Anda di halaman 1dari 11

Alokasi waktu 100 menit

BAB III
PANCASILA IDEOLOGI NEGARA

A. Pengertian Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh
Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu. Secara umum bisa diartikan sekelompok ide yang
diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui
proses pemikiran normatif.
Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide)
yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik.
Dalam kenyataannya, Idiologi selalu mengutamakan azaz-azaz kehidupan politik
dan kenegaraan sebagai satu kehidupan nasional yang berintikan kepemimpinan,
kekuasaan, kelembagaan dengan tujuan kesejahteraan.
Jadi ideologi dikatakan juga sebagai suatu gagasan/ide yang berdasarkan hasil
pemikiran manusia yang mendalam. Dalam arti luas istilah ideolgi dipergunakan
untuk segala kelompok cita-cita , nilai-nilai dasar dan keyakinan yang mau
dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif. Dalam artian ini ideologi disebut
terbuka. Dalam arti sempit ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh
tentang makna hidup dan nilai-nilai yang menentukan dengan mutlak bagaimnana
manusia harus hidup dan bertindak. Artian ini disebut juga ideologi tertutup.
(Syarbaini, 2011 : 53).
Jadi ideologi adalah kumpulan konsep bersistim yang dijadikan asas pendapat
yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup atau dapat juga
diartikan cara berfikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi ada yang terbuka
dan ada yang tertutup. Kalau terbuka artinya merupakan suatu bangunan ideologi
yang membuka diri dari ide, gagasan atau konsep yang datang dari luar, kalau
tertutup sebaliknya yaitu suatu bangunan ideologi yang tidak menerima ide,
gagasan atau konsep dari luar

B. Makna Ideologi Negara


Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia,
yaitu cara berfikir dan cara kerja perjuangan. Oleh karena itu perlu memahami
Pancasila dengan cara mengkaji latar belakang sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Sebagai negara Pancasila perlu pula dipahami latar belakang
proklamasi, konstitusi atau hukum dasar kehidupan berbangsa, bernegara dan
bermasyarakat yaitu pembukaan, batang tubuh, penjelasan UUD 1945.
Pancasila bersifat integralistuk, yaitu paham tentang hakikat negara yang dilandasi
dengan konsep kehidupan bernegara. Pancasila yang melandasi kehidupan
bernegara menurut Soepomo adalah kerangka negara integralistik, untuk
membedakan paham-paham yang digunakan oleh pemikir kenegaraan lain. Untuk
memahami konsep Pancasila bersifat integralistik, maka terlebih dahulu kita harus
melihat beberapa teori (paham) mengenai dasar negara yaitu sebagai berikut :
(ibid, 2011 : 57)
1. Teori Perseorangan (individualistic)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak
antara seluruh orang dalam masyarakat itu (social contrac) .
Hal ini mempunyai pengertian bahwa negara dipandang sebagai organisasi
kesatuan pergaulan hidup manusia yang tetinggi. Manusia sebagai individu
hidup bebas dan merdeka, semua dalam kedudukan dan taraf yang sama dan
selalu berusaha memperbesar kekuasaan mereka.
Oleh karena itu individu saling berhadapan, senantiasa mengadu tenaga dalam
perebutan kekuasaan.
Negara dipandang sebagai hasil perjanjian masyarakat dari individu-individu
yang bebas, sehingga hak-hak orang seorang adalah lebih tinggi
kedudukannya dari pada negara, yang merupakan hasil bentukan individu2
bebas tersebut. Jadi jelas dalam teori ini hak kebebasan atau liberalisme lebih
menonjol dalam negara ketimbang kepentingan negara atau rasa nasionalisme.

2. Teori Golongan ( class theory )


Negara dipergunakan sebagai alat oleh mereka yang kuat untuk menindas
golongan ekonomi lemah. Yang dimaksud dengan golongan ekonomi yang
kuat adalah mereka yang memiliki alat-alat produksi.
Negara akan lenyap dengan sendirinya kalau dalam masyarakat sudah tidak
ada lagi perbedaan kelas dan pertentangan ekonomi.
Menurut Karel Marx , negara terjadi dalam sejarah perkembangan masyarakat
yang meliputi tiga fase yaitu borjuis(feodal), fase kapitalis dan fase sosialis
komunis.

3. Teori Kebersamaan (integralistik)


Makna istilah Integralistik, berasal dari kata integral artinya samadengan
kebulatan, keutuhan yang berartipula kesatuan, keseluruhan berartipula
sebagai kekeluargaan.
Negara adalah suatu susunan masyarakat yang integral diantara semua
golongan dan semua bagian dari seluruh anggota masyarakat, persatuan
masyarakat itu merupakan persatuan masyarakat yang organis.

Dari segi integritas antara pemerintah dan rakyat, negara memikirkan


penghidupan dan kesejahteraan bangsa seluruhnya, negara menyatu dengan
rakyat dan tidak memihak pada salah satu golongan dan tidak pula
menganggap kepentingan pribadi yang lebih diutamakan, melainkan
kepentingan dan keselamatan bangsa serta negara sebagai satu kesatuan yang
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Jadi teori ini paling sesuai dengan bangsa Indonesia yang masyarakatnya
beraneka ragan.
Dan teori ini telah dilaksnakan oleh bangsa Indonesia semenjak dahulu di
desa-desa, seperti pemimpin selalu bermusyawarah dengan rakyatnya.
Jadi integralistik atau integralisme adalah nilai atau azaz yang
mengutamakan kebulatan dan keutuhan, kesatuan dan kekeluargaan.
Dengan demikian warga atau anggota kesatuan keluarga itu sejajar dengan
kebersamaan artinya tiap warga mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban
yang sama demi kebersamaan, kesatuan dan kekeluargaan.

Negara dalam cara pandang integralistik Indonesia , tidak akan memiliki


kepentingan sendiri, terlepas atau bahkan bertentangan dengan kepentingan
orang-orang (rakyat) di dalam negara, semua pihak mempunyai fungsi
masing-masing dalam suatu kesatuan yang utuh, oleh Soepomo disebutkan
sebagai suatu totalitas. Kesatuan atau integritas yang dicita-citakan dalam
UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dalam Tap MPR tentang GBHN.

Pancasila bersifat integralistik karena :


a. Mengandung semangat kekeluargaan dalam kebersamaan
b. Adanya semangat kerja sama (gotongbroyong)
c. Memelihara persatuan dan kesatauan
d. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

Nilai filsafat Pancasila pada dasarnya mengandung azas-azas integralistik,


terutama azaz persatuan bahwa bangsa Indonesia adalah SATU KELUARGA
YAITU KELUARGA BANGSA INDONESIA dalan satu susunan (rumah
tangga) negara yang dilandasi azaz persatuan.
Azaz ini nampak dalam sila III, IV dan V yang berarti makna persatuan
Indonesia dengan azaz musyawarah mufakat, dalam mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh (keseluruhan keluarga) rakyat Indonesia. Azaz demikian
secara universal dilandasi azaz kemanusiaan yang adil dan beradap (sila ke
II) dan dijiwai nilai ketuhanan yang maha Esa (sila ke I).
Nilai Pancasila secara filosofis memancarkan ajaran bahwa Tuhan Yang
Maha Esa, maha pencipta dan maha pengayom semesta (dengan sifat maha
pengasih, maha bijaksana).
Alam semesta dan isinya dalam kesatuan harmonis demi kesejahteraan
semua makhluk terutama umat manusia sebagai makhluk utama.
Menyadari pengayoman Tuhan Yang Maha Esa atas semesta dan atas umat
manusia, maka manusia mengemban amanat (kewajiban).
Sebagai tersimpul dalam rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradap.
Pancaran kedua sila I-II ini sebagai azaz fundamental dan universal menjiwai
dan melandasi sila-sila berikutnya (sila III, IV dan V) yang lebih berwatak
nasional.

C. Macam Ideoloogi
1. Liberalisme

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan


tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai
politik yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu.
Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi
pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas,
dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya
pembatasan terhadap pemilikan individu
Negara penganut Liberalisme yaitu:
Amerika Serikat, Argentina, YUnani, Rusia, Zimbawe, Australia, Jerman,
Spanyol, Swedia dll.

2. Kapitalisme

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik
modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem
perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan
sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Adam Smith adalah tokoh
ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya
kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang
menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi.
Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-
Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan
berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi
bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan
tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus
memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah
hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh
rakyatnya.
Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol,
Australia, Portugis, dan Perancis.

3. Fasisme

Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan


absolut tanpa demokrasi.
Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat
kentara.
Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin,
fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya
ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat
tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah.
Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman .

4. Sosialisme

Sosialisme atau sosialis adalah paham yang bertujuan membentuk negara


kemakmuran dengan usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik
perseorangan.
Sosialisme dapat mengacu ke beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi
atau kelompok ideologi, sistem ekonomi, dan negara.
Istilah ini mulai digunakan sejak awal abad ke-19.
Dalam bahasa Inggris, istilah ini digunakan pertama kali untuk menyebut
pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di Perancis, istilah ini mengacu pada
para pengikut doktrin Saint-Simon pada tahun 1832 yang dipopulerkan oleh
Pierre Leroux dan J. Regnaud dalam l'Encyclopédie Nouvelle.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang
berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa
istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada
abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut
mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Negara yang menganut paham sosialisme adalah Kuba dan Venezuela.

5. Komunisme

Komunisme adalah paham yang mendahulukan kepentingan umum diatas


kepentingan pribadi dan golongan, paham komunis juga menyatakan semua
hal dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara
tersebut.
Penganut faham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis
oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifes politik yang pertama
kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis
pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah dan masa kini) dan ekonomi
kesejahteraan yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling
berpengaruh dalam dunia politik.
Negara yang masih menganut komunisme adalah RRC, Vietnam, Korea Utara,
Kuba dan Laos.

6. Marxisme

Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara


revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami
Marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya
dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya,
barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka histories Marxisme itu
sendiri.
Berbicara masalah Marxisme, memang tidak bisa lepas dari nama-nama tokoh
seperti Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Kedua
tokoh inilah yang mulai mengembangkan akar-akar komunisme dalam
pengertiannya yang sekarang ini.
Transisi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi
landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya.
Dimana Eropa Barat telah menjdai pusat ekonomi dunia, dan adanya
kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan
ekonomi dan demokrasi politik.
Tiga hal yang merupakan komponen dasar dari Marxisme adalah :
1. filsafat dialectical and historical materialism
2. sikap terhadap masyarakat kapitalis yang bertumpu pada teori nilai tenaga
kerja dari David Ricardo (1772) dan Adam Smith (1723-1790)
3. menyangkut teori negara dan teori revolusi yang dikembangkan atas dasar
konsep perjuangan kelas.
Konsep ini dipandang mampu membawa masyarakat ke arah komunitas
kelas.
Dalam teori yang dikembangkannya, Marx memang meminjam metode
dialektika Hegel.
Menurut metode tersebut, perubahan-perubahan dalam pemikiran, sifat dan
bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung melalui tiga tahap,
yaitu tesis (affirmation), antitesis (negation), dan sintesis (unification).
Dalam hubungan ini Marx cendrung mendasarkan pemikiran kepada
argumentasi Hegel yang menandaskan bahwa kontradiksi dan konflik dari
berbagai hal yang saling berlawanan satu sama lain sebenarnya bisa
membawa pergeseran kehidupan sosial-politik dari tingkat yang sebelumnya
ke tingkat yang lebih tinggi. Selain dari itu, suatu tingkat kemajuan akan bisa
dicapai dengan jalan menghancurkan hal-hal yang lama dan sekaligus
memunculkan hal-hal yang baru.

7. Anarkisme

Anarkisme yaitu suatu paham yang mempercayai bahwa segala bentuk


negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang
menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan, oleh karena itu negara,
pemerintahan, beserta perangkatnya harus dihilangkan/dihancurkan.
Secara spesifik pada sektor ekonomi, politik, dan administratif,
Anarki berarti koordinasi dan pengelolaan, tanpa aturan birokrasi yang
didefinisikan secara luas sebagai pihak yang superior dalam wilayah
ekonomi, politik dan administratif (baik pada ranah publik maupun privat).

8. Konservatisme

Hal atau unsur yang terkandung di dalamnya, antara lain:


1. inti pemikiran : memelihara kondisi yang ada, mempertahankan
kestabilan, baik berupa kestabilan yang dinamis maupun kestabilan yang
statis. Tidak jarang pula bahwa pola pemikiran ini dilandasi oleh
kenangan manis mengenai kondisi kini dan masa lampau
2. filsafatnya adalah bahwa perubahan tidak selalu berarti kemajuan. Oleh
karena itu, sebaiknya perubahan berlangsung tahap demi tahap, tanpa
menggoncang struktur social politik dalam negara atau masyarakat yang
bersangkutan.
3. landasan pemikirannya adalah bahwa pada dasarnya manusia lemah dan
terdapat “evil instinct and desires” dalam dirinya. oleh karena itu perlu
pola-pola pengendalian melalui peraturan yang ketat
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter.

9. Pancasila

Pancasila terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
berisi:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Pancasila adalah IDEOLOGI Negara Indonesia.

10. Demokrasi

Demokrasi artinya hukum untuk rakyat oleh rakyat. kata ini merupakan
himpunan dari dua kata : demos yang berarti rakyat, dan kratos berarti
kekuasaan. Jadi artinya kekuasaan ditangan rakyat
Sebenarnya pemikiran untuk melibatkan rakyat dalam kekuasaan sudah
muncul sejak zaman dahulu.
Di beberapa kota Yunani didapatkan bukti nyata yang menguatkan hal ini,
seperti di Athena dan Sparta.
Hal ini pernah diungkapkan Plato, bahwa sumber kepemimpinan ialah
kehendak yang bersatu milik rakyat.
Dalam suatu kesempatan Aristoteles menjelaskan macam-macam
pemerintahan, dengan berkata, “ada tiga mcam pemerintahan: kerajaan,
aristokrasi, republik, atau rakyat memegang sendiri kendali urusannya.”

1. inti pemikiran: kedaulatan ditangan rakyat


2. filsafat : menurut Dr. M. Kamil Lailah menetapkan :
tiga macam justifikasi ilmiah dari prinsip demokrasi, yaitu:
a. ditilik dari pangkal tolak dan perimabngan yang benar, bahwa system
ini dimaksudkan untuk kepentingan social dan bukan untuk
kepentingan individu,
b. unjustifikasi berbagai macam teori yang bersebrangan dengan prinsip
demokrasi,
c. opini umum dan pengaruh
3. landasan pemikiran. Rakyat membuat ketetapan hukum bagi dirinya
sendiri lewat dewan perwakilan, yang kemudian dilaksanakan oleh pihak
pemerintah atau eksekutif.
4. system pemerintahan (harus) : domokrasi.
Negara Penganutnya adalah Inggris, Norwegia, Denmark, Swedia, Belanda,
Belgia, Australia, Selandia Baru, Israel, dan Venezuela.
D. Ideologi Terbuka
Istilah ideologi terbuka awalnya dikemukakan oleh Pres, Soeharto pada 10
Nopember 1966 dalam acara Pembukaan penataran calon Manggala BP 7 Pusat.
Pres. Soeharto mengatakan bahwa Pancasila adalah ideologi terbuka maka kita
dalam mengembangkan pemikiran baru yang tegar dan kreatif untuk
mengamalkan Pancasila dalam menjawab perubahan dan tantangan zaman yang
terus bergerak dinamis yakni: (Kansil , 2000 : 113)

a. nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, sedang


b. pelaksanaan Pancasila kita sesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata
yang kita hadapi dalam tiap kurun waktu.

Ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa yang selain mempunyai nilai
dasar yang bersifat tetap, juga mampu berkembang secara dinamis.
Idiologi terbuka dapat berinteraksi dengan idiologi lain. Artinya, Ideologi
Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang
memiliki ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat.
Kalau ideologi tertutup, tidak dapat menerima atau menyesuaikan ide-idenya
dengan ideologi lain, seperti ideologi komunis.

Hal ini disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi:
a. Nilai Dasar
Nilai Dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan
representasi dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara
Indoensia. Nilai dasar Pancasila merupakan nilai yang tidak bisa berubah-ubah
sepanjang masa, dan belum operasioanal.
Nilai Dasar berupa sila-sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945
Dapat kita temukan dalam Pembukaan UUD 1945 sbb :
Alinia I keyakinan kita kepada kemerdekaan sebagai hak segala bangsa.
Alinia II, cita-cita kemerdekaan yaitu suatu negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur .
Alinia III, watak aktif dari rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaan
untuk mencapaikan kehidupan kebangsaan yang bebas.
Alinia IV, Arahan mengenai tujuan negara. susunan negara, sistim
pemerintahan dan dasar negara yaitu Pancasila.

b. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai
dasar (Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik
dalam negeri maupun dari luar negeri secara dinamis.
Nilai Instrummental ini dapat berupa Tap MPR, UU, PP dan peraturan
perundangan yang ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi
Pancasila sebagai pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai instrumental dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
c. Nilai Praktis
Nilai Praktis adalah nilai yang harus ada dalam praktek penyelenggaraan
negara.
Sifat ini adalah abstrak, artinya berupa semangat para penyelenggara negara
dari pusat hingga ke tingkat yang terbawah dalam struktur sistem
pemerintahan negara Indonesia.
Semangat yang dimaksud adalah semangat para penyelenggara negara untuk
membangun sila-sila dalam Pancasila secara konsekuen dan istiqomah.
Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN, dan lain-lain.

Perwujudan atau pelaksanaan nilai-nilai Instrumental dan nilai-nilai Praktis harus


tetap mengandung jiwa dan semangat yang sama dengan nilai dasarnya
Dimensi realitas adalah nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam dirinya
bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup dalam masyarakatnya sehingga tertanam
dan berakar di dalam masyarakat.
Dimensi idealisme mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Cita-cita tersebut
berisi harapan yang masuk akal.
Dimensi fleksibilitas yaitu melalui pemikiran baru tentang dirinya, ideologi itu
mempersegar dirinya, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke
waktu.

Sungguhpun demikian keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang


tidak boleh dilanggar yaitu: (Kansil 2000 : 117)
a. Stabilitas nasional yang dinamis.
b. Larangan terhadap ideologi Marxisme, Leninisme, Komunisme.
c. Mencegah berkembangnya paham Liberal.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan e.
e. Penciptaan norma yang baru harus melalui konsensus.

Faktor pendorong pemikiran mengenai Pancasila merupakan ideologi terbuka


adalah (Kansil, 2000 :115)
1. Kenyataan bahwa dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika
masyarakat Indonesia berkembang dengan cepat. Peranan besar tidak lagi
dipegang oleh negara dan pemerintahan, tetapi lebih diberatkan pada peran
badan usaha swasta.
2. Kenyataan bangkrutnya ideologi tertutup ( marxixme - komunisme ).
Ideologi tertutup adalah ideologi yang merasa sudah mempunyai seluruh
jawaban terhadap kehidupan ini, sehingga pelaksanaannya dilakukan secara
dogmatik (tidak diragukan lagi – penulis).
3. Sewaktu pengaruh komunis sangat besar di Indonesia pada tahun 60-an,
yang pada dasarnya bersifat tertutup, Pancasila merosot menjadi semacam
dogmatik yang kaku, tidak dibedakan antara aturan pokok yang dihargai
sebagai axioma (kebenaran tidak perlu dibuktikan lagi-penulis), dengan
aturan pelaksanaan yang bisa disesuaikan dengan perkembangan.
4. Tekad Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Bandingkanlah faktor pendorong pemikiran mengenai Pancasila merupakan
ideologi terbuka menurut (Supriatnoko, 2008 : 28 )

a. Kenyataan bahwa dalam proses pembangunan nasional, dinamika


masyarakat Indonesia berkembang dengan sangat cepat sehingga
memerlukan kejelasan sikap secara ideologis. (contoh menyikapi globalisasi
ekonomi)
b. Kenyataan menunjukan bahwa bangkrutnya ideologi tertutup seperti
komunisme cenderung mengisolasi diri dari perkembangan ligkungan
sekitarnya.
c. Pengalaman politik bangsa Indonesia masa lalu, seperti pada waktu besarnya
pengaruh komunis, Pancasila pernah menjadi doktrin yang kaku. Demikian
dalam pada waktu peran pemerintah Orde Barus sangat dominan untuk
menjadikan Pancasila sebagai ideologi tertutup bahkan dalam melaksanakan
Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), materi
penataran dirumusan atas kemauan pemerintah bukan atas hasrat pengamalan
dari masyarakat Indonesia sehingga Pancasila sebagai ideologi tidak
berfungsi.
d. Tekad untuk membangkitkan kembali kesadaran bangsa Indonesia terhadap
nilai-nillai dasar Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan
secara kreatif dan dinamis dalam rangka mewujudkancita-cita dan tujuan
nasional
e. Peranan Pancasila dalam religi adalah mengayomi, melindungi dan
mendukung dari luar. Agama diharapkan menjadi sumber inspirasi dan
motivasi bagi pembangunan nasional yang merupakan pengamalan Pancasila

Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ideologi terbuka dan ideologi tertutup !
2. Jelaskan 3 teori terbentuknya dasar negara !
3. Jelskan 2 jenis nilai yang terkandung dalam ideologi terbuka !

Rangkuman
Ideologi adalah suatu gagasan/ide yang berdasarkan hasil pemikiran manusia
yang mendalam. Dalam arti luas istilah ideolgi dipergunakan untuk segala
kelompok cita-cita , nilai-nilai dasar dan keyakinan yang mau dijunjung tinggi
sebagai pedoman normatif. Ideologi terbuka artinya suatu bangunan ideologi
yang membuka diri dari ide, gagasan atau konsep yang datang dari luar, kalau
ideologi tertutup yaitu suatu bangunan ideologi yang tidak menerima ide, gagasan
atau konsep dari luar.
Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia,
yaitu cara berfikir dan cara kerja perjuangan bangsa. Oleh karena itu perlu
memahami Pancasila dengan cara mengkaji latar belakang sejarah perjuangan
bangsa Indonesia, latar belakang lahirnya proklamasi, konstitusi atau hukum
dasar kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat ( pembukaan, batang
tubuh, penjelasan UUD 1945 ).
Ada 3 Teori tentang dasar negara yaitu (1) Teori Individualistik, Negara
dipandang sebagai organisasi kesatuan pergaulan hidup manusia yang tetinggi.
Manusia sebagai individu hidup bebas dan merdeka, semua dalam kedudukan
dan taraf yang sama dan selalu berusaha memperbesar kekuasaan mereka. Oleh
karena itu individu saling berhadapan, senantiasa mengadu tenaga dalam
perebutan kekuasaan. (2) Teori Golongan ( class theory ), Negara dipergunakan
sebagai alat oleh mereka yang kuat untuk menindas golongan ekonomi lemah.
Yang dimaksud dengan golongan ekonomi yang kuat adalah mereka yang
memiliki alat-alat produksi. Negara akan lenyap dengan sendirinya kalau dalam
masyarakat sudah tidak ada lagi perbedaan kelas dan pertentangan ekonomi. (3)
Teori Integralistic, negara memikirkan penghidupan dan kesejahteraan bangsa
seluruhnya, negara menyatu dengan rakyat dan tidak memihak pada salah satu
golongan dan tidak pula menganggap kepentingan pribadi yang lebih
diutamakan, melainkan kepentingan dan keselamatan bangsa serta negara
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
Pancasila adalah ideologi terbuka maka kita dalam mengembangkan pemikiran
baru yang tegar dan kreatif untuk mengamalkan Pancasila dalam menjawab
perubahan dan tantangan zaman yang terus bergerak dinamis yakni nilai-nilai
Pancasila tidak boleh berubah, sedang pelaksanaan Pancasila kita sesuaikan
dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi dalam tiap kurun
waktu. Ideologi terbuka adalah pandangan hidup bangsa yang selain mempunyai
nilai dasar yang bersifat tetap, juga mampu berkembang secara dinamis.

Test Formatif
1. Buat kelompok maksimal 4 orang, diskusikan tentang Pancasia ideologi terbuka.
Kaji pula seandainya Pancasila merupakan ideologi tertutup, apa akibatnya.
2. Hasil diskusi kelompok tersebut disajikan didepan kelas, kelompok lain akan
mengkritisi alasan-alasan yang dirumuskan kelompok penyaji.

oooo

Anda mungkin juga menyukai