Anda di halaman 1dari 4

ISSN 2302-1616

Vol 1, No. 2, Desember 2013, hal 97-100

Isolasi dan Karakterisasi Actinomycetes Sebagai Penghasil Antibiotik Dari


Sampel Tanah Pada Peternakan Sapi di Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar
ADRIANI1, YESSICA FEBRIWANTI TULAK1
1
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, STKIP-PI
Jl. A.P. Pettarani No. 99 B Makassar 90125
email: adrimarsya@gmail.com

ABSTRACT
A research on the isolation and characteristics of the antibiotic-producing actinomycetes from
soil sample on dairy farms in the district Galesong Takalar has been done for obtaining antibiotic-
producing actinomycetes isolates. This study is an exploratory study with laboratory. This research
method is the agar diffusion method. Isolation was conducted using scratch method, 7x24 hour
incubation period. Isolates obtained was purified on a medium Glycerol Yeast Extract Agar (GYEA).
Isolates fermented for 7x24 hours on the tube with the intensity of 170 rpm at room temperature.
Fermentation result was tested for antibiotic activity. Both isolates were effective as an antibiotic
against bacteria used in the test.

Keywords: Actinomycetes, antibiotics, characterization, isolation, soil, Takalar

PENDAHULUAN untuk pertumbuhan Actinomycetes adalah 25-


Banyaknya penyakit infeksi baru 30oC namun pada suhu 55-65oC masih dapat
bermunculan yang menginfeksi manusia dan tumbuh dalam jumlah cukup besar, khususnya
adanya resistensi terhadap antibiotic saat ini genus Thermoactinomyces dan Streptomyces
mendorong dilakukannya eksplorasi terhadap (Rao, 1994). Penelitian yang dilakukan oleh
sumber-sumber antibiotic. Sumber Jamaluddin (1993) dan Hasnawati (2001) telah
mikroorganisme penghasil antibiotik antara berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi
lain berasal dari tanah, air laut, lumpur, mikroba tanah penghasil antimikroba pada
kompos, isi rumen, limbah domestik, bahan beberapa tempat di Sulawesi Selatan.
makanan busuk dan lain-lain. Namun Actinomycetes yang berasal dari tanah sawah
kebanyakan mikroba penghasil antibiotika bersifat sebagai antibakteri terhadap
diperoleh dari mikroba tanah. Banyak jasad Staphylococcus aureus tetapi tidak untuk
renik yang diisolasi dari tanah ditemukan Escherichia coli. Namun Actinomycetes yang
memiliki kemampuan menghasilkan zat-zat berasal dari rizosper putri malu mampu
antibiotik. Mikroorganisme penghasil menghambat pertumbuhan E.coli (Ambarwati,
antibiotik meliputi golongan Bakteri, 2007 & 2009). Dari hasil penelitian ini dapat
Actinomycetes, Fungi dan beberapa mikroba diketahui bahwa perbedaan lokasi dapat
lainnya, kira-kira 70% antibiotik dihasilkan mempengaruhi jenis mikroorganisme yang
oleh Actinomycetes jenis Streptomyces ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk
(Suwandi dalam Ambarwati, 2009), 20% mengisolasi mikroba tanah dari kelas
Fungi dan 10% oleh Bakteri (Anonim, 2013). Actinomycetes dari tanah Peternakan Sapi di
Selain sebagai antibakteri Actinomycetes juga Kabupaten Takalar yang berpotensi sebagai
berperan sebagai antijamur (Ariningsih, 2009; antibiotika.
Sari, 2011).
Actinomycetes adalah mikroorganisme METODE
tanah dari kelas Schizomycetes yang bersifat Pengambilan Sampel Tanah dilakukan
saprofit, dekomposer serta mampu menurut Rao (1994), selanjutnya dibuat
mendegradasi selulosa. Kisaran pH yang suspensi dan dilakukan isolasi mikroba tanah
sesuai antara 6,5-8,0. Temperatur yang cocok menggunakan medium Glicerol Yeast Ekstrak
ADRIANI, YESSICA FEBRIWANTI TULAK Biogenesis 98

Agar (GYEA). Koloni yang tumbuh dalam 10 ml medium produksi, inkubasi pada
selanjutnya dimurnikan pada medium GYEA suhu 30˚C selama 120 jam kemudian
sampai diperoleh biakan murni untuk disentrifuge dengan kecepatan 1000 rpm
selanjutnya disimpan sebagai stok. selama 15 menit. Paperdisk yang telah ditetesi
Pengamatan secara makroskopik dilakukan dengan 0,2 ml filtrate hasil sentrifuse
dengan melihat bentuk, warna dan permukaan selanjutnya diletakkan secara aseptis pada
koloni yang tumbuh pada medium sedangkan permukaan medium MHA yang telah berisi
untuk pengamatan secara mikroskopik bakteri uji, inkubasi pada suhu 37˚C selama 24
dilakukan melalui pengecatan gram. jam. Dilakukan pengamatan terhadap zona
Sebanyak satu ose biakan murni bening yang terbentuk.
disuspensikan dengan 2 ml larutan NaCl
fisiologis kemudian diinokulasikan ke dalam HASIL
10 ml medium Maltosa Yeast Broth (MYB), Dari hasil penelitian didapatkan 2 isolat
inkubasi selama 24 jam kemudian disentrifuse. bakteri dengan karakteristik yang menyerupai
Sebanyak 2 ml inokulum dimasukkan ke Actinomycetes dan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan makroskopik dan mikroskopik dari sampel tanah peternakan sapi kec. Galesong
Kab. Takalar
No Pengujian Isolat A Isolat B
1 Makroskopik Berbubuk, melekat erat pada Melekat erat pada permukaan
permukaan agar, koloni kecil agar, koloni kecil terpisah-
terpisah-pisah, berwarna putih pisah, berwarna putih

2 Mikroskopik Bentuk basil, gram positif, bentuk Bentuk basil, gram positif,
filament bercabang bentuk filament

Tabel 2. Daya hambat rata-rata (mm) filtrat hasil Fermentasi terhadap mikroba uji
Isolat

Bakteri Uji Lama Fermentasi (Jam) Zona Hambatan (mm)

A B

E. coli 120 10,7 10,4

Staphylococcus aureus 120 11,9 10,9

Gambar 1: Zona hambat yang terbentuk (A: Zona Hambat isolat A, B: Zona Hambat isolat B)
Vol 1, Desember 2013 Biogenesis 99

PEMBAHASAN pseudomallei. Lokasi pengambilan sampel


Pada penelitian ini menggunakan medium juga mempengaruhi jenis Actinomycetes yang
spesifik yaitu medium GYEA. Medium ini diperoleh. Isolat Actinomycetes yang
mengandung gliserol dan K2HPO4 yang diperoleh dari tanah peternakan sapi di
mampu mendukung pertumbuhan Kabupaten Takalar bersifat antibakteri
Actinomycetes dengan baik. terhadap E.coli dan Staphylococcus aureus.
Dari hasil penelitian diperoleh 2 isolat Begitu pula dengan isolat Actinomycetes dari
Actinomycetes dan diperkirakan berasal dari rizosfer putri malu dan rizosfer jagung
genus Streptomyces. Hasil pengamatan secara (Ambarwati, 2007; 2010), namun
mikroskopik menunjukkan bahwa isolat yang Actinomycetes yang diperoleh dari tanah
diisolasi tergolong bakteri gram positif sawah ternyata tidak mampu menghambat
(berwarna biru) dengan miselium yang pertumbuhan bakteri E.coli (Ambarwati,
panjang. Pengamatan secara makroskopik 2009). Hal ini menunjukkan bahwa jenis
pada permukaan medium GYEA Actinomycetes tergantung pada tipe tanah,
memperlihatkan ciri berbubuk, permukaan karakteristik fisik, kadar bahan organik dan pH
rata, melekat erat pada permukaan medium dan lingkungan (Kanti, 2005).
berwarna putih. Warna koloni awalnya putih
dan lama kelamaan akan berubah menjadi KESIMPULAN
hitam, hal ini terjadi akibat pigmentasi, Dari hasil isolasi Actinomycetes pada
sehingga timbul warna koloni yang berbeda tanah peternakan Sapi Kecamatan Galesong
sesuai jenis Actinomycetes yang diperoleh Kabupaten Takalar didapatkan 2 jenis isolat
(Lechevalier dalam Kanti, 2005). Ciri khas Actinomycetes yang bersifat antibakteri
dari genus Streptomyces sp adalah koloninya terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus
diselimuti oleh miselium udara yang bebas dan aureus dengan aktivitas penghambatan
hifa yang dikelilingi oleh lapisan hidrofobik, sedang. Disarankan untuk melakukan
hifa akan berubah menjadi warna tertentu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui genus
apabila terjadi pembentukan spora (Susilowati dan spesies dari isolat A dan B.
et al, 2007).
Isolat A mampu menghambat DAFTAR PUSTAKA
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Rizki AI. 2009. Isolasi Streptomyces dari
Staphylococcus aureus dengan diameter Rizosfer Familia Poaceae yang Berpotensi
hambatan masing-masing 10,7 mm dan 11,9 Menghasilkan Anti Jamur Terhadap
mm. Isolat B mampu menghambat Candida albicans. [Skripsi]. Surakarta:
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Universitas Negeri Surakarta.
Staphylococcus aureus dengan diameter Ambarwati. 2007. Kajian Actinomycetes yang
hambatan masing-masing 10,4 mm dan 10,9 Berpotensi Menghasilkan Antibiotika dari
mm. Aktivitas penghambatan yang dimiliki Rhizozper Putri Malu (Mimosa pudica)
oleh isolat A dan B tergolong sedang terhadap dan Kucing-kucingan (Acalipha indica L.)
bakteri uji yang digunakan (Lee dan Hwang, Jurnal Sains dan Teknologi. vol 8 (1):1-
2002). Hal ini membuktikan bahwa kedua 14.
isolat berpotensi dijadikan sebagai antibiotik. Ambarwati dan Gama A. 2009. Isolasi
Actinomycetes khususnya Streptomyces Actinomycetes dari Tanah Sawah Sebagai
merupakan mikroba endofit yang menjanjikan Penghasil Antibiotik. Jurnal Penelitian
sebagai antibiotik. Beberapa penelitian Sains dan Teknologi. vol 10 (2):110-111.
menunjukkan bahwa Actinomycetes potensial Ambarwati CJ, Soegihardjo dan Sembiring L.
dalam menghambat pertumbuhan bakteri salah 2010. Isolasi dan Identifikasi
satunya adalah Susilowati et al (2007) yang Streptomycetes dari Rizosfer Jagung (Zea
berhasil mengisolasi Actinomycetes dari lahan mays L) yang Berpotensi Sebagai
pertanian di Indonesia yang bersifat antibakteri Penghasil Antibiotik. Jurnal Biota. vol
terhadap E.coli dan Pseudomonas 15(1). ISSN 0853-8670.
ADRIANI, YESSICA FEBRIWANTI TULAK Biogenesis 100

Hasnawati. 2001. Isolasi dan Identifikasi Rao NSS. 1994. Mikroorganisme Tanah dan
Mikroorganisme Tanah Penghasil Pertumbuhan Tanaman. Edisi II. Jakarta:
Antibiotika Asal Kecamatan Suppa Universitas Indonesia press.
Kabupaten Pinrang. [Skripsi]. Makassar: Sari WD. 2011. Aktivitas Antijamur dan
Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. Fraksinasi Ekstrak Butanol dari Isolat
Jamaludin. 1993. Isolasi dan Identifikasi Actinomycetes AT 00244 Terhadap Jamur
Mikroba Tanah Sebagai Penghasil Fitopatogen Tanaman Kopi (Coffea Sp.)
Antifungi di Beberapa Kabupaten Rosselinia bunodes dan Phellinus
Propinsi Sulawesi Selatan. [Skripsi]. lamaoensis. Malang: Universitas
Makassar: Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.
Hasanuddin. Susilowati ND, Ratih DH dan Erny Y. 2007.
Kanti dan Atit. 2005. Actinomycetes Isolasi dan Karakterisasi Actinomycetes
selulolitik dari Tanah Hutan Taman Penghasil Antibakteri Enteropatogen
Nasional Bukit Duabelas Jambi. Jurnal Escherichia coli K1,1. Pseudomonas
Biodiversitas. vol. 6 (2):85-89. ISSN pseudomallei 0205 dan Listeria
1412-033X. monocytogenes 5407. Jurnal AgroBiogen.
Lay WB. 1994. Analisis Mikroba di vol 3(1):15-23
Laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grafindo Waluyo L. 2008. Teknik dan Metode Dasar
Persada. Mikrobiologi. Malang: UMM.

Anda mungkin juga menyukai