Anda di halaman 1dari 18

Nama : Khoirul Insan Amirullah

Kelas : X MIPA 6

No. Absen : 13

UKBM ANIMALIA
Kegiatan 9.1 Klasifikasi Animalia

KINGDOM ANIMALIA
INVERTEBRATA
A. Porifera : 1. Calcarea (Calcispongiae)

2. Hexactinellida (Hyalospongiae)

3. Demospongiae

B. Cnidaria : 1. Hydrozoa

2. Schypozoa

3. Anthozoa

C. Vermes : 1. Platyhemintes (cacing pipih)

a. Turbellaria (cacing berambut getar)

b. Trematoda (cacing isap)

c. Cestoda (cacing pita)

2. Nemathelmintes

3. Annelida : 3.1. Polychaeta

3.2. Oligochaeta

3.3. Hirudinea

D. Mollusca : 1. Bivalvia / pelecypoda

2. Gastropoda

3. Cephalopoda

E. Echinodermata : 1. Echinoida
2. Ophiuroidea

3. Holothuroidea

4. Asteroidea

5. Crinoidea

F. Arthropoda :1. Myriapoda

2. Insecta

3. Arachnida

4. Crustaceae

CHORDATA

G. Hemichordata

H. Urochordata

I. Chefalochordata

J. Vertebrata : 1. Pisces : 1. Aghnata

2. Chondrichthyes

3. Osteichthyes

2. Amphibia

3. Reptilia

4. Aves

5. Mammalia : 1. Monotremata

2. Marsupialia

3. Insectivora

4. Carnivora

5. Chiroptera

6. Edentata

7. Sirenia

8. Pholidota
9. Rodentia

10. Tubelindetata

11. Cetacea

12. Proboscidae

13. Primata

14. Perrisodactyla

15. Artiodactyla

Kegiatan 9. 2 Filum Porifera

b. Bahan Diskusi

1. a. Koanosit

b. Porocytes /Ostium

c. Mesohil

d. Amebosit

e. Spikula

2. Ada tiga lapisan sel penyusun tubuh porifera yaitu Pinakosit atau Pinakoderm sengai lapisan
terluar, Mesohil (mesoglea) yang terletak diantara lapisan luar dan lapisan dalam, dan Koanosit
yang merupakan sel sel lapisan tubuh paling dalam.

3. a. Sel skleroblas

Berfungsi untuk membentuk spikula dan kerangka tubuh porifera.

b. Porosit

Dapat digunakan sebagai saluran yang menghubungkan antara pori-pori dan juga spongosol.

c. Arkeosit

Sebagai sel amoebosit embrional yang dapat berubah fungsi menjadi sel sperma dan juga
ovum.

d. Koanosit

Merupakan sel pelapis pada spongosol yang sangat berfungsi untuk mencerna makanan

4. a. Vegetatif
Reproduksi vegetatif dengan cara pembentukanpada tunas maupun kuncup.Kemudian pada
saat kuncup atau tunas-tunas tersebut mulai lepas,maka kemudian akan tumbuh dan membentuk
individu baru. Kemudian jika pada porifera berada pada sebuah lingkungan yang kering, maka ia
akan menjadi gemmule atau kuncup yang nantinya akan mengalami perkembangan menjadi
individu baru.

b. Generatif

Reproduksi secara generatif, yakni dengan berbagai sel kelamin yang diperoleh dari sel
amoeboid. Dimana hewan jenis porifera ini tergolong suatu hewan monoesius atau hermafrodit
sebab hanya dengan satu tubuh dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Kemudian dengan
proses pembuahan tersebut menghasilkan zigot, dimana nantinya zigot akan mengalami
perkembangan dan berubah menjadi larva berflagel yang kemudian menyebar dari induknya.
Apabila pada larva ini melekat pada substrat yang dianggap cocok maka ia akan tumbuh dan
menjadi spons dewasa.

5. Proses pencernaan makanan pada porifera

Air masuk melalui ostium → flagel pada koanosit membentuk saluran air →air yang
mengadung makanan dan oksigen masuk ke koanosit → dicerna di koanosit lalu dibawa ke sel
amoebosit → sel amoebosit mengedarkan oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh.

6. Cara Respirasi dan ekskresi

Porifera belum mempunyai alat respirasi dan alat ekskresi khusus. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida berlangsung secara difusi melalui seluruh permukaan tubuh. Ekskresi dilakukan
oleh sel-sel di seluruh permukaan tubuh secara difusi.

7. a. Masuk melalui ostium langsung berhubungan dengan spongosol (rongga tubuh), dan
langsung keluar melalui oskulum.

Contoh : Leucosolenia dan Clatharina blanca

b. Masuknya air atau ostium berhubungan terlebih dahulu dengan cabang cabang rongga
tubuh yang disebut saluran inkuren, kemudian menuju saluran radier, lalu baru masuk ke
spongosol dan keluar melalui oskulum.

Contohnya : Pheronema sp., Schypa, dan Sycon gelatinosum.

c. Masuknya air atau ostium berhubungan terlebih dahulu dengan rongga-rongga menuju
saluran yang dibatasi oleh sel koanosit, kemudian masuk ke salurang berbentuk lingkaran yang
berhubungan satu sama lain, setelah itu baru masuk ke spongosol, dan keluar melalui oskulum.

Contohnya: Euspongia officinalis dan Euspongia mollissima

8. A. Hexactinellida (Hyalospongiae) : Euplectella aspergillum dan Hyalonema

B. Calcarea (Calcispongiae) : Leucosolenia, Clatharina, dan Sycon ciliatum


C. Demospongiae : Oscarella, Microciona, Halichondria, Cliona celata

9. Manfaat atau peran porifera

1. Di bidang lingkungan, porifer sebagai penyusun biodiversitas sebagai konsumen dan


mengembalikan kualitas air dengan menyaring air melalui pori-pori tubuhnya.

2. Secara ekonomi, spikula Euspongia sebagai spons/ alat penggosok badan dan pembersih
kaca serta porifer bewarna cerah digunakan sebagai hiasan akuarium seperti Axinella cannabina.

3. Dalam bidang kesehatan, zat kimia plakoridin A pada profiera bermanfaat sebagai
pengobatan kanker limpa dan digunakan sebagai obat kontrasepsi.  

4. Dalam ekosistem laut ikut berperan menjaga keseimbangan sebagai makanan hewan laut
yang lain dan dapat menjadi tempat bersembunyi hewan laut dari predator. Porifera juga
membetuk sebagai besar dari terumbu karang.

5. Porifera dapat bersimbiosis dengan bakteri penghasil bioaktif.

6. Membantu pelapukan dengan mengebor batu karang dan cangkang Mollusca.  

Karena porifera memiliki banyak manfaat maka sudah seharusnya kita memanfaatkannya
sebaik dan sebijak mungkin. Jangan sampai kita mengeksploitasi porifera yang ada sehingga
membuat populasinya berkurang. Kita harus menjaga keberlangsungan hidup mereka. Dan juga
kita harus menjaga habitat asli dari porifera itu sendiri dengan tidak merusak terumbu karang,
membuang sampah di perairan (laut, sungai,danau, dsb) sehingga kehidupan porifera dapat
berlangsung hingga nanti.

Filum Coelenterata
A. Kelas Hydrozoa
1.A. Habitat

Sebagian besar hidup di laut, hanya sebagian spesies yang hidup di air tawar.

B. Bentuk tubuh

Bentuk tubuh dasar hewan Cnidaria terdiri dari dua variasi, yaitu polip dan medusa yang
secara bergantian terjadi pada siklus hidupnya. Polip adalah bentuk seperti tabung yang menetap
dan menempel pada substrat, seperti batu, dibagian aboral (berlawanan dengan mulut) pada
tubuhnya. Pada bagian atas terdapat mulut dan anus yang menjadi satu sebagai tempat makan dan
pengeluaran limbah. Organ ini dikelilingi oleh tentakel. Tentakel menghadap ke atas dan ke luar.
Karena menempel pada substrat, polip bersifat pasif dalam mencari makanan dan menggunakan
tentakel untuk menangkap mangsa.

Sedangkan medusa, berbentuk hampir sama dengan polip hanya letak mulut / anus berada di
bawah. Berbeda dengan polip, medusa dapat bergerak bebas di air karena terbawa air atau proses
kontraksi tubuhnya yang berbentuk seperti lonceng.
C. Simetri tubuh

Radial

D. Sistem Pencernaan makanan

Makanan nya antara lain berupa udang-udangan tingkat rendah dan larva insekta (serangga).
Makanan tersebut ditangkap dengan tentakel-tentakel nya, kemudian dimasuk kan ke dalam
mulutnya dan diteruskan ke dalam rongga gastrovaskuler. Dinding gastrovaskuler mengeluarkan
enzim untuk mencerna makanan. Sari-sari makanan diserap oleh sel-sel usus dan sisa nya
dikeluarkan melalui mulut.

E. Sistem saraf

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang memiliki juluran-juluran yang sama panjang nya.
Susunan saraf demikian disebut susunan saraf difusi.

F. Rongga tubuh

G. Sel-sel penyusun epidermis

- epithiomuscular

Sel epithiomuscular berfungsi proteksi dan kontraksi. Sel epiteliomuskuler pada ujung bebas
melekat satu dengan yang lain. Ujung yang melekat pada mosoglea mengandung beberapa serabut
kontraktil. Sel-sel epithiomuscular tersusun secara lungtudinal (mengikuti sumbu panjang tubuh),
menonjol keluar pada kedua belah sel, sehingga sel tersebut berbentuk huruf T.

-Interstitial

Sel interstitial bentuknya oval, berukuran kecil, terletak dibagian dasar diantara sel-sel
epiteliomuskuler. Fungsi sel interstitial adalah:

(1) Pembentukan knidoblast,

(2) Pembentukan tunas (bertindak sebagai sel formatif),

(3) Pembentukan sel-sel kelamin,

(4) Regerasi dan perbaikan sel-sel yang rusak.

-Nematokist

Nematokist terdiri dari empat tipe, yaitu:

(1) Penetran (mempunyai benang yang panjang, pada bagian pangkal terdapat tiga duri yang
panjang dan 3 baris duri).

(2) Volvent (mempunyai benang yang pendek dan tebal).


(3) Streptilne glutinant (mempunyai benag yang panjang dan duri yang kecil).

(4) Stereoline glutinant (mempunyai benag yang lurus dan berduri).

Penetran dan volvent berfungsi untuk menangkap mengsa, sedang strapline dan stereoline
glutinant berfungsi untuk membantu pergerakan.

-Knidoblas

Didalam knidoblast terdapat nematokist. Biasanya sel jelatang terletak diantara sel-sel
epiteliomuskuler, tetapi sel jelatang yang terdapat dibagian tentakel terletak didalam sel
epiteliomuskuler. Sel-sel epiteliomuskuler yang memiliki sel jelatang khusus diberi nama sel induk
semang atau sel baterai.

-Sel sensoris:

Sel sensori terutama terdapat dibagian tentakel dibagian tentakel dan knidoblast dan diantara sel-
sel epiteliomuskuler. Sel-sel saraf kurang lebih sama dengan multipolar neuron, terletak dibagian
dasar epidermis.

h. Sel-sel penyusun gastrodermis

-epitheliomuscular

Sel epithiomuscular (disebut juga sel-sel nutrisi, mempunyai flagel dan dapat berbentuk
pesudopodia).

-Sel interstitial

Sel-sel interstitial (jumlahnya tidak banyak).

- Sel berflagel

berfungsi sebagai alat pencerna makanan, penyerap sari-sari makanan, dan sebagai pengedar
sari-sari makanan tersebut keseluruh penjuru tubuhnya

-Sel sensoris

Sel-sel sensoris (sel-sel sensori pada lapisan gastrodermis sama seperti didalam lapisan
epidermis tetapi jumlahnya lebih sedikit).

i. Sistem reproduksi seksual dan aseksual:

Reproduksi secara seksual terjadi dengan pembuahan sel telur oleh spermatozoid. Hydra ada
yang berumah satu (monoesis), ada juga yang berumah dua (diesis). Reproduksi aseksualnya
dengan membuat kuncup yang bentuknya juga menyerupai Hydra dewasa pada sisi samping tubuh.
Kejadian demikian ini terbentuknya koloni Hydra. Disamping itu, kuncup tersebut dapat juga
dilepaskan dan tumbuh menjadi individu baru ditempat lain.
2. Daur hidup Hydrozoa Obelia sp.

1) Polip berkromosom diploid (2n) bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tunas-
tunas, sehingga terjadilah koloni polip. Terdapat polip yang bertentakel untuk mencari makanan
dan polip yang tidak memiliki tentakel untuk bereproduksi.

2) Polip yang tidak memiliki tentakel membentuk tunas medusa secara aseksual. Tunas
medusa (2n) dilepaskan dan berenang bebas.

3) Medusa dewasa (2n) jantan dan betina bereproduksi secara seksual. Masing-masing
mengalami pembelahan secara meiosis sehingga menghasilkan sel gamet (sperma atau sel telur)
yang berkromosom haploid (n).

4) Jika terjadi fertilisasi sel telur oleh spermatozoid, akan dihasilkan zigot (2n).

5) Zigot akan berkembang menjadi larva padat bersilia yang disebut planula (2n).

6) Planula akhirnya menetap di suatu substrat dan tumbuh menjadi polip baru (2n).

B. KELAS SCYPOZOA
1. Daur hidup Aurelia aurita

1) Medusa dewasa jantan dan betina diploid (2n) menghasilkan sel gamet (sperma atau sel
telur) yang haploid (n).

2) Sel telur (n) dibuahi oleh sperma (n) dan akan menghasilkan zigot (2n). Fertilisasi terjadi
secara eksternal di dalam air.

3) Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi blastula, gastrula,
kemudian menjadi larva bersilia planula yang berenang bebas.

4) Planula kemudian menempel pada suatu substrat dan tumbuh menjadi larva polip
berukuran kecil yang bertentakel, disebut skifistoma. Polip skifistoma dapat membentuk tunas-
tunas.

5) Pada bulan-bulan tertentu, skifistoma melakukan strobilasi, yaitu melakukan pembelahan


secara melintang pada ujung oral untuk menghasilkan setumpuk bakal medusa atau efira.

6) Efhra akan terlepas satu per satu. Setelah efira terlepas semua, skifistoma akan hidup
sebagai polip kembali. Skiiston dapat hidup satu hingga beberapa tahun. Efra akan tumbun menjadi
ubur-ubur dewasa.

2. Metagenesis merupakan peristiwa dimana beberapa jenis makhluk hidup selama pertumbuhan
dan perkembangannya mengalami pergiliran keturunan. Metagenesis ialah pergiliran daur hidup
antara generasi yang berkembang biak secara seksual dan generasi lain yang berkembang biak
secara aseksual. Ubur-ubur merupakan hewan yang hidup di laut, dalam daur hidupnya ubur-ubur
mengalami pergiliran keturunan yaitu fase polip yang menetap di dasar perairan dan fase medusa
yang dapat berenang bebas. Fase Polip pada ubur-ubur merupakan generasi vegetative yang
berkembang biak secara aseksual dengan cara membentuk kuncup.

3. Perbedaan medusa dengan polip

1. Medusa adalah tahap berenang bebas sementara polip adalah bentuk sessile.
2. Medusa yang menonjol pada scyphozoan sementara polip adalah satu-satunya bentuk pada
Anthozoan.
3. Medusa adalah tahap reproduksi dan polip adalah tahap vegetatif hidrozoa.
4. Medusa memiliki mulutnya diarahkan ke bawah sementara polip memiliki itu diarahkan ke
atas.
5. Medusa memiliki pneumatophore tetapi, polip tidak.
6. Polip memiliki bentuk tubuh yang sederhana dan sebagian besar seragam sedangkan
bentuk yang sedikit berbeda antara medusa.
7. mesoglea lebih tebal pada medusa dibandingkan polip.
8. Tentakel lebih menonjol dalam medusa dibandingkan polip.

4. Peranan Scyphozoa

Beberapa peranan atau manfaat dari Scyphozoa, antara lain :

1. Pembuatan tepung ubur-ubur, kemudian diolah menjadi bahan kosmetik.


2. Di Jepang, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang disebut "kurage"

C. KELAS ANTHOZOA
1. Struktur anemon

A. Tentacles
B. Circular muscle
C. Pharynx
D. Gonad on mesentery
E. Complete and incomplete mesentery
F. Basal disk
G. Acontial filaments
H. Mesenteral filaments
I. Retractor muscle on mesentery
J. Mesenteral perforation

2. Tubuh anemon terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu: bagian diskus pedal, koluma atau batang
tubuh, dan diskus oral. Diskus pedal merupakan alat yang digunakan untuk menempel pada
bebatuan atau pasir. Di sepanjang kerongkongan terdapat silia yang disebut sifognilia. Sistem
saraf anemon jauh lebih sederhana, jika dibandingkan kebanyakan hewan lainnya, termasuk jika
dibandingkan dengan cnidaria lain, seperti karang. Sel di lapisan luar (epidermis) dan lapisan
dalam (gastrodermis) memiliki mikrofilamen yang menunjukkan bahwa kelompok menjadi serat
kontraktil. Anemon dapat berkembang biak secara aseksual maupun seksual. Cara aseksual
biasanya dengan pembentukan kuncup dan berfragmentasi. Fragmentasi dilakukan dengan jalan
memutuskan bagian tubuh diskus pedal. Bagian tubuh tersebut akan terus berkembang
membentuk diskus oral baru. Pembentukan kuncup dapat dilihat ari tonjolan yang terbentuk
pada tubuh anemon. Tonjolan ini akan berkembang menjadi individu baru dan melepaskan diri
dari induknya. Perkembangbiakan anemon secara seksual adalah dengan cara perkawinan silang.
Sebagian besar anemone bersifat hermaprodit, tapi sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak
pernah matang secara bersamaan, sehingga anemon membutuhkan anemon lain untuk
melakukan pembuahan.

3. Fungsi ekosistem terumbu karang tersebut antara lain :

1. Sebagai sumber makanan

Didalam terumbu karang hidup berbagai jenis biota kecil dan plankton yang merupakan makanan
dari ikan – ikan yang ukurannya lebih besar besar yang hidup di sekitar terumbu dan juga burung –
burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang.

2. Sebagai pelindung

Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan yang tinggal didalamnya seperti
sponge, ikan – ikan kecil, ubur-ubur, bintang laut, udang, kuda laut, dan lain – lain. Selain itu,
terumbu karang juga dapat melindungi manfaat pantai dari abrasi dan erosi akibat gelombang laut.

3. Sebagai habitat asli biota lau

Terumbu karang merupakan habitat dan tempat tinggal yang baik bagi 25% dari biota yang ada di
laut. Karena didalamnya terdapat sumber makanan dan memberikan perlindungan bagi biota yang
hidup didalamnya.

4. Sebagai penghalang gelombang besar

Terumbu karang dapat menjadi penghalang gelombang besar yang datang ke daerah pantai.
Dengan adanya terumbu karang, gelombang besar menjadi lebih kecil atau terhalang seluruhnya
sehingga, masyarakat dapat bermukim di daerah sekitar pantai.

5. Sebagai objek wisata

Keindahan yang ada pada ekosistem terumbu karang ini ditambah dengan biota – biota cantik yang
ada disekitarnya dapat dijadikan objek wisata bahari yang saat ini cukup dikagumi oleh wisatawan
lokal ataupun mancanegara. Dan hal ini tentu saja akan meningkatkan nilai ekonomi daerah

6. Sebagai sumber obat-obatan

Di dalam terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang dapat dijadikan obat bagi
manusia.

7. Sebagai bahan baku industri dan perhiasan


Pada karang yang cukup keras seperti karang batu, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
industri dan juga dapat dijadikan perhiasan ataupun asesoris yang bernilai tinggi.

4. A. Unsur unsur yang terkait

1. Sains : keragaman hayati dan sumber daya laut / bahari

2. Lingkungan : lautan

3. Teknologi :

4. Masyarakat : warga Indonesia

B. Dampak Kerusakan Terumbu Karang

Pemanfaatan yang berlebihan tanpa adanya upaya pelestarian ini membuat kerusakan
terumbu karang menjadi semakin parah. Dampak kerusakan terumbu karang ini pada akhirnya
juga kembali pada kerugian ekonomi masyarakat.Di Indonesia sendiri, dampak kerusakan terumbu
karang dari segi ekonomi dikatakan mencapai 46 juga dollar dalam kurun waktu 4 tahun saja. Hal
ini berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Herman Cesar, seorang konsultan bank
dunia.

salah satu fungsi terumbu karang adalah sebagai pelindung wilayah pesisir dari ancaman
buruk pengikisan yang terjadi akibat oleh arus dan ombak. Tanpa adanya terumbu karang,
diperlukan hingga 193.000 dolar per kilometer persegi untuk biaya perlindungan tepian pantai di
Indonesia. Hmm, sangat tinggi bukan? Tentu sayang sekali jika kita harus mengeluarkan biaya
setinggi itu, untuk suatu perlindungan yang sebetulnya bisa dilakukan oleh alam dengan
sendirinya,

D. FILUM VERMES
A.PLATHYHELMINTES
1. Pada bagian kepala Planaria terdapat 2 bintik hitam disebut bintik mata dan berfungsi
sebagai pembeda intensitas cahaya. Cara planaria mengambil makanannya dengan faring yang
dapat dijulurkan. Sistem pencernaan berupa sistem gastrovaskuler yaitu suatu saluran pencernaan
yang bercabang-cabang dan digunakan untuk mencerna makanan sekaligus mengeluarkan zat sisa.
Planaria memiliki daya regenerasi yang tinggi, maksudnya adalah Planaria memiliki setiap sel yang
mampu memperbaiki atau menggantikan sel yang rusak ataupun hilang secara cepat.

2. Struktur tubuh cacing hati

a. Oral sucker

b. Esofagus

c. Intesine
d. Seminal vesicle

e. Uterus

f. Testis

g. Yolk gland

h. Ventral sucker

3.

Kelas Kelas Cestoda


Kelas Trematoda
No. Ciri-Ciri Turbellaria
Fasciola hepatica T. solium T.saginata
Planaria

1 Bentuk tubuh Pipih pendek Pipih pendek Pipih panjang Pipih panjang

2 Simetri tubuh bilateral bilateral bilateral bilateral

bersilia dan
mempunyai
sepasang bintik Bersegmen-
3 Permukaan tubuh mata Tidak bersilia berkutikula segmen

4 Alat hisap faring Mulut dan perut Ada Tidak ada

5 Alat kait/rostellum Tidak ada ada Ada Tidak ada

6 Sistem ekskresi protonefrida Sel api Sel api Sel api

Tidak Tidak
7 Alat pencernaan mulut Mulut, faring berkembang berkembang

8 Stigma ada/ tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

9 Inang perantara - Siput air tawar Babi & manusia Sapi

Dua ganglia (dua


10 System saraf tangga tali) Satu tangga tali Tidak ada Tidak ada

4. Siklus hidup cacing Faciola hepatica

1. Reproduksi seksual Fasciola hepatica menghasilkan telur pada hati,kemudian berpindah


melalui aliran darah ke empedu dan usus, kemudian keluar bersama tinja.

2. Telur menetas dan tumbuh menjadi mirasidium (larva I) bersilia di tempat basah atau
berair.

3. Mirasidium menginfeksi inang perantara, yaitu siput air (Lymnaea).


4. Mirasidium menjadi sporosista dalam tubuh siput.

5. Sporosista berkembang secara aseksual menjadi redia (larva II)

6. Redia bermatamorfosis menjadi serkaria dan keluar dari tubuh siput kemudian
menempel pada tumbuhan atau rumput air.

7. Serkaria membentuk Metaserkia (cacing muda). Metaserkia kemudian termakan hewan


ternak,kemudian larvanya masuk ke usus,terbawa aliran darah dan menjadi cacing dewasa
pada organ hati.

5. Larva cacing hati dewasa yang hidup di dalam hati dan saluran hati dan saluran empedu
manusia, anjing atau kucing adalah sebagai inang perantara perkembangbiakan dalam
bentuk cacing dewasa banyak ditemukan di negara Jepang. Fasciolopsis buski pada saat dewasa
parasit pada bagian usus manusia, anjing atau babi. Penyakit dengan gangguan fungsi hati, ginjal,
limpa, jantung, dan kandung kemih karena tersumbatnya vena atau pembuluh getah bening
disebut schistosomiasis yang disebabkan oleh cacing schistosoma dapat masuk ke tubuh
hospes melalui kontak dengan air yang terinfeksi penyakit ini banyak dijumpai di negara
Afrika.Sedangkan cacing hati yang parasit pada paru-paru manusia dan vertebrata lain adalah
Paragominus westermani ketika berada pada tahap metaserkaria hidup menempel pada siput air.

6. Ciri-ciri Taenia solium dan Taenia saginata

No. Perbedaan Taenia solium Taenia saginata

1 Habitat Usus halus Usus halus

2 Dewasa hidup di Usus manusia Usus manusia

3 Larva hidup di Usus babi Usus Sapi

4 Inang Perantara Babi Sapi

5 Proglotid Keluar sendiri secara Keluar bersama tinja 2-3


aktif satu-satu progloid

6 Scoleks Tanpa rostelum/kait- Punya rostelum+kait-


kait kait

7. Proglotid

8. Proglotid

9. sista sistiserkus

10. aseksual (fragmentasi) dan seksual (perkawinan silang)

11. karena Taenia solium memiliki alat kait yang digunakan untuk menempel pada tubuh
inangnya berbeda dengan taenia saginata yang tidak memiliki alat kait sehingga mudah untuk
diberantas. Taenia solium mengembangkan kista di tubuh manusia yang menelan telurnya. Kista
tersebut dapat menyebabkan masalah serius. kemudian, jika tubuh membunuh parasit itu, garam
kalsium yang terbentuk di tempat mereka akan membentuk batu kecil di jaringan lunak yang juga
mengganggu kesehatan.

Cara agar tidak terinfeksi cacing pita

Berikut tips-tipsnya: Cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir sebelum makan atau
memegang makanan dan setelah ke toilet. Cuci setiap bahan makanan dengan air mengalir hingga
benar-benar bersih. Masak daging pada suhu minimal 63 derajat Celcius untuk membunuh telur
atau larva cacing pita. Bekukan daging selama 7 sampai 10 hari dan ikan minimal 24 jam di dalam
freezer dengan suhu – 35 derajat Celcius untuk membunuh telur dan larva cacing. Hindari
konsumsi daging yang mentah, baik itu daging babi, daging sapi, maupun ikan.

12. Dibothriocephalus latus, echinococcus granulosus, Choanoateina infundibulum.

13. Daur hidup Taenia solium

1. Telur atau proglotid yang matang terbawa oleh kotoran manusia ke lingkungan luar.

2. Inang perantara, yaitu babi memakan makanan yang terkontaminasi telur atau
proglotid Taenia solium.

3. Dalam tubuh babi, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant, lalu di otot
membentuk sistiserkus.

4. Sistiserkus pada daging babi yang tidak dimasak dengan benar dimakan oleh manusia.

5. Dalam usus, Taenia solium muda berkembang menjadi dewasa dan menempel


menggunakan skoleks.

6. Setelah reproduksi, proglotid matang yang berisi telur mulai “gugur” dan terbawa kotoran.

7. Telur cacing pita babi termakan oleh manusia. Ini bisa terjadi karena makanan yang
terkontaminasi, atau autoinfeksi (infeksi sendiri) karena tidak mencuci tangan dengan
bersih setelah buang air.

8. Dalam tubuh manusia, telur menetas menjadi onkosfer lalu menjadi heksakant.

9. Sistiserkus dapat berkembang di semua organ manusia, umumnya pada jaringan di bawah
kulit, juga mata dan otak.

14. Daur hidup Taenia saginata

1.      Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel
telur yang telah dibuahi (embrio).
2.       Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses. Bila telur ini termakan sapi, dan
sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster.

3.      Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh


limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva
cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus).
Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang.

4.      Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks


menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid yang dapat
menghasilkan telur.

5.      Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi.
Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi larva onkoster.
Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas. 

B.NEMATHELMINTHES
1. Ciri-ciri cacing nemathelminthes

a) Merupakan cacing dengan tubuh bulat panjang seperti benang dengan kedua ujung tubuh
yang runcing

b) Memiliki tiga lapisan tubuh (Triploblastik) yaitu lapisan tubuh luar (ektoderm), tengan
(mesoderm), dan lapisan tubuh dalam (Endoderm).

c) Tubuhnya memiliki rongga, namun bukan rongga tubuh sejati sehingga rongga ini disebut
Pseudoaselomata.

d) Kulitnya halus, licin, tidak berwarna dan dilapisi oleh kutikula yang berfungsi
melindunginya dari enzim pencernaan inang.

e) Sistem pencernaannya sudah lengkap

f) Belum memiliki sistem sirkulasi dan sistem respirasi (pernapasan). Sistem saraf merupakan
saraf cincin.

2. Pseudoselomata atau Berongga Tubuh Semu

3. Usus manusia

4. Wuchentra bancrofti (cacing filaria atau cacing rambut)

5. gigitan nyamuk perantara yang membawa mikrofilaria di belalai nyamuk dan masuk ke
kulit manusia.

6. melalui gigitan nyamuk yang di dalamnya terdapat mikrofilaria dari cacing betina.
Mikrofilaria menembus dinding usus nyamuk menuju ke otot toraks dan bermetamorfosis.
Setelah berukuran 1,4 mm, mikrofilaria berpindah ke belalai nyamuk dan siap ditularkan ke
manusia. Pada saat nyamuk mengigit, mikrofilaria keluar dari belalai nyamuk dan masuk ke
kulit manusia menuju ke pembuluh limfa. Cacing akan menggulung di kelenjar limfa dan
tumbuh hingga dewasa. Cacing dewasa akan menyumbat sirkulasi getah bening dan
mengakibatkan terjadinya pembengkakan setelah beberapa tahun.

7. Oxyuris Vermicularis(Cacing Kremi)

8. Infeksi dapat terjadi secara autoinfeksi yaitu cacing betina yang akan bertelur pada
malam hari akan bergerak ke anus untuk meletakan telurnya sehingga timbul rasa gatal dan
digaruk maka telur akan melekat pada kuku jari dan dapat tertelan kembali oleh penderita.
Biasanya yang mengalami hal ini adalah anak-anak, karena sering bermain diluar rumah,
dan membuat kuku menjadi kotor. Belum cuci tangan sudah memegang makanan. Oleh
karena itu, anak-anak sering terkena penyakit kremian oleh cacing tersebut.

9. yakni apabila telur yang diletakkan disekitar anus menetas dan masuk ke dalam usus
besar.

10. Perbedaan infeksi aktif dan infeksi pasif yaitu :

• Infeksi Aktif

- Terjadinya dimulai ketika infektan dikeluarkan dari dalam tubuh,

- Larva berkembang biak diluar tubuh,

- Menginfeksi dalam bentuk filariform,

- Menginfeksi melalui organ kulit.

• Infeksi Pasif

- Terjadinya dimulai ketika infektan tertelan bersama makanan yang terkontaminasi,

- Larva berkembang biak di dalam tubuh (usus),

- Menginfeksi dalam bentuk larva,

- Menginfeksi secara oral (melalui mulut).

11. Ketika bertelur, seekor cacing kremi betina bisa meletakan ribuan telur di sekitar vagina
atau anus. Saat proses bertelur, rasa gatal yang diidap oleh pengidap disebabkan karena
cacing kremi betina mengeluarkan lendir yang menyebabkan rasa gatal.

12. Ancylostoma duodenale

13. larva

14. Telur dari usus halus manusia yang terinfeksi cacing tambang akan keluar ke
lingkungan bersama dengan feses manusia yang terinfeksi cacing tambang.  Pembuangan
feses secara sembarangan di daerah tambang misalnya di tanah yang becek, maka
memungkinkan telur cacing tambang akan segera menetas menjadi larva rhabditiform.
Larva rhabditiform di tanah becek area pertambangan akan bertumbuh dan berkembanmg
menjadi larva filariform yang berbentuk benang tipis.  Larva filariform inilah yang dapat
menyusup kulit kaki manusia yang menginjak tanah becek di area pertambangan tadi.
Larva filariform akan berjalan mengikuti pembuluh darah manusia hingga sampai ke
jantung.  Dari jantung, larva ini akan mengikuti peredaran darah menuju ke paru paru.  Di
paru paru, larva ini akan naik ke bronkiolus, bronkus, trakea, laring dan akhirnya sampai
faring.  Di faring, larva ini berpindah ke kerongkongan dan akhirnya ikut tertelan saat
manusia menelan makanan sampai ke lambung dan usus halus.  Di usus halus inilah larva
ini menyerap darah yang kaya akan nutrisi dan berkembang hingga menjadi dewasa.

15.  Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia), Anguila aceti (cacing cuka), Oxyuris equi
(cacing kremi pada kuda), Wuchereria bancrofti (cacing yang menyebabkan penyakit
elefantiasis pada manusia), Trichinella spiralis (cacing otot pada manusia), Loa lee (cacing
mata pada manusia), dan Heterodera radicicote (cacing yang menyebabkan puru/bengkak
pada akar tanaman)

C. ANNELIDA

1. hidup di air tawar, air laut, dan di air payau. Mudah juga ditemukan di sawah,rawa dan
tanah yang mengandung sisa sisa bahan organik.

2. Klitelum adalah segmen pada cacing tanah yang mengalami pembuahan dan berperan
dalam sistem reproduksi. klitelum berfungsi untuk membentuk kokon (kantung untuk
meletakkan sel telur). Klitelum hanya dimiliki oleh Annelida golongan Olighocaetha dan
Hirudinea saja, sedangkan untuk golongan Polychaeta tidak mempunyai kliteum.

3. embrionik, yaitu lapisan ektoderm, lapisan mesoderm, dan lapisan endoderm.

4. Cacing tanah adalah hewan hermafrodit yaitu organ kelamin jantan dan betina terletak
dalam satu individu. tetap walau pun cacing tanah adalah hewan hermafrodit, cacing tanah
tidak bisa melakukan fertilisasi sendiri, cacing memerlukan pasangan untuk pertukaran
sperma dengan alat reproduksinya yang disebut klitelium.

5. Cacing tanah memakan detritus bahan organik dan juga membentuk gundukan feses yang
bercampur tanah dan menyebabkan tanah menjadi gembur dan subur. Hal ini sangat
menguntungkan bagi pertanian karena dengan tanah yang subur, tanaman yang ditanam di
area habitat cacing dapat tumbuh dengan baik dan terpenuhi nutrisinya secara alami.

6&7 Selain dari kelas Oligochata, terdapat pula Annelida dari kelas Polychaeta dan
Hirudinea. Contoh dari kelas Polychaeta adalah cacing palolo dan cacing wawo yang dapat
dimakan dan mengandung protein yang tinggi. Selain itu dari kelas Hirudinea terdapat
lintah yang digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional dan pengobatan modern.

Anda mungkin juga menyukai