Anda di halaman 1dari 5

METODE PENELITIAN

MENYUSUN BAB 1 DAN BAB 2


Dosen Pengampu : Ns. Maylar Gurning, S. Kep., M. Kep

DISUSUN OLEH :

NITA SALAMA PELU


201702062A

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

SORONG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lansia adalah proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai 55 tahun ke atas. Pada
lansia akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial. Salah satu contoh
kemunduran fisik pada lansia adalah rentannya lansia terhadap penyakit, khususnya
penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang umum di derita lansia salah satunya
adalah hipertensi (Nugroho, 2016).

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan


darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan Diastolik ≥85
mmHg merupakan batas normal tekanan darah (Junaidi, 2010).

Ketika gejala timbul, hipertensi sudah menjadi penyakit yang harus diterapi sumur
hidup, pengobatan yang harus dikeluarkan cukup mahal dan membutuhkan waktu yang
lama. Selain prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat pada masa yang akan
datang, tingkat keganasannya juga tinggi. Bila tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan masalah lain berupa komplikasi berbagai organ penting seperti jantung,
ginjal, otak dan mata. Hipertensi juga dapat menyebabkan permanen dan kematian
mendadak. (Dewi, 2013).

Hipertensi merupakan faktor utama penyakit kardiovaskuler penyebab dari kematian


tertinggi di Indonesia. Sejauh ini banyak penderita penyakit hipertensi yang tidak patuh
melaksanakan yang di berikan dari pihak Rumah Sakit karena kurangnya pengetahuan
serta dukungan dari keluarga tentang proses penyembuhan hipertensi (Rosyid & Effendi,
2011).

Data World Health Organization (WHO) Tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi
hipertensi tahun 2008 pada usia 25 tahun ke atas sebesar 45%, dimana terdapat
peningkatan jumlah penderita hipertensi tahun 1980 sebesar 600 juta dan tahun 2008
menjadi 1 milyar. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) menunjukkan
prevalensi hipertensi di indonesia tertinggi terjadi pada lansia, yaitu usia 65-74 tahun
sebesar 57,6%, dan usia 75 tahun ke atas sebesar 63,8%.

Penatalaksanaan hipertensi bertumpu pada pilar pengobatan standar dan merubah gaya
hidup yang meliputi mengatur pola makan, mengatur pola aktivitas, sering berolahraga,
menghindari alkohol, dan rokok. Penatalaksanaan hipertensi ini diperlukan pengetahuan
keluarga dalam proses penyembuhannya, serta dukungan keluarga agar proses
penyembuhan berjalan dengan baik (Dalimartha, et al, 2008).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap


anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu
siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Soetjiningsih, 2009).
Dukungan dari keluarga meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,
bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata, suatu kondisi dimana benda atau
jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan
langsung, seperti seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan
sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat
sakit dan dapat membantu memecahkan masalah menurut Sarafino, (1994) dalam
Christine, (2010).

Faktor-faktor kurangnya dukungan keluarga disebabkan oleh faktor persepsi, dan


kurang nya pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga, padahal, perhatian dan empati
terhadap pengobatan yang dijalani pasien akan membuat seseorang merasa lebih dihargai
dan mempengaruhi tingkah laku, meningkatkan kesejahteraan psikologis (Rustiana,
2011).
Jika pengetahuan tidak ada maka pasien hipertensi akan tidak patuh dalam proses
penyembuhan, sehingga penyakit hipertensi tidak terkendali dan terjadi komplikasi.
Apabila pengetahuan baik maka pasien hipertensi akan patuh dalam melaksanakan proses
penyembuhan, sehingga penyakit hipertensi dapat terkendali. Pengetahuan merupakan
hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat
menjadi dapat untuk proses penyembuhan penyakit pasien hipertensi. Dalam proses
mencari tahu ini, mencakup beberapa metode dan konsepkonsep, baik melalui proses
pendidikan maupun melalui pengalaman (Notoatmodjo, 2010).
Dengan bertambah umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan
yang diperoleh, akan tetapi pada umur-umur tertentu kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Agoes, dkk 2011).

Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan terhadap dukungan
keluarga pada lansia dengan hipertensi".

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu:


”Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan keluarga tentang hipertensi dengan
dukungan keluarga terhadap lansia dengan hipertensi"?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan keluarga tentang hipertensi dengan dukungan


keluarga dalam proses penyembuhan hipertensi pada lansia

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang hipertensi.

2. Mengidentifikasi tingkat dukungan keluarga terhadap pasien hipertensi.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan keluarga tentang hipertensi dengan


dukungan keluarga dalam proses penyembuhan hipertensi pada lansia.
1.4. Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan keluarga tentang


hipertensi dengan dukungan keluarga dalam proses penyembuhan hipertensi pada lansia.
di harapkan:

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang pentingnya proses penyembuhan hipertensi pada


pasien yang menderita penyakit hipertensi serta dukungan keluarga pada pasien
hipertensi sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Pasien

Bahan pertimbangan dan masukan bagi pasien hipertensi agar mengetahui


dampak tentang pengetahuan hipertensi, sehinga pasien akan mematuhi proses
penyembuhan penyakit hipertensi.

3. Bagi Keluarga

Bahan pertimbangan dan masukan bagi keluarganya akan pentingnya memberi


dukungan pada pasien hipertensi sehingga dapat menjadi masukan bagi keluarganya
untuk memberi motivasi terhadap dukungan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai