Anda di halaman 1dari 4

SP 1 Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol

halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama:


menghardik halusinasi

ORIENTASI:

Perawat : ”Selamat pagi ibu, Nama saya perawat Karina Sekar yang akan merawat ibu.
Boleh dipanggil suster karina. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?“

Pasien : “Nama Saya Mawaretha Ningrum, senang dipanggil mawar, sus”

Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa keluhan ibu saat ini”

Pasien : “Sus, saya suka mendengar ada orang yang manggil saya, ngajak saya ketempat sepi.
Saya merasa terganggu sus.”

Perawat : ”Baik lah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini ibu
dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama?
Bagaimana kalau 30 menit”

Pasien : “Baik sus“

KERJA:

Perawat : ”Apakah ibu  mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”

Pasien : “ iya sus, suaranya nyaring sekali.. Ada suara manggil manggil saya. Ngajak jalan-
jalan di hutan.”

Perawat : ” Ibu tenang ya. Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan
yang paling sering di dengar suara? Berapa kali sehari ibu alami?“

Pasien : “ iya sus, saya sering mendengarnya kalau saya tidur siang dan kalau saya lagi
bengong, Sus. . Nanti dia ngomong ayo ayoo kesana. Kadang 2 kali dia ngajak.”

Perawat : “Apa yang bapak  rasakan pada saat mendengar suara itu?”

Pasien : “ya saya takut sus, saya bingung harus apa.”

Perawat :  ”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu?“

Pasien : “ya saya diam aja sus. Saya gak tahu,bingung sus.”
Perawat : “Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?”

Pasien : “engga juga sih sus.”

Perawat : “Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”

Pasien : “boleh sus“

Perawat : ”Ibu , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.”

”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

Pasien : “itu gimana caranya sus?“

Perawat : ”Caranya adalah pertama, saat suara-suara itu muncul, langsung bapak  bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-
ulang sampai suara itu tak terdengar lagi.“

Pasien: “oh gitu sus.“

Perawat : “Bisa diikutinkan bu? Coba ibu peragakan!”

Pasien : “pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu«

Perawat : “Nah begitu, … bagus! Coba lagi!“

Pasien : “Pergi saya tidak mau dengar,Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.“

Perawat : “Ya bagus ibu sudah bisa“

TERMINASI:

Perawat : ”Bagaimana perasaan ibu  setelah peragaan latihan tadi?”

Pasien : “saya senang bisa tahu cara menghardik suara-suara itu.”

Perawat : “Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut.Bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?

Pasien : “boleh, sus”

Perawat: “ Kita latihannya 3x sehari ya. Setiap pagi jam 08.00, siang jam 14.00, sore jam
17.00 Kita bisa lakukan setiap hari.”
Pasien : “baik sus. Makasih ya”

Perawat : ““Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan
suara-suara dengan cara yang kedua? Bagaimana kalau kita ngobrolnya di tempat ini lagi.“

Pasien : “boleh sus, besok pagi saja sus.”

Perawat : ”Baiklah kalau begitu. Ibu, mari saya antarkan ibu ke kamar ibu“

SP 2 Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua : bercakap-


cakap dengan orang lain

Orientasi:
Perawat : “Selamat pagi ibu. Masih inget nama saya sustee siapa?
Pasien : “selamat Pagi Suster karina”
Perawat : “ Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ”
Pasien : “kemarin masih ada sus.”
Perawat : “Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya.”
Pasiwn : “iya sus, saya ingat yang suster bilang kemarin. Terus saya teriak Pergi saya tidak
mau dengar,Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.setelah itu suaranya hilang.“
Perawat : “Bagus bu.” “Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit.Mau
ditempat kemarin?
Pasien : “boleh sus”
Kerja:
Perawat : “Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau ibu mulai mendengar suara-suara, langsung
saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan ibu.
Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau
kalau ada orang dirumah misalnya suami,anak ibu katakan: pak, ayo ngobrol dengan ibu
sedang dengar suara-suara.
Pasien : “oh gitu sus.”
Perawat : “Begitu ibu, Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan.”
Pasien : “Ayo ngobrol dengan saya pak!”
Perawat : “Ya, begitu. Bagus! Nah, latih terus ya ibu!”
Terminasi:
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah latihan ini?“
Pasien : “ya, saya lebih semangat lagi sus untuk menghilangkan suara-suara itu.”
Perawat : “ Jadi sudah ada berapa cara yang ibu pelajari untuk mencegah suara-suara itu?”
Pasien : “2 cara sus.”
Perawat : “Bagus, cobalah kedua cara ini kalau ibu mengalami halusinasi lagi. Bagaimana
kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian ibu.. Mau jam berapa latihan bercakap-
cakap?
Pasien : “boleh sus.besok Jam 10.00 sus”
Perawat : “ Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok
pagi saya akan ke mari lagi.”
Pasien : “Baik sus.”
Perawat : “Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal?
Mau jam berapa?
Pasien : “Boleh Sus. Nanti sore saja sus jasm 15.00.”
Perawat : “baik kalau begitu saya undur diri ya bu.Selamat pagi ibu.”

Anda mungkin juga menyukai