Anda di halaman 1dari 7

ANALISA JURNAL

1. Judul :
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN
PECAH DINI DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA

2. Latar Belakang masalah


Laporan World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa angka
kematian bayi (AKB) akibat asfiksia kawasan Asia Tenggara merupakan
kedua yang paling tinggi yaitu sebesar 142 per 1000 setelah Afrika. Di tahun
2011, Indonesia merupakan negara dengan AKB dengan asfiksia tertinggi
kelima untuk negara ASEAN yaitu 35 per 1000, dimana Myanmar 48 per
1000, Laos dan Timor Laste 48 per 1000, Kamboja 36 per 1000 (6). Insiden
KPD di Indonesia berkisar 4,5% sampai 7,6% dari seluruh kehamilan, angka
tersebut meningkat setiap tahunnya hal ini yang harus diperhatikan oleh
tenaga medis agar angka kejadian KPD dapat dikendalikan. (3) Insiden
ketuban pecah dini (KPD) di Indonesia berkisar 4,5% sampai 7,6% dari
hampir seluruh kehamilan, angka tersebut meningkat setiap tahunnya hal ini
yang harus diperhatikan oleh tenaga medis agar angka kejadian KPD dapat
dikendalikan (1). Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) yang dilakukan oleh BPS setiap 5 (lima) tahunan, diperoleh hasil
bahwa AKB di Provinsi Sumatera Utara mengalami penurunan dari tahun
1994 sebesar 61/1.000 KH, turun menjadi 42/1.000 KH pada SDKI tahun
2002. Namun pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 46/1.000 KH.
Pada tahun 2012, menurun kembali menjadi sebesar 40/1.000 KH. Sementara
di Kota Medan AKB sebanyak 37/1000 KH (9). Berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang di lakukan peneliti di RSU Martha Friska Medan,
berdasarkan hasil Rekam Medik yang diperoleh peneliti pada periode Januari
sampai Desember 2015, di peroleh data ibu bersalin sebanyak 1.147 orang.
Ibu yang mengalami ketuban pecah dini (KPD) sebanyak 245 orang, dimana
dari 245 ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yang melahirkan bayi dengan

53
Asfiksia sebanyak 163 orang. Dari 163 bayi dengan Asfiksia 14 diantara nya
meninggal dunia. Sedangkang ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yang
melahirkan bayi nya tidak Asfiksia sebanyak 83 orang. Diperoleh pula
sebanyak 212 bayi mengalami asfiksia tidak disebabkan karena ketuban
pecah dini (9). Gangguan sirkulasi menuju janin, menyebabkan adanya
gangguan aliran tali pusat seperti : lilitan tali pusat, tekanan pada tali pusat,
ketuban telah pecah, kehamilan lewat waktu (12) dimana Ketuban Pecah Dini
(KPD) merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang
bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal
pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari
34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan
terjadinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrome). Batas dari
KPD yaitu apabila pecah ketuban sebelum pembukaan 3-4 cm, dan
penurunan kepala tidak ada selama 6 jam (13). Berdasarkan data yang
didapatkan di RSU Martha Friska Medan pada Tahun 2016 jumlah asfiksia
pada bayi baru lahir sebanyak 26 bayi. Kejadian ketuban pecah dini (KPD) di
RSU Martha Friska Medan pada Tahun 2015 jumlah KPD sebanyak 26
orang. Kejadian ketuban pecah dini (KPD) di RSU Martha Friska Medan
yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru
lahir pada tahun 2016.

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengeTahui Hubungan Karakteristik ibu bersalin
dengan Ketuban Pecah Dini di Rumah sakit Martha Friska Tahun 2017.

4. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan yaitu deskriptif korelasi, dengan analisis
Chi-Square.

5. Hasil Penelitian

54
Dengan menggunakan analisis uji chi-square didapatkan dari 45 ibu
bersalin hasil Asymp.Sig pada variabel Usia 20-35 sebanyak 39 orang
(86,7%)dengan nilai p= 0,011, yang berarti ada hubungan yang signifikan
antara usia dengan ketuban pecah dini.pada variabel Paritas Multigravida
sebanyak 32 orang ( 71,1%) dengan nilai Asymp.Sig p = 0,031, yang
berarti ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan ketuban pecah
dini.Pada variabel dengan status pekerjaan IRT sebanyak 33 orang
(73,3%) dengan Nilai Asymp.Sig p = 0,014 yang berarti ada hubungan
yang signifikan antara pekerjaan dengan ketuban pecah dini. Kesimpulan
ada hubungan antara Usia, Paritas, dan Pekerjaan Ibu bersalin dengan
Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Martha FriskaTahun 2017.

6. Analisa Pembahasan
Analisis Univariat
Hasil penelitian di ketahui bahwa 45 responden (100%) di ketahui bahwa
Responden dengan Ketuban Pecah Dini Mayoritas berada di usia 20-35
tahun sebanyak 39 orang (86,7%). Berdasarkan Tabel 1 di ketahui bahwa dari
45 Responden (100%) diketahui bahwa Responden dengan Ketuban Pecah
Dini Mayoritas berada pada Paritas Multipara sebanyak 32 orang (71,1%).
diketahui bahwa dari 84 Responden (100%) diketahui bahwa responden
dengan Ketuban Pecah Dini berdasarkan pekerjaan mayoritas IRT sebanyak
33 orang (73,3%). Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa dari 45 Responden
(100%) diketahui bahwa Responden yang mengalami ketuban pecah dini <37
minggu sebelum melahirkan sebanyak 45 orang (88,9%), dan yang
mengalami KPD memanjang >12 jam sebelum melahirkan sebanyak 5 orang
(11,1%).
Analisis Bivariat Uji Statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan
antara Variabel Independen dengan variabel dependent. Analisis Bivariat ini
dilakukan Uji Statistik menggunakan Chi Square untuk dapat menyimpulkan
adanya hubungan dua variabel tersebut bermakna atau tidak bermakna,
dengan α =0,05. Berdasarkan Tabel 2 di ketahui bahwa dari 45 Responden
(100%) terdapat sebanyak 39 orang (86,6%) berada pada usia 20-35 tahun

55
mayoritas terjadi Ketuban Pecah Dini terjadi pada kehamilan <37 minggu
sebanyak 37 orang (82,2%), dan yang mengalami Ketuban Pecah Dini
memanjang >12 jam sebanyak 2 orang (4,4%). Dari 6 (13,3%) responden
yang mangalami ketuban pecah dini pada pada kehamilan <37 minggu
sebanyak 3 orang (6,6%), dan Ketuban Pecah DiniMemanjang >12 minggu
sebanyak3 orang (6,6%). Hasil Uji Chi-square menunjukkan bahwa ρ =
0,011<0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara usia ibu bersalin
dengan Ketuban Pecah dini di RS. Martha Friska Tahun 2017. Berdasarkan
Tabel 2 di ketahui bahwa 45 Responden (100%) terdapat sebanyak 32 orang
(71,1%) dengan Paritas Multigravida Mayoritas ibu mengalami Ketuban
Pecah Dini pada usia kehamilan <37 minggu dengan pekerjaan IRT dan
sebanyak 1 orang (2,2%) ibu denganKetuban Pecah Dini memanjang >12
jam. Sebanyak 33 orang (39,2%) dengan Pekerjaan IRT, ibu pekerjaan
Wiraswasta sebanyak 28 orang (33%), dan yang mengalami Ketuban Pecah
Dini sebanyak 9 orang (10,7), dan ibu yang pekerjaan PNS sebanyak 3 orang
(3,5%). Hasil Chi-square menunjukan bahwa ρ = 0,014< 0,05 artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara Pekerjaan ibu bersalin dengan Ketuban
Pecah Dini di Rumah Sakit Martha Friska Tahun 2017.

7. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
usia, paritas, dan pekerjaan (Karakteristik) Ibu bersalin dengan Ketuban
Pecah Dini di Rumah Sakit Martha FriskaTahun 2017.

8. Analisis PICOT
P Ada Berdasarkan data yang didapatkan di RSU
(Problem) Martha Friska Medan pada Tahun 2016 jumlah
asfiksia pada bayi baru lahir sebanyak 26 bayi.
Kejadian ketuban pecah dini (KPD) di RSU
Martha Friska Medan pada Tahun 2015 jumlah
KPD sebanyak 26 orang. Kejadian ketuban
pecah dini (KPD) di RSU Martha Friska Medan

56
yang merupakan salah satu faktor penyebab
terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir pada
tahun 2016.
Populasi dalam peneliti ini seluruh kasus
ketuban pecah dini yang mengalami asfiksia
dan dirawat di RSU Martha Friska Medan
Tahun 2015 sebanyak 56 orang
I Ada Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
(Intervensi) ini yaitu k Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak
lain. Berdasarkan sumbernya, peneliti ini
menggunakan data sekunder pengumpulan data
dilakukan berdasarkan dokumentasi berupa
rekam medik. Data yang telah terkumpul
dianalisis dengan menggunakan program
komputer. Analisa univariat digunakan untuk
mendeskripsikan data yang digunakan pada tiap
variabel dari hasil penelitian. Data disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi. Analisa
bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan
(kolerasi) antara variabel bebas (independent
variabel) dengan variabel terikat (dependent
variabel). Untuk membuktikan adanya
hubungan yang signifikan antara veriabel bebas
dengan veriabel terikat digunakan analisis Chi-
square, pada batas kemaknaan perhitungan
statistic p value (0,05). Apabila hasil
perhitungan menunjukan nilai < p value (0,05)
maka dikatakan (Ho) ditolak dan (Ha) diterima,
artinya kedua variabel secara statistik
mempunyai hubungan yang signifikan.
Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi

57
(hubungan) antara variabel terikat dengan
variabel bebas digunakan analisis tabulasi
silang (15).
C Ada  Hasil penelitian ini selaras dengan
(Compare) penelitian yang dilakukan Yunita L,
Wardhina F, Fadillah H. Hubungan
Ketuban Pecah Dini Dengan Kejadian
Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di
Rsud Dr. H. Moch. Anshari Saleh
Banjarmasin Tahun 2014.
 Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Fatkhiyah N. Hubungan Antara
Persalinan Ketuban Pecah Dini
Dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorum Di Rsud Dr. Soeselo
Kabupaten Tegal. Pena J Ilmu
Pengetah Dan Teknol. 2015;21(1).
 Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Susilowati E. Gambaran Karakteristik
Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah
Dini Di Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang Tahun 2009. J
Kebidanan Pantiwilasa. 2010;1(1).
O Ada Hasil penelitian dengan menggunakan analisis
(Outcome) uji chi-square, didapatkan hasil terdapat
hubungan antara Usia, Paritas, dan Pekerjaan
Ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini
T (Time) Ada Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari
– Mei 2016

9. Kelebihan

58
a. Penelitian cukup lengkap, dapat dilihat dari peneliti melengkapi
dengan tabel-tabel pada pengolahan data.
b. Peneliti juga mencantumkan hasil dari penelitian lain sebagai
pembanding.
c. Penelitian juga mencantumkan waktu dan lama penelitian

10. Kekurangan
Penelitian dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, sehingga ada
kemungkinan tidak mewakili hasil dari seluruh populasi.

11. Analisis / Justifikasi kronologis


Dalam karya tulis ini, konsep penelitian dengan variabel yang diteliti
berkaitan erat, yaitu variabel yang diteliti adalah Usia, Paritas, dan
Pekerjaan Ibu bersalin.
Proses pengolahan data sesuai prosedur, yaitu melalui tahap editing, coding,
entry data dan cleaning dan data dianalisis melalui prosedur analisis univariat
dan analisis bivariat dengan menggunkan uji chisquare.
Hasil analisa disajikan dalam bentuk tabulasi silang.hasil penelitian juga
selalu dibandingkan dengan hasil dari peneliti lain.

12. Implikasi Keperawatan


Dengan dilakukannya penelitian ini, maka pembaca bersama dapat
mengetahui berdasarkan hasil penelitian, bahwa terdapat hubungan antara
Usia, Paritas, dan Pekerjaan Ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini,
sehingga petugas kesehatan, khususnya perawat dapat mengaplikasikan hasil
penelitian ini dalam merawat pasien.

59

Anda mungkin juga menyukai