Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP MINAT DAN

PRESTASI BELAJAR PAI DI SMPN 1 TERANGUN


KABUPATEN GAYO LUES

Oleh:
AMIRUDDIN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan

oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.

Dalam pendidikan tersebut terdapat suatu hubungan antara dua pihak, yakni pihak

orangtua sebagai pendidik, dan pihak anak yang dididik.

Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkaan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Melalui

pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dan mempersiapkan dirinya

memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang

akan datang.

Kehidupan manusia mempunyai hubungan erat dengan proses pendidikan.2

Selama manusia masih hidup maka pendidikan masih terus ada. Pendidikan

adalah pengalaman-pengalaman belajar terpogram dalam bentuk pendidikan

Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional & PP No 32 Tahun 2013


2
Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Cet. I, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1992), 3.

1
formal, non formal, dan informal di sekolah dan luar sekolah, yang berlangsung

seumur hidup.3 Jadi komponen yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pendidikan ada tiga unsur yaitu orang tua, masyarakat, dan pemerintah.

Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi,

yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari yang tidak berpendidikan.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan pertama dan

utama yang di alami oleh anak yaitu dari keluarga. Anak lahir dalam pemeliharaan

orang tua dan dibesarkan di dalam keluarga. Orang tua tanpa ada yang

memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai

pemelihara, sebagai pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina maupun

sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. 4 Ini adalah tugas kodrati dari

tiap-tiap manusia. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S At-Tahriim/66: 6

      


       
       

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.

Firman Allah SWT di atas menunjukkan bahwa orang tua merupakan

pendidik yang paling pertama dan utama. Orang tualah yang bertanggung jawab

penuh terhadap pendidikan dan keselamatan anak di dunia maupun di akhirat

3
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Cet. VII, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012), 11.
4

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Cet. II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007),
177.

2
kelak. Maka orang tua di dalam keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati

untuk memperhatikan anak-anaknya serta mendidiknya.

Setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya oleh karena itu

orang tua berusaha memenuhi setiap kebutuhan anak karena anak merupakan

generasi penerus dan pewaris serta amanah yang dititipkan Allah kepadanya.

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk memiliki minat dan

prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas

belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. 5 Kegiatan yang

dilaksanakan pada akhir tahunnya atau akhir semester dilakukan penilaian

(evaluasi). Penilaian sebagai alat akhir untuk mengetahui keberhasilan kegiatan

belajar siswa yang dapat disebut pula dengan prestasi belajar siswa. Prestasi

belajar ini secara nyata akan dapat diketahui oleh siswa setiap akhir semester

dinyatakan dalam bentuk huruf atau angka sebagai nilai raport.

Minat dan prestasi baik yang diperoleh anak bukan hanya semata-mata

hasil dari sekolah atau peran dari guru dan anak sebagai peserta didik. Melainkan

ditunjang oleh peran orang tua. Salah satu dari peranan orang tua terhadap

keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian, terutama

perhatian pada kegiatan belajar. Peranan orang tua memberikan perhatian

terhadap anaknya memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan

belajar anak. Dengan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan

lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan hanya dirinya saja

yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian.

Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik, Cet. II, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), 9.

3
Orang tua merupakan pendidik yang utama dan pertama bagi anak-anak

mereka. Utama karena hubungan mereka amat mendasar dalam perkembangan

kepribadian anaknya, pertama karena orang tua adalah orang pertama dan paling

banyak melakukan kontak dengan anaknya.6 Dari merekalah anak mula-mula

menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat

dalam kehidupan keluarga.7 Dalam keluarga orangtua bertanggung jawab

memberikan pendidikan kepada anaknya dengan pendidikan yang baik

berdasarkan nilainilai akhlak dan spiritual yang luhur.8

Totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak

selama menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar si anak

mudah dalam menerima transfer ilmu pendidikannya selama menjalani proses

belajar, di samping itu juga agar ia dapat mencapai prestasi belajar yang

maksimal. Peranan orang tua khususnya dalam pendidikan anak dapat berupa

pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian

motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar.

Untuk menjalankan tugas mendidik, orang tua membimbing anak

khususnya dalam hal belajar karena keberhasilan anak dalam belajar tidak lepas

dari peranan dan dukungan orang tua. Umumnya, anak-anak yang mendapat

dukungan dan bantuan dari orang tuanya akan bisa belajar dan mencapai

kemajuan lebih baik dibanding yang tidak mendapat dukungan dan bantuan.

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),


135.
7
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 35.
8
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang tua dan Anak dalam Keluarga:
Sebuah perspektif Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 31-32.

4
Baik orang tua maupun guru selalu berharap agar anak atau anak didiknya

akan mampu mencapai prestasi dan tumbuh serta berkembang secara optimal.

Partisipasi orang tua akan meningkatkan prestasi anak di sekolah. 9 Orang tua yang

tingkat pendidikannya rendah atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mungkin

untuk mengemban hal tersebut dirasakan cukup berat. Tetapi apabila orang tuanya

menyadari akan tanggung jawabnya, maka ia akan berusaha dengan berbagai cara

untuk mewujudkan tanggung jawab membimbing anaknya untuk belajar di rumah.

Atau seandainya orang tua tidak sanggup dalam memberikan dukungan kepada

anaknya, maka alangkah bijaksana apabila orang tua mengusahakan adanya orang

lain yang memberikan dukungan kepada anaknya di luar sekolah.

Dalam hal ini Slameto menyatakan bahwa orang tua yang kurang/tidak

memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap

belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan

kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak memperhatikan apakah

anaknya belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar

anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat

menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.10

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas bahwa orang tua memiliki

andil yang cukup besar terhadap keberhasilan pendidikan anak. Tapi, terkadang

orang tua lupa terhadap tugasnya untuk mendidik dan memberi perhatian kepada

Soemarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, (Jakarta Rineka Cipta, t.th), 124.
10
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Cet. V, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 61.

5
anaknya. Bahkan orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga lupa untuk

memperhatikan aktifitas belajar anak.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMPN 1 Terangun,

bahwasanya minat dan prestasi siswa dalam belajar pelajaran Pendidikan Agama

Islam masih sangat rendah. Hasil observasi ini juga mengindikasikan bahwa

dukungan serta perhatian orang tua terhadap anak juga rendah. Peneliti menduga,

bahwa rendahnya minat belajar Pendidikan Agama Islam di kalangan siswa

dipengaruhi oleh rendahnya perhatian dan dukungan orang tua siswa terhadap

anak mereka. Orang Tua yang rata-rata sibuk bekerja sehingga kurangnya waktu

dalam memberikan dukungan kepada siswa, hal lain juga disebabkan oleh

kurangnya pengawasan atau kontrol orang tua terhadap siswa ketika siswa pulang

sekolah, sehingga siswa tidak lagi belajar. Dengan demikian siswa menganggap

belajar Pendidikan Agama Islam kurang penting, sehingga berdampak kepada

rendahnya minat dan prestasi belajar pelajaran Pendidikan Agama Islam di

kalangan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud ingin meneliti mengenai

Dukungan Belajar PAI dari Orang Tua dan prestasi belajar siswa mata pelajaran

PAI, sehingga perlu kiranya untuk melakukan penelitian dengan judul: ”Pengaruh

Dukungan Orang Tua terhadap Minat dan Prestasi Belajar PAI di SMPN 1

Terangun Kabupaten Gayo Lues”.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan diamati penulis dalam penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

6
1. Bagaimanakah bentuk dukungan orang tua terhadap siswa dalam belajar

PAI di SMPN 1 Terangun Kabupaten Gayo Lues?

2. Bagaimana pengaruh dukungan orang tua terhadap minat dan prestasi

belajar PAI di SMPN 1 Terangun Kabupaten Gayo Lues?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk dukungan orang tua terhadap siswa dalam

belajar PAI di SMPN 1 Terangun Kabupaten Gayo Lues.

2. Untuk mengetahui dukungan orang tua terhadap minat dan prestasi belajar

PAI di SMPN 1 Terangun Kabupaten Gayo Lues.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaar Praktis

a. Bagi orang tua yaitu sebagai bahan informasi akan pentingnya minat

dan prestasi belajar anak sehingga dapat bertanggung jawab dan

memberikan perhatian lebih terhadap belajar mereka..

b. Bagi siswa yaitu siswa mengetahui pentingnya pendidikan dan

memotivasi siswa untuk meningkatkan minat dan prestasi belajarnya.

c. Bagi pendidik yaitu sebagai bahan masukan yang berguna untuk

kepentingan komunikasi dengan orang tua dan anak didik.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai konstribusi khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai sumber

referensi untuk diteliti pada penelitian selanjutnya.

7
b. Diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada

tidaknya pengaruh dukungan orang tua terhadap minat dan prestasi

belajar pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa.

E. Landasan Teori

1. Dukungan Belajar PAI dari Orang Tua

a. Pengertian Dukungan Belajar

Dukungan Orang Tua adalah keberadaan, kesediaan, dari orang-

orang yang dapat diandalkan menghargai dan menyayangi kita, yang

bertujuan untuk membantu kita dalam mengatasi atau menghadapi suatu

masalah pada situasi tertentu atau peristiwa yang menekan, serta

membuat kita menjadi lebih berarti. Dalam penelitian ini dukungan orang

tua yang dimaksud ialah reliable alliance, reassurance of worth,

attachment, guidance, socialite ration, dan opportunity for nurturance.11

Dukungan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya

sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar

memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Menurut Bimo Walgito Dukungan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan individu-individu atau sekumpulan individu-

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat

mencapai kesejahteraan hidupnya.12

11

Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 8.


12
Bimo Walgito, Dukungan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset,
1980), 4.

8
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

dukungan adalah suatu proses untuk menunjukkan jalan, memberi jalan,

menuntun dan memberi bantuan kepada individu supaya individu

tersebut dapat memahami dirinya dan mengarahkan dirinya sesuai

dengan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Bila kata dukungan digabung dengan keagamaan dan orang tua,

maka terbentuklah istilah dukungan Belajar PAI dari orang tua yang

berarti adalah dukungan yang bersifat religius dari orang tua kepada

anaknya agar menjadi pribadi yang baik

b. Dasar Dukungan Belajar PAI dari Orang Tua

Orang tua mempunyai hubungan yang besar dalam pembentukan

watak anak, moral maupun tingkah laku anak, karena anak mengalami

pertumbuhan dan perkembangan di lingkungan orangtuanya. Anak masih

membutuhkan dukungan dan pengarahan dari orang tuanya sehingga

tidak bisa dibiarkan begitu saja.

Anak memerlukan dukungan orang tua. Menurut M. Chabib

Toha, sebagai realisasi tanggung jawab orang tua dalam membimbing

anak, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk mendapatkan

Dukungan dan perhatian orang tua, yakni :

1) Pendidikan ibadah

2) Pokok-pokok ajaran Islam

3) Pendidikan akhlakul karimah

4) Pendidikan aqidah Islamiyah.13

13

Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
hlm.125

9
Keempat aspek inilah yang menjadi tiang utama dalam

pendidikan Islam. Aspek Dukungan tersebut tercakup dalam pengertian

yang terkandung dalam surat Lukman ayat 12-19. Pendidikan ibadah,

khususnya Dukungan shalat disebutkan pada ayat 17 surat Lukman

sebagai berikut:

      


         
 

Artinya: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang

baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

Dukungan pendidikan shalat dalam ayat ini tidak terbatas tentang

kaifiyah untuk menjalankan shalat secara fiqhiyah, melainkan

menanamkan nilai-nilai dibalik ibadah shalat. Mereka harus mampu

tampil sebagai pelopor amar ma‟ruf dan nahi munkar serta jiwanya teruji

menjadi orang yang sabar.

Menanamkan nilai-nilai baik tidak hanya berdasarkan

pertimbangan waktu dan tempat. Meskipun kebaikan itu hanya sedikit

jika dibandingkan dengan kejahatan, ibarat antara sebiji sawi dengan

seluas langit dan bumi, maka yang baik akan nampak baik, dan yang

jahat akan nampak sebagai kejahatan.

Orang tua merupakan pendidik yang bertanggung jawab dalam

pertumbuhan dan perkembangan diri anak. Orang tua mempunyai

10
kewajiban untuk memberikan pendidikan bagi anak, karena menurut

Islam saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah

sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai

hidup atas pendidikan agama anak didik.

2. Minat Belajar PAI

Secara sederhana, minat yang dalam bahasa Inggris dikenal

dengan istilah interest berarti kecenderungan yang besar terhadap

sesuatu.14 Secara umum minat berarti perhatian, kesukaan, dan

kecenderungan hati kepada suatu kegiatan.15 Menurut Slameto, minat

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.16

Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa seorang siswa lebih menyukai suatu hal daripada

hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu

aktivitas.17

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi

tertentu. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung

untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tertentu.

14

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda


Karya, 2013), 134.
15
Muhammmad Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012),
168.
16
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor…, 180
17
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 191.

11
Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap PAI akan

memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa yang tidak minat.

Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi

itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat dan

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.18

Sedangkan pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman.19 Menurut Azhar

Arsyad Belajar adalah interaksi antara seseorang dengan lingkungannya,

yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri orang

itu.20

Jadi yang dimaksud dengan minat belajar adalah suatu

kecenderungan seseorang terhadap suatu objek disertai dengan adanya

perhatian dan keaktifan melalui aktifitas yang disengaja yang akhirnya

melahirkan perubahan yang relatif tetap, baik berupa pengetahuan, sikap

dan ketrampilan.

Adapun fungsi minat adalah sebagai berikut:

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh anak


yang berminat pada olah raga, maka citacitanya adalah menjadi
olahragawan yang berprestasi. Seorang anak yang berminat pada
kesehatan fisiknya maka berminat menjadi dokter.
b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat seorang anak untuk
menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di
tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

18

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, 135.


19
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cet XV, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), 85.
20
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Cet. V, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), 1.

12
c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang.
Meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran yang sama
tapi antara satu anak dengan anak yang lainnya mendapatkan jumlah
pengetahuan yang berbeda, hal ini terjadi karena daya serap mereka
yang berbeda, dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat
mereka.
d. Minat yang terbentuk sejak masa kanak-kanak sering terbawa seumur
hidup karena minat membawa kepuasan. Sebagai misal minat untuk
menjadi guru yang terbentuk sejak kecil akan terus terbawa sampai hal
ini menjadi kenyataan. Apabila ini terwujud maka semua suka duka
menjadi guru tidak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan
penuh suka rela. Dan apabila minat tidak terwujud maka bisa menjadi
obsesi yang akan terbawa sampai mati.21

3. Prestasi Belajar PAI

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia Prestasi adalah hasil yang telah dicapai(dari yang

telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).22 Sedangkan Menurut Tohirin

prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan

kegiatan belajar. Akan tetapi mengenai apa yang telah dicapai oleh siswa setelah

melakukan kegiatan belajar, ada juga yang menyebutnya dengan istilah hasil

belajar.23 Sedangkan menurut Sutratinah Tirtonegoro yang dimaksud dengan

prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan

hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.24
21

Chabib Thoha, dkk, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Bekerjasama Dengan Pustaka Pelajar, 1998), 109-110.
22
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.1,
(Jakarta: Balai Pustaka,1988), 700
23
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada, 2006), 151
24

Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Cet. 6, (Jakarta:


Bumi Aksara, 2006), 43

13
Dapat disimpulkan, prestasi belajar merupakan hasil yang telah diperoleh

oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar di sekolah dalam jangka waktu

tertentu. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, maupun

kalimat yang ditulis oleh guru dalam buku prestasi belajar siswa (raport).

Menurut Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama Islam adalah “ usaha sadar untuk

membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran

Islam secara menyeluruh lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.”25

Dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam yakni hasil belajar yang diraih oleh siswa setelah

mengikuti proses belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

meliputi aspek aqidah, fikih, Al-Qur’ an, Akhlak dan Sejarah Islam.

Menurut Muhibbin syah dan Agus Efendi ada beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal mencakup: kecerdasan emosional, intelligensi, sikap, bakat, minat dan

motivasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi: lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat.26

F. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

25
Zakiah Daradjat, Imu Pendidikan Islam, cet. 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 86
26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru..., 129

14
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,

dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan

jalan yang melibatkan berbagai metode yang ada. Desain Pendekatan

penelitian ini sesuai dengan jenis permasalahan yang diajukan.Dalam

penelitian ini digunakan desain pendekatan naturalistik. Di mana pendekatan

naturalistik ini adalah untuk mencari dan menemukan pengertian atau

pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus.27

Adapun alasan peneliti dalam menggunakan pendekatan naturalistik ini,

karena dalam pendekatan naturalistik lebih meneliti tentang pemahaman

tentang fenomena dalam suatu latar yang khusus.

2. Partisipan dan Setting Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti melibatkan dua sumber data, adapun sumber

data tersebut adalah:

a. Sumber Primer. Sumber primer adalah sumber yang langsung oleh

responden atau objek yang diteliti.

b. Sumber Sekunder. Sumber sekunder adalah sumber yang tidak secara

langsung memberikan data kepada pengumpul data.

3. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam mengumpulkan data

penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

27
Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), 4-5.

15
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik observasi

berperanserta (Participan Observation).28 Penggunaan teknik ini

sengaja peneliti pilih karena peneliti ingin terlibat dalam apa yang

dilakukan mereka, tetapi peneliti tidak ingin menjadi bagian dari

mereka.

b. Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik wawancara

terhadap informan sebgai sumber data dan informasi dilakukan

dengan tujuan penggalian informasi tentang focus penelitian.29

c. Dokumentasi dan Studi Dokumenter

Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan bahwa dokumentasi adalah

teknik pengumpulan data dengn menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun

elektronik. Dokumen yang dihimpun dan dipilih sesuai dengan

tujuan dan focus masalah.30 Dalam penelitian ini, peneliti

mendokumentasikan kegiatan belajar siswa didalam kelas saat mata

pelajaran agama Islam.

4. Analisa Data

28

Salim dan Syahrum, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Cita Pustaka Media), 95
29
Salim dan Syahrum, Metode Penelitian Kualitatif…, 119
30
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), 60

16
Analisis data sangat penting dalam suatu penelitian karena data yang

terkumpul tidak akan ada artinya bila tidak dilakukan analisis terhadap data

yang telah terkumpul dari lapangan. Peneliti harus mengerti teknik analisis

data dengan tepat sehingga memudahkan dalam proses analisisnya. Bogdan

dan Biklen dalam Zuriah menyatakan bahwa analisis data merupakan proses

pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip wawancara, catatan

lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan

pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diinterpretasikan

temuannya kepada orang lain.31

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan menurut Miles and

Huberman. Analisis merupakan data kualitatif dilakukan secara interaktif

melalui proses data reduction, data display, dan verification. Setelah data

dikumpulkan dari lokasi penelitian melalui wawancara, observasi, dan

dokumentasi maka dilakukan analisis penguraian dan penarikan kesimpulan.

Data yang telah diorganisasikan ke dalam suatu pola dan membuat

kategorinya, maka data diperoleh dengan menggunakan analisis model Miles

dan Huberman yaitu:

a. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan berbagai teknik pengumpulan data, baik

wawancara, observasi dan studi dokumen.Setelah data terkumpul,

dengan beberapa metode pengumpulan data di atas, selanjutnya

31

Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori Aplikasi (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006). 217

17
penelitian mempelajari secara mendalam untuk mengetahui tentang

keterampilan menjelaskan pelajaran dengan kenyataan di lapangan.

b. Reduksi Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan reduksi data yang

diperoleh dari wawancara dan observasi yaitu dengan

menggolongkan, mengarahkan, dan mereduksi data yang dianggap

tidak perlu, kemudian dilakukan pengkodean.

c. Penyajian Data

Penyajian data merupakan pengumpulan informasi yang tersusun

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan data yang dianalisis dan disajikan dalam

bentuk table, dan struktur yang menggabungkan informasi yang

disusun dalam suatu bentuk sehingga dapat dengan mudah peneliti

mengetahui apa saja yang terjadi untuk menarik kesimpulan.

d. Penarikan Kesimpulan

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, maka peneliti

melakukan proses selanjutnya yaitu: penarikan kesimpulan

verifikasi. Kesimpulan pada tahap pertma bersifat longgar, tetap

terbuka dan masih bersifat kesimpulan sementara kemudian

meningkatkan menjadi lebih rinci dan mengakar lebih ke pokok

seiring bertambahnya data sehingga kesimpulan menjadi suatu

konfigurasi yang utuh.

18
G. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan lebih mudah dalam

mempelajari dan memahami proposal tesis. Penelitian proposal tesis ini dibagi

menjadi lima bagian yaitu:

BAB I : Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penulisan, penelitian terdahulu yang

relevan dan definisi operasional.


BAB II : Pada bab ini berisi teori-teori yang relevan dengan

pembahasan penelitian yang diteliti yang dikumpul dari buku-

buku, artikel dan sumber lainnya.


BAB III : Pada bab ini berisi prosedur penelitian, metode penelitian,

subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan

data dan teknik analisis data..


BAB IV : Pada bab ini berisi analisis yang akan disimpulkan secara

terperinci. Analisis yang didapat dari pengolahan data

sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang diajukan

dalam penelitian
BAB V : Pada Bab ini berisi temuan penelitian yang kemudian dibuat

kesimpulan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang

dikemukakan sebelumnya.

H. Daftar Pustaka

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Cet. II, Jakarta: Rineka Cipta,
2007.

19
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Cet. V, Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2003.
Bimo Walgito, Dukungan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset,
1980.
Chabib Thoha, dkk, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar
Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang Bekerjasama Dengan Pustaka Pelajar, 1998.
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.1,
Jakarta: Balai Pustaka,1988.
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011.
Muhammmad Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras,
2012.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda
Karya, 2013.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cet XV, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011.
Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik, Cet. II,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori Aplikasi (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006.
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Cet. VII, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012.
Salim dan Syahrum, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Cita Pustaka Media
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Cet. V, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Soelaiman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Cet. I, Jakarta: Bumi
Aksara, 1992.
Soemarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah, Jakarta Rineka Cipta, t.th.
Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Cet. 6,
Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang tua dan Anak dalam Keluarga:
Sebuah perspektif Pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja
GrafindoPersada, 2006.
Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional & PP No 32 Tahun 2013
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Zakiah Daradjat, Imu Pendidikan Islam, cet. 3, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

20
21

Anda mungkin juga menyukai