teman sebaya
baik sesama atau lawan jenis
c) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang
tuanya dan orang dewasa lainnya
d) Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan
pengaturan ekonomis
e) Memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu
pekerjaan
f) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dan
konsep-konsep intelektual yang diperlukan dalam
hidup sebagai warga negara yang terpuji
g) Menginginkan dan dapat berperilaku yang
diperbolehkan oleh masyarakat

10
h) Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup
berkeluarga
i) Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan
gambaran dunia, yang diperoleh dari ilmu
pengetahuan yang memadai
William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu
sebagai berikut:
a) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman
kualitasnya.
b) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua
atau figur - figur yang mempunyai otoritas.
c) Mengembangkan keterampilan komunikasi
interpersonal dan belajar bergaul denganteman
sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupin kelompok.
d) Menemukan model manusia yang dijadikan
identitasnya.
e) Menerima dirinya sendiri dan memilki kepercayaan
terhadap kemampuannya sendiri
f) Memperkuat self-control (kemampuan
mengendalikan diri) atas dasar skala nilai,prinsip-
prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung)
g) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri
(sikap / perilaku) kekanak-kanakan.

Menurut Havighurs, menjelaskan tugas-tugas perkembangan sebagai


berikut :
a) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan
teman sebaya
b) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita

11
c) Menerima keadaan fisik dan menggunakanya secara
efektif
d) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan
orang dewasa lainya.
e) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
f) Memilih dan mempersiapkan karier
g) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga
h) Mengembangkan keterampilan intelektual dan
konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara
i) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab
secara sosial

D. KEBUTUHAN MASA REMAJA AKHIR

Kebutuhan remaja dapat dibedakan atas 2 jenis yaitu


kebutuhan fisik dan psikologis. Pertumbuhan fisik dan perkembangan
sosial-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan kelanjutan,
yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan, dan
perkembangan dari proses sebelumnya. Seperti halnya pertumbuhan fisik
yang ditandai dengan munculnya tanda-tanda kelamin sekunder
merupakan awal masa remaja sebagai indikator menuju tingkat
kematangan fungsi seksual seseorang. Sekalipun diakui bahwa kebutuhan
dalam pertumbuhan fisik dan kebutuhan sosial psikologis yang lebih
menonjol. Bahwa antara kebutuhan keduanya (fisik dan psikologis) saling
terkait. Oleh karena itu, pembagian yang memisahkan kebutuhan atas
dasar kebutuhan fisik dan psikologis pada dasarnya sulit dilakukan secara
tegas. Sebagai contoh, “makan” adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan
fisik, akan tetapi pada jenjang masa remaja “makan dilakukan bersama
dengan orang tertentu – orang lain”, “makan dengan mengikuti aturan

12
atau norma” yang berlaku didalam budaya kehidupan masyarakat
merupakan kebutuhan yang tidak hanya dikelompokkan sebagai
kebutuhan fisik semata. Kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam kebutuhan sosial emosional.

Lima jenis kebutuhan menurut Maslow itu adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan “Fisiologis”

Kebutuhan yang mendapat prioritas utama yaitu kebutuhan


yang berkaitan dengan kondisi fisik, yang disebut “kebutuhan
fisiologis”. Contoh dari kebutuhan ini adalah makan, minum,
tempat tinggal, pemuasan seksual, udara segar, istirahat dan
sebagainya.

2. Kebutuhan “Rasa Aman dan Tentram”

Kebutuhan rasa aman dan terbtram (safety and security) ini


tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga bersifat psikis misalnya
terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan
yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.

3. Kebutuhan akan “Cinta dan rasa memiliki”

Kebutuhan ini (love and belongingness) diaktualisasikan


dalam bentuk :

(1) perasaan diterima oleh orang lain,

(2) merasa bahwa dirinya penting,

(3) diikut sertakan dalam kehidupan kelompok.

4. Kebutuhan “Harga Diri”.

13
Kebutuhan ini lebih sering dikaitkan dengan perilaku
ataupun sifat seseorang yang nantinya akan mencerminkan
harga diri orang tersebut. Dalam beberapa kasus, kebutuhan
ini akan sangat mempengaruhi penilaian orang lain terhadap
orang tersebut.

5. Kebutuhan “Aktualisasi Diri”

Kebutuhan ini terkait langsung dengan pengembangan diri


yang relative kompleks, abstrak, dan bersifat sosial.

Menurut Elida Prayitno (2006:31) kebutuhan psikologis remaja dibagai


atas:

a) Kebutuhan mendapat status

Remaja membutuhkan perasaan bahwa dirinya berguna,


penting, dibutuhkan orang lain atau memiliki kebanggaan
terhadap dirinya sendiri. Remaja butuh kebanggaan untuk
dikenal dan diterima sebagai individu yang berarti dalam
kelompok teman sebayanya. Penerimaan dan dibanggakan
oleh kelompok sangat penting bagi remaja dalam mencari
kepercayaan diri dan kemandirian sebagai persiapan awal
untuk menempuh kehidupan pada periode dewasa.

b) Kebutuhan kemandirian

Remaja ingin lepas dari pembatasan atau aturan orang tua


dan mencoba mengarahkan atau mendisiplinkan diri sendiri.
Remaja ingin bebas dari tingkah laku orang tuanya yang
terlalu mencampuri kegiatannya. Remaja ingin mengatur
kehidupannya sendiri.

14
c) Kebutuhan berprestasi

Remaja ingin dirinya dihargai dan dibanggakan atas usaha


dan prestasinya dalam belajar.

d) Kebutuhan diakrabi

Remaja butuh ide atau pemikirannya, kebutuhan atau


masalahnya didengarkan dan ditanggapi secara akrab
(penuh perhatian) oleh orang tua, guru, dan teman
sebayanya.

e) Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup

Remaja butuh pegangan hidup mengenai kebenaran agar


mereka memiliki kepribadian yang stabil dan terintegrasi.

E. MASALAH – MASALAH MASA REMAJA AKHIR

Lajunya proses perkembangan perilaku dan pribadi itu


dipengaruhi oleh tiga faktor dominan yaitu faktor bawaan (heredity),
faktor kematangan (maturation), dan faktor lingkungan (environment)
dan belajar/latihan (training and learning). Ketiga faktor dominan utama
tersebut senantiasa bervariasi yang mungkin dapat menguntungkan atau
menghambat atau membatasi lajunya proses perkembangan.
Oleh karena itu tahapan perpindahan dari awal remaja sampai
dengan akhir masa remaja tidak selalu berjalan lurus dan mulus
tergantung dari variasi salah satu atau beberapa dari ketiga faktor
dominan, dan lika-liku tersebut merupakan masalah yang tidak mudah
diatasi baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh masyarakat
secara keseluruhan, berikut masalah-masalah yang mungkin akan timbul
pada masa remaja akhir antara lain :
1. Perkembangan fisik dan psikomotorik, misalnya :

15
a) Adanya variasi yang mencolok dalam tempo dan
irama serta kepesatan laju perkembangan fisik antar
individual atau kelompok ( wanita lebih cepat 1-2
tahun dari Pria ) canggung dalam bergaul satu sama
lain.
b) Ukuran tinggi dan berat badan yang kurang
proporsional sehingga membawa ekses psikologis
tertentu karena body-image nya tidak sesuai dengan
self-picture yang diharapkannya.
c) Perubahan suara dan peristiwa menstruasi dapat juga
menimbulkan gejala-gejala emosional seperti
perasaan malu.
d) Matangnya organ reproduksi, membutuhkan
pemuasan biologis, kalau tidak ada yang membimbing
dengan norma-norma tertentu dapat mendorong
remaja melakukan masturbasi, homosexual atau
heterosexual yang berakibat terjangkit penyakit
kelamin dan merupakan pelanggaran atas norma
kesusilaan.

2. Perkembangan bahasa dan perilaku kognitif, misalnya :


a) Bagi individu-individu tertentu mempelajari bahasa
asing bukanlah hal yang menyenangkan, kelemahan-
kelemahan dalam fonetik misalnya dapat
menimbulkan cemoohan yang berakibat negative
terhadap pelajaran dan guru bahasa asingnya.
b) Perbedaan intelegensi atau IQ yang tinggi (superior)
atau di bawah rata-rata (slow learners) akan
menimbulkan rasa rendah diri dan tinggi hati untuk
yang memiliki IQ tinggi jika tidak mendapat
bimbingan yang memadai.

16
c) Ketidakselarasan antara keinginan (minat) seseorang
dengan bakat khusus (aptitudes) sehingga banyak
terjadi kegagalan study karena pilihan yang kurang
tepat.

3. Perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan,


misalnya :
a) Ketertarikan hidup dalam gang (peers group) yang
tidak terbimbing akan menimbulkan kenakalan
remaja (juvenile deliquency) seperti perkelahian
antar kelompok, pencurian, perampokan, prostitusi
dan lain-lain.
b) Konflik dengan orang tua yang menimbulkan tidak
senang dirumah dan minggat (melarikan diri dari
rumah).
c) Melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan
dengan norma masyarakat atau agamanya, seperti
mengisap ganja, narkotika dan sebagainya.

4. Perkembangan perilaku afektif, konatif dan kepribadian, misalnya :


a) Mudah sekali terprofokasi / digerakkan untuk
melakukan kegiatan yang sebenarnya dia sendiri
tidak mengetahui tujuan dari orang yang
mengerakkan karena emosionalnya yang labil dan
mudah terlibat dalam kegiatan-kegiatan masa remaja.
b) Tidak bisa memiliki pendirian yang kuat akibat sukar
terintegrasikan dan sintesis fungsi-fungsi
psikofisiknya dan sukar menemukan identitas

17
pribadinya serta Ia hidup dalam suasana remaja yang
berkepanjangan.

Secara garis besar ada tiga masalah yang cenderung muncul


pada masa remaja dibandingkan pada masa kanak-kanak atau masa
dewasa. Permasalahan remaja itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Konflik dengan Orang Tua

Konflik dengan orang tua ditandai dengan penentangan atas


ororitas orang tua yang selama ini dominan. Walaupun
konflik dengan orang tua terasa menyakitkan, hal ini
cenderung menandai peralihan kekuasaan dari orang tua yang
sepihak menjadi hubungan yang timbal antara dua orang
dewasa.

2. Depresi dan Tindakan Ceroboh

Remaja yang depresi juga sering terlihat. Ini dikarenakan


karena penyesaian diri dengan status sosialnya antara anak-
anak atau orang dewasa. Remaja yang kesepian, tertekan, atau
marah cenderung mengeskpresikan hal-hal ini dalam cara
yang sesuai dengan karakteristik jenis kelaminnya. Anak laki-
laki cenderung mengungkapkan masalah emosional melalui
tindakan agresif dan perilaku antisocial lain. Sebaliknya,
dibandingkan anak laki-laki, anak perempuan cenderung
menginternalisasikan perasaan dan masalah, misalnya dengan
menarik diri (withdrawal) atau memunculkan gejala gangguan
makan (Zahn-Waxler, 1996).

3. Suasana Hati yang Berubah-ubah (moods swings)

18
Masa remaja adalah masa yang labil, dan tidak ada pendirian
yang mantap terhadap pilihan sesuatu. Hal ini menyebabkan
remaja merasa terombang-ambing jika dihadapkan terhadap
sebuah pilihan, dan terkadang sering berubah-ubah. Kedakan
emosipun kadang mengalami peubahan, terkadang eksplosif
dan terkadang depresif.

Pelanggaran aturan seringkali terjadi pada remaja karena remaja


membangun standar dan nilai mereka sendiri, seringkali dengan meniru
gaya, tindakan dan sikap dari teman sebaya yang sangat bertentangan
dengan gaya dan sikap orang tua mereka. Teman sebaya memegang
peranan penting karena mereka mewakili nilai dan gaya generasi yang
termasuk dalam kelompok usia remaja tersebut, yaitu generasi dimana
remaja akan berbagi pengalaman sebagai orang dewasa nantinya
(Bukowski dkk, 2001). Dalam memandang persahabatan teman sebaya,
penolakan oleh teman sebaya terasa lebih menyakitkan dibandingkan
perlakuan kejam dari orang tua sendiri.

F. ABNORMALITAS MASA REMAJA AKHIR

Penggunaan menggunakan metode DSM (Diagnostic and


Statistical Manual Of Mental Disorders). Perlaku abnormal
diperlakukan sebagai tanda – tanda atau simtom – simtom dari patologi
yang mendasari yang disebut dengan ganggan mental.

1. Gangguan Kecemasan (ANXIETY)

Adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang


mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Tipe - Tipe Gangguan Kecemasan :

a) Agorafobia
b) Gangguan panic tanpa agoraphobia

19
c) Gangguan panic dengan agoraphobia

d) Gangguan kecemasan menyeluruh

e) Fobia Spesifik

f) Fobia Sosial

g) Gangguan Obsesif Kompulsif

h) Gangguan Stress pasca Trauma

i) Gangguan Stress Akut

2. Gangguan Mood

Mood adalah kondisi keadaan yang terus ada yang mewarnai


kehidupan psikologis kita. Orang dengan gangguan mood
akan mengalami gangguan mood yang luar biasa parah atau
berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka
untuk berfungsi dalam memenuhi tanggungjawab secara
normal.

Tipe – Tipe Gangguan Mood

a) Gangguan Depresi Mayor

b) Gangguan Distimik

c) Gangguan Bipolar

d) Gangguan Siklotimik

3. Gangguan Kepribadian

Adalah Pola Perilaku atau cara berhubungan dengan orang


lain yang benar – benar kaku. Kekakuan mereka
menghalangi untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan
eksternal.

Tipe – Tipe Gangguan Kepribadian

20
a) Gangguan kepribadian yang ditandai
dengan perilaku aneh.

b) Gangguan kepribadian paranoid.

c) Gangguan kepribadian schizoid.

d) Gangguan kepribadian antisocial

e) Gangguan kepribadian ambang.

f) Gangguan kepribadian histronik.

g) Gangguan kepribadian Narsistik.

h) Gangguan kepribadian obsesif kompulsif.

4. Penyalahgunaan dan Ketergantungan Zat

Penyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang


yang menghasilkan konsekwensi yang merusak.
Penyalahgunaan zat dapat berlangsung untuk periode waktu
yang panjang dan meningkat menjadi ketergantungan zat.

5. Gangguan Makan

a) Anoreksia Nervosa dan Bulimia Nervosa

b) Gangguan makan berlebihan atau obesitas

6. Gangguan Identitas Gender

Adalah bagaimana seseorang merasa bahwa ia adalah


seorang pria atau wanita. Identitas gender secara normal
didasarkan pada anatomi gender. Namun pada gangguan
identitas gender terjadi konflik antara anatomi gender
seseorang dengan odentitas gendernya

7. Skizofrenia

Adalah gangguan psikologis yang berhubungan dengan


gila atau sakit mental. Hal ini sering menimbulkan rasa
takut. Skizofrenia menyerang jati diri seseorang,

21
memutus hubungan yang erat antara pemikiran dan
perasaan serta mengisinya dengan persepsi yang
terganggu, ide yang salah dan konsepsi yang tidak logis.
Skizofrenia biasanya berkembang pada masa remaja akhir
atau dewasa awal tepat pada saat orang mulai keluar dari
keluarga menuju dunia luar. Orang yang mengidap
skizofrenia semakin lama semakin terlepas dari
masyarakat.

8. Gangguan Abnormal Pada Anak dan Remaja

a) Gangguan Perkembangan Pervasif


b) Autisme
c) ADHD

d) Retardasi Mental

e) Gangguan Belajar

f) Gangguan komunikasi

g) Gangguan Eliminasi

22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa remaja akhir adalah masa transisi perkembangan antara


masa remaja menuju dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 17-
22 tahun. Beberapa ahli membagi batasan usia pada masa remaja akhir
salah satunya menurut Monks sebagai berikut :
1. Masa remaja awal dalam rentang usia 12–15 tahun,
2. Masa remaja madya dalam rentang usia 15–18 tahun,
3. Masa remaja akhir dalam rentang usia 18–21 tahun.
Sedangkan karakteristik dari masa remaja akhir sangat bermacam
– macam menurut pendapat para ahli salah satunya menyebutkan bahwa
karakteristik dari masa remaja akhir yaitu kestabilan bertambah, lebih
matang dalam cara menghadapi masalah, campur tangan dari orang
dewasa berkurang, ketenangan emosional bertambah, realistis bertambah,
lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang kematangan.
Tugas perkembangan dari masa remaja akhir menurut salah satu
ahli yaitu Hurlock diantaranya berusaha mampu menerima keadaan
fisiknya, berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia

23
dewasa, berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota
kelompok yang berlainan jenis, berusaha mencapai kemandirian
emosional, berusaha mencapai kemandirian ekonomi, berusaha
mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual yang
sangat diperlukan untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat,
berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa
dan orang tua, berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial
yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa, Berusaha mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan, Berusaha memahami dan
mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
Mengenai Kebutuhan dari masa remaja akhir terbagi menjadi dua
yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis. Pada masa remaja akhir
juga terdapat beberapa masalah dan abnormalitas yang bisa terjadi pada
masa ini dimana masalah tersebut bisa bersifat lebih kompleks. Sedangkan
untuk abnormalitas dari masa remaja akhir sendiri meliputi gangguan
kecemasan , gangguan mood, gangguan kepribadian, penyalahgunaan dan
ketergantungan zat, gangguan makan , gangguan identitas gender,
skizofrenia, serta gangguan pada anak dan remaja.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1991. Developmental Psychologi A. Life-Span Approach,

Diterjemahkan: Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan .Jakarta: Penerbit Erlangga

Wiramihardja, Sutardjo A., Drs., Psi. 2015. Pengantar Psikologi Abnormal.

Bandung : Refika Aditama

Yusuf, Syamsu L. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Simandjuntak,B,Drs, S.H. 1984. Psikologi Remaja. Bandung : Tarsito

Prayitno , Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang : Angkasa Raya

Nevid, Jeffrey S, Rathus, Spencer A, Greene, Baverly. 2005. Psikologi Abnormal

Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

V. Mark Durand dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

25
Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju

http://liarossantikp2.blogspot.co.id/2015/01/psikologi-perilaku-abnormal.html

http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465

26

Anda mungkin juga menyukai