DAN SERTIFIKASI
AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI
Sumber : Szymberski, 1977
PENGERTIAN KESELAMATAN DAN K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
Secara Filosofi :
“Suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat adil dan makmur”
Secara Keilmuan :
“Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja”
Secara Praktis :
“Suatu upaya perlindungan agar tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan
pekerjaan ditempat kerja serta bagi orang lain yang memasuki tempat kerja maupun sumber dan proses
produksi secara aman dan efisien dalam pemakaiannya”
K3 Konstruksi
RINCIAN PROGRAM KESEHATAN (Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
2. Keutuhan program K3
3. Akurasi laporan, analisa dan investigasinya. Termasuk jam kerja hilang dan jumlah
kecelakaan.
Tujuannya untuk mencapai 0 kecelakaan atau100% tidak ada hari hilang akibat kecelakaan.
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RISIKO KECELAKAAN KERJA
TENAGA
KERJA
KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
DASAR HUKUM K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
Peraturan Pelaksanaan
UU No. 14/1969
UU No. 13/2003
P. 3, 9, 10
p. 86 p. 87
UU No. 1/1970
UU No. 1/1970 PP – SMK3
Per.Men. 05/1996
a.l. : SMK3
RANGKAIAN PROSES SMK3 KONSTRUKSI
BIDANG PEKERJAAN UMUM
Perbaikan
berkelanjutan
4. Pemeriksaan
4.1 Pengukuran & Pemantauan
4..2 Evaluasi Kepatuhan 2. Perencanaan
4..3 Penyel Insiden,Ketidaksesuaian, 2.1 Ident Bahaya,Penilaian Resiko &
Tidakan Perbaikan & Pencegahan Pengendalian
4.4 Pengendalian Rekaman 2.2 Pemenuhan Per UU &
4.5 Audit Internal Persyaratan Lainnya
3.3 Sasaran dan Program
Penetapan Kebijakan K3
Perencanaan K3
Peningkatan
Pelaksanaan Rencana K3
Berkelanjutan
SEKTOR MIGAS
SEKTOR MIGAS (ESDM) SEKTOR KONSTRUKSI SEKTOR LAINNYA
PERHUBUNGAN
PERMEN PU NO.
05/PRT/M/2014, Tentang
Penerapan SMK3 RK3K
Konstruksi Bidang PU
K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN
KERJA (SMK3) SEKTOR KONSTRUKSI
Dasar hukum (Peraturan dan Perundang-undangan) yang digunakan :
3. Undang – undang No. 18 tahun 1999 & No. 2 tahun 2017, tentang JASA KONSTRUKSI
4. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012, tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
5. Peraturan Menteri PUPR No. 5 tahun 2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum & Permen PUPR No. 02/PRT/M/2018
6. Surat Edaran Menteri PUPR No. 66/SE/M/2015, tentang Biaya Penyelenggaraan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
7. Surat Keputusan Menteri PUPR No. 66/KPTS/M/2018, tentang Komite Keselamatan Konstruksi
K3 Konstruksi
PENERAPAN SMK3
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
1. KEBIJAKAN K3
2. PERENCANAAN K3
SMK3 Konstruksi
Bidang PU 3. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
meliputi:
4. PEMERIKSAAN DAN EVALUASI KINERJA K3
WEWENANG,
PENYEDIA JASA PERENCANA Pasal 18
KONSTRUKSI
Memutuskan
Berhenti
Mengamati
Bertindak
Melaporkan
K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
Guna menjamin pelaksanaan SMK3, harus ada sisem Konsultasi dan Komunikasi dalam
pelaksanaannya.
SOSIALISASI KEGIATAN K3
KOMUNIKASI INTERNAL
1. Komitmen perusahaan dan pimpinannya terhadap K3
2. Program – program K3
4. Prosedur kerja, instruksi kerja, alur kerja material/bahan dan alat/mesin yang dipakai pada proses
kerja
KOMUNIKASI EKSTERNAL
3. Kinerja K3 kontraktor
6. Tanggap darurat
DAN PENGENDALIAN
Prosedur pemeriksaan dan pengendalian tersebut perlu ditetapkan dengan tujuan untuk
tetap mempertahankan pelaksanaan K3 secara konsisten terus – menerus, bahkan
bilamana dianggap perlu, dapat ditindak lanjuti dengan pengembangannya guna
mempertinggi hasil – hasil yang hendak dicapai.
K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
Pemeriksaan yang bersifat inspeksi dapat dilaksanakan secara harian (daily), mingguan
(weekly), bulanan (monthly), yang harus dijalankan secara tetap dan kontinyu untuk
mempertahankan hasil yang telah dicapai.
Pemeriksaan yang bersifat audit tentunya dilaksanakan secara berkala tiap 3 (tiga) bulan
sekali atau 6 (enam) bulan sekali, ketentuan ini berlaku mengikuti standar / ketentuan audit
yang diberlakukan pada umumnya oleh badan internal organisasi dan / atau badan auditor.
ALUR IDENTIFIKASI K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
DATA SISTEM
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENETAPAN RISIKO
SISTEM DIPERASIKAN
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO
1.Variasiindividuyangberhubungandengankerentanaan
2.Jumlahmanusiayangterpajan
3.Frekuensi pemajanan
4.Derajatrisikoindividu
5.Kemungkinanpengendalianbahaya
6.Kemungkinan untuk mencapai tingkat yang aman
7.Aspekfinansialrisiko
8.Pendapatmasyarakatdankelompokmasyarakat
9.Tanggung jawab sosial
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
Peranakan tahapan yang dapat memberikan informasi
secara menyeluruh dan mendetail mengenai risiko yang
ditemukan dengan menjelaskan konsekuensi dari yang
paling ringan sampai dengan yang paling berat.
Pada tahap ini harus dapat mengidentifikasi hazard yang
dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua
kegiatan yang berpotensi membahaya-kan kesehatan dan
keselamatan terhadap:
1. Karyawan
2. Orang lain yg berada ditempat kerja
3. Tamu dan bahkan masyarakat sekitarnya
K3 Konstruksi
ISTILAH BAHAYA DALAM (Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
LINGKUNGAN KERJA
q Hazard adalah suatu keadaan yang memungkinkan / dapat
menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakam atau menghambat
kemampuan pekerja yang ada
LINGKUNGAN KERJA
(Lanjutan)
b. Sasaran
K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
PENILAIAN RISIKO
PENILAIAN RISIKO
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
(PEKERJAAN PENGGALIAN)
2. TERJATUH KE GALIAN
4. GENANGAN AIR
(PEKERJAAN PENGGALIAN)
RISIKO
NO
IDENTIFIKASI PENGENDALIAN
1 Tertabrak Lalu Lintas q Pemasangan semboyan
q Pemasangan pagar pengaman
q Pengaturan lalu lintas
q APD (Vest Pengaman)
2 Jatuh kegalian q Tangga
q Pemasangan semboyan
q Pemasangan pagar pengaman
3 Tertimpa peralatan dan benda lain q Safety helm
q SOP / IK alat alat pengangkat
4 Genangan air q Pemasangan semboyan
q Pemasangan pagar pengaman
q Saluran drainase
q Pompa pengering
5 Tebing galian longsor q Konstruksi penguat tebing
K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
SASARAN K3
Dalam klausul 4.3.3. OHSAS 18001 : 2007 terdapat syarat – syarat dalam menyusun
sasaran/target/tujuan K3 antara lain :
KEADAAN DARURAT
DARURAT
2. Prosedur ini menerangkan fase kejadian suatu situasi keadaan darurat yang perlu
ditanggapi oleh petugas yang beranggung jawab di daerah kejadian untuk tujuan
pengendalian keadaan darurat di areal pekerjaan.
6. Jika situasi sukar diatasi dan perlu bantuan maka salah seorang
segera menelepon pihak yang dimintai tolong seperti Pemadam
Kebakaran, Polisi.Rumah Sakit dll.
K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
PELATIHAN INTERNAL/PENYEGARAN
1. Identifikasi bahaya dan pengendalian risiko
4. Pelaporan
5. Mengelola dokumen
PENYULUHAN
1. Fungsi dan manfaat K3
2. Tindakan berbahaya
3. Kondisi berbahaya
K3 Konstruksi
PROGRAM PELATIHAN (Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
Evaluasi awal.
Pembekalan materi:
1. Peraturan dan perundangan K3K.
2. Konsultasi dan komunikasi K3K
1 I 3. Identifikasi dan kendali risiko 08.00-16.00 LSP ITS
bahaya.
4. Menyusun sasaran dan program
K3K
Pembekalan materi:
2 II 1. Penyuluhan dan pelatihan K3K 08.00-16.00 LSP ITS
2. Program pelatihan K3K
3. Inspeksi K3K
Pembekalan materi:
1. Kontrol tindakan dan kondisi
3 III bahaya 08.00-16.00 LSP ITS
2. Pelaporan kecelakaan kerja.
3. Mengukur pencapaian K3K
INSPEKSI K3?
1. Lingkungan kerja
3. Listrik
7. Bahan-bahan pembinaan
8. Material
K3 Konstruksi
PELAKSANAAN INSPEKSI K3 (Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
1. External Perusahaan
2. Internal Perusahaan
Untuk membantu menentukan aspek-aspek di tempat kerja apa saja yang sebaiknya
1. Bahaya yang berpotensi menimbulkan cedera atau PAK di tempat kerja, meliputi:
q Bahaya biologis, yang disebabkan oleh organisme seperti virus, bakteri, jamur,
dan parasit.
q Bahaya kimiawi, disebabkan oleh uap, cairan, gas, debu, kabut atau asap.
bekerja, metode bekerja tidak tepat, serta desain posisi kerja dan peralatan tidak
Setiap inspeksi K3 harus ditindak lanjuti dengan membuat laporan tertulis. Berikut tiga tipe laporan
qLaporan keadaan darurat - Mencakup kategori bahaya katastropik ataukritis, laporan harus
segera dibuat sebelum kecelakaan kerja terjadi atau sesaat setelah inspeksi K3 dilaksanakan.
qLaporan berkala -Mencakup keadaan bahaya yang tidak masuk kategori darurat. Laporan bisa
qHasil inspeksi juga akan menunjukkan kategori bahaya mana yang memerlukan tindakan
perbaikan cepat dan tidak. Informasi yang diperoleh dari inspeksi K3 rutin sebaiknya ditinjau
ulang.
K3 Konstruksi
PRINSIP – PRINSIP (SMK3) (Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
AUDIT K3 INSPEKSI K3
qUpaya pengukuran efektivitas dari qUpaya menemukan kesesuaian dari suatu
pelaksanaan suatu sistem objek
qFokus pada pemeriksaan sistem qFokus pada pemeriksaan alat atau benda
managemen qMengutamakan hasil akhir pengujian
qMengutamakan pemeriksaan saat proses
kerja berlangsung
K3 Konstruksi
TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE (Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
ACTION)
c. Kurang Perduli/kesadaran.
Pekerja tersebut telah mengetahui dengan jelas cara kerja yang aman
dan peraturan peraturan keselamatan kerja yang memang dapat
dilaksanakan oleh si pekerja, akan tetapi pekerja tidak
melaksanakannya.
K3 Konstruksi
PERBUATAN BERBAHAYA (UNSAFE ACTION)
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
KECELAKAAN
Dikirim kepada :
LAPORAN P3K 1. Unit kerja ybs.
2. Dept. Personalia
3. Dept./Bagian K3
Disampaikan :
- Manajemen Perusahaan LAPORAN
- Dinas Tenaga Kerja KECELAKAAN KERJA
- Perusahaan Asuransi
K3 Konstruksi
KASUS KECELAKAAN YANG (Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
a. Kecelakaan kerja
3. Melaporkan secara tertulis kepada Dinas Ketenagakerjaan setempat dalam waktu tidak lebih
dari 2 x 24 jam sejak terjadi kecelakaan dengan menggunakan formulir bentuk 3 KK2 A.
(penggani bentuk KK2)
K3 Konstruksi
TATA CARA PELAPORAN (Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)
(Lanjutan)
Perencanaan K3 meliputi:
1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Resiko
K3, dan Program K3.
q Dimana posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan tujuan yang akan
dicapai
q Apa kemajuan bisa dicapai dengan kondisi saat ini,seperti sumber daya
atau waktu
Mengukur kinerja K3 perusahaan merupakan proses yang berkesinambungan. Namun, mirip dengan
aktivitas lain,pengukuran harus efisien dan efektif. Oleh karena itu, frekuensi yang berlangsung perlu
q Kecocokan interval untuk memastikan bahwa tujuan yang direncanakan bisa tercapai dalam waktu
tertentu
q Pemantauan kemajuan dengan rencana sejajar dengan rentang waktu tertentu untuk pencapaian
q Potensi untuk perubahan dari satu keadaan ke keadaan lain dari waktu ke waktu (seperti selama fase
desain awal atau setiap kali ada perubahan yang bisa berdampak pada operasi sistem) bisa
Pengukuran (Evaluasi) dan peningkatan Kinerja K3 Pengukuran adalah Pengukuran kinerja dilakukan
didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya berupa parameter kinerja, cara
Misalnya mengukur:
Tingkat pemahaman pengetahuan dan partisipasi pekerja dalam kegiatan K3, termasuk partisipasi
pengunjung /tamu/sub kontraktor/ vendor/mitra kerja dll yang terkait pelaksanaan kerja konstruksi
dilapangan.
Statistilk angka insiden/kecelakaan, tingkat keparahan dan frekuensi insiden ataupun kecelakaan.
Daftar Simak kinerja disusun sesuai dengan Tujuan Utama pengukuran kinerja.
1. Laporan pelaksanaan K3
Activity-Based Costing/ABC
DAFTAR SIMAK K3 Konstruksi
(Ahli Muda K3 Konstruksi / AMK3K)