Anda di halaman 1dari 40

PORTOFOLIO PESERTA

PROGRAM TANGGAP
PANDEMI COVID-19 DI LAYANAN PRIMER
Dr. I Putu Gede Anom Artama,MKes
No KTA PDKI 3868
Dokter Keluarga di Kecamatan Banjit
Maret-Juli 2020
1 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA
PROGRAM TANGGAP DAFTAR ISI
PANDEMI COVID-19 DI LAYANAN
1. DATA DIRI
PRIMER
1.1. Riwayat singkat diri
1.2. Motivasi berpartisipasi dalam Program Tanggap Pandemi Covid-19
Dr. ….1.3. Mutiara yang diperoleh pada Program ini
No KTA1.4. PDKI…..
Rencana dalam meningkatkan kompetensi
Dokter1.5. Mutiara yang
Keluarga
:
di diperoleh
Kecamatan selama………….
berpartisipasi dalam Program Tanggap Pandemi Covid-19

Maret-Juli 2020
2. PROGRAM EDUKASI KELOMPOK KOMORBID
2.1. Kelompok TBC…..
2.2. Klompok Hipertensi
2.3. Kelompok Diabetes Melitus
2.4. .
2.5. . KECAMATAN
BANJIT
3. PEROLEHAN DATA PADA WILAYAH DAN TEMPAT KERJA
KABUPATEN/ KOTA
3.1. . WAY KANAN
3.2. .
3.3. .
PROPINSI
3.4. . LAMPUNG
3.5. .
3.6. .

4. BERKAS PASIEN DAN KELUARGA


4.1. .
4.2. .
4.3. .
4.4. .

5. PENGALAMAN DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG COVID-19


5.1. .
5.2. .
5.3. .
5.4. .

6. PELAYANAN TINDAK LANJUT PASIEN TERKAIT COVID-19


6.1.
6.2.

2 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


7. EDUKASI PHBS
7.1. Kelompok…
7.2. Kelompok …..

8. PENINGKATAN KOMPETENSI DAN KOLABORASI LINTAS SEKTORAL


8.1. Partisipasi pada webinar/workshop/lainnya peningkatan pengetahuan dalam ilmu
kedokteran sebagai peserta
8.2. Partisipasi pada webinar/workshop/lainnya peningkatan pengetahuan dalam ilmu
kedokteran sebagai moderator dan/atau panitia penyelenggara
8.3. Partisipasi pada webinar/workshop/lainnya peningkatan pengetahuan dalam ilmu
kedokteran sebagai narasumber
8.4. Partisipasi pada webinar/workshop/lainnya peningkatan pengetahuan ilmu-ilmu
komplimenter terhadap ilmu kedokteran sebagai peserta
8.5. Partisipasi pada webinar/workshop/lainnya peningkatan pengetahuan ilmu-ilmu
komplimenter terhadap ilmu kedokteran sebagai moderator dan/atau panitia
penyelenggara
8.6. Partisipasi pada webinar/workshop/lainnya peningkatan pengetahuan ilmu-ilmu
komplimenter terhadap ilmu kedokteran sebagai narasumber
8.7. Kegiatan kolaborasi dengan institusi lain dalam rangka peningkatan kapasistas sebagai
SpKKLP

9. KALENDER KEGIATAN

3 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


1. DATA DIRI

1.1.Riwayat singkat diri


Nama saya I Putu Gede Anom Artama Saya lulus menjadi dokter pada tahun
1998 dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Pada saat lulus
saya berencana untuk untuk meneruskan sekolah ke tingkat spesialistik
namun saat lulusan baru harus menjalani PTT (pegawai tidak tetap), tahun
2009-2004 Saya PTT di Kecamatan Kasui Kab Way Kanan Lampung dan
ahirnya menjadi pegawai Negri di puskesmas kecamatan Banjit Kabupaten
Way Kanan Lampu ng Sampai sekarang ,. Puskesmas tempat saya bekerja
memberikan saya banyak pelajaran bahwa keluarga merupakan bagian
terpenting dari kesehatan Masyarakat. Tahun 2010 -2013 ,Saya melanjutkan Study ke jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat di STIKES Mitra lampung ,. Saya sangat tertarik dengan
kedokteran kluarga karena program pelayanannya yang holistik dengan memperhatikan
kebutuhan biopsikospiritual dari orang atau klompok masyarakat yang dilayani . Sampai
akhirnya, puji Tuhan ada program
pemutihan dan siap menjadi kandidat
SpKKLP di tahun 2020

1.2. Motivasi saya mengikuti


Program Pemutihan
dan Program Tanggap
Pandemi Covid- 19
Sebagai dokter layanan umum bisa mengerti
dan mampu untuk melakukan memberikan
penyuluhuhan ,pencegahan dan penanganan
Pabdemi Covid -19 baik secara
perorangan dan team work serta ikut
berperan serta dalam membantu
pemerintah untuk mempercepat berakhirnya masa pandemi covid -19

Perbandingan jumlah dokter dengan jumlah peduduk ditempat Saya bekerja khususnya
dan di indonesia umumnya, sangat besar sehingga keberadan dokter sebagai pusat informasi
dalam melayanani kasus Pandemi Covid 19 sangatlah diharapkan. Dalam program ini , dokter
layanan primer dibimbing untuk bisa menjadi pemberi informasi dan mampu menjadi manejer
dalam menangani Covid -19 di daerah tempatnya bekerja. Sebagai dokter umum yang terbiasa

4 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


bertugas di layanan primer yang melihat pelayanan kesehatan di indonesia yang masih ada
kesenjangan dan tidak adanya kolaboratif antara pelayanan primer dan pelayanan rujukan
membuat saya tertarik dan ingin mendalami akan fungsi dari kedokteran keluarga layanan
primer dimana pelayanan yang berpusat pada individu berfokus pada keluarga dan berorientasi
pada komunitas yang sesuai dengan latar belakang budaya yang secara holistik, komprehensif ,
berkesinambungan dan berkolaborasi. Atas dasar inilah yang membuat saya termotivasi untuk
mengikuti program pemutihan sp.KKLP.
Pada akhir tahun 2019 dunia mengahadapi pandemi Virus corona begitu juga dengan
Indonesia ,akibat pandemi ini berdampak luas bagi kelangsungan kehidupan di berbagai bidang
baik kesehatan sosial budaya maupun ekonomi. Dan inilah juga yang membuat saya termotivasi
untuk mengikuti program tanggap pendemi covid 19,agar supaya saya bisa menerapkan
pelayanan berpusat pada individu berfokus pada keluarga dan berorientasi pada komunitas
yang berlatar belakang budaya yang di laksanakan secara holistik, komprehensif,
berkesinambungan dan berkolaborasi sesuai ciri yang di miliki oleh kedokteran keluarga
layanan primer yaitu sebagai care provider, communicator,decision maker,manager,dan
community leader di masa pandemi covid 19 ini.

1.3. Mutiara yang diperoleh dari program ini


Dalam program ini saya berperan sebagai dokter pemberi pelayanan di wilayahdi kecamatan
Banjit Kabupaten Way Kanan. Dalam tim saya ada dr M. Rusly, dr. Eka Siswantini dan dr Yus
Winarti .yang merupakan teman-teman sejawat yang baru berkumpul menjadi teman satu team
yang saling bahu membahu menyumbangkan dan mengebangkan ide serta menyebarkan
informasi ke warga binaan kelompok kita.. . Dalam klompok ini saya merasa senang karena jiwa
dan semangat kita sebagai dokter kluarga layanan primer sama dan itu selalu diwujudkan
dalam bentuk kerjasama dalam menjalani program dengan kerjasama yang baik berjenjang dan
terarah persoalan sulit itu mampu kita atasi.

1.4. Rencana dalam meningkatkan kompetensi


Pendidikan dan pekerjaan yang saya pilih adalah menjadi seorang dokter yang dituntut untuk
terus belajar seumur hidupya seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran dan untuk bisa
meningkatkan kopetensi . untuk itu saya berencana ke depan untuk selalu update ilmu
kedoteran dan kopentesi dengan lebih banyak lagi mengikuri webinar ,seminar ,pelatihan dan
selalu membuka diri untuk berkolaborasi dengan
lintas sektoral untuk mengabdikan ilmu dan
kopetensi itu demi kepentingan kesehatan
perorangan,keluarga dan komunitas yang lebih
luas serta terus berevolusi dengan PDKI
menjadi SpKKLP
.

5 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


1.5 Mutiara yang diperoleh selama berpartisipasi dalam Program
Tanggap Pandemi Covid-19
Program Tanggap Pandemi Covid 19 ini mengajarkan saya bahwa untuk mencapai
kesuksesan dari sebuah program adalah di butuhkannya komitmen dan kerja sama serta
koordinasi yang baik dengan berbagai pihak baik pengambil keputusan di tingkat pusat ,daerah,
kecamatan, desa dan petugas kesehatan dan masyarakat itu sendiri.

CONTOH TOPIK
1. Pola makan pada penderita
diabetes
2. 4 pilar penanganan diabetes
3. Olah raga untuk penderita
Hipertensi
4. Pengaturan pola makan
dirumah untuk penyakit DM
dan hipertensi
5. Penanganan TBC perlu
kerjasama antara pasien,PMO
dan dokter kluaraga

CONTOH
PERTANYAAN
PESERTA
1. Ciri ciri penderita diabetes

2. PROGRAM
Dan
EDUKASI KELOMPOK KOMORBID seperti apa?
2. Kenapa saya bisa kena
Diabetes?
3. Apakah TBC penyakit
Keluaran pertama yang diharapkan dari peserta keturunan
program adalah Perilaku PHBS dan physical 4. Apakah penyakit ini bisa
distancing meningkat pada kelompok komorbid sembuh
(diabetes dan hipertensi), Tuberkulosis, *dan/ atau 5. Apa komplikasinya
6. Bagaimana agar kualitas hidup
kelompok rentan (ibu hamil, ibu menyusui, anak, dan
saya lebih baik walau
lansia).
mengidap DM dan hipertensi
7. Apakah DM menyebabkan
orang kena Corona.
6 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA
Kebetulan di puskesmas tempat saya bekerja saya telah memiliki whats app grup untuk
prolanis. Sehingga saya melalukan kegiatan sebagai berikut:
1. Konseling perorangan
2. Konseling klompok
3. Penyuluhan daring lewat group WA
4.Kunjungan rumah dengan melibatkan kader dan aparat kampung

2.1. Kelompok Hipertensi


Jumlah penderita hipertensi yang berpartisipasi 79 orqng , peserta ini merupakan kelompok
prolanis yang ada di wilayah kerja puskesmas Banjit dan pasien yang berkunjung ke klinik
kluarga sehat tempat saya bekerja, dari jumlah tersebut yang teredukasi 55 orang dan
terkontrol 35 orang dengan konsling perorseorangan,klompok dan daring lewat group WA
selebihnya dilakukan kunjungan rumah dengan melibatkan kader posbindu dan aparat kampung
adapun topik edukasi yang diambil adalah pengertian dari hipertensi ,pola makan pada
penderita hipertensi, aktifitas fisik pada penderita hipertensi, menejemen stres pada penderta
hipertensi , dukungan kluarga dan bagaimana penderta minum obat dan mengenali efek
samping obat

80
60
40
20
total
0 teredukasi
i C il sa
ns DM TB m de
terkontrol
tr e bu n
pe da
hi bi
an
erd
d
ka

2.2. Kelompok DM
Dijelaskan topiknya apa, jumlah penderita Diabetes yang berpartisipasi 36 orqng , peserta
ini merupakan kelompok prolanis yang ada di wilayah kerja puskesmas Banjit dan pasien yang
berkunjung ke klinik kluarga sehat tempat saya bekerja, dari jumlah tersebut yang teredukasi
30 orang dan terkontrol 25 orang dengan konsling perorseorangan,klompok dan daring lewat
group WA selebihnya dilakukan kunjungan rumah dengan melibatkan kader posbindu dan
aparat kampung adapun topik edukasi yang diambil adalah : pengertian dari Diabetes melitus
,pola makan pada penderita Diabetes, aktifitas fisik pada penderita diabetes, menejemen stres
pada penderta diabetes , dukungan kluarga dan bagaimana penderta minum obat dan
mengenali efek samping obat Diabetes melitus

2.3. Kelompok TB
Dijelaskan topiknya apa, jumlah penderita hipertensi yang berpartisipasi 11 orqng , peserta
ini merupakan kelompok prolanis yang ada di wilayah kerja puskesmas Banjit dan pasien yang

7 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


berkunjung ke klinik kluarga sehat tempat saya bekerja, dari jumlah tersebut yang teredukasi
11 orang dan terkontrol 11 orang dengan konsling perorseorangan,klompok dan daring lewat
group WA selebihnya dilakukan kunjungan rumah dengan melibatkan kader posbindu dan
aparat kampung adapun topik edukasi yang diambil adalah pengertian dari penyakit TBC ,pola
makan pada penderita TBC, aktifitas fisik pada penderita TBC, menejemen stres pada penderta
TBC , dukungan kluarga dan sanitasi lingkungan rumah dan bagaimana penderta minum obat
dan mengenali efek samping obat
.

Hasil kuesioner 2.4. Kelompok ibu hamil


Saya bekerja sama dengan pemegang
program KB-KIA di puskesmas untuk membantu
melaksanakan konseling perseorangan dan
DM kunjungan rumah bagi ibu hamil dan bayi balita
Hipertensi jumlah ibu hamil 20 qrqng yang teredukasi baru 15
TB orang dan yang terkontrol 13 orang tema yang
bumil diambil tetap sehat dalam masa kehamilan dan
bidan/kader menyusui di masa pandemi covid19

2.5. Kelompok Kader Dan Bidan


Desa
Dalam melaksanakan program Promosi
Kesehatan, KB-KIA, dan prolanis tentu tidak bisa
terlepas dari dukungan kader dan bidan desa
sebagai penanggung jawab program dan penanggung jawab wilayah kerja masing masing ..
Bentuk edukasi yang diberikan adalah penguatan pengetahuan dan ketrampilan kader dan
bidan desa dalam melaksanakan kegiatan pos yandu dan pos bindu di wilayahnya masing
masing ,dari 60 orang kader posyandu, yang teredukasi baru 40 orang dan yang terkontrol 35
orang
Tema yang di ambil pada klompok in adalahdengan perawatan mandiri akan tetap sehat di
masa pandemi covid-19

Foto Foto Kegiatan Pada Klompok Binaan dr. I Putu Gede Anom Artama di Puskesmas Banjit

8 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


9 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA
10 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA
11 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA
Laksana
3.kanPEROLEHAN
program DATA PADA WILAYAH DAN
TEMPAT KERJA
Keluaran ke 2 yang diharapkan adalah tersedianya data risiko Covid-19 pada kelompok
komorbid (diabetes dan hipertensi), Tuberkulosis, *dan/ atau kelompok rentan (ibu hamil, ibu
menyusui, anak, dan lansia.
Melalui skrining mandiri saya memperoleh 206 masyarakat yang mengisi dan saya berhasil
memperoleh datanya dari e Health sebanyak 126 orang

3.1. Data dari eHealth di


Hasil kuesioner Kecamatan….
Jumlah data kuesioner melalui telehealth di
kecamatan Banjit sebanyak 10.

telehealth 3.2. Data dari Klinik tempat saya


tempat kerja
puskesmas bekerja
bidan/kader Jumlah kuesioner dari tempat saya bekerja 57

12 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


3.3. Data dari puskesmas kecamatan tempat penugasan
Jumlah kuesioner dari puskesmas kecamatan Banjit 59
3.4. Data dari kader dan bidan desa
Jumlah kuesioner dar bidan atau kader puskesmas sebanyak 9

Tabel data 1. Perolehan data kelompok binaan dr. I Putu Gede Anom Artama
Sumber Data Diabetes Melitus hipertensi TB Paru

Telekuesioner 15 15 1

Tempat kerja 9 34 1

Puskesmas 12 30 9

Jumlah total 36 79 11

13 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


4. BERKAS PASIEN & KELUARGA

LEMBAR PENATALAKSANAAN KASUS


KEDOKTERAN KELUARGA

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M
Usia : 68 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kp. Bali Selatan ,Banjit, Way Kanan ,Lampung
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku :Sunda
Pekerjaan : Petani
Tanggal Pemeriksaan : 12 Juni 2020
Tanggal Home visite : 12 Juni 2020

B. ANAMNESIS PENYAKIT (DISEASE)

1. Keluhan Utama:
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Tn.M, 63 tahun, datang ke Puskesmas Banjit dengan keluhan tangan dan kaki
sering terasa nyeri dan terasa pegal – pegal pada sendinya.Nyeri disertai
dengan bengkak pada pergelangan kaki kiri. Nyeri dirasakan hilang timbul.
Pasien juga mengatakan sebelumnya nyeri terjadi hilang timbul pada sendi lain,
tetapi tidak pernah disertai bengkak ataupun kemerahan.Pasien masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya dan tidak mengonsumsi
obatobatan untuk mengurangi keluhannya.Pasien biasanya makan 2-3 kali
sehari. Makanan yang dimakan cukup bervariasi. Namum pasien suka
mengkonsumsi jeroan, melinjo, dan makanan bersantan. Pasien tidak merokok,
tidak mengonsumsi alkohol ataupun jamuan, dan pasien jarang berolahraga.
Pasien adalah seorang bapak yang bekerja sebagai petani kebun di dekat

14 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


rumahnya. Namun sehubungan dengan usianya yang sudah tua, pasien bekerja
hanya sesekali saja.Saat ini penghasilan bersih yang didapatkan oleh Tn.M
berkisar Rp. 1000.000 per bulan.Pasien tinggal bersama dengan anak. Pasien
hanya memiliki satu anak dari pernikahannya. Anak pasien sekarang sudah
bekerja di dealer sebagai montir.Kebutuhan seharihari dari anak pasien sudah
dipenuhi menggunakan uang penghasilan dari anak pasien sendiri. Hubungan
pasien dengan istri dan anaknya baik serta harmonis.Begitu pula hubungan
dengan lingkungan tetangga baik dan harmonis.Di lingkungan rumahnya pasien
mengikuti kegiatan keagamaan.Dukungan keluarga untuk memotivasi pasien
agar selalu memeriksakan kesehatannya dan menjaga pola makannya masih
kurang dan kesadaran untuk memeriksakan kesehatan terhadap diri sendiri
masih kurang

3. Riwayat Penyakit Dahulu (beserta Pengobatan)


(Uraikan penyakit yang ada pada klien, pengobatan, pembedahan dan riwayat alergi. Uraikan pula
pelayanan kesehatan yang telah diterima termasuk imunisasi dan skrining)
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak1 tahun yang lalu pasien mengalami keluhan sakit
kepala. Sakit kepala terasa sangat mengganggu sehingga pasien memeriksakan diri ke
puskesmas untuk mendapatkan tatalaksana dan diberikan obat antihipertensi. Namun, setelah
obat tersebut habis dan keluhan berkurang, pasien hanya datang berobat apabila ada keluhan
dan saat diperiksa didapatkan tekanan darah yang tinggi. Pasien belum mengontrol pola
makan ataupun aktivitas sehari-hari

4. Riwayat Penyakit Keluarga


(Uraikan penyakit yang ada pada keluarga termasuk riwayat pengobatan. Diagram riwayat keluarga
disusun dalam bentuk genogram digambarkan terpisah).
Pasien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang menderita keluhan berupa bengkak
dan nyeri sendi yang serupa seperti pasien.Namun, terdapat riwayat keluarga dengan
penyakit yang sama yaitu hipertensi yang dialami oleh ayah pasien

5. Riwayat Personal Sosial


(Uraikan pula faktor risiko yang ada pada klien dan keluarganya dengan menggali berbagai
permasalahan dalam aspek-aspek pendidikan, pekerjaan, keluarga asal dan rumah tangga sekarang, serta
minat dan gaya hidup)
pasien merupakan pekerja tani kopi dari kebon warisan orang tuanya
Riwayat stres dan depresi disangkal oleh pasien. Pasien sebelumnya tidak pernah merokok, meminum
alkohol, dan mengkonsumsi obat steroid.

6. Review Sistem
(Anamnesis berdasarkan tinjauan pada semua sistem tubuh untuk mengantisipasi hal-hal yang
terlewatkan sebelumnya)
Sistem Respirologi : tidak ada kelainan
Sistem kardiovaskuler : hipertensi
Sistem genitourinary : tidak ada kelainan
Sistem Gastrointestinal : tidak ada kelainan

15 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


Sistem reproduksi : tidak ada kelainan
Sistem Neurologi : tidak ada kelainan
Sistem dermatomuskular: : tidak ada kelainan

C. ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)

Pengalaman Sakit Pasien


(Uraikan pengalaman sakit pasien yang meliputi: pikiran, perasaan, efek pada fungsi dan harapan)
Pasien dan keluarga tidak memiliki pengalaman sakit serupa. (Semantic illness)
Pasien mengaku sudah beradaptasi dengan penyakitnya karena sudah mengikuti anjuran dokter untuk
memakai sepatu yang pas dengan ukuran kakinya dan memakaim kos kaki sebagai bantalan dan tidak
mengangkat beban berat serta meminum obat secara rutin. (Patient’s explanatory model)
Pasien mengaku istri dan anaknya sangat suportif dalam tata laksana penyakit yang dialaminya.
. (Meaning of illness – family
members)

D. INSTRUMEN PENILAIAN KELUARGA (FAMILY ASSESMENT TOOLS)

1. Genogram Keluarga (Family Genogram)


(Buatlah genogram keluarga sesuai kaidah umum pembuatan genogram dan dilengkapi dengan
keterangan/ legenda di bawahnya).

Legenda (tambahkan sesuai kebutuhan):


*B= Breadwinner
*C= Caregiver

16 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


*D= Decision Maker

= pasien

= perempuan

= laki-laki

= perempuan meninggal

= laki-laki meninggal

= menikah

= tinggal bersama

2. Bentuk Keluarga (Family Structure)

Inti

3. Tahapan Siklus Kehidupan Keluarga (Family Life Cycle)

Keluarga tahap lanjut usia

4. Peta Keluarga (Family Map)


(Buatlah peta keluarga yang menggambarkan psikodinamika keluarga sesuai kaidah umum pembuatan
peta keluarga dilengkapi dengan keterangan/legenda di bawahnya).

= hubungan dekat

-------------------- = hubungan tidak dekat

5. APGAR Keluarga (Family APGAR)


[Adaptability-Partnership-Growth-Affection-Resolve]
(Isilah instrumen APGAR berikut sebagai skrining awal untuk melihat adanya disfungsi keluarga)

APGAR Keluarga Hampir Kadang- Hampir tidak


selalu kadang pernah (0)
(2) (1)
1. Saya merasa puas karena saya dapat meminta
pertolongan kepada keluarga saya ketika saya V
menghadapi permasalahan
2. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
membahas berbagai hal dengan saya dan berbagi V

17 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


masalah dengan saya.
3.Saya merasa puas karena keluarga saya menerima
dan mendukung keinginan-keinginan saya untuk
memulai kegiatan atau tujuan baru dalam hidup V
saya.
4. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya
mengungkapkan kasih sayang dan menanggapi V
perasaan-perasaan saya, seperti kemarahan,
kesedihan dan cinta.
5. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya dan
saya berbagi waktu bersama. V
Skor Total 8

Skala pengukuran: Skor: Contoh:


Hampir selalu = 2 8-10 = Sangat fungsional Jumlah = 7 poin.
Kadang-kadang = 1 4-7 = Disfungsional sedang Keluarga disfungsional sedang
Hampir tidak pernah = 0 0-3 = Disfungsional berat

6. SCREEM Keluarga (Family SCREEM)


(Social-Cultural-Religious-Educational-Economic-Medical)

Aspek SCREEM Kekuatan Kelemahan


Social Pasien dapat bersosialiasi dan memelihara hubungan baik
dengan keluarga dan tetangga. Keluhan yang dirasakan
pasien tidak mengganggu fungsi sosialisasi.
Cultural Pasien dan keluarga bersuku Sunda (tidak memengaruhi

status kesehatan pasien saat ini).


Religious Pasien dan keluarga beragama Islam. Pasien dan keluarga
cukup taat dalam beribadah. Saat ini, tidak ada keluhan
saat pasien menjalankan ibadah shalat.
Educational Pasein mengaku pendapatannya cukup untuk kebutuhan

sehari-hari.
Economic . Pendidikan terakhir pasien
adalah SD. Pasien tidak
begitu paham akan
penyakit kronis yang dialami
oleh pasien dan kurang taat
dalam
menjalani pengobatan dan
kontrol rutin
Medical Pasien memiliki BPJS dan akses ke Puskesmas dekat

rumahnya kira- kira 20 menit jalan kaki.

7. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)


Uraikan tentang kejadian penting/ krisis dalam kehidupan keluarga pasien yang mungkin
mempengaruhi keparahan sakit pasien (misal: kecelakaan lalu lintas, penyakit/ kematian anggota
keluarga, PHK, pindah rumah/ pekerjaan, bencana alam, dll.)

Tahun Usia Life Events/ Crisis Severity of Illness

18 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


(Tahun)
2017 60 Os sering sakit pada kaki dan kadang kadang ada
bengkak kemerahan di sendi jari kaki kanan dan
kiri
2019 62 Sakit dan bengkak kemerahan pada sendi jari
kaki makin sering sering dan pebderita di
diagnosa hipertensi
2020 63 Sakit dan bengkak makin sering dan kepala
sering sakit ,hiperte si belum turun

7. Langkah preventif dalam pandemi COVID-19

E. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum =
2. Kesadaran = penuh
3. Tanda Vital = Tekanan darah : 164/100
Nadi :88x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,7 C
4. Antropometri =
Tinggi Badan : 165 cm Indeks Massa Tubuh (IMT): 19,1 kg/m2
Berat Badan : 52 kg [TB (meter)/ BB (kg)2]
Lingkar Pinggang: 92 cm
Lingkar Panggul : 102,2 cm Waist-Hip Ratio: 0,9
Lingkar Lengan Atas: cm
Status Gizi :

5. Pemeriksaan Umum=

Kepala :
Mata: konjungtiva tidak anemis; sklera tidak ikterik
Hidung: PCH (-); sekret (-)
Telinga: tidak ada kelainan
Mulut: mukosa tenang; tonsil T1-T1 tenang; faring tidak hiperemis

Leher :
Tidak teraba pembesaran KGB JVP (5+2) cmH2O Tidak teraba pembesaran tiroid

Thoraks
Pulmo: Bentuk dan gerak simetris. Nyeri tekan (-); massa (-) Sonor; BPH di ICS V VBS Kanan =
Kiri;
Rhonchi -/-; Wheezing -/-
Cor: Iktus kordis tidak tampak Iktus kordis teraba di ICS V, LMCS Tidak ada kardiomegali saat di
perkusi S1, S2 murni; regular; murmur (-); S3, S4 (-)

19 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


Abdomen
Datar lembut BU +, normal Nyeri tekan (-) Hepar lien tidak teraba membesar Pekak samping (-)

Anogenital :

Ekstremitas :
Regio ankle joint sinistra
Look : Deformitas (-/-), tidak kemerahan
Feel : Warm (-/-), bony tenderness (-/-), nyeri tekan (+/-), edema (+/-)
Move : Krepitasi (-/-)
Metatarsal 1
Look : Topus +/+
Kemerahan +/+
Feel : Hangat +/+

Move : Krepitasi -/-

F. PEMERIKSAAN KHUSUS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Tanda rangsang meningen dan iritasi radikal spinal
 Kaku kuduk : Tidak ada kaku kuduk
 Brudzinsky I/II/III/IV : Negatif
 Test Laseque : negatif
 Test Kernig : Negatif
 Patrick/Contra-Patrick : Negatif
Koordinasi :
 Cara Bicara : tidak ada kelainan
 Tes Telunjuk Hidung : tidak ada kelainan
 Tes Tumit Lutut : dalam batas normal
 Tes Romberg : Negatif
Sistem Motorik :
 Anggota badan atas:
Kekuatan otot : Dalam batas Normal
Tonus : dalam batas normal
atrofi : negatif
fasikulasi : Tidak ada
 Anggota badan bawah:
Kekuatan otot : Dalam batas Normal
Tonus : dalam batas normal
atrofi : negatif
fasikulasi : Tidak ada
 Gerakan involunter : dalam batas normal
Sistem Sensorik :
 Anggota Badan Atas
 Eksteroseptif : dalam batas normal

20 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


 Proprioseptif : dalam batas normal
 Anggota Badan Bawah
 Eksteroseptif : dalam batas normal
 Proprioseptif : dalam batas normal

Refleks:
 Fisiologis:
 Biceps : +/+
 Triceps : +/+
 Radius : +/+
 Patella : +/+
 Achilles : +/+
 Patologis: tidak ada
Pemeriksaan saraf otak: tidak dilakukan

PEMERIKSAAN GERIATRI
MNA (mini Nutritional assesment)
SKRINING
A. Apakah asupan makanan berkurang selama selama 3 bulan terakhir karena kehhilangan nafsu
makan,gangguan pencernaan,kesulitan mengunyah
0 = asupan makanan sangat berkurang 2
1 = asupam makanan agak berkurang
2 = asupan makanan tidak berkurang
B. Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = penurunan berat badan lebih dari 3 klogram 3
1 = tidak tahu
2 = penurunan berat badan antara 1 hingga3 kilogram
3 = tidak ada penurunan berat badan
C. MOBILITAS
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi 2
1 = Mampu bangun dari tempat tidur /kursi tapi tidak keluar rumah
2 = dapat bepergian keluar rumah
D. Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3 bulan
Terakhir
3

0= ya 2
2= Tidak
E. Gangguan Neuropsikologis
0 = Depresi Berat Atau Kepikunan Berat 2
1 = kepikunan ringan
2 = Tidak ada gangguai Psikologis
F. Indek Masa Tubuh( IMT) (Berat dalam kilogram/tinggi dalam meter 2
0= IMT Kurang dari 19 2
1= IMT 19 hingga 21
2= IMT 21 hingga kurang dari 23

21 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


3= IMT 23 atau lebih

TOTAL SCORE 13
STATUS GISI TIDAK BERISIKO MALNUTRISI

MINI MENTAL EXAM


iTEM TES Nilai Nilai
Maks
1. ORIENTASI 5 5
a. Sekarang hari apa ?
b. Kita berada dimana? Buah nama bena ( 5 5
2. REGISTRASI
Sebutkan (jeruk,uang ,mawar)tiap benda 1 detitik pasien
disurh mengulang ketiga nama benda tadi .Nilai 1 tiap
nama benda yang benar.ulangi sampai pasien dapat 5 3
menyebutkan benar dan catat jumlah pengulangannya

3 ATENSI DAN KALKULASI


Kurangi 100 dengan 7 nilai 1untuk tiap jawaban yang
benar. Hentikan setelah 5 jawaban . atau suruh mengeja 5 4
terbalik kata”WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang
benar sebelum kesalahan misalnya uyahw =2 nilai)

4. MENGINGAT KEMBALI
Pasien disuruh mengingat kenabli 3 nama benda di atas 3 3

5. BAHASA
 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang di
tunjukan 2 2
 Pasien diminta mengulang rangkaian kata “tanpa
kalau dan atau tetapi 1 1
 Pasien diminta melakukan perintah “ ambil kertas
ini dengan tangan kanan,lipatlah menjadi 2 dan 1 1
letaknan di lantai
 Pasen diminta membaca dan melakukan perintah
“Angkatlah tangan kiri anda”
1 1
 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan)
 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini
1 1

1 1

TOTAL SCORE 30 “TIDAK


ADA
GANGGUAN
KOGNITIF”

22 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


GERIATRIC DEPRESION SCALE (GDS)
NO PERTANYAAN JAWABAN PEDOMAN
YA TIDAK JAWABAN
1. Apakah sebenarnya anda puas dengan kehidupan v tidak
anda
2. Apakah anda telah meningalkan banyak kegiatan v ya
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosomg v ya
4. Apakah anda sering merasa bosan v ya
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap v tidak
saat
6 Apakah anda takut sesuatu hal yang buruk akan v ya
terjadi pada diri anda
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian v tidak
besar hidup anda
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya v ya
9 Apakah anda lebih senang tinggal dirumah dari v ya
pada keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak V
masalah
11 apakah anda pikir kehidupan anda sekarang ini V
menyenangkan
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti V
perasaan anda saat ini
13 Apah anda merasa penuh semangat V
14 Apakah anda merasa bahw keadaan anda tidak V
ada harapan
15 apakah anda pikir keadaan orang lain lebiah baik V
dari keadaan anda sekaranf
TOTAL JAWABAN YA BENAR 3 STATUS
MENTAL
EMOSIONAL :
Tidak depresi

ACTIVITY DAILY LIVING


no AKTIVITAS KETERANGAN NILAI
1 BAB dalam satu minggu kontinents 2
2 BaK dalanm satu minggu kontinents 2
3 Kebersihan priibadi (dalam 24-48 jam Mandiri 1
4 Menggunakan toilet mandiri 1
5 makan mandiri 2
6 Transfering mandiri 3
7 mobilitas mandiri 3
8 Memakai pakian mandiri 2
9 Naik turun tangga mandiri 2
10 mandi mandiri 1
TOTAL 20

23 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


STATUS
FUNGSIONAL
: mANDIRI

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Jika ada)

Laboratorium = 13 Juni 2020


GDS: 100 mg/dl
Asam Urat: 15 mg/d

1. Radiologi =

2. Lainnya =

H. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosa banding gout arthritis adalah :


1. Selulitis atau septik arthritsi
2. Rheumatoid arthritis
3. Rheumatoid fever .
4. Kondrokalsinosis akut atau pseudogout
5. Arthritis traumatik

I. DIAGNOSIS HOLISTIK

Diagnosis Holistik
(Gabungan dari diagnosis klinis plus masalah psiko-sosial-kultural-spiritual pasien dan keluarga)
● Aspek Klinis : Ingin mengetahui status covid dan konsultasi nyeri pada kaki yang
nggak kunjung sembuh yang jika kambuh mengganggu aktifitas fisik

● Aspek Personal : Gout Artritis + Hipertensi grade II

Harapan : pasien ingin keluhan nyerinya tetap terkontrolsehingga dapat melakukan aktivitas sehari
hari
Kekawatiran : pasien khawatir penyakitnya tidk bisa sembuh dan semakin parah

● Aspek Risiko Internal : usia, kebiasaan makan,riwayat sering memakai sepatu yang
sempit

● Aspek Risiko Eksternal : pasien seorang pekerja kebun yang mengharuskan untuk
bekerj kadang kala mengangkat beban berat

● Aspek Derajat Fungsional: 2

24 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


Uraian Diagnosis Holistik:

J. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF
(Meliputi Lima Tahap Pencegahanan)

1. Patient-Centered
Prepentif dan promotif
a. Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit gout artritis dan hipertensi
b. Edukasi pasien bahwa penyakit hipertensi penatalaksanaan yang dilakukan harus
dilakukan seumur hidup
c. Edukasipasien untuk selalu kontrol memeriksakan tekanan darah dan kadar asam urat
d. Edukasi pasien dankeluarga yang tinggal bersamanya tentang pentingnya memberi
dukungan pada pasien, mengawasi pengobatan seperti diet pasien dan kapan harus kontrol
kembali
e. Edukasi pasien mengenai olahraga yang minimal dilakukan 3x/minggu selama 30 menit
dan makanan yang rendah garam, rendah purin, rendah lemak dan rendah kolesterol
f. Edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya prinsip preventif daripada kuratif
g. Pemberian flip calendar mengenai penjelasan penyakitgout arthritis serta hipertensi,
menjelaskan pola makan sesuai dengan gizi seimbang yang dianjurkan bagi pasien
dankeluarga di rumah
Kuratif
1. Amlodipine 1 x 5 mg + captopril 12,5 mg 2x1
2. Allopurinol 2 x 100 mg
3. Piroxicam 1x20 mg
Rehabilitatif
Intervensi Gizi
Kebutuhan fisik-biomedis Kecukupan Gizi Makanan untuk pasien dan keluarga disiapkan
oleh istri dan anak pasien, keluarga pasien sangat mendukung untuk menjaga komposisi
makanan pasien. Porsi nasi yang dimakan oleh pasien adalah satu piring tiga kali sehari
dengan lauk-pauk seperti tempe, tahu, ikan laut, daging ayam, telor, dan sayuran. Pasien
jarang makan makanan di luar, pasien hanya makan makanan yang disediakan oleh
keluarganya saja. Namun, pasien hanya makan dua kali sehari karena nafsu makannya
menurun. Pasien jarang makan buah, pasien terkadang mengkonsumsi pisang. Akan tetapi
nutrisi harian pasien masih belum mencukupi kebutuhan nutrisi yang seharusnya, jadi,
pasien memerlukan lebih banyak variasi dalam makanan, tetapi tetap memenuhi diet kalori
dan protein yang diberikan kepadanya.
Perhitungan kebutuhan kalori pada pasien :
 Berat badan ideal = 90% x (TB-100) x 1 kg = 90% x 65 = 58,5 kg
 Status gizi = (BB aktual : BB ideal) x 100% = (52 : 58,5) x 100% = 88,88 %
 Jumlah kebutuhan kalori per hari =
o Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori (laki-laki) = 58,5 x 30 = 1755
kalori
o Kebutuhan aktivitas (ringan) = + 10% = +175,5 kalori
o Kebutuhan stres metabolik (infeksi) = +10% = +175,5 kalori
Jadi total kebutuhan kalori perhari untuk penderita 1755 + 175,5 + 175,5 = 2106 kalori
dibulatkan menjadi 2100 kalori.

25 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


Distribusi makanan :
1. Karbohidrat 60% = 60% x 2100 kalori = 1260 kalori dari karbohidrat setara dengan
315 gram karbohidrat (1260 kalori : 4 kalori/gram karbohidrat).
2. Protein 20% = 20% x 2100 kalori = 420 kalori dari protein setara dengan 105 gram
protein (420 kalori : 4 kalori/gram protein).
3. 3. Lemak 20% = 20% x 2100 kalori = 420 kalori dari lemak setara dengan 46,6 gram
lemak (420 kalori : 9 kalori/gram lemak)

Waktu Jumlah jenis


Makan pagi ± 20% dari total asupan - Nasi putih (150 gr)
harian (420 kalori) - Buah-buahan : pepaya,
apel (20 gr)
Selingan pagi ± 10% dari total asupan - Susu (30 gr)
harian (210 kalori) - kue (30 gr)
Makan Siang ± 30% dari total asupan - Nasi putih (120 gr) - Tum
harian (630 kalori) Ayam (20 gr) - Tempe 2
potong (10 gr) - Sup/ sayur
(25 gr)
Selingan Siang ± 15% dari total asupan - Pepaya / buah (50 gr) -
harian Puding/ agar-agar (25 gr)
Makan Malam ± 25% dari total asupan - Nasi putih (120 gr)
harian (525 kalori) - Sate ikan (10 gr)
- Tahu (10 gr)
- Cah kangkung atau sayur
(20 gr)
- Semangka / buah (25 gr)

2. Family-Focused (Family Wellness Plan)

No. Nama Status Skrining Konseling Imunisasi Kemoprofila


Kesehatan ksis
1. Tn.M, 63 Gout Antropometri, COVID-19, - Multivitamin
tahun Artritis + tekanan darah, PHBS, hindari
Hipertensi
profil lipid, EKG, mengangkat
gula darah, beban berat
kesehatan mental dan
(demensia), duduk/berdiri
penglihatan, terlalu lama,
pendengaran, posisi
kesehatan gigidan ergonomis,
mulut,COVID-19 olahraga
seperti renang,
olahraga, diet
gizi
seimbang,rutin
kontrol dan

26 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


fisioterapi,
pencegahan
manajemen
stres,
kesehatan gigi
dan mulut
2. Ny.U, 60 Sehat Antropometri, COVID-19, - Multivitamin
tahun tekanan darah, PHBS, pola
profil lipid, EKG, makan sehat
gula darah, dan seimbang,
kesehatan mental hidrasi cukup,
(demensia), manajemen
penglihatan, stres
pendengaran,
kesehatan gigidan
mulut,COVID-19
3. Tn I Sehat Antropometri, COVID-19, - Multivitamin
tekanan darah, PHBS, pola
profil lipid, EKG, makan sehat
gula darah, dan seimbang,
kesehatan mental hidrasi cukup,
(demensia), manajemen
penglihatan, stres
pendengaran,
kesehatan gigidan
mulut,COVID-19
4.
5.

3. Community-Oriented:

K. DATA ANGGOTA KELUARGA INTI (KELUARGA ASAL)

No. Nama Jenis Tgl Pekerjaan No.HP Status


Kelamin Lahir/ Kesehatan
Umur
1. Tn. M Laki-laki 63 Tani Gout Artritis +
tahun Hipertensi
2. Ny.U Perempuan 60 Ibu rumah sehat
tahun tangga
3. Tn I Laki- laki 37 Tani sehat
tahun

L. RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR

27 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


1. Kondisi Rumah
(Jelaskan tentang kepemilikan rumah, situasi lokasi rumah, ukuran rumah, jenis dinding, lantai dan
atap, kepadatan, kebersihan, pencahayaan, ventilasi, sumber dan penampungan air serta sanitasi., denah
jika diperlukan)

 Kepemilikan Rumah : Pribadi


 Daerah perumahan : Padat bersih
Karakteristik Sanitasi Rumah dan Tempat Tinggal
Lantai Rumah keramaik
Atap Rumah genteng
Dinding Rumah bata
Cat dinding Rumah cat
Luas Tanah 160 meter persegi
Luas Bangunan 140 meter persegi
Jumlah Kamar 4 kamar
Dapur 1
Cerobong Asap Tidak ada
Jendela Terbuka ada
Jendela sebagai ventilasi 4
Jendela sebagai pencahayaan 4
Sumber air bersih Ada, sumur bor
Sumber pencemaran dekat (<10 Meter)dari sumber Tidak ada
air)
Kemudahan mendpatkan air bersih Ya (mudah)
Kwalitas pisik air minum baik
Pengolahan air minum sebelum diminum dimasak
Tempat penampungan air sebelum dimasak ditutup
Tempat penampungan air limbah dari k amar mandi Saluran terbuka
/tempat cuci/dapur
Tempat pembuangan sampah di luar rumah Ada, tempat sampah terbuka
Bahan bakar untuk memasak sehari hari Gas/LPG
Memelihara ternak di rumah Ya ,Ayam

2. Lingkungan Sekitar Rumah


(Jelaskan tentang sumber dan penampungan air, pengaturan limbah, pembuangan sampah, situasi
halaman, selokan, serta gambaran kedekatan dengan rumah tetangga sekitar)

Karakteristik Akses dan pemanfaatan Pelayanan Kesehatan


Sarana Pelayanan Kesehatan Yang digunakan Puskesmas
Jarak Dan Waktu Yang Ditempuh 1 Kilo meter,15 menit jalan kaki,5 menit
naik sepeda motor
Angkutan Umum Ke Fasyankes Terdekat Tidak ada
Tarif pelayanan kesehatan terjangkau
Pelayanan kesehatan yang diberikan memuaskan

3. Lingkungan Pekerjaan

 Anggota Keluarga yang bekerja Tn M dan Anaknya sebagai petani dan memelihara
Ayam

Kesimpulan

28 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


Faktor resiko Tn M Ny U Tn I
Faktor Fisik - - -
Faktor Kimia - - -
Faktor Biologis Rentan kontak dengan Rentan kontak Rentan kontak
ungas (ayam) dengan ungas dengan ungas
(ayam) (ayam)
Ergonomi Sepatu sempit - -
Faktor psikologis - - -

M. INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

No. Indikator PHBS Jawaban


Ya Tidak
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan v
2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan v
3. Menimbang berat badan balita setiap bulan v
4. Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan v
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun v
6. Menggunakan jamban sehat v
7. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan v
lingkungannya sekali seminggu
8. Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari v
9. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga v
10 Tidak merokok di dalam rumah v
Kesimpulan:
Keluarga sudah menjalan pola hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga

N. CATATAN TAMBAHAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Nomor Tanggal Catatan, Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut


Kunjungan
2 16 Juni Empat hari setelah kunjungan pertama, maka dilanjutkan dengan
2020 kunjungan ke dua untuk melakukan intervensi terhadap pasien
dengan menggunakan media flip calendar tentang penyakit gout
arthtritis dan hipertensi. Intervensi ini dilakukan dengan tujuan
untuk merubah pola makan pasien yang tidak sesuai meskipun
untuk merubah hal tersebut bukanlah hal yang dapat dilihat
hasilnya dalam kurun waktu yang singkat.Ada beberapa langkah
atau proses sebelum orang mengadopsi perilaku baru menurut
Rogers, 1974. Pertama adalah kesadaran (awareness), dimana
orang tersebut menyadari stimulus tersebut.Kemudian dia mulai
tertarik (interest). Selanjutnya, orang tersebut akan menimbang-
nimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut (evaluation). Setelah
itu, dia akan mencoba melakukan apa yang dikehendaki oleh
stimulus (trial). Pada tahap akhir adalah adoption, berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya. Ketika
intervensi dilakukan, keluarga juga turut serta mendampingi dan
mendengarkan apa yang disampaikan pada pasien. Edukasi tentang

29 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


penyakitarthtritis gout yang diberikan agar terhindar dari penyakit
arthritis gout, salah satu caranya adalah menjaga kadar asam urat
dalam darah di posisi normal, yaitu 5-7 mg/dl. Dan faktor yang
dapat diubah dalam hal peningkatan kadar asam urat adalah
dietpurin. Dibutuhkan perhatian lebih pada edukasi pasien
mengenai diet rendah purin karena pengetahuan yang kurang akan
memperburuk penyakit arthritis gout. Diet normal biasanya
mengandung 600-1000 mg purin per hari.Namun bagi penderita
arthritis gout, asupan purin harus dibatasi sekitar 100-150 mg purin
per hari. Kita sulit menghilangkan sama sekali asupan purin ke
dalam tubuh karena hampir semua bahan pangan terutama sumber
protein mengandung purin. Namun kita bisa mengontrol asupan
purin dengan cara memilih bahan pangan yang rendah kandungan
purinnya.Untuk karbohidrat sebaiknya dari kabohidrat komplek
seperti nasi, singkong, ubi dan roti.Hindari karbohidrat sederhana
seperti gula, sirup atau permen.Penderita asam urat harus
menjalani diet rendah protein karena protein dapat meningkatkan
asam urat, terutama protein hewani. Sedangkan sumber protein
yang dianjurkan adalah sumber protein nabati dan protein yang
berasal dari susu, keju dan telur. Sangat disarankan untuk
membatasi konsumsi lemak.Lemak dapat menghambat ekskresi
asam urat melalui urin.Ambang batas lemak yang boleh
dikonsumsi adalah 15 % dari total kalori/hari.Dan juga disarankan
untuk banyak minum air putih, minimal 2.5 liter/hari.Konsumsi
cairan yang tinggi dapat membantu mengeluarkan asam urat
melalui urin.Sedangkan alkohol, tape dan brem harus dijauhi.
Bahan pangan mengandung alkohol ini dapat meningkatkan asam
laktat plasma, asam yang dapat menghambat pengeluaran asam
urat dari dalam tubuh melalui urin. 13,14,15 Edukasi cara
mengontrol tekanan darah, makanan yang perlu dihindari untuk
mengontrol hipertensi, dan pentingnya pemeriksaan tekanan darah
dan mengendalikannya dengan obat.Adapun makanan yang harus
dihindari atau dibatasi oleh pasien yang disampaikan saat edukasi
adalah makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal,
paru, minyak kelapa, gajih), makanan yang diolah dengan
menggunakan garam natrium (biskuit, craker, keripik dan makanan
kering yang asin), makanan dan minuman dalam kaleng (sarden,
sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink),
makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan
asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang), sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam), bumbu-bumbu seperti
kecap, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap
lain yang pada umumnya mengandung garam natrium, alkohol dan
makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape. 15
Pasien di edukasi dan dianjurkan melakukan latihan fisik berupa
latihan fisik aerobik dan latihan fisik ringan secara teratur.Risiko
terjadinya gout lebih besar terjadi pada orang yang tidak memiliki

30 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


aktifitas fisik dan kardiorespiratori fitnes dibandingkan dengan
orang yang aktif secara fisik dan kardiorespiratori. Untuk
mencegah kekakuan dan nyeri sendi, dapat dilakukan latihan fisik
ringan berupa latihan gerak sendi seperti senam, bersepeda atau
berenang.16 Menurut American College Rheumatology (2012)
serangan akut dapat diterapi secara farmakologi. Untuk kasus
ringan hingga menengah (dengan nilai visual analogue scale < = 6
dari skala 0-10) direkomendasikan terapi tunggal dengan
menggunakan antiinflamasi nonsteroid (OAINS), kortikosteroid
sistemik atau colchine oral. Bila nyeri dirasakan sangat berat (skor
7-10), dapat digunakan terapi kombinasi dari obat diatas.Obat
penurun asam urat tetap diberikan dalam keadaan akut.Penurun
asam urat yang dapat diberikan adalah allopurinol dengan dosis
awal tidak melebihi 100 mg/hari. Dosis selanjutnya dititrasi atau
disesuaikan setiap 2-5 minggu untuk mencapai target yang
diinginkan.15Selain dengan pengobatan farmakologi, pengobatan
pada gout akut juga dapat dilakukan secaranonfarmakologi.
Kompres dengan menggunakan es dapat dilakukan untuk
menenangkan persendian yang sedang meradang. Pada beberapa
kasus gout akut yang terasa sangat nyeri, mengistirahatkan
persendian sangat dianjurkan.13,15 Untuk penatalaksanaan
penyakit hipertensi pada pasien diberikan golongan obat Calsium
Channel Blocker (CCB) dan Angiotensin Converting Enzyme
Ihibitor (ACEI) yaitu amlodipine 5 mg dan captopril 12,5 mg.
Penatalaksanaan hipertensi terdiri dari terapi non medikamentosa
(edukasi, menurunkan asupan garam, menurunkan asupan
lemak,terapi fisik dan lain-lain), dan terapi obat. Obat
antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan
oleh JNC-8 antara lainDiuretika,Beta Bloker (BB), Calsium
Channel Blocker (CCB), Angiotensin Converting Enzyme Ihibitor
(ACEI), dan Angiotensin II Reseptor Blocker (ARB).17

3 23 Juni Kunjungan ke empat dilakukan satu minggu setelah kunjungan


2020 kedua, dari hasil anamnesis lanjut didapatkan bahwa nyeri yang
dirasakan pasien sudah berkurang.Bengkak yang dialami pasien
juga dirasakan berkurang.Pasien sudah bisa berjalan dengan baik
dan melakukan aktivitasnya seperti biasa. Keluarga pasien lebih
memperhatikan pola makan dan makanan yang dikonsumsi oleh
pasien. Pasien juga sudah mulai mengurangi makanan dengan
kandungan purin yang tinggi.Keluarga dan pasien mengatakan
bahwa mereka sudah mulai mengurangi makanan seperti sayur
kacang-kacangan dan jeroan. Pasien juga sudah mencoba
mengurangi konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi seperti
misalnya kecap asin dan ikan asin. Olahraga rutin setiap pagi
masih sulit dilakukan oleh pasien, tetapi pasien mengatakan bahwa
ia terkadang masih suka melakukan jalan pagi di lingkungan

31 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


rumahnya walaupun tidak secara rutin. Pada umumnya tujuan dari
penatalaksanaan pasien yang mengalami gout arthritis adalah
pengendalian rasa sakit, memperbaiki fungsi sendi yang terserang
dan menghambat penyakit supaya tidak menjadi lebih parah.Saat
ini nyeri dan bengkak pada pasien dirasakan sudah
berkurang.Setelah dilakukan intervensi didapatkan kadar asam urat
yaitu 6,7 mg/dl. Kadar asam urat ini menurun dibandingkan
dengan awal pasien datang ke puskesmas yaitu 11,2 mg/dl
walaupun belum mencapai target yaitu< 6 mg/dl. Pada pasien telah
dilakukan intervensi dan didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg.
Tekanan darah tersebut sudah turun apabila dibandingkan dengan
awal pasien pasien datang ke puskesmas, yaitu 160/100 mmHhg,
walaupun belum mencapai target yang sesuai dengan JNC VIII
yaitu dengan tekanan diastolik

5. PENGALAMAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
32 PERHIMPUNANCOVID19
DOKTER KELUARGA INDONESIA
Keluaran ke 4 program pemutihan ini adalah dilakukannya pemeriksaan penunjang diagnosis
pada kelompok yang kemungkinan terinfeksi Covid-19 sebagai tindak lanjut hasil skrining.

6. PELAYANAN TINDAK LANJUT


PASIEN
33
TERKAIT COVID19
PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA
Keluarn ke 5 program pemutihan ini adalah monitoring OTG, ODP dan PDP dengan gejala
ringan sebelum dilakukan pemeriksaan, monitoring pasien setelah terkonfirmasi Covid-19, tanpa
gejala, dan/ atau dengan gejala ringan, serta monitoring pasien setelah rawat inap di RS

34 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


7. EDUKASI PHBS
Keluaran ke 6 program pemutihan ini adalah meningkatnya perilaku gaya hidup sehat
(7 keterampilan perawatan mandiri) pada kelompok komorbid (diabetes dan hipertensi), serta
Tuberkulosis, dan dampaknya secara klinis.
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu
meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah tangga antara lain, setiap anggota
keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga
sehat mampu meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS rumah
tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan
anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi gizi.
1.Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter,
bidan ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang
bersih, steril dan juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya
lain yang beresiko bagi keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi
bagian penting dari indikator keberhasilan praktek Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
pada tingkat rumah tangga
3. Menimbang berat badan balita setiap bulan
Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan
dapat dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu
dapat menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan
kelengkapan imunisasi. Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan
deteksi dini kasus gizi buruk.
4. Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus
langkah pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih
dan bebas dari kuman.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
6. Menggunakan jamban sehat
amban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit
pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.
7. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan
lingkungannya sekali seminggu
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup
makhluk tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang

35 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat
10.Melakukan aktivitas fisik atau olahraga
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang
melibatkan gerakan dan keluarnya tenaga.
11.Tidak merokok di dalam rumah
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi
perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan.

36 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


8. PENINGKATAN KOMPETENSI DAN
KOLABORASI LINTAS SEKTORAL

Keluaran berikutnya dalam program pemutihan adalah meningkatnya kapasitas SDM dan
kolaborasi pelayanan primer dan pelayanan rujukan
8.1. Partisipasi pada webinar/workshop/lainnya peningkatan pengetahuan dalam ilmu
kedokteran sebagai peserta
 Mengikuti Webinar Pembukaan Program Modul Tanggap Pandemi Covid-19 di
Layanan Primer tanggal 20 April2020
 Sub modul 1 Workplace-based Learning (WPBL) tanggal 21April 2020
 Sub Modul 2 komonikasi on line (daring) tanggal 24 April 2020
 MEET THE EXPERT – CASE STUDY 25 April 2020
 Sub modul 4 menejemen populasi &filling the gap dalam pelayanan covid-19
tanggal 28 April 2020
 Sub Modul 5 diagnostik koperensif dan holistik 30 April 2020
 Sub Modul 6 triase dan telemedecin dalam pelayanan kolaboratif 02 Mei 2020
 Sub Modul 7 Alat pelindung diri dalam pelayanan covid 19 tanggal 04 Mei 2020
 Sub Modul 8 pelayanan covid-19 pasca perawatan di RS atau Fasilitas khusus 08
Mei 2020
 Sub Modul 9 Pelayanan covid 19 pada populasi khusus penderita diabetes dan
atau lansia 09 Mei 2020
 MEET THE EXPERT & CASE STUDY: Pelayanan Covid-19 pada Hipertensi dan
Penyakit Jantung Koroner Rabu, 13 mei 2020
 MEET THE EXPERT & CASE STUDY: Pelayanan Covid-19 pada Ibu Hamil, Ibu
Menyusui dan Anak Sabtu, 16 mei 2020
 Penguatan Promotif dan Preventif pada Penanganan Covid-19 di Pelayanan
Kesehatan Primer tanggal 22 April 2020
 Webinar Sub Modul 1 : Workplace Based Learning
 Webinar PORI Sesi I : Mengenal COVID-19 tanggal27 April 2020
 Langkah-Langkah Praktis Tindak Lanjut COVID-19 pada Pelayanan Primer
tanggal 30 April 2020
 Best Practice Webinar Series 29 April 2020
 Telemedicine and its Ethical  Response to Covid 19” 6 mei 2020
 Isu Strategis Pandemi Covid 19 tanggal 5 Mei 2020

37 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


 Best Practice Webinar Series - 13 Mei 2020
 Webinar We Love Monday With Landson yang dilaksanakan pada tanggal 18
Mei 2020 dengan tema : Peranan Suplementasi Oral
Untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
 IPSF APRO X MIMS Webinar: Healthcare Professionals Collaboration in
Response to COVID-19 31 mei 2020
  Webinar Trouble Shooting pada Pemeriksaan Laboratorium Covid-19 (Studi
kasus Covid-19 Prov Aceh) tanggal 02 Juni 2020
  Webinar Trouble Shooting pada Pemeriksaan Laboratorium Covid-19 (Studi
kasus Covid-19 Prov Aceh) tanggal 4 juni 2020
 COVID-19 UPDATE : What We Should Do For The New Normal tanggal 8 Juni
2020
 Webinar Tips & Trik : Kelompok Binaan 18 juni 2020
 Webinar The Journey of Cardiovascular Protection and Hypertension : How to
Adopt Recent Guidelines into daily practice and approach to Individualize
Treatment 25 Juni 2020
 Webinar Tips & Trik : Edukasi Self Care  25 Juni 2020

38 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


9. KALENDER KEGIATAN

39 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA


40 PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai