Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE


PADA PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH
DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
TAHUN 2018

OLEH :

MUHAMMAD IKHROM HARAHAP


NPM: 14.12.028

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2018
SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE


PADA PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH
DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
TAHUN 2018

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

MUHAMMAD IKHROM HARAHAP


NPM: 14.12.028

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2018
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE


PADA PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH
DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
TAHUN 2018

Yang dipersiapkan dan diseminarkan oleh :

MUHAMMAD IKHROM HARAHAP


NPM: 14.12.028

Skripsi Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diseminarkan di Hadapan


Penguji Seminar Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana
Fakultas Kesehatan Masyarakat
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA

Oleh :
Dosen Pembimbing Skripsi

Yunita Syahputri Damanik, AMKeb, SKM, M.Kes


NPP:19880626.201003.2.002

Mengetahui :

Dekan , Ketua Jurusan,

Prof. Jon Piter Sinaga, M.Kes Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes
NPP.19580113.201402.1.002 NPP. 19750424.201008.1.002
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada


Pedagang Rujak Simpang Jodoh Di Kecamatan Medan Tembung
Tahun 2018
Peneliti : Muhammad Ikhrom Harahap
NPM : 14.12.028
Jurusan : Kesehatan Masyarakat

Pembimbing Penguji I

Yunita Syahputri Damanik, AMKeb, SKM, M.Kes Yunita Syahputri Damanik, AMKeb, SKM, M.Kes
NPP:19880626.201003.2.002 NPP:19880626.201003.2.002

Penguji II

Astriana Fransiska Butar-butar, SKM, M.Kes


NPP.19900422.201506.2.002

Penguji III

Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes


NPP. 19750424.201008.1.002

Program Kesehatan Masyarakat Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat


Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua telah menyetujui Skripsi ini sebagai
bagian dari persyaratan kelulusan untuk Sarjana Kesehatan Masyarakat

Dekan , Ketua Jurusan,

Prof. Jon Piter Sinaga, M.Kes Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes
NPP.19580113.201402.1.002 NPP. 19750424.201008.1.002
Nama : Muhammad Ikhrom Harahap
NPM : 14.12.028
Program Studi : Kesehatan Masyarakat

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE


PADA PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH
DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
TAHUN 2018

ABSTRAK
Menurut WHO (2005) Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu
permasalahan kesehatan masyarakat yang paling banyak dan membebani yang
pernah ditemukan di zaman modern ini. Hal ini umumnya disebabkan oleh
personal hygiene yang tidak baik oleh penjamah makanan. Oleh karena itu,
penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan variabel
demografi dengan personal hygiene pada pedagang rujak Simpang Jodoh di
Kecamatan Medan Tembung, yang dilaksanakan bulan April – Mei 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik yang menggunakan studi cross
sectional. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 31 sampel
yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis sampel data terdiri dari
analisis univariat dan bivariat menggunakan uji statistik chi square. Hasil
penilitian ini menunjukkan bahwa pedagang makanan yang memiliki personal
hygiene yang buruk sebesar (54,8%). Karakteristik responden pedagang makanan
pada variabel : umur 35 – 44 tahun (41,9%), berjenis kelamin perempuan (93,5%),
berpendidikan SD – SMP (58,1%) dan lama kerja > 5 tahun (54,8%), begitu juga
pada variabel pengetahuan dan sikap yang masing masing (61,3%) dan (58,1%)
memiliki personal hygiene makanan yang buruk. Kesimpulan penelitian ini pada
variabel pengetahuan,sikap dan demografi (pendidikan dan lama kerja) ditemukan
adanya hubungan yang bermakna dengan personal hygiene pada pedagang rujak
Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung. Rekomendasi penelitian ini
adalah perlu peningkatan pengawasan yang baik terhadap pedagang rujak
makanan di Kecamatan Medan Tembung dari pihak yang berwenang yaitu Dinas
Kesehatan Kota Medan.

Kata Kunci : Personal, Hygiene, Rujak


Name : Muhammad Ikhrom Harahap
NPM : 14.12.028
Study Program : Public Health

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING PERSONAL HYGIENE


AT TRADERS RUJAK SIMPANG JODOH
SUB DISTRICT OF MEDAN TEMBUNG
IN 2018

ABSTRACT

Including to WHO (2005) Foodborne disease is one of the most massive and
burdensome public health problems ever found in modern times.It caused by
personal hygiene that is not good by food handlers. Therefore, this research aims
to know the knowledge, attitude and demographic variables with personal hygiene
at rujak Simpang Jodoh Traders in sub district of Medan Tembung, that
conducted from April to May in 2018. This research is an analytic survey
research by using cross sectional study. The number of samples taken in this study
were 31 samples taken with total sampling technique. The sample data analysis
consisted of univariate and bivariate analysis by using chi square statistical test.
The results of this study indicate that food traders who have poor personal
hygiene (54.8%). Characteristics of food traders respondents on variables: age
35-44 years (41.9%), female sex (93.5%), elementary school (junior high school
(58.1%) and duration > 5 years (54.8% ), as well as the knowledge and attitude
variables (61.3%) and 58.1%, respectively, had poor personal hygiene. The
conclusion of this study show that the variables of knowledge, attitude and
demography (education and duration of work) found a significant relationship
with personal hygiene at rujak Simpang Jodoh traders in sub district of Medan
Tembung. The recommendation of this research which the need to increase the
good supervision of food rujak trader in Medan Tembung Sub-district from the
authorized party that is Health Departemen of City of Medan.

Keywords : Personal, Hygiene, Rujak


CURRICULUM VITAE
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : MUHAMMAD IKHROM HARAHAP
Tempat/Tgl Lahir : Medan, 27 Februari 1995
Jenis Kelamin : Laki – laki
Suku : Batak Mandailing
Golongan Darah :O
Tinggi Badan : 172 cm
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Letda Sujono, Gg Sukses No. 2 Lk VI Bandar Selamat
Kec. Medan Tembung, Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara
Telpon/Hp : 0852 – 7546 – 5609
E-mail : ikhromharahap@yahoo.com

Riwayat Pendidikan
Tahun 2000 – 2001 : TK TPA Fatimaturridho
Tahun 2001 – 2007 : SD Negeri 106161 Laut Dendang
Tahun 2007 – 2010 : SMPIT Al – Fityan School Medan
Tahun 2010 – 2013 : SMAIT Al – Fityan School Medan
Tahun 2014 – 2018 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut
Kesehatan Deli Husada Deli Tua
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi penelitian ini dengan judul “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Personal Hygiene Pada Pedagang Rujak Simpang Jodoh Di Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2018 ” yang merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan memperoleh

gelar sarjana di Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih belum sempurna oleh

karena itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran bagi siapa saja yang

membaca skripsi ini yang bersifat membangun.

Dalam penyusunan skripsi penelitian ini penulis banyak mendapatkan

masukan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan penulis untuk

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Terulin S. Meliala, AMKeb, SKM, M. Kes, Selaku ketua Yayasan Rumah

Sakit Umum Sembiring Deli Tua.

2. Drs. Johannes Sembiring, M. Pd, M.Kes, Rektor Institut Kesehatan Deli

Husada Deli Tua.

3. Prof. Jon Piter Sinaga, M. Kes., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.

4. Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes Selaku Ketua Jurusan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Deli Husada Deli Tua.


5. Para Pedagang Rujak Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung yang

telah bersedia menjadi responden untuk penelitian ini.

6. Yunita Syahputi Damanik Amkeb, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing

yang membantu peneliti menyelesaikan skripsi penelitian ini.

7. Novrika Silalahi, M.Stat selaku wali tingkat IV Fakultas Kesehatan

Masyarakat yang telah memberikan Ilmu dan Nasehat selama penelitian

menjalani Pendidikan di Institut Deli Husada Deli Tua.

8. Teristimewa Kepada orang tua saya, Ibunda Lanniari Hasibuan yang telah

berjuang dan bekerja keras untuk pendidikan saya dan senantiasa mendidik,

membimbing dan mendukung baik moral maupun material serta doanya yang

tak terhingga

9. Terimakasih kepada keluarga Bapak Suryadi SH, MM yang telah mendukung

dan membantu saya baik secara moral dan materil hingga skripsi ini

terselesaikan.

10. Terimakasih kepada Indri Mawarni yang telah menemani, membantu dan

mensuport saya selama 4 tahun.

11. Terimakasih Kepada Percetakan Iting’Com yang telah besedia membantu

menyelesaikan Skripsi saya ini.

12. Terimakasih kepada Teman-Teman Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan

VIII yang saya sayangi yang telah membantu dan selalu memotivasi saya.

13. Semua pihak yang telah membantu peneliti baik itu secara langsung maupun

tidak langsung dalam menyelesaikan laporan skripsi penelitian ini.


Demikianlah, semoga skripsi penelitian ini dapat memberikan hal yang

bermanfaat dan menambah wawasan bagi orang dan khususnya bagi penulis.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Deli Tua, 30 April 2018


Penulis

Muhammd Ikhrom Harahap


14.12.028
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR SKEMA ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7
2.1 Hygiene dan Sanitasi .................................................................... 7
2.2 Rujak ............................................................................................ 6
2.3 Landasan Teori ............................................................................. 9
2.3.1 Personal Hygiene .................................................................... 9
2.3.1.1 Personal Hygiene Penjamah Makanan .............................. 14
2.3.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene.. 14
2.3.2 Hygiene Sanitasi Pada Makanan ............................................. 22
2.3.2.1Pemilihan Bahan Baku ....................................................... 22
2.3.2.2 Penyimpanan Bahan Baku ................................................. 22
2.3.2.3 Pengolahan Makanan ........................................................ 23
2.3.2.4 Penyimpanan Makanan ..................................................... 24
2.3.2.5 Pengangkutan Makanan ..................................................... 26
2.3.2.5 Penyajian Makanan ........................................................... 26
2.4 Kerangka Konsep ........................................................................ 28
2.5 Hipotesis Penelitian...................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 30
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 30
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian....................................................... 30
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian .................................................. 29
3.3.1 Populasi ................................................................................... 30
3.3.2 Sampel..................................................................................... 30
3.3.3 Sampling ................................................................................. 31
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 31
3.5 Variabel dan Definisi Operasional ............................................... 32
3.6 Metode Pengukuran ...................................................................... 33
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 34
3.7.1 Pengolahan Data ................................................................. 34
3.7.2 Analisis Data ..................................................................... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 36
4.1 Ganbaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 36
4.1.1 Keadaan Geografi Lokasi Penelitian ...................................... 36
4.1.2 Data Demografi ....................................................................... 36
4.2 Analisis Data ................................................................................ 36
4.2.1 Karakteristik Responden ........................................................... 36
4.2.2 Analisis univariat .................................................................... 38
4.2.2.1 Variabel Personal Hygiene................................................ 39
4.2.2.2 Variabel Pengetahuan ........................................................ 39
4.2.2.3 Variabel Sikap ................................................................... 40
4.2.2.4 Variabel Demografi ........................................................... 40
4.2.3 Analisis Bivariat...................................................................... 42
4.2.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Personal Hygiene .......... 42
4.2.3.2 Hubungan Sikap Dengan Personal Hygiene ..................... 43
4.2.3.3 Hubungan Variabel Demografi ......................................... 43
4.3 Pembahasan .................................................................................. 45
4.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Personal Hygiene ............... 45
4.3.2 Hubungan Sikap Dengan Personal Hygiene........................... 46
4.3.3 Hubungan Variabel Demografi ............................................... 47
4.3.3.1 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Personal Hygiene 47
4.3.3.2 Hubungan Lama Kerja Dengan Personal Hygiene ........... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50
4.2 Kesimpulan................................................................................... 50
4.2 Saran ............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 32

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden .......................................... 37

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden............................. 37

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Suku Responden ........................................... 38

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Responden....................... 39

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden ............................... 39

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden .......................................... 40

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden ................................. 41

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Lama Kerja Responden ................................ 41

Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan Dengan Personal Hygiene Pedagang ...... 42

Tabel 4.10 Hubungan Sikap Dengan Personal Hygiene Pedagang ............... 43

Tabel 4.11 Hubungan Pendidikan Dengan Personal Hygiene Pedagang ...... 44

Tabel 4.12 Hubungan Lama Kerja Dengan Personal Hygiene Pedagang ..... 45
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Konsep ........................................................................ 28


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian


Lampiran 2: Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3: Kuesioner
Lampiran 4: Master Data
Lampiran 5: Hasil Output Spss
Lampiran 6: Lembar Konsul
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan keamanan pangan menjadi suatu masalah global yang

mendapatkan perhatian utama sehingga perlu dilakukan suatu kebijakan kesehatan

masyarakat terhadap keamanan pangan. Makanan merupakan kebutuhan pokok

manusia yang sangat dibutuhkan serta memerlukan pengelolaan yang baik dan

benar agar dapat bermanfaat bagi tubuh. Kualitas makanan yang higienis

merupakan salah satu bagian penting untuk kesehatan manusia karena setiap saat

dapat terjadi penyakit yang diakibatkan oleh makanan yang hygiene dan sanitasi

yang buruk sehingga dapat mengakibatkan terjadi kasus keracunan makanan

(Afandi, 2016).

Salah satu masalah kesehatan yang mungkin terjadi akibat mengonsumsi

makanan adalah keracunan makanan. Diketahui pada tahun 2009 di Singapura

telah terjadi keracunan makanan sebanyak 154 orang setelah memakan makanan

rujak. Dimana 48 pasien diantarannya dirumah sakitkan dan 2 diantara mereka

bahkan meninggal disebabkan oleh sebuah toko rujak di Singapura (Kompas,

2009).

Menurut WHO (2005), sekitar 70% kasus penyakit diare kaena makanan yang

terkontaminasi bakteri pathogen seperti bakteri Coliform (Eschercia coli,

Enteribacter arogenes), Shigella spp, Salmonella spp, dan Virbrio cholereae.

Kontaminasi mikroorganisme pada makanan tersebut disebabkan dari tidak


memperaktekkan hygiene perorangan dengan benar seperti mencuci tangan, dan

mencuci alat masakan dan memakai celemek (Arisman, 2009).

Berdasarkan data dari Sentra Informasi Keracunan (SIKer) Nasional Badan

POM (2014) diketahui bahwa kejadian keracunan akibat pangan pada Bulan

Januari–Maret 2014 sebanyak 29 insiden. Adapun 10 insiden keracunan

disebabkan oleh makanan dari jasaboga, 6 insiden karena makanan rumah tangga

yang mengakibatkan 1 orang meninggal, 6 insiden disebabkan keracunan

minuman keras, 5 insiden keracunan akibat mengonsumsi pangan jajanan, 1

insiden karena pangan kemasan dan 1 insiden lainnya disebabkan pangan restoran

yang mengakibatkan 2 orang meninggal (SIKer Nasional BPOM, 2014).

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mencatat, di Indonesia kurun

waktu 2011 dan 2015, produk makanan yang tidak sesuai dengan standar yang

ditetapkan meningkat sekitar 35 persen. Diantarannya sejumlah zat berbahaya

yang digunakan sebagai zat adiktif untuk makanan dan adanya kontaminasi

microbial. Pada 2013 sampai 2015, laporan tentang keracunan makanan yang

serius meningkat dari 48 menjadi 61 kasus di 34 provinsi (Detikfinance, 2017).

Menurut Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia (2016) perkiraan

penemuan kasus diare di fasilitasi kesehatan provinsi Sumatera Utara sebanyak

376.321 kasus yang telah terjadi (Kemenkes RI, 2016).

Penelitian Febria Agustina dkk (2009) juga menyimpulkan bahwa higiene

perorangan pedagang makanan jajanan di Palembang dari 23 responden terdapat

52,2% yang higiene perorangan sudah baik dan terdapat 47,8% responden yang

higiene perorangan tidak baik. Tetapi sebagian besar (86,9%) responden tidak

mencuci tangannya saat hendak menjamah makanan. Kebiasaan tidak mencuci


tangan sebelum melayani pembeli merupakan sumber kontaminan yang cukup

berpengaruh terhadap kebersihan makanan. Kebersihan tangan sangat penting

bagi setiap orang terutama penjamah makanan. Kebiasaan mencuci tangan sangat

membantu dalam mencegah penularan bakteri dari tangan (Agustina, F. 2009).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Ermayani (2004) terhadap pedagang nasi

pecel di Kelurahan Sumurboto dan Tembalang (Semarang) menyimpulkan bahwa

praktek higiene pedagang nasi pecel yang berkaitan dengan praktek mencuci

tangan dengan sabun ketika menyajikan makanan masih sangat kurang. Sebanyak

96,7% pedagang tidak mencuci tangannya. Dan diketahui ada 25 (83,3%) sampel

yang mengandung Escherichia Coli dan 5 (16,7%) sampel tidak mengandung

kuman Escherichia Coli (Ermayani, 2014).

Dari pengamatan yang peneliti lakukan melalui observasi setelah melihat

tempat penjualan rujak yang dimana peminatnya cukup banyak dikarenakan rujak

simpang jodoh cukup terkenal dan merupakan salah satu ikon jajanan medan

tembung, peneliti mendapatkan beberapa masalah yang dimana penjual rujak di

sepanjang jalan tersebut dilalui oleh kendaran bermotor dengan jarak kurang lebih

satu meter dari warung ke tepi jalan peneliti mengamati personal hygiene dan

sanitasi pengelohan makanan yang masih kurang dan belum memenuhi standar,

dimana pedagang menunjukkan perilaku tidak sehat dalam menjamah makanan

serta menjajakan makanan dalam keadaan terbuka sehingga vektor seperti lalat

mudah masuk ke wadah makanan.

Berdasarkan hal diatas, maka peneliti ingin melakukan analisis faktor yang

mempengaruhi personal hygiene pada pedagang rujak yang berada di simpang

jodoh dengan menggunakan standar yang ditetapkan berdasarkan keputusan


Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang

Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, terdapat beberapa aspek yang diatur dalam penanganan

makanan jajanan yaitu penjamah makanan, bahan makanan, penyajian makanan,

dan sarana penjaja makanan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dapat diambil peneliti

adalah :

1. Apakah ada hubungan antara personal hygiene dengan pengetahuan

penjamah makanan pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2018

2. Apakah ada hubungan antara personal hygiene dengan sikap penjamah

makanan pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan

Tembung Tahun 2018

3. Apakah ada hubungan antara personal hygiene dengan variabel demografi

(pendidikan dan lama kerja) penjamah makanan pada pedagang rujak

simpang jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene pada

Pedagang Rujak Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018.


1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran personal hygiene pada pedagang rujak

simpang jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pada pedagang rujak

simpang jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018.

3. Untuk mengetahui gambaran sikap pada pedagang rujak simpang

jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018.

4. Untuk mengetahui gambaran variabel demografi (pendidikan dan lama

kerja) pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan

Tembung Tahun 2018.

5. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan personal

hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan

Tembung Tahun 2018.

6. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan personal hygiene

pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan Tembung

Tahun 2018

7. Untuk mengetahui hubungan antara variabel demografi (pendidikan

dan lam kerja) dengan personal hygiene pada pedagang rujak simpang

jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

1.3.3 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah Setempat

Sebagai bahan masukan bagi pemerintah setempat untuk lebih

memperhatikan dan memperketat regulasi mengenai aspek kesehatan


dari makanan tradisional yang dijual di wilayah tersebut yang

kemudian sebagai acuan melakukan intervensi pada para pedagang.

2. Bagi Pedagang Setempat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan yang positif

tentang hygiene perorangan untuk mencegah terjadinya pencemaran

dalam makanan sehingga dapat meningkatkan penegetahuan kualitas

keamanan pangan.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat menjadi informasi untuk melengkapi penelitian

lebih lanjut mengenai analisis faktor yang mempengaruhi personal

hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan

Tembung.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hygiene dan Sanitasi

Higyene adalah ilmu pengetahuan tentang keehatanan pemeliharaan

kesehatan. Higyene personal adalah perawatan diri dengan cara melakukan

beberapa fungsi seperti mandi, toileting, hygiene tubuh umum, dan berhias.

Hygiene adalah persoalan yang sangat pribadi dan ditentukan oleh berbagai

faktor, termasuk nilai-nilai dan praktik individual. Hygiene meliputi perawatan

kulit, rambut, kuku, gigi, rongga mulut dan hidung, mata, telinga, dan area

premium-genital (Yuni, 2015).

Sedangkan sanitasi diartikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan

cara mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan

penyakit. Sedangkan ilmu sanitasi adalah sebuah penerapan prinsip untuk

membantu memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kondisi

kesehatan yang baik (Purnawijayanti, 2006 dalam Augustin, 2014). Dengan kata

lain, sanitasi dapat disebut sebagai penciptaan atau pemiliharaan kondisi yang

mampumencegah terjadinya kontaminasi terhadap makanan atau terjadinya

penyakit yang disebabkan oleh makanan (Purnawijayanti, 2006 dalam Augustin,

2014).

2.2 Rujak
Kuliner merupakan hasil olahan yang berupa masakan, berupa lauk pauk,

makanan (panganan), dan minuman. Setiap daerah memiliki cita rasa tersendiri,

maka tidak heran jika setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda-beda.

Salah satu yang dikenal adalah rujak. Rujak hampir dikenal luas oleh

masyarakat Indonesia yaitu makanan tradisional yang terdiri dari potongan

berbagai buah-buahan yang diberi siraman kuah kental campuran dari gula merah,

kacang tanah, buah pisang biji muda, cabai rawit yang telah digiling halus lalu

diaduk bersama buah-buahan segar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) versi online, “Rujak adalah makanan yang dibuat dari buah-buahan

kadang-kadang disertai sayuran yang diiris (ditumbuk dsb), kemudian diberi

bumbu yang terdiri dari atas asam, gula, cabai, dsb” (Andayani, 2015).

Mengkonsumsi buah-buahan merupakan hal yang harus dilakukan bila kita

ingin hidup sehat. Kondisi tubuh yang bugar dan awet muda dapat dicapai dengan

mengonsumsi buah-buahan secara teratur dalam porsi cukup. Buah-buahan

merupakan pabrik bagi zat gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral. Selain itu, buah-

buahan merupakan gudang antioksidan dan serat pangan. Semua zat-zat tersebut

sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima. Vitamin yang

banyak terdapat pada buah-buahan adalah vitamin C dan vitamin B kompleks.

Beberapa buah-buahan juga merupakan sumber bagi vitamin A,D dan E (Lestari,

2015).

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Personal Hygiene


Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal yang

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

tindakan yang dilakukan untuk memilihara kebersihan dan kesehatan seseorang

untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2004). Definisi

diatas dapat disimpulkan bahwa personal hygiene merupakan kegiatan atau

tindakan membersihkan seluruh anggota tubuh yang bertujuan untuk memilihara

kebersihan dan kesehatan perorangan (Yuni, 2015).

Macam-macam personal hygiene menurut Isro’in dan Andarmoyo (2012)

diantaranya yaitu :

1. Perawatan kulit

Kulit yang bersih dan terpelihara dapat dapat terhindar dari berbagai

macam penyakit, gangguan atau kelainan-kelainan yang mungkin terdapat di kulit

serta menimbulkan perasaan senang dan kecantikan. Pemeliharaan kulit dapat

dilakukan dengan mandi paling sedikit 2 x sehari dan berpakaian (Adam, 1978).

A. Mandi

Mandi merupakan salah satu cara membersihkan kulit. Mandi berguna

untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada kulit, menghilangkan bau

keringat, merangsang peredaran darah dan syaraf, melemaskan otot-otot, dan

member kesegaran kepada tubuh (Maryunani, 2013).

Maryunani (2013) menyebutkan bahwa mandi dengan air saja tanpa sabun,

membuat badan seseorang belum cukup bersih, terlebih lagi air yang digunakan

untuk mandi adalah air yang kotor. Cara mandi yang baik dan benar yaitu

meliputi:

a. Seluruh badan disiram dengan air


b. Kemudian seluruh badan disabun dan digosok untuk menghilangkan

semua kotoran yang menempel di permukaan kulit, terutama bagian

yang lembab dan berlemak seperti pada lipatan paha, sela-sela jari kaki,

ketiak, lipatan telinga dan muka

c. Setelah itu, disiram kembali hingga bekas sabun terbuang bersih

d. Sebaiknya memakai sabun pribadi saat mandi

e. Mengeringkan seluruh permukaan tubuh dengan handuk yang kering

dan bersih serta pencucian handuk disarankan setiap seminggu sekali.

B. Pakaian

Pakaian berguna untuk melindungi kulit dari sengatan matahari atau cuaca

dingin dan kotoran yang berasal dari luar seperti debu, lumpur dan sebagainya.

Selain itu, pakaian juga berfungsi untuk membantu mengatur suhu tubuh dan

mencegah masuknya bibit penyakit (Maryunani, 2013).

Pakaian banyak member pengaruh pada kulit seperti menimbulkan

pergeseran, tekanan dan menimbulkan pengaruh terhadap panas atau hawa.

Pakaian ketat dapat merusak kulit dan pembendungan pada pembuluh darah

(Adam, 1978).

Tata cara penggunaan dan pemeliharaan pakaian menurut Maryunani

(2013) diantaranya yaitu :

a) Memakai pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh. Pakaian yang

menunjang kesehatan yaitu pakaian yang cukup longgar dipakai, sehingga

pemakai dapat bergerak bebas.

b) Memakai pakaian yang dapat menyerap keringat untuk dapat mengurangi

terjadinya biang keringat.


c) Pakaian yang dikenakan tidak boleh menimbulkan gatal-gatal.

d) Mengganti pakaian setelah mandi dan apabila pakaian kotor atau basah

karena baik karena keringat ataupun air.

e) Membedakan jenis pakaian, antara lain yaitu pakaian rumah, pakaian sekolah

atau kerja, pakaian keluar rumah, pakaian tidur, pakaian pesta dan pakaian

olahraga.

f) Membersihkan pakaian dengan cara dicuci, dan diseterika dengan baik dan

rapi.

g) Mencuci pakaian dengan air bersih dan sabun cuci (detergen) yang dapat

menghilangkan kotoran.

h) Tidak menumpuk pakaian basah, apabila pakaian tidak bisa langsung dicuci.

Sebaiknya pakaian digantung untuk mencegah tumbuhnya jamur. Menjemur

pakaian dengan sinar matahari dapat membunuh hama penyakit.

2. Perawatan kaki dan tangan

a. Perawatan kaki dan tangan yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan

termasuk di dalamnya membasuh dengan air bersih, mencucinya dengan

sabun serta mengeringkannya dengan handuk bersih. Mencuci kaki sewaktu

akan tidur adalah suatu kebiasaan yang baik (Adam, 1978)

b. Menggunakan sandal atau sepatu untuk menghindari kaki dari kotoran atau

terkena luka dan mencegah masuknya cacing tambang ke dalam tubuh

melalui kaki. Dengan memakai sepatu dalam keadaan kering, serta mencuci

sepatu karet secara teratur agar tidak kotor atau menimbulkan bau tidak

sedap (Maryunani, 2013).

3. Perawatan kuku
a. Memotong ujung kuku sampai beberapa millimeter dari tempat perlekatan

antara kuku dan kulit yang disesuaikan dengan bentuk ujung jari sedikitnya

satu minggu sekali.

b. Menggunakan pemotong kuku atau gunting yang tajam

c. Mengikir tepi kuku setelah dipotong agar menjadi rapi dan tidak tajam

d. Setelah pemotongan selesai dilanjutkan dengan pencucian. Untuk

memperoleh hasil yang baik, kuku sebaiknya dicuci dengan air hangat dan

disikat

e. Kemudian tangan, kaki dan kuku dikeringkan dengan lap atau handuk kering

dan bersih.

4. Perawatan rambut

Rambut berguna sebagai pelindung, keindahan dan menahan panas

(Adam, 1978). Rambut dapat menyebabkan penyakit yang bisa ditimbulkan akibat

dari kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan rambut.

Isro’in dan Andarmoyo (2012), menyebutkan bahwa masalah kesehatan

dan kebersihan rambut yang umum ditemukan diantaranya ketombe, tungau, kutu

rambut, dan kehilangan rambut (Alopecia).

Cara pemeliharaan kesehatan rambut dapat dilakukan dengan melakukan

pencucian rambut, merapikan rambut dan memijat pada waktu membersihkan

rambut (Adam, 1978). Cara mencuci rambut menurut Maryunani (2013)

diantaranya yaitu:

a. Mencuci rambut dengan bahan pembersih atau sampo, paling sedikit dua kali

seminggu secara teratur atau tergantung pada kebutuhan dan keadaan


b. Rambut disiram dengan air bersih, setelah basah semua (merata) kemudian

digosok dengan menggunakan sampo dan sebaiknya sambil dilakukan

pemijatan pada seluruh kulit kepala untuk meragsang persarafan pada kulit

kepala sehingga rambut tumbuh sehat dan normal

c. Bila rambut dirasa masih kurang bersih, gosok kembali menggunakan sampo,

setelah itu dibilas sampai rambut terasa kesat

d. Kemudian rambut dikeringkan dengan handuk bersih dan disisir.

5. Perawatan rongga mulut

Mulut dan organ tambahan di dalamnya memiliki peranan penting,

sehingga hygiene mulut merupakan aspek yang sangat penting dalam perawatan.

Masalah kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut diantaranya karies gigi,

penyakit periodonatal, karanggigi, gingivitis dan periodontitis.

6. Perawatan mata, telinga, dan hidung

Kurang menjaga kesehatan dan kebersihan hygiene mata, telinga dan

hidung akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu masalah yang

sering ditimbulkan adalah infeksi pada mata, telinga dan hidung.

2.3.1.1 Personal Hygiene Penjamah Makanan

Pemeliharaan hygiene perseorangan diperlukan untuk kenyamanan

individu keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memnuhi

kebutuhan kesehaatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik

memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.

Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik

hygiene klien (Yuni, 2015).


Persyaratan personal hygiene pada penjamah makanan dalam melakukan

kegiatan pelayanan penanganan makanan antara lain (Kemenkes RI, 2003):

a. Tidak menderita penyakit mudah menular, misal : batuk, pilek, influenza,

diare, penyakit perut sejenisnya;

b. Menutup luka (pada luka terbuka/bisul);

c. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian;

d. Memakai celemek dan tutup kepala;

e. Mencuci tangan setiap kali hendak menanganai makanan;

f. Menjamah tangan setiap kali hendak menangani makanan;

g. Tidak merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung mulut dan

bagian lainnya);

h. Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan

atau tanpa menutup hidung atau mulut.

2.3.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Green (1980) perilaku manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama,

yaitu Predisposing Factors diantaranya pengetahuan, sikap, presepsi, nilai,

keyakinan dan variabel demografi (pendidikan, lama kerja, dan suku). Enabling

Factors terdiri dari fasilitas penunjang, peraturan dan kemampuan sumber daya.

Kemudian Reinforcing Factors merupakan faktor yang mendorong untuk

berprilaku seperti yang diharapkan, terwujud dalam perilaku petugas kesehatan

atau petugas lain, keluarga yang merupakan kelompok refrensi dari masyarakat.

A. Predisposing Factors

Faktor – faktor predisposisi, menurut Green (1980) adalah faktor – faktor yang

mendahului perilaku untuk menetapkan pemikirin atau motivasi yang terdiri dari
pengetahuan dan sikap kemudian, dalam konteks lain variabel demografi

mempengaruhi faktor ini seperti pendidikan, lama kerja, dan suku.

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan

tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran

yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2017).

Menurut Notoatmodjo (2017), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan

ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2011), pengetahuan adalah sesuatu yang

diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi

berbagai faktor dari dalam, seperti motivasi dan faktor luar seperti sarana

informasi yang tersedia, serta keadaan sosial budaya.

a). Proses Terjadinya Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2017) pengetahuan memngungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai

berikut :

1. Kesadaran (Awareness), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).

2. Merasa (Interest), tertarik terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini

sikap obyek mulai timbul.


3. Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya

stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

4. Mencoba (Trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki.

5. Adoption, dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran sikap terhadap stimulasi.

b). Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2017) pengetahuan yang dicakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tinggkatan yaitu:

A. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dpelajari

sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh

sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.

B. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan,

menyebutkan contoh, dan lain lain.

C. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi dan kondidi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.

D. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek

kedalam kompnen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengngelompokkan dan sebagainnya.

E. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat

merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang

telah ada.

F. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu atau obyek (Notoatmodjo, 2010). Manifestasi dari sikap tidak

dapat terlihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan lebih dulu dari perilaku

tertutup (covert behavior).


Kemampuan dalam menerima, merespon, mengahargai dan mampu

mempertanggungjawabkan sikap yang dipilih akan menentukan tingkatan sikap

seseorang (Dartini , 2000). Selanjutnya menurut Notoatmodjo (2010) bahawa

orang yang memiliki sikap yang positif terhadap sesuatu hal, ia akan memiliki

perilaku/tindakan yang baik pula.

3. Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2011), pendidikan adalah upaya persuasi atau

pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-

tindakan (praktek) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan

meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan

pada pengetahuan dan kesadaran melalui proses pembelajaran. Sehingga perilaku

tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap, karena

didasari oleh kesadaran (Notoatmodjo, 2011).

Kemudian pendidikan formal yang cukup tinggi dapat berguna untuk membina

proses intlektual penjamaah makanan, dan jenis pendidikan. Responden tersebut

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap hygine perorangan. Semakin

tinggi pendidikan yang dicapai sesesorang, maka semakin besar keinginan nya

untuk dapat memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan perilakunya.

Penelitian yang dilakukan Sachriani (2001) menunjukkan bahwa

pendidikan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan hygiene

perorangan. Begitupula berdasarkan penelitian Rosia tentang hygiene dan

sanitasi makanan jajanan di Sekolah Dasar Kelurahan Cirimekar Cibinong tahun

2010.
4. Lama Kerja

seseorang yang telah lama bekerja akan memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak dkk, 2007).

Menurut siagian dalam Susanna (2008), seorang penjamah makanan yang telah

lama bekerja mempunyai wawasan, pengalaman yang luas dan banyak untuk

pembentukan perilakunya.

Penelitian Fathoni (2008) yang menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara

lama kerja dengan perilaku hygiene dan sanitasi di kantin kampus Universitas

“X”.

B. Enabling Factors

Faktor pemungkin Green (1980) adalah kemampuan dari sumber daya yang

penting untuk membentuki perilaku. Faktor pemungkin ini adalah fasilitas

penunjang.

Ketersedian fasilitas penunjang ini adalah seperti kepemilikan sarana pribadi

penjamah makanan merupakan salah satu faktor pemungkin yang menyebabkan

suatu perubahan perilaku untuk memiliki personal hygiene yang baik.

Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku, masih

diperlukan sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung prilaku

tersebut (Notoatmodjo, 2010). Ketersedian fasilitas sangat dipengaruhi oleh

lokasi, dapat dijangkau oleh masyarakat atau tidak, serta kecukupan fasilitas

tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang melakukannya (Effendy,

1997).
Menurut Dartini (2000) yakni jika terpenuhinya sarana yang diperlukan oleh

tenaga penjamah makanan maka dimungkinkan memiliki personal hygiene dan

sanitasi yang baik.

C. Reinforcing Factors

Reinforcing factors atau faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah

tindakan kesehatan mendapatkan dukungan atau tidak dengan memberikann

reward, insentif, dan punishment.

1. Kegiatan Pelatihan atau Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan atau pelatihan adalah kegiatan pendidikan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat dapat tidak

saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran

yang ada hubungan dengan kesehatan (Mubarak, 2007 dalam Azrul Azwar, 2001).

Menurut Notoadmojo (2010) bahwa penelitian ( Training ) adalah suatu

bentuk proses pendidikan yang mana dengan melalui pelatihan, sasaran belajar

atau sasaran pendidikan akan memperoleh pengalaman belajar yang pada akhirnya

menimbulkan pengaruh terhadap perilaku yang baik bagi mereka. Berdasarkan

penelitian Fathoni (2008) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan

penelitian dengan perilaku hygiene dan sanitasi di kantin kampus Unoversitas

“X”.

2. Pengawasan Pemerintah Setempat

Pengawasan pemerintah setempat dalam hal ini adalah petugas kesehatan dari

Dinas Kesehatan setempat yang memeiliki tiga peranan penting sebagai kuratif,

preventif, dan surveilans (Adams dan Motarjemi, 2003) :


1. Peranan Kuratif

Masalah yang langsung dihadapi oleh petugas kesehatan adalah bagaimana

menangani orang yang sakit. Kesakitan yang berasal dari makanan tidak

tampak dengan segera, meskipun banyak foodborne illness dengan diare

sebagai gejala utamanya, kesakitan yang lain mungkin memiliki gejala yan

berbeda.

2. Peranan Preventif

Pengendalian hazard bawaan makanan, petugas kesehatan dapat

melakukan intervensi untuk menurunkan insiden foodoborne illness

melalui program pendidikan kesehatan makanan.

3. Surveilans

Petugas kesehatan harus berpartisipasi secara aktif dalam pengawasan

terhadap foodborn disease. Data epidemiologi diperlukan sehingga petugas

dibidang kesehatan masyarakat menjadi sadar akan jenis penyakit terbaru

pada populasi, dapat mengidentifikasi subkelompok populasi mana yang

beresiko, dan dan dapat merencanakan program keamanan makanan yang

tepat dan dapat mencapai target intervensi pendidikan dengan cara yabg

sesuai.

2.3.2 Hygiene Sanitasi pada Makanan

Menurut Kementrian Kesehatan RI 2003, terdapat 6 (enam) prinsip sanitasi

makanan dan minuman yaitu:


2.3.3.1 Pemilihan Bahan Makanan

Pilihlah bahan makanan yang masih segar, masih utuh, tidak retak atau

pecah, terutama makanan yang cepat membusuk seperti daging, ikan, telur, susu,

dalam bahan tidak terdapat kotoran, bahkan tidak berulat. Bahan makanan sayuran

yang tidak ada bolong-bolong patut dicemari oleh pestisida (Depkes RI, 2004).

Untuk mendapatkan bahan makanan yang baik perlu diketahui sumber-

sumber makanan yang baik. Sumber makanan yang baik seringkali tidak mudah

kita temukan karena jaringan makanan yang demikian panjang dan melalui

jaringan perdagangan pangan (Kemenkes RI, 2011).

2.3.3.2 Penyimpanan Bahan Makanan

Penyimpanan bahan makanan dimaksudkan agar bahan makanan tersebut

tidak mudah rusak dan tidak hilang nilai gizinya. Pada umumnya semua bahan

pangan sebelum disimpan, dibersihkan terlebih dahulu dan dicuci. Lalu setelah itu

dibungkus dengan pembungkus yang bersih baru disimpan dalam ruangan yang

bersuhu rendah seperti lemari es (Koesmayadi, 2010).

Tempat penyimpanan atau gudang harus memenuhi pesyaratan sanitasi

sebagai berikut (Winarno, 2004):

1. Tempat penyimpanan dibangun sedemikian rupa sehingga binatang sep

erti tikus serangga tidak bersarang.

2. Jika akan menggunakan rak, harus disediakan ruang untuk kolong agar

mudah membersihkannya.

3. Suhu udara dalam gudang tidak lembab untuk mencegah tumbuhnya

jamur.
4. Memiliki sirkulasi udara yang cukup.

5. Memiliki pencahayaan yang cukup.

6. Dinding bagian bawah dari gudang harus dicat putih agar mempermudah

melihat jejak tikus (jika ada).

2.3.3.3 Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah

menjadi makanan siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah mengikuti

prinsip-prinsip hygiene sanitasi (Kemenkes RI, 2011).

Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses

pengolahan makanan seperti pisau, sendok, kuali, wajan, dan lain lain. Hal yang

diperhatikan pada peralatan masak adalah sebagai berikut:

1. Bahan perlatan

Tidak boleh melepas zat racun seperti zat beracun cadmium, plumbum,

zincum, cuprum, stibium, atau arsenium. Logam ini dapat berakumulasi

sebagai penyakit saluran kemih atau kanker.

2. Keutuhan peralatan

Tidak boleh patah, tidak mudah berkarat, gompel, penyok tergores atau

retak karena menjadi sarang bakteri. Peralatan yang tidak utuh tidak

mungkin dapat dicuci sempurna sehingga dapat menjadi sumber

kontaminasi.

3. Fungsi

- Setiap bahan tidak boleh dicampur aduk karena mempunyai fungsi

tersendiri
- Gunakan warna gagang sebagai tanda dalam penggunaan

- Peralatan yang digunakan campur baur akan menimbulkan kontaminasi

4. Letak

Peralatan yang bersih dan siap digunakan sudah berada pada tempat

masing-masing sehingga memudahkan untuk menggunakan kembali.

2.3.3.4 Penyimpanan Makanan

Makanan yang telah diolah disimpan ditempat yang memenuhi persyaratan

sanitasi, dalam lemari atau pendingin. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menyimpan makanan (Kemenkes RI, 2011).

1) Makanan yang disimpan harus diberi tutup

2) Tersedia tempat khusus untuk menyimpan makanan

3) Makanan tidak boleh disimpan dekat dengan saluran air

4) Apabila dismpan diruangan terbuka hendaknya tidak boleh lebih dari 6

jam dan ditutup agar terhindar dari serangga dan binatang lain

5) Lemari penyimpan sebaiknya tertutup dan tidak berada tanpa kaki

penyangga atau dipojok ruangan karena tikus, kecoa dan hewan lainnya

akan sangat mudah untuk menjangkaunnya

1. Suhu

Suhu makanan yang kemungkinan dapat membahayakan yaitu pada suhu

penyimpanan 5oC atau lebih rendah dari suhu tersebut dan diatas 60oC

(Anonimus, 2001).

a. Makanan kering (goreng-gorengan) disimpan dalam suhu kamar (25oC

30oC)
b. Makanan basah (kuah, sop, gulai) harus segera disajikan pada suhu diatas

60oC

c. Makanan basah yang masih lama disajikan disimpan pada suhu di bawah

10oC

2. Waktu tunggu (holding time)

a. Makanan masak yang baru saja selesai diolah suhunya masih cukup panas

yaitu di atas 80oC. Makanan pada suhu demikian masih berada pada

kondisi aman

b. Makanan dalam waktu tunggu kurang dari 4 jam biasanya dapat diabaikan

suhunya

c. Suhu makanan dalam waktu tunggu yang sudah berada di bawah 60oC

segera dihidangkan dan waktu tunggunya semakin singkat

d. Makanan yang disajikan panas harus tetap dipanaskan dalam suhu di atas

60oC

e. Makanan yang disajikan dingin disimpan dalam keadaan dingin pada suhu

di bawah 10oC

f. Makanan yang disimpan pada suhu di bawah 10oC harus dipanaskan

kembali (reheating) sebelum disajikan

A. Pengangkutan Makanan

Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan di dalam

mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan masak

lebih tinggi resikonya daripada pencemaran pada bahan makanan. Oleh karena itu,

titik berat pengendalian yang perlu diperhatikan adalah pada makanan masak.

Dalam proses pengangkutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari
persiapan, pewadahan, orang, suhu dan kendaraan pengangkutan itu sendiri

(Depkes RI, 2004).

a. Pengangkutan Bahan Makanan

Pencemaran makanan selama dalam pengangkutan dapat berupa

pencemaran fisik, mikroba maupun kimia. Untuk mencegahnya adalah membuang

atau setidaknya mengurangi sumber yang akan menyebabkan pencemaran.

Caranya yaitu ( Kemenkes RI, 2011) :

1. Mengangkut bahan makanan tidak tercampur dengan bahan berbahaya dan

beracun (B3), seperti pupuk, obat hama atau bahan berbahaya lainnya

2. Kendaraan pengangkut makanan tidak dipergunakan untuk mengangkut

bahan lain seperti mengangkut orang, hewan, atau barang-barang

3. Kendaraan yang digunakan harus diperhatikan kebersihannya agar setiap

akan digunakan untuk makanan selalu dalam keadaan bersih

4. Hindari pemakaian kendaraan yang telah mengangkut bahan kimia atau

pestisida walaupun telah dicuci masih akan terjadi pencemaran

5. Hindari perlakuan manusia yang menangani makanan pengangkutan

seperti perlakuan makanan yang ditumpuk, diinjak, dan dibanting

6. Jika memungkinkan gunakanlah kendaraan pengangkut bahan makanan

yang menggunakan alat pendingin sehingga mampu membawa makanan

dengan jangkauan lebih jauh, tetapi tentu saja biayanya akan menjadi jauh

lebih besar sehingga akan menaikkan harga makanan

b. Pengangkutan Makanan Siap Santap


Makanan siap santap lebih rawan terhadap pencemaran sehingga perlu

penanganan yang ekstra hati-hati. Sehingga dalam prinsip pengangkutan makanan

siap santap perlu diperhatikan sebagai berikut (Kemenkes RI, 2011):

1. Setiap makanan mempunyai wadah masing-masing

2. Wadah yang digunakan harus utuh, kuat, dan ukurannya memadai dengan

makanan yang ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau bocor

3. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap

panas dalam keadaan tertutup sampai di tempat penyajian

4. Kendaraan pengangkut disediakan khusus dan tidak digunakan untuk

keperluan mengangkut bahan lain.

B. Penyajian Makanan

Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari

kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat memenuhi selera makan pembeli.

Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik

pelanggan. Teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara

yaitu memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan pembungkus

seperti plastik, kertas atau boks plastik harus dalam keadaan bersih dan tidak

berasal dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan racun. Makanan disajikan pada

tempat yang bersih, peralatan yang digunakan bersih, sirkulasi udara dapat

berlangsung, penyaji berpakaian bersih dan rapi menggunakan tutup kepala dan

celemek, tidak boleh terjadi kontak langsung dengan makanan yang disajikan

(Kemenkes RI, 2011).

2.4 Kerangka Konsep


Untuk memeperjelas ide dan gagasan pada tinjauan pustaka yang telah

disajikan, materi terkait Analisis Faktor yang mempengaruhi Personal hygiene

pada pedagang rujak Simpang Jodoh dapat digambarkan berupa bagan kerangka

teori sebagai berikut:

Variabel Independent

1. Pengetahuan Variabel Dependent


2. Sikap Personal Hygiene Pada
3. Pendidikan Pedagang Rujak
4. Lama kerja

Skema 2.1 Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis

Penelitian ini memiliki hioptesis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan penjamah makanan dengan

personal hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2018.

2. Terdapat hubungan antara sikap penjamah makanan dengan personal

hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan

Tembung Tahun 2018.


3. Terdapat hubungan antara lama kerja penjamah makanan dengan personal

hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan

Tembung Tahun 2018.

4. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan penjamah makanan dengan

personal hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan

Medan Tembung Tahun 2018.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik yang menggunakan studi

cross sectional. Pada rancangan penelitian dengan desain cross sectional variabel

dependen (personal hygiene pada pedagang rujak) maupun variabel independen (

pengetahuan, sikap, lama bekerja, dan pendidikan) diteliti pada saat yang

bersamaan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Medan Tembung kepada

pedagang rujak di simpang jodoh Kecamatan Medan Tembung. Pengumpulan

data dilakukan pada bulan Mei Tahun 2018.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini

adalah tempat penjualan rujak yang berada di simpang jodoh Kecamatan Medan

Tembung sebanyak 31 pedagang rujak.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi yang akan

diambil. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua pedagang rujak

yang berada di Kecamatan Medan Tembung yaitu, berjumlah 31 pedagang

sebagai responden.
3.3.3 Sampling

sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel

yang benar benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Total Sampling

adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi.

Alasan mengambil Total Sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100

seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini jenis pengumpulan data diperoleh dari:

a) Data Primer

1. Wawancara dengan menggunakan kuesioner dilakukan kepada pedagang

rujak untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan demografi penjamah

makanan.

2. Observasi dengan menggunakan table check list untuk mengetahui

personal hygiene penjamah makanan.

b) Data Skunder

Diperoleh dari studi perpustakaan yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian yaitu tentang personal hygiene dan sanitasi penjamah makanan.

3.5 Definisi Operasional Variabel


Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel tentang Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Personal Hygiene pada Pedagang Rujak Simpang Jodoh di
Kecamtan Medan Tembung Tahun 2018

Skala Hasil
No Variabel Defnisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur
Ukur ukur
1 Personal Kebersihan Observasi Kuesioner Ordinal 0= kurang
hygiene perorangan pada baik,
pedagang pedagang rujak yang
makanan dilihat secara visual 1= baik
yaitu Kebersihan
kulit, Kebersihan
tangan dan kaki,
Kebersihan kuku,
Kebersihan rongga
mulut, dan
kebersihan hidung
mata dan telinga

2 Pendidikan Pendidikan formal Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = SD -


terakhir yang SMP
diterima oleh (rendah)
responden saat
penelitian dilakukan 1 = SMA

Perguruan
Tinggi
(Tinggi)
3 Lama Kerja Lamanya responden Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = ≤ 5
berjualan rujak Tahun
1 = > 5
Tahun

4 Pengetahuan Hasil tahu yang Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = kurang


dimiliki oleh baik,
responden tentang
personal hygiene 1 = baik

5 Sikap Tanggapan atau Wawancara Kuesioner Ordinal 0 = kurang


pendapat responden baik,
terhadap personal
hygiene pedagang 1 = baik
rujak

3.5 Metode Pengukuran

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan check list. Skala

pengukuran menggunakan skala Guttman, dimana pertanyaan mengenai

pengetahuan yang dijawab dengan benar atau positif diberikan nilai 1 dan salah
atau negative diberikan nilai 0. Sedangkan observasi personal hygiene yang

melakukan diberikan nilai 1 dan tidak melakukan diberikan nilai 0. Aspek

pertanyaan pada responden dibagi 3 kategori :

a) Pengetahuan mengenai personal hygiene pedagang diukur melalui 10

pertanyaan. Skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 10.

b) Sikap mengenai personal hygiene pedagang diukur melalui 10 pertanyaan.

Skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 10.

c) Observasi personal hygiene pedagang diukur melalui 7 penilaian. Skor

tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 7.

Setelah diperoleh data skor pengetahuan, sikap, dan observasi personal

hygiene, kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif. Selanjutnya data

diintepretasikan menjadi dua, yaitu baik dan buruk.

1. Baik apabila skor jawaban responden ≥ ( nilai minimum + nilai maksimum

) x 50% dari masing – masing total skor.

2. Buruk apabila skor jawaban responden < ( nilai minimum + nilai

maksimum ) x 50% dari masing – masing total skor.

3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut :

a) Penyuntingan Data (Editing)

Melakukan pemekrisaan kelengkapan data dengan memeriksa data, meneliti

setiap kuesioner yang diteliti untuk melihat terjadinya kesalahan pengisian atau

terlewat dalam pengisian, sehingga dapat diketahui dan diharapkan data lebih

lengkap dan jelas.


b). Koding Data (Coding)

Memberikan kode pada setiap kuesioner sehingga mudah untuk mengentry,

menganalisis data dan melakukan pengecekan ulang.

c). Entry Data

Memasukkan data kedalam program yang disediakan.

d). Cleaning Data

Meneliti data apakah data yang dimasukkan kedalam program entry data sudah

dilakukan dengan benar.

3.6.2 Analisis Data

a. Univariat

Analisis univariat yaitu analisis untuk mendeskripsikan karekteristik seluruh

variabel yang di teliti. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk table frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk menganalisis hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat dengan menggunakan uji Chi Square. Batas kemaknaan yang

digunakan adalah 0,05 jika nilai p-value > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara 2 variabel yang diuji dan begitu sebaliknya jika p-value < 0,05

berarti ada hubungan yang bermakna antara 2 variabel yang duji.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografi Lokasi Penelitian

Kecamatan Medan Tembung merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang

ada di Kabupaten Deli Serdang. Secara geografi, Kecamatan Medan Tembung

memiliki luas wilayah 7,99 km2 .

4.1.2 Data Demografi

Medan Tembung merupakan kecamatan yang mempunyai penduduk sebesar

134.113 jiwa. dengan kepadatan penduduknya 16.782,11 jiwa/7,99 km2 yang

terdiri dari 7 desa/kelurahan. Kecamatan Medan Tembung mempunyai banyak

jenis usaha kecil salah satunya yaitu seperti jualan Rujak Uleg. Sebagian besar

penduduk di kecamatan ini adalah suku pendatang seperti : Tionghoa, Minang,

Batak, Aceh, dan Jawa sedangnkan suku asli adalah Suku Melayu Deli 40% saja.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Karakteristik Responden

Analisis responden diamati berdasarkan 3 karakteristik yang diteliti yaitu :

Umur, Jenis Kelamin, dan Suku pedagang rujak simpang jodoh.

1. Umur

Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda

atau makhluk, baik yang hidup atau mati. Dalam penelitian ini umur responden

dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu 15-24 tahun, 25 – 34 tahun, 35-44 tahun,


45-53 tahun, > 54 tahun. Hasil dari analisa datanya dapat kita lihat dalam tabel

berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Pedagang Rujak Simpang

Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

NO Umur Frekuensi (F) Persentase (%)

1 15 – 24 Tahun 4 12,9

2 25 – 34 Tahun 4 12,9

3 35 – 44 Tahun 13 41,9

4 45 – 53 Tahun 7 22,6

5 > 54 Tahun 3 9,7

TOTAL 31 100,0

Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden pada

kelompok umur 35 – 44 tahun sebanyak 13 responden dengan presentase (41,9%),

dan minoritas pada kelompok umur >54 tahun sebanyak 3 responden dengan

presentase (9,7%). Dapat disimpulkan pada kelompok umur 35 – 44 tahun yang

banyak berjualan rujak.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu

spesies sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk

mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Dalam peneltian ini responden

berjenis kelamin laki – laki dan perempuan. Hasil dari analisa datanya dapat kita

lihat dalam bentuk tabel berikut ini :


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Pedagang Rujak

Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Perempuan 29 93,5

2 Laki – laki 2 6,5

Total 31 100,0

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan

jenis kelamin perempuan sebanyak 29 responden dengan presentse (93,5 %), dan

minoritas pada jenis kelamin laki – laki sebanyak 2 responden dengan presentse

(6,5%), dapat disimpulkan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan

yaitu 29 orang yang paling banyak berjualan.

3. Suku

Suku merupakan sebuah realitas/kenyataan dari kelompok masyarakat

tertentu di daerah tertentu yang ditandai oleh adanya kebiaasan – kebiasaan dan

praktek hidup yang hanya ada pada kelompok masyarakat itu sendiri. Dalam

penelitian ini Suku responden dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu Jawa,

Mandailing, Melayu. Hasil dari analisa datanya dapat kita lihat dalam tabel

berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Suku Responden Pedagang Rujak Simpang

Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

No Suku Frekuensi (F) Presentase (%)


1 Jawa 20 64,5

2 Mandailing 8 25,8

3 Melayu 3 9,7

Total 31 100,0

Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan suku

Jawa sebanyak 20 responden dengan presentase (64,5%), dan minoritas responden

dengan suku Melayu sebanyak 3 responden dengan presentase (9,7%), dapat

disimpulkan bahwa responden dengan suku jawa yaitu 20 orang lebih banyak

yang berjualan.

4.2.2 Analisis Univariat

Analisis univariat yaitu dengan menganalisis gambaran distribusi

frekuensi dari berbagai variabel yang diteliti baik variabel dependen maupun

variabel independen. Hasil pengumpulan data yang didapat terhadap analisis

faktor yang mempengaruhi personal hygiene pedagang rujak simpang jodoh

sebagai berikut :

4.2.2.1 Variabel Personal Hygiene

Berdasarkan pengumpulan data menggunakan lembar observasi didapatkan

data responden personal hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh sebagai

berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Responden Pedagang Rujak


Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

No Personal Hygiene Frekuensi (F) Persentase (%)


1 Buruk 17 54,8
2 Baik 14 45,2
Total 31 100,0
Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan personal

hygiene buruk sebanyak 17 responden dengan presentase (54,8%), dan minoritas

dengan personal hygiene baik sebanyak 14 responden dengan presentase (45,2%).

Dapat disimpulkan bahwa personal hygiene Kurang Baik adalah yang banyak

berjualan.

4.2.2.2 Variabel Pengetahuan

Berdasarkan pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner

didapatkan data responden pengetahuan pada pedagang rujak simpang jodoh

sebagai berikut ini :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Pedagang Rujak

Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

No Pengetahuan Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Kurang Baik 19 61,3

2 Baik 12 38,7

Total 31 100,0

Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan

pengetahuan kurang baik sebanyak 19 responden dengan presentase (61,3%), dan

minoritas dengan pengetahuan baik sebanyak 12 responden dengan presentase

(38,7%). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan Tidak Baik adalah yang banyak

berjualan.

4.2.2.3 Variabel Sikap


Berdasarkan pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner

didapatkan data responden sikap pada pedagang rujak simpang jodoh sebagai

berikut ini :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Pedagang Rujak Simpang

Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

No Sikap Frekuensi (F) Persentase (%)

1 Kurang Baik 18 58,1

2 Baik 13 41,9

Total 31 100,0

Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan

sikap kurang baik sebanyak 18 responden dengan presentase (58,1%), dan

minoritas dengan sikap baik sebanyak 13 responden dengan presentase (41,9%).

Dapat disimpulkan bahwa sikap Kurang Baik adalah yang banyak berjualan.

4.2.2.4 Variabel Demografi

1. Pendidikan

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya melalui

pembelajaran, pelatihan atau penelitian. Dalam penelitian ini pendidikan

responden dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu berpendidikan SD – SMP

(Rendah ) dan SMA – Perguruan Tinggi (Tinggi). Hasil dari analisa datanya dapat

kita lihat dalam tabel berikut ini :


Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Pedagang Rujak

Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

No Pendidikan Frekuensi (F) Presentase (%)

1 SD – SMP (Rendah) 18 58,1

2 SMA – Perguruan Tinggi 13 41,9


(Tinggi)

Total 31 100,0

Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan

pendidikan SD – SMP (Rendah) sebanyak 18 responden dengan presentase

(58,1%), dan minoritas dengan pendidikan SMA – Perguruan Tinggi (Tinggi)

sebanyak 13 responden dengan presentase (41,9%). Dapat disimpulkan bahwa

pendidikan SD – SMP (Rendah) adalah yang banyak berjualan.

2. Variabel Lama Kerja

Berdasarkan pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner

didapatkan data responden Lama Kerja pada pedagang rujak simpang jodoh

sebagai berikut ini :

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Lama Kerja Responden Pedagang Rujak

Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

No Lama Kerja Frekuensi (F) Persentase (%)

1 < 5 Tahun 17 54,8

2 > 5 Tahun 14 45,2

Total 31 100,0
Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan lama

kerja < 5 Tahun sebanyak 17 responden dengan presentase (54,8%), dan minoritas

dengan lama kerja > 5 Tahun sebanyak 14 responden dengan presentase (45,2%).

Dapat disimpulkan bahwa lama kerja < 5 Tahun adalah yang banyak berjualan.

4.2.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi

personal hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh baik yang bersifat

correlation, causal, dan reciprocal)

4.2.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Personal Hygiene

Adapun pengaruh pengetahuan responden dengan personal hygiene

penjual rujak simpang jodoh di kecamatan Medan Tembung sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan Dengan Personal Hygiene Pedagang Rujak


Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

Pengetahuan Personal Hygiene Total P- OR


value
Buruk Baik 95%CI
n % n % N %
Kurang Baik 14 45,2 5 16,1 19 61,3 8,400
Baik 3 9,7 9 29,0 12 38,7 0,022

Total 17 54,9 14 45,1 31 100 (1,600-44,104)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden kategori pengetahuan

kurang baik dengan personal hygiene pada pedagang rujak yang buruk terdapat 14

responden dengan persentase (45,2%), dan kategori pengetahuan kurang baik

dengan personal hygiene pada pedagang rujak baik ada 5 responden dengan

persentase (16,1%). Kategori pngetahuan baik dengan personal hygiene pada

pedagang rujak yang buruk terdapat 3 responden dengan persentase (9,7%), dan
kategori pengetahuan baik dengan personal hygiene pada pedagang rujak baik ada

9 responden dengan persentase (29,0%).

Berdasarkan Uji Chi Square diperoleh hasil p-value = 0,022 ( p-value < 0,05)

yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

responden dengan personal hygiene pedagang rujak simpang jodoh. Dari hasil

analisa diperoleh juga nilai OR= 8,400 yang artinya bahwa responden yang

memiliki pengetahuan kurang baik mempunyai peluang 8,400 kali memiliki

personal hygiene yang buruk dibandingkan dengan responden yang memiliki

pengetahuan baik.

4.2.3.2 Hubungan Sikap Dengan Personal Hygiene

Adapun pengaruh sikap responden dengan personal hygiene penjual rujak

simpang jodoh di kecamatan Medan Tembung sebagai berikut :

Tabel 4.10 Hubungan Sikap Dengan Personal Hygiene Pedagang Rujak


Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

Sikap Personal Hygiene Total P- OR


value
Buruk Baik 95%CI
N % N % N %
Kurang Baik 14 45,2 4 12,9 18 58,1 11,667
Baik 3 9,7 10 32,3 13 41,9 0,008

Total 17 54,9 14 45,2 31 100 (2,125-64,039)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa responden kategori sikap

kurang baik dengan personal hygiene pada pedagang rujak yang buruk terdapat 14

responden dengan persentase (45,2%), dan kategori sikap kurang baik dengan

personal hygiene pada pedagang rujak baik ada 4 responden dengan persentase

(12,9%). Kategori sikap baik dengan personal hygiene pada pedagang rujak yang
buruk terdapat 3 responden dengan persentase (9,7%), dan kategori sikap baik

dengan personal hygiene pada pedagang rujak baik ada 10 responden dengan

persentase (32,3%).

Berdasarkan Uji Chi Square diperoleh hasil p-value = 0,008 ( p-value < 0,05)

yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap responden

dengan personal hygiene pedagang rujak simpang jodoh. Dari hasil analisa

diperoleh juga nilai OR= 11,667 yang artinya bahwa responden yang memiliki

sikap kurang baik mempunyai peluang 11,667 kali memiliki personal hygiene

yang buruk dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap baik.

4.2.3.3 Hubungan Variabel Demografi

1. Hubungan Pendidikan Dengan Personal Hygiene

Adapun pengaruh pendidikan responden dengan personal hygiene penjual

rujak simpang jodoh di kecamatan Medan Tembung sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hubungan Pendidikan Dengan Personal Hygiene Pedagang Rujak


Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2018

Pendidikan Personal Hygiene Total P- OR


value
Buruk Baik 95%CI
n % n % N %
SD – SMP 14 45,2 4 12,9 18 61,3 11,667
(Rendah)
0,008
SMA – 3 9,7 10 32,3 13 38,7
(2,125-64,039)
Perguruan
Tinggi
(Tinggi)
Total 17 54,9 14 45,2 31 100

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden kategori pendidikan

SD – SMP (Rendah) dengan personal hygiene pada pedagang rujak yang buruk
terdapat 14 responden dengan persentase (45,2%), dan kategori pendidikan SD –

SMP (Rendah) dengan personal hygiene pada pedagang rujak baik ada 4

responden dengan persentase (12,9%). Kategori pendidikan SMA – Perguruan

Tinggi (Tinggi) dengan personal hygiene pada pedagang rujak yang buruk

terdapat 3 responden dengan persentase (9,7%), dan kategori pendidikan SMA –

Perguruan Tinggi (Tinggi) dengan personal hygiene pada pedagang rujak baik ada

10 responden dengan persentase (32,3%).

Berdasarkan Uji Chi Square diperoleh hasil p-value = 0,008 ( p-value < 0,05)

yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan

responden dengan personal hygiene pedagang rujak simpang jodoh. Dari hasil

analisa diperoleh juga nilai OR= 11,667 yang artinya bahwa responden yang

memiliki pendidikan SD – SMP (Rendah) mempunyai peluang 11,667 kali

memiliki personal hygiene yang buruk dibandingkan dengan responden yang

memiliki pendidikan SMA – Perguruan Tinggi (Tinggi).

2. Hubungan Lama Kerja Dengan Personal Hygiene

Adapun pengaruh lama kerja responden dengan personal hygiene penjual

rujak simpang jodoh di kecamatan Medan Tembung sebagai berikut :

Tabel 4.12 Hubungan Lama Kerja Dengan Personal Hygiene Pedagang


Rujak Simpang Jodoh di Kecamatan Medan Tembung Tahun
2018

Lama Personal Hygiene Total P- OR


Kerja value
Buruk Baik 95%CI
n % n % N %
> 5 Tahun 14 45,2 3 9,7 17 54,8 17,111
< 5 Tahun 3 9,7 11 35,5 14 45,2 0,002

Total 17 54,9 14 45,2 31 100 (2,873-101,928)


Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden kategori lama kerja

> 5 tahun dengan personal hygiene pada pedagang rujak yang buruk terdapat 14

responden dengan persentase (44,2%), dan kategori lama kerja > 5 tahun dengan

personal hygiene pada pedagang rujak baik ada 3 responden dengan persentase

(9,7%). Kategori lama kerja < 5 tahun dengan personal hygiene pada pedagang

rujak yang buruk terdapat 3 responden dengan persentase (9,7%), dan kategori

lama kerja < 5 tahun dengan personal hygiene pada pedagang rujak baik ada 11

responden dengan persentase (35,5%).

Berdasarkan Uji Chi Square diperoleh hasil p-value = 0,002 ( p-value < 0,05)

yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara lama kerja

responden dengan personal hygiene pedagang rujak simpang jodoh. Dari hasil

analisa diperoleh juga nilai OR= 17,111 yang artinya bahwa responden yang

memiliki lama kerja > 5 tahun mempunyai peluang 17,111 kali memiliki personal

hygiene yang buruk dibandingkan dengan responden yang memiliki lama kerja >

5 tahun.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Personal Hygiene

Pengukuran mengenai pengetahuan terhadap personal hygiene penjual rujak

dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu, baik dan tidak baik.

Pengukuran pengetahuan dilakukan menggunakan 10 pertanyaan mengenai

pengertian hygiene dan sanitasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

responden yang memiliki pengetahuan tidak baik lebih banyak dibandingkan

dengan pengetahuan yang baik yaitu sebesar 61,3%. Hasil studi ini berbanding

terbalik oleh penelitian Sofiana (2010) yang menunjukkan bahwa pengetahuan


dalam kategori baik lebih banyak pada penjamah makanan mengenai hygiene dan

sanitasi makanan yaitu sebesar 58,5%.

Menurut Notoatmodjo, S (2007) yang mengutip penelitian Rogers (1974)

bahwa orang yang memiliki pengetahuan yang tinggi akan dapat berpengaruh

terhadap perilaku yang baik. Penelitian ini membuktikan pernyataan Notoatmodjo

(2007) tersebut, dari analisa tabel silang menunjukkan bahwa responden yang

berpengetahuannya tidak baik memiliki personal hygiene yang buruk yaitu

sebesar 45,2%. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil uji chi square menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan personal

hygiene penjamah makanan rujak. Adapun besar nilai p-value yaitu sebesar 0,022

lebih besar dari α 0,05.

4.3.2 Hubungan Sikap Dengan Personal Hygiene

Penelitian ini mengukur sikap responden menggunakan kuesioner dengan 10

pertanyaan yang diberi jawaban setuju atau tida setuju. Variabel sikap

dikelompokkan menjadi 2 yaitu sikap baik dan sikap tidak baik. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki sikap tidak baik mengenai

personal hygiene pedagang rujak lebih banyak jumlahnya sebesar 58,1%

dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap baik mengenai personal

hygiene pedagang rujak. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Iriani

(2000) menunjukkan bahwa sebesar 54,5% responden memiliki sikap kurang baik

dalam praktek hygiene perorangan pda penjamah makanan di lampung.

Orang yang memiliki sikap yang baik terhadap suatu hal, ia akan memiliki

perilaku atau tindakan yang baik pula (Notoatmodjo, 2010). Kemudian menurut

Dartini (2000) bahwa kemampuan dalam menerima, merespon, menghargai dan


mampu mempertanggung jawabkan sikap yang dipilih akan menentukan tingkatan

sikap. Seseorang yang memiliki sikap baik terhadap personal hygiene mempunyai

kecenderungan untuk memeliki personal hygiene baik pula. Hasil penelitian ini

membuktikan pertanyaan tersebut. Analisa tabel silang menunjukkan bahwa

penjamah makanan yang tidak baik yang memiliki personal hygiene buruk

sebesar (45,2%). Hal tersebut terlihat dari hasil uji chi square menghasilkan nilai

yang bermakna sebesar p-value 0,008. Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Meikawati (2008), bahwa ada hubungan bermakna

antara sikap dengan praktek hygiene dan sanitasi pada penjamah makanan di

Semarang.

4.3.3 Hubungan Variabel Demografi

4.3.3.1 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Personal Hygiene

Menurut Notoatmodjo (2011), pendidikan adalah upaya persuasi atau

pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan –

tindakan (praktek) untuk memelihara (mengatasi masalah – masalah), dan

meningkatkan kesehatannya.

Variabel pendidikan pada penelitian ini dikelompokkan menjadi kategori

yaitu kelompok pendidikan rendah (SD – SMP) dan kelompok pendidikan tinggi

(SMA – Perguruan Tinggi) . Berdasarkan distribusi (SD – SMP) pada tabel 4.7

menunjukkan bahwa pendidikan kategori rendah lebih banyak yaitu sebesar

58,1%. Hasil studi ini didukung oleh penelitian Meikawati (2008) mengenai

hygiene dan sanitasi penjamah makanan di Semarang yang menunjukkan bahwa

penjamah makanan dengan pendidikan rendah (SD – SMP) lebih banyak

jumlahnya yaitu sebesar 75%.


Kemudian, hal yang sama diungkapkan oleh Mubarak, dkk (2007) bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai seseorang, maka semakin besar

untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan prilakunya. Sehingga

pendidikan tinggi yang ditempuh penjamah makanan mempunyai kecendrungan

untuk memiliki personal hygiene yang lebih baik. Dan hasil penelitian ini

membuktikan pernyataan tersebut. Analisa tabel silang menunjukkan bahwa

penjamah makanan dengan kategori pendidikan tinggi (SMA – Perguruan Tinggi)

Memiliki personal hygiene yang baik dibandingkan dengan kategori pendidikan

rendah (SD – SMP) yaitu sebesar 32,2 %.

Personal hygiene yang buruk pada kelompok pendidikan rendah (SD – SMP

) dalam penilitian ini menyebabkan adanya hubungan yang bermakna antara

pendidikan dengan personal hygiene pedagang rujak. Hal tersebut dilihat dari

hasil chi square menghasilkan nilai p-value sebesar 0,008.

4.3.3.2 Hubungan Lama Kerja Dengan Personal Hygiene

Lama kerja merupakan salah satu faktor resiko yang mempengaruhi personal

hygiene seorang pedagang rujak . variabel lama kerja pada penelitian ini

dikelompokkan mejadi 2 kategori yaitu kelompok lama kerja < 5 tahun dan

kelompok lama kerja < 5 tahun. Berdasarkan distribusi pada kelompok lama kerja

tabel 4.8 menunjukkan bahwa kelompok lama kerja > 5 tahun lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok lama kerja < 5 tahun yaitu sebesar 54,8. Hasil

studi ini sejalan dengan penelitian Sofian (2010) mengenai hygiene dan sanitasi

pangan jajanan Sekolah Dasar di Depok yang menunjukkan bahwa lama kerja

responden > 5 tahun lebih banyak dari lama kerja < 5 tahun yaitu sebesar 82,4%.
Seseorang yang telah lama bekerja akan memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung mapun tidak langsung (Mubarak dkk, 2007).

Sehingga lama kerja yang lebih lama berarti mempunyai kecendrungan untuk

memiliki personal hygiene yang baik. Hasil penelitian ini membuktikan

pernyataan tersebut. Analisa tabel silang menunjukkan bahwa penjamah makanan

dengan lama kerja < 5 tahun lebih besar memiliki personal hygiene yang buruk

yaitu sebesar (45,2%) dibanding lama kerja > 5 tahun.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian mengenai Faktor Analisis yang

Mempengaruhi Personal Hygiene pada Pedagang Rujak Simpang Jodoh di

Kecamatan Medan Tembung dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Personal hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan

Medan Tembung yang buruk memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu

sebesar 17 responden (54,8%).

2. Distribusi frekuensi pengetahuan pada pedagang rujak simpang jodoh di

Kecamatan Medan Tembung yang memiliki pengetahuan kurang baik

lebih banyak yaitu sebesar 19 responden (61,3%) dibandingkan dengan

pengetahuan baik.

3. Distribusi frekuensi sikap pada pedagang rujak simpang jodoh di

Kecamatan Medan Tembung yang memiliki sikap kurang baik lebih

banyak yaitu sebesar 18 responden (58,1%) dibandingkan dengan sikap

baik.

4. Distribusi frekuensi variabel demografi pada pedagang rujak simpang

jodoh di Kecamatan Medan Tembung yang meliputi tingkat pendidikan

dan lama kerja menunjukkan sebagian besar berpendidikan rendah yaitu

SD – SMP sebesar (58,1%), lama kerja > 5 tahun sebesar (54,8%).


5. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan personal

hygiene pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan

Tembung dengan nilai p-value 0,022.

6. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan personal hygiene pada

pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan Tembung dengan

nilai p-value 0,008.

7. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan personal hygiene

pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan Tembung

dengan nilai p-value 0,008.

8. Ada hubungan yang bermakna antara lama kerja dengan personal hygiene

pada pedagang rujak simpang jodoh di Kecamatan Medan Tembung

dengan nilai p-value 0,002.

5.2 SARAN

a. Bagi Instansi Pemerintah

Perlu peningkatan pengawasan yang baik terhadap pedagang rujak

makanan di Kecamatan Medan Tembung dari pihak yang berwenang yaitu

Dinas Kesehatan Kota Medan.

b. Bagi Pedagang

Menjamah makanan agar selalu meningkatkan Personal Hygiene yang

baik saat mengolah makanan hendaknya selalu memakai celemek dan alat

atau sarung tangan plastik saat menjamah makanan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya


Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai faktor – faktor yang

berhubungan dengan Personal Hygiene pada penjual makanan tradisional

dengan sampel yang lebih besar.


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, M.Y (2016). Kualitas Higiene Dan Sanitasi Makanan Jajanan di SDN
Mojo 3 Surabaya. Jurnal. FKM UNAIR.
Agustina Febria, Prambayun dan Febri Fatma Fatmalina. 2009. Hygiene Sanitasi
Pada Pedagang Makanan Jajanan Tradisional di Lingkungan Sekolah
Dasar di Kelurahan Demang Palembang Tahun 2009. Jurnal Kesmas.
Arisman, 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta. EGC
Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2014. Berita
Keracunan Bulan Oktober, November dan Desember Tahun 2014.
Diakses pada tanggal 05 April 2018 melalui
http://ik.pom.go.id/v2014/berita-keracunan/berita-keracunan-bulan-
oktober-desember-2014
Ermayani, D.2004. Hubungan Antara Kondisi Sanitasi dan Praktik Penjamah
Makanan dengan Kandungan Escherichia coli pada Nasi Pecel di
Kelurahan Sumurboto dan Tembalang Semarang. Semarang: FKM
Undip
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No. 715/Menkes/SK/VII/2003.
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No. 942/Menkes/SK/2003 Tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No. 1096/Menkes/Per/VI/2011
Tentang Hygiene Sanitai Jasaboga
Kompas, 2009. Mati Keracunan Rujak. Singapura. Kompas
Lestari, E. (2015). Analisis Personal Hygiene pada Penjual Makanan
Tradisisonal Gado-Gado Di Keluarahan Pisangan, Cempaka Putih Dan
Cireundeu Ciputat Timur Tahun 2015. Skripsi. PSKM UIN Syarif
Hidayatullah
Notoatmojo, S (2017). Kesehatan Masyarakat : Ilmu & Seni. Jakarta. P.T Rineka
Cipta.
Purnawijayanti, H. (2001). Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta
Yuni, N.E (2015). Buku Saku Personal Hygiene. Yogyakarta. Nuha Medika
WHO. (2005). Penyakit Bawaan Makanan Fokus Pendidikan Kesehatan. Jakarta.
EGC
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL
HYGIENE PADA PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH DI
KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2018

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR KUESIONER

1. Sebelum ibu/bapak/saudara menjawab daftar pertanyaan yang telah


disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian berikan tanda silang
(X) pada jawaban yang dianggap paling tepat.
A. Karakteristik Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Suku :
Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3.SMA 4.Perguruan Tinggi (D3,S1,S2)
Lama Bekerja : Tahun
B. Pengetahuan Tentang Personal Hygiene Pedagang

NO PERTANYAAN

1 Apakah Anda pernah mendengar tentang personal hygiene ?

a. Ya [ ]

b. Tidak
2. Bila “Ya” Apa arti Personal Hygiene ?

a. Suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang [ ]


b. Usaha pengendalian penyakit yang ditularkan melalui bahan
makanan
3. Apakah Tujuan pedagang mencuci tangan dengan sabun sebelum
menangani makanan ?
[ ]
a. Agar mencegah pencemaran makanan oleh bibit penyakit
melalui tangan
b. Agar tangan terlihat bersih dan tidak berbau yang kurang sedap
4. Pedagang perlu memotong kuku yang panjang atau membersihkan
kuku yang kotor, apa alasannya ?
[ ]
a. Agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya penyakit
b. Agar tidak terlihat kotor dan tidak mengganggu saat bekerja
5. Pada saat menangani makanan, pedagang tidak dibolehkan
mencicipi makanan dengan jari atau menggaruk anggota tubuh,
mengapa ?
[ ]
a. Karena dari anggota tubuh atau jari dapat mencemari makanan
b. Karena makanan bisa cepat rusak/basi
6. Makanan dapat menjadi media perantara penyakit. Penyakit
apakah yang dapat ditularkan melalui media tersebut ?
[ ]
a. Penyakit saluran pencernaan
b. Penyakit saluran pernafasan
7. Apakah alasannya bahwa seorang pedagang makanan yang
menderita penyakit batuk, pilek/flu, penyakit kulit tidak boleh
[ ]
menangani makanan ?

a. Makanan dapat tercemar karena penyakit tersebut


b. Orang lain dapat tertular karena penyakit tersebut
8. Pada saat pengolahan makanan, pedagang makanan tidak
diperbolehkan bicara menghadap makanan, apa alasannya ?
[ ]
a. Karena dapat mencemari makanan melalui percikan air ludah
b. Karena menimbulkan kebisingan ditempat kerja
9. Apakah Anda pernah Mendengar tentang cara menyimpanan
makanan yang kurang baik dan hygienis ?
[ ]
a. Ya
b. Tidak
10. Bila “Ya” bagaimana cara penyimpanan makanan yang baik ?

a. Memperhatikan suhu dan waktu penyimpanan [ ]


b. Tidak perlu memperhatikan suhu dan waktu penyimpanan, yang
penting tertutup dalam menyimpan

C. Sikap Tentang Personal Hygiene Pedagang

NO PERTANYAAN

1 Kuku dan tangan adalah salah satu anggota tubuh yang mudah
menyebabkan pencemaran makanan. Oleh karena itu perlu
[ ]
dibersihkan setiap akan mengolah makanan. Bagaimana
menurut anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
2. Apabila sebelum mengolah atau menjamah makanan, maka
tidak perlu mencuci tangan dengan menggunakan sabun.
[ ]
Bagaimana menurut anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
3. Pada saat melakukan pengolahan makanan, seorang tenaga
penjamah makanan tidak diperbolehkan memakai perhiasan
[ ]
cincin. Bagaimana menurut anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
4. Cara menjamah makanan sebaiknya adalah tidak perlu
memakai alat/sarung tangan plastik sekali pakai. Bagaimana
[ ]
menurut anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
5. Pakaian dapat menjadi sumber pencemaran terhadap makanan.
Oleh karena itu, pada saat melakukan kegiatan pengolahan
[ ]
makanan harus memakai pakaian kerja yang bersih. Bagaimana
menurt anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
6. Memakai celemek pada saat mengolah, menyiapkan dan
membagikan makanan adalah syarat yang harus dipenuhi oleh
[ ]
seseorang tenaga penjamah makanan. Bagaimana menurut
anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
7. Saat melakukan pengolahan makanan, penjamah makanan
(pria) harus berambut pendek, tidak berkumis dan berjanggut
[ ]
panjang, serta (wanita) berambut pendek atau tidak digerai bila
panjang. Bagaimana menurut anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
8. Penutup rambut tidak diperlukan dalam mengolah maupun
menyajikan makanan karena tidak akan mengotori makanan.
[ ]
Bagaimana menurut anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
9. Bila ada teman kerja anda yang bersin atau batuk, akan tetapi
tidak menutup disaat melakukan pengolahan makanan.
[ ]
Bagaimana menurut anda?

a. Setuju
b. Tidak Setuju
10. Bila ada teman kerja yang sedang melakukan pengolahan
makanan sambil merokok. Bagaimana menurut anda?
[ ]
a. Setuju
[ ]
b. Tidak Setuju
D. Personal Hygiene Pedagang (Observasi)
Apakah terdapat sarana pribadi untuk melindungi kebersihan makanan saat
bekerja pada penjamah makanan, seperti :
a) Pakaian bersih 1. Ya 2. Tidak
b) Celemek 1. Ya 2. Tidak
c) Penutup rambut/ topi 1. Ya 2. Tidak
d) Alas kaki/ sepatu kerja 1. Ya 2. Tidak
e) Penutup mulut/ masker 1. Ya 2. Tidak
f) Tempat cuci tangan 1. Ya 2. Tidak
g) Sabun khusus pencuci tangan 1. Ya 2. Tidak
KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE

PADA PEDAGANG RUJAK SIMPANG JODOH DI KECAMATAN

MEDAN TEMBUNG TAHUN 2018

Saya Muhammad Ikhrom Harahap, mahasiswa dari Institut Kesehatan

Deli Husada Delitua Fakultas Kesehatan Masyarakat saat ini saya sedang

melakukan penelitian atau skripsi dengan tema “ANALISIS FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE PADA PEDAGANG RUJAK

SIMPANG JODOH DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHU 2018”.

Untuk itu saya mohon bantuan kepada Ibu/Bapak/Saudara untuk mengisi

kuesioner ini dengan sebaik – baiknya. Kerahasiaan dar jawaban Anda pada

kuesioner ini dapat dijamin,untuk itu saya mohon isilah pertanyaan sesuai dengan

kondisi yang sebenar – benarnya dan mendekati kenyataan. Terima kasih.

Responden Peneliti

(...................) (Muhammad Ikhrom Harahap)


Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

15 -24 TAHUN 4 12.9 12.9 12.9

25 - 34 TAHUN 4 12.9 12.9 25.8

35 - 44 TAHUN 13 41.9 41.9 67.7


Valid
45 - 53 TAHUN 7 22.6 22.6 90.3

> 54 TAHUN 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Perempuan 29 93.5 93.5 93.5

Valid Laki - Laki 2 6.5 6.5 100.0

Total 31 100.0 100.0

Suku Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Jawa 20 64.5 64.5 64.5

Mandailing 8 25.8 25.8 90.3


Valid
Melayu 3 9.7 9.7 100.0

Total 31 100.0 100.0


Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD - SMP (rendah) 18 58.1 58.1 58.1

SMA - Perguruan Tinggi


Valid 13 41.9 41.9 100.0
(tinggi)

Total 31 100.0 100.0

Lama kerja Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

< 5 TAHUN 17 54.8 54.8 54.8

Valid > 5TAHUN 14 45.2 45.2 100.0

Total 31 100.0 100.0

Pengetahuan Kategorik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang Baik 19 61.3 61.3 61.3

Valid Baik 12 38.7 38.7 100.0

Total 31 100.0 100.0


Sikap Kategorik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang Baik 18 58.1 58.1 58.1

Valid Baik 13 41.9 41.9 100.0

Total 31 100.0 100.0

Personal Hygiene Kategorik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Buruk 17 54.8 54.8 54.8

Valid Baik 14 45.2 45.2 100.0

Total 31 100.0 100.0


Pendidikan Responden * Personal Hygiene Kategorik

Crosstab

Personal Hygiene Total


Kategorik

Buruk Baik

Count 14 4 18

% within
Pendidikan 77.8% 22.2% 100.0%
SD - SMP (rendah) Responden

% within Personal
82.4% 28.6% 58.1%
Hygiene Kategorik

Pendidikan % of Total 45.2% 12.9% 58.1%


Responden Count 3 10 13

% within
Pendidikan 23.1% 76.9% 100.0%
SMA - Perguruan Responden
Tinggi (tinggi)
% within Personal
17.6% 71.4% 41.9%
Hygiene Kategorik

% of Total 9.7% 32.3% 41.9%

Count 17 14 31

% within
Pendidikan 54.8% 45.2% 100.0%
Total Responden

% within Personal
100.0% 100.0% 100.0%
Hygiene Kategorik

% of Total 54.8% 45.2% 100.0%


Chi-Square Testsc

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


(2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-
9.120a 1 .003 .004 .004
Square

Continuity
7.045 1 .008
Correctionb

Likelihood Ratio 9.570 1 .002 .004 .004

Fisher's Exact Test .004 .004

Linear-by-Linear
8.826d 1 .003 .004 .004 .003
Association

N of Valid Cases 31

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.87.

b. Computed only for a 2x2 table

c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for


Pendidikan Responden
(SD - SMP (rendah) / 11.667 2.125 64.039
SMA - Perguruan Tinggi
(tinggi))

For cohort Personal


Hygiene Kategorik = 3.370 1.212 9.372
Buruk

For cohort Personal


Hygiene Kategorik = .289 .116 .721
Baik

N of Valid Cases 31
Lama kerja Responden * Personal Hygiene Kategorik

Crosstab

Personal Hygiene Total


Kategorik

Buruk Baik

Count 14 3 17

% within Lama
82.4% 17.6% 100.0%
kerja Responden
< 5 TAHUN
% within Personal
82.4% 21.4% 54.8%
Hygiene Kategorik

Lama kerja % of Total 45.2% 9.7% 54.8%


Responden Count 3 11 14

% within Lama
21.4% 78.6% 100.0%
kerja Responden
> 5TAHUN
% within Personal
17.6% 78.6% 45.2%
Hygiene Kategorik

% of Total 9.7% 35.5% 45.2%

Count 17 14 31

% within Lama
54.8% 45.2% 100.0%
kerja Responden
Total
% within Personal
100.0% 100.0% 100.0%
Hygiene Kategorik

% of Total 54.8% 45.2% 100.0%


Chi-Square Testsc

Value Df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


(2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-Square 11.507a 1 .001 .001 .001

Continuity
9.178 1 .002
Correctionb

Likelihood Ratio 12.292 1 .000 .001 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear
11.135d 1 .001 .001 .001 .001
Association

N of Valid Cases 31

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.32.

b. Computed only for a 2x2 table

c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Lama


kerja Responden (< 5 17.111 2.873 101.928
TAHUN / > 5TAHUN)

For cohort Personal


Hygiene Kategorik = 3.843 1.376 10.732
Buruk

For cohort Personal


Hygiene Kategorik = .225 .078 .650
Baik

N of Valid Cases 31
Pengetahuan Kategorik * Personal Hygiene Kategorik

Crosstab

Personal Hygiene Total


Kategorik

Buruk Baik

Count 14 5 19

% within Pengetahuan
73.7% 26.3% 100.0%
Kurang Kategorik
Baik % within Personal
82.4% 35.7% 61.3%
Hygiene Kategorik

Pengetahuan % of Total 45.2% 16.1% 61.3%


Kategorik Count 3 9 12

% within Pengetahuan
25.0% 75.0% 100.0%
Kategorik
Baik
% within Personal
17.6% 64.3% 38.7%
Hygiene Kategorik

% of Total 9.7% 29.0% 38.7%

Count 17 14 31

% within Pengetahuan
54.8% 45.2% 100.0%
Kategorik
Total
% within Personal
100.0% 100.0% 100.0%
Hygiene Kategorik

% of Total 54.8% 45.2% 100.0%


Chi-Square Testsc

Value df Asymp. Exact Sig. Exact Sig. Point


Sig. (2- (2-sided) (1-sided) Probability
sided)

Pearson Chi-
7.039a 1 .008 .012 .011
Square

Continuity
5.210 1 .022
Correctionb

Likelihood Ratio 7.288 1 .007 .012 .011

Fisher's Exact
.012 .011
Test

Linear-by-Linear
6.812d 1 .009 .012 .011 .010
Association

N of Valid Cases 31

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.42.

b. Computed only for a 2x2 table

c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for


Pengetahuan Kategorik 8.400 1.600 44.104
(Kurang Baik / Baik)

For cohort Personal


Hygiene Kategorik = 2.947 1.067 8.142
Buruk

For cohort Personal


Hygiene Kategorik = .351 .154 .797
Baik

N of Valid Cases 31
Sikap Kategorik * Personal Hygiene Kategorik

Crosstab

Personal Hygiene Kategorik Total

Buruk Baik

Count 14 4 18

% within Sikap
77.8% 22.2% 100.0%
Kurang Kategorik
Baik % within Personal
82.4% 28.6% 58.1%
Hygiene Kategorik

Sikap % of Total 45.2% 12.9% 58.1%


Kategorik Count 3 10 13

% within Sikap
23.1% 76.9% 100.0%
Kategorik
Baik
% within Personal
17.6% 71.4% 41.9%
Hygiene Kategorik

% of Total 9.7% 32.3% 41.9%

Count 17 14 31

% within Sikap
54.8% 45.2% 100.0%
Kategorik
Total
% within Personal
100.0% 100.0% 100.0%
Hygiene Kategorik

% of Total 54.8% 45.2% 100.0%


Chi-Square Testsc

Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. Point


(2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-
9.120a 1 .003 .004 .004
Square

Continuity
7.045 1 .008
Correctionb

Likelihood Ratio 9.570 1 .002 .004 .004

Fisher's Exact
.004 .004
Test

Linear-by-Linear
8.826d 1 .003 .004 .004 .003
Association
N of Valid Cases 31

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.87.

b. Computed only for a 2x2 table

c. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.

d. The standardized statistic is 2.971.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Sikap


Kategorik (Kurang Baik / 11.667 2.125 64.039
Baik)

For cohort Personal


Hygiene Kategorik = 3.370 1.212 9.372
Buruk

For cohort Personal


.289 .116 .721
Hygiene Kategorik = Baik

N of Valid Cases 31
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Besar Deli Tua No 77 Kab. Deli Serdang
TELP 0617030082, fax 0617030083
E-Mail delihusadadelitua@gmail.com

LEMBAR BUKTI BIMBINGAN (LBB)

Nama : Muhammad Ikhrom Harahap


NPM : 14.12.028
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Pembimbing : Yunita Syahputri Damanik, Amkeb, SKM, M.Kes
Judul : Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Pada Pedagang Rujak Simpang Jodoh Di Kecamatan
Medan Tembung Tahun 2018

Tanggal Materi Yang dikonsulkan Saran Pembimbing Paraf

Anda mungkin juga menyukai