Anda di halaman 1dari 10

TUGAS II

perencanaan penanggulangan bencana

EKRIS AGUSTIANATA WINONO

PK 115 017 010

SEMESTER VII

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA

T.A 2020-2021
1. silahkan bapak/ibu/ saudara baca tentang buku pedoman rencacna nasional
penanggulangan bencana.
2. berikan tanggapan tentang rencana nasional penanggulangan bencana 
a. uraikan prinsip dan fokus prioritas dalam penanggulangan bencana 
b. baca halaman 62, uraikan tentang arah kebijakan penanggulangan bencana,
uraikan aturan aturan dalam penanggulangan bencana dan perkembangan aturan-
aturan dalam perencanaan kebijakan 
  buku-renas-pb_compressed.pdf

JAWAB

1. uraikan prinsip dan fokus prioritas dalam penanggulangan bencana 


Seluruh prosedur penanggulangan bencana sebagaimana dijelaskan di atas pada
dasarnya merujuk dan harus mengarah pada prinsip-prinsip penanggulangan untuk
bencana yang telah dirumuskan oleh para ahli, adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Cepat dan tepat
Di Indonesia banyak sekali bencana, macam-macam bencana alam di Indonesia
antara lain banjir, tanah longsor, gunung meletus. Sudah sewajarnya kalau
penanggulangan bencana harus dilakukan secara tepat dan tepat, sebab bila tidak
akan mengakibatkan lebih banyak korban dan lebih banyak kerugian.
b. Prioritas
Harus mengetahui mana yang diprioritaskan dalam prosesnya, sudah tentu jika
penyelamatan nyawa harus selalu didahulukan dibandikan penyelamatan harta
benda dan seterusnya berdasarkan skala prioritas.
c. Koordinasi
Merupakan bentuk koordinasi antara Pemerintah dan Masyarakat harus mampu
melakukan hubungan yang baik dan saling mendukung. Penanggulangan bencana
pun harus mengusung ketepaduan dalam berbagai sektor sebab tidak mungkin
dilakukan oleh satu sektor saja.
d. Berdaya guna
Jangan sampai penangangan bencana hanya merupakan upaya sia-sia yang
membuang waktu, tenaga, dan biaya yang tentunya sangat besar. Penanganan
bencana harus berdaya guna bagi kesejahteraan masyarakat pasca bencana dan rasa
trauma atas bencana yang terjadi.
e. Transparansi 
Transparansi bahwa segala bentuk penangulangan bencana harus terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan. Akuntabilitas maksudnya adalah pertanggungjawaban
secara terbuka dan sesuai dengan etika dan hukum.
f. Kemitraan
Tidak hanya tanggung jawab pemerintah saja yang dalam menanggulangi bencana,
akan tetapi semua lapisan masyarakat juga harus ikut serta. Oleh karena itu,
pemerintah dan masyarakat harus mampu menjalin kemitraan yang baik. Kemitraan
tersebut bisa dengan cara pemerintah bekerjasama dengan masyarakat membentuk
Posdaya penanggulangan bencana di Daerah sekitar.
g. Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan bentuk peningkatan dan pemahaman kepada masyarakat
dalam bentuk sosialisasi dan pembelajaran praktis terkait dengan langkah antisipasi,
penyelamatan dan pemulihan bencana. Umumnya langkah pemberdayaan dilakukan
dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan dan seminar mengenai bencana di
kawasan rawan bencana.
h. Non diskriminatif
Adapun bentuk prinsip ini jelas bahwa tidak ada pembedaan suku, ras, agama dan
budaya yang menjadikan proses penangangan bencana tidak seimbang antara satu
dengan lainya. Proses penanganan bencana kepada siapa pun harus dilakukan secara
adil dan seimbang.
i. Non proletisi
Maksudnya adalah larangan pemanfaat penanggulangan bencana sebagai upaya
untuk meraih suatu bentuk kepentingan tertentu, seperti cara pemberian bantuan
dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi dan lain sebagainya.
j. Ketepaduan
Dalam penanggulangan bencana tentunya tidak bisa dilakukan hanya oleh satu
pihak saja, misalnya penanggulangan bencana adalah tanggungjawab Pemerintah
saja. Anggapan semacam ini merupakan anggapan yang salah. Penanggulangan
bencana merupakan tanggungjawab berbagai pihak dari pemerintah, masyarakat
dan lembaga swadaya lainya. Oleh karena itu, penanggulangan bencana harus pula
ada keterpaduan dari berbagai lini tersebut.
k. Berhasil Guna
Setiap penanggulangan bencana pasti membutuhkan yang namanya biaya, waktu
dan tenaga. Penanggulangan bencana tidaklah mudah, biaya yang dikeluarkan untuk
rehabilitasi dan rekontroksi sangatlah besar. Demikian halnya dengan waktu dan
tenaga, penanggulangan bencana mesti menghabiskan waktu berbulan-bulan dan
jumlah tenaga yang dikeluarkan juga tidak terbatas. Oleh karena itu, dalam
penanggulangan bencana agar seluruh biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan
tidak sia-sia haruslah mampu berhasil guna yang sifatnya berkepanjangan.
l. Akuntabilitas
Dalam penanganan bencana seringkali menggunakan anggaran negara yang tidak
sedikit jumlahnya. Selain anggaran negara umumnya pihak yang terkena bencana
akan mendapat berbagai bantuan dari lembaga-lembaga sosial lainnya. Oleh karena
itu, khususnya bagi pihak yang terlibat langsung dalam proses penanggulangan
bencana setiap kegiatan yang dilakukan haruslah jelas, terarah dan dapat
dipertanggungjawabkan.
m. Penanggulangan Saat Terjadi Bencana
Merupakan tahap paling krusial yang harus mendapat perhatian seluruh lapisan
masyarakat dan pemerintah. Langkah-langkah yang dipilih pun harus tepat guna
agar jumlah korban atau kerugian dapat diminimalisir. Adapun bentuknya antara
lain sebagai berikut:
n. Tanggap darurat
Cara ini berkaitan dengan respon cepat dan tepat jika sewaktu-waktu terjadi
bencana. Misalnya, seseorang harus tau kemana ia harus berlari saat terjadi
bencana. Bagi pemerintah dan masyarakat ia harus memperhatikan hal-hal antara
lain; kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda. Prosedur pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan
dan pemulihan sarana dan prasarana.
o. Penanggulangan bencana
Cara ini hanya bisa dilakukan oleh para pihak yang memang memiliki pengetahuan
dasar dan berfokus pada bidang penanggulangan bencana. Ia harus mengerti sifat
dan skala kejadian yang sebenarnya, faktor-faktor pemicu bencana harus mampu
dianalisis secara tepat. Hal-hal yang umumnya dilakukan adalah:

 Penyelamatan korban bencana ke daerah yang lebih aman;


 Penyelamatan harta benda yang mungkin masih bisa diselamatkan;
 Menyiapkan tempat penampungan sementara bagian para pengungsi seperti
tenda-tenda darurat;
 Menyediakan dapur umum;
 Menyediakan air bersih dan sarana kesehatan.

2. baca halaman 62, uraikan tentang arah kebijakan penanggulangan bencana, uraikan
aturan aturan dalam penanggulangan bencana dan perkembangan aturan-aturan dalam
perencanaan kebijakan 
  buku-renas-pb_compressed.pdf

a. kebijakan penanggulangan bencana


Dengan demikian arah kebijakan nasional yang akan diwujudkan melalui RENAS
PB 2015-2019 adalah: Meningkatkan efektivitas penanggulangan bencana
Indonesia dengan
1). Penguatan Tata Kelola Penanggulangan Bencana
Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan
pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan  pencegahan 
bencana,  tanggap  darurat,  dan rehabilitasi.
Ilmu pengetahuan penanggulangan bencana, sesuai dengan
namanya, merupakan kombinasi dari kata “penanggulangan” dan “bencana”.
Istilah “penanggulangan” secara konseptual merupakan adaptasi atas istilah
“management” yang secara sederhana dapat kita artikan sebagai upaya
pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya, dan tanggung-jawab atau
wewenang.
Para pakar umumnya mendefinisikan penanggulangan bencana
sebagai upaya pengorganisasian dan pengelolaan sumberdaya dan
tanggungjawab untuk menangani semua masalah kemanusiaan dalam situasi
darurat, khususnya dalam hal kesiapsiagaan, response dan pemulihan dalam
rangka mengurangi dampak bencana. Sementara istilah “bencana”, secara
umum dipahami sebagai fenomena sosial bisa dipahami dari dua sisi, yakni
sebab dan akibat. Dari sisi sebab, bencana adalah fenomena sosial-
kemanusiaan yang disebabkan oleh dinamika alam dan atau oleh sebab-
sebab yang bersifat antopojenik atau akibat ulah manusia. Sementara dari
sisi akibat, melihat bencana dari sudut pandang dampak atau implikasi
sosial-kemanusiaan yang muncul baik karena sebab-sebab alam maupun
ulah-manusia.

2). Peningkatan Ketangguhan dalam Menghadapi Bencana.


Ketangguhan menghadapi bencana bisa dilakukan oleh masyarakat
dengan mitigasi bencana. Poin penting dari mitigasi bencana adalah upaya
mengurangi risiko bencana, melalui pembangunan fisik, penyadaran, dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Caranya adalah
dengan melakukan relokasi penduduk dari daerah rawan bencana, misalnya
memindahkan penduduk yang berada di pinggir tebing yang mudah longsor,
bantaran kali yang rawan banjir bandang; pelatihan-pelatihan kesiapsiagaan
bencana bagi penduduk di sebuah daerah; pengkondisian rumah atau sarana
umum yang tanggap bencana da relatif lebih kuat jika dilanda gempa; dan
penciptaan dan penyebaran kearifan lokal tentang kebencanaan sebagai
modal sosial.
b. aturan aturan dalam penanggulangan bencana
Undang-Undang

1. UU No 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Peraturan Menteri

1. Permendagri No 46 Tahun 2008 Tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja


BPBD

Peraturan Pemerintah

1. PP No 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana

Peraturan Kepala BNPB

Tahun 2018

1. Perka No 2 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Dana Siap Pakai


2. Perka No 3 Tahun 2018 Tentang Penanganan Pengungsi Pada Keadaan Darurat
Bencana
3. Perka No 4 Tahun 2018 Tentang Sistem Manajemen Logistik dan Peralatan.pdf

Tahun 2017

1. Perka No 6 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekontruksi

Tahun 2016

1. Perka No 3 Tahun 2016 Tentang Sistem Komando Penanganan Darurat


Bencana
2. Perka No 4 Tahun 2016 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan
Bencana

Tahun 2015

1. Perka No 1 Tahun 2015 Tentang Pemberlakuan SKKNI-Standar Kompetensi


Kerja Nasional Indonesia Bidang Penanggulangan
2. Perka No 7 Tahun 2015 Tentang Rambu dan Papan Informasi Bencana

Tahun 2014

1. Perka No 7 Tahun 2014 Tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan


Bencana
2. Perka No 8 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengelolaan Teknologi Informasi
Kebencanaan
3. Perka No 11 Tahun 2014 Tentang Peran serta Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
4. Perka No 12 Tahun 2014 Tentang Peran serta Dunia Usaha Dalam
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
5. Perka No 13 Tahun 2014 Tentang Pengarustaam Gender Di Bidang
Penanggulangan Bencana
6. Perka No 14 Tahun 2014 Penanganan, Perlindungan dan Partisipasi Penyandang
Disabilitas Dalam Penanggulangan Bencana
7. Perka No 24 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Perka No 4 Tahun 2009
Tentang Pedoman Bantuan Logistik

Tahun 2013

1. Perka No 6 Tahun 2013 Tentang Pedoman Radio Komunikasi Kebencanaan


2. Perka No 7 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan dan
Pemerliharaan Peralatan PB
3. Perka No 8 Tahun 2013 Tentang Media Center Tanggap Darurat Bencana

Tahun 2012

1. Perka No 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh


Bencana
2. Perka No 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Resiko
3. Perka No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Penilaian Kapasitas Daerah Dala
Penanggulangan Bencana
4. Perka No 4 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan Sekolah Madrasah Aman
dari Bencana
5. Perka No 7 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Data dan Informasi
6. Perka No 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Bantuan Logistik
7. Perka No 15 Tahun 2012 Tentang PUSDALOPS PB
8. Perka No 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengelolaan Gudang Logistik dan
Peralatan Dalam Status Keadaaan Darurat Bencana

Tahun 2011

1. Perka No 6.A Tahun 2011 Tentang Dana Siap Pakai


2. Perka No 8 Tahun 2011 Tentang Standarisasi Data Kebencanaan
3. Perka No 10 Tahun 2011 Tentang Pedoman Inventarisasi Logistik
4. Perka No 11 Tahun 2011 Tentang Inventarisasi Peralatan
5. Perka No 14 Tahun 2011 Tentang Juknis RR
6. Perka No 15 Tahun 2011 Tentang Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana
7. Perka No 17 Tahun 2011 Tentang Pedoman RELAWAN PB
8. Perka No 20 Tahun 2011 Tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Manajemen Logistik Penanggulangan Bencana
9. Perka No 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Manajemen Peralatan Penanggulangan Bencana
Tahun 2010

1. Perka No 12 Tahun 2010 Tentang Mekanisme Pemberian Bantuan Perbaikan


Darurat
2. Perka No 13 Tahun 2010 Tentang Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi
3. Perka No 14 Tahun 2010 Tentang Pos Komando Tanggap Darurat Bencana
4. Perka No 15 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian dan Besaran Bantuan
Santunan Kecacatan
5. Perka No 17 Tahun 2010 Tentang Pedoman Umum RR
6. Perka No 18 Tahun 2010 Tentang Pedoman Distribusi Bantuan Logistik dan
Peralatan Penanggulangan Bencana
7. Perka No 19 Tahun 2010 Tentang Penghapusan Logistik dan Peralatan
8. Perka No 24 Tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Operasi Darurat
Bencana

Tahun 2009

1. Perka No 2 Tahun 2009 Tentang Tata kerja Unsur Pengarah


2. Perka No 4 Tahun 2009 Tentang Pedoman Bantuan Logistik
3. Perka No 5 Tahun 2009 Tentang Pedoman Bantuan Peralatan
4. Perka No 6 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pergudangan
5. Perka No 7 Tahun 2009 Tentang Tata Naskah Dinas BNPB
6. Perka No 14 Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelatihan
Penanggulangan Bencana
7. Perka No 15 Tahun 2009 Tentang Peanggulangan Bencana Daerah
8. Perka No 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Standarisasi Peralatan
Penanggulangan Bencana
9. Perka No 18 Tahun 2009 Tentang Pedoman Standarisasi Logistik PB

Tahun 2008

1. Perka No 1 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja BNPB


2. Perka No 3 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pembentukan BPBD
3. Perka No 4 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Penanggulangan Bencana
4. Perka No 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Dana Siap Pakai
5. Perka No 7 Tahun 2008 Tentang Kebutuhan Dasar
6. Perka No 8 Tahun 2008 Tentang Pedoman Santunan Duka
7. Perka No 9 Tahun 2008 Tentang Protap Tim Reaksi Cepat BNPB
8. Perka No 10 Tahun 2008 Tentang Taanggap Darurat
9. Perka No 11 Tahun 2008 Tentang Pedoman Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pasca Bencana
10. Perka No 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman UPT
11. Perka No 13 Tahun 2008 Tentang Pedoman Manajemen Logistik Peralatan PB
c. perkembangan aturan-aturan dalam perencanaan kebijakan.
Aturan-aturan dalam perencanaan kebijakan sampai saat ini semakin dikembangkan
agar semuanya siap siaga dalam penanggulangan bencana jika sewaktu-waktu
bencana datang lagi,

Anda mungkin juga menyukai