DISUSUN OLEH :
SORONG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Lansia adalah proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai 55 tahun ke atas. Pada
lansia akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial. Salah satu contoh
kemunduran fisik pada lansia adalah rentannya lansia terhadap penyakit, khususnya
penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif yang umum di derita lansia salah satunya
adalah hipertensi (Nugroho, 2016).
Ketika gejala timbul, hipertensi sudah menjadi penyakit yang harus diterapi sumur
hidup, pengobatan yang harus dikeluarkan cukup mahal dan membutuhkan waktu yang
lama. Selain prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat pada masa yang akan
datang, tingkat keganasannya juga tinggi. Bila tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan masalah lain berupa komplikasi berbagai organ penting seperti jantung,
ginjal, otak dan mata. Hipertensi juga dapat menyebabkan permanen dan kematian
mendadak. (Dewi, 2013).
Data World Health Organization (WHO) Tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi
hipertensi tahun 2008 pada usia 25 tahun ke atas sebesar 45%, dimana terdapat
peningkatan jumlah penderita hipertensi tahun 1980 sebesar 600 juta dan tahun 2008
menjadi 1 milyar. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) menunjukkan
prevalensi hipertensi di indonesia tertinggi terjadi pada lansia, yaitu usia 65-74 tahun
sebesar 57,6%, dan usia 75 tahun ke atas sebesar 63,8%.
Penatalaksanaan hipertensi bertumpu pada pilar pengobatan standar dan merubah gaya
hidup yang meliputi mengatur pola makan, mengatur pola aktivitas, sering berolahraga,
menghindari alkohol, dan rokok. Penatalaksanaan hipertensi ini diperlukan pengetahuan
keluarga dalam proses penyembuhannya, serta dukungan keluarga agar proses
penyembuhan berjalan dengan baik (Dalimartha, et al, 2008).
Berdasarkan permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan tingkat pengetahuan terhadap dukungan
keluarga pada lansia dengan hipertensi".
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Pasien
3. Bagi Keluarga