Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan
sehari-hari di samping sumber energi alam yang ada di sekitar kita. Hampir semua benda atau alat-
alat yang ada di sekitar kita menggunakan listrik sebagai sumber energinya. Dapat dikatakan pula
bahwa keberlangsungan kehidupan kita bergantung pada energi listrik. Coba bayangkan seperti apa
kehidupan kita apabila satu hari saja kita hidup tanpa energi listrik. Sudah dapat dipastikan bahwa
akan banyak sekali kendala-kendala yang menghambat pekerjaan kita baik pekerjaan di rumah, di
sekolah, di kampus, di kantor dan di tempat-tempat lainnya. Hal ini menegaskan betapa pentingnya
energi listrik dalam kehidupan kita sehari-hari.
Setelah kita semua mengetahui betapa pentingnya energi listrik dalam kehidupan sehari-
hari, kita jadi lebih mengerti betapa pentingnya perawatan dan pemeliharaan instalasi listrik.
Apalagi kita sebagai mahasiswa yang diharapkan mampu memahami komponen-komponen
instalasi listrik, memahami cara kerja rangkaian instalasi listrik dan dapat membuat rangkaian
instalasi listrik dengan benar. Pada tahapan kali ini kita akan mempelajari Lampu TL (tubular
lamp) yang mana memiliki perbedaan dengan lampu pijar ataupun lampu CFL. Selain terdapat
perbedaan dari bentuk, perbedaan juga dapat dilihat dari fitting kedua jenis lampu tersebut. Oleh
sebab itu, sebagai calon tenaga ahli kita harus dapat memahami cara perangkaian lampu TL dan
juga memahami cara kerja dari rangkaiannya. Dengan begitu kita dapat mengaplikasikan ilmu
instalasi listrik ini di kehidupan sehari-hari serta dapat menghindari kecelakaan kerja yang dapat
membahayakan diri dan juga orang di sekitar kita.
1.2 Batasan Masalah
Agar tidak terjadi pelebaran masalah dalam pembuatan dan penyajian proposal ini, maka
penulis membatasi:
1.2.1 Beban yang digunakan adalah lampu TL (tubular lamp)
1.2.2 Sebagai pengendali on/off dari beban menggunakan kombinasi trafo ballas dan juga starter.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Apa itu tubular lamp?
1.3.2 Apa yang membedakan tubular lamp dengan lampu pada pada umumnya?
1.3.3 Apa itu trafo ballas?
1.3.4 Apa itu starter?
1.3.5 Bagaimana cara membuat rangkaian dengan beban lampu TL dan juga dengan sakelar
menggunakan trafo ballas dan juga starter?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1.4.1.1 Mahasiswa mampu membuat sebuah rangkaian lampu TL.
1.4.1.2 Mahasiswa mengenal dan memahami komponen-komponen yang digunakan
dalam membuat rangkaian lampu TL.
1.4.1.3 Mahasiswa mengerti prinsip kerja dari lampu TL.
1.4.1.4 Mahasiswa mampu melakukan perbaikan pada lampu TL serta mengetahui cara
kerja masing-masing komponen.
1.4.1.5 Mahasiswa mampu mengaplikasikan rangkaian dengan menggunakan panel.
1.4.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu membuat rangkaian lampu TL dengan rapi dan benar.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan mahasiswa tingkat pertama tentang komponen, lampu TL,
trafo ballas dan starter serta dapat memahami cara kerjanya.
1.5.2 Manfaat Praktis
Menamabah keterampilan mahasiswa untuk dapat merangkai lampu TL serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lampu TL
Lampu TL (Fluorescent Lamp) adalah lampu listrik yang memanfaatkan gas NEON dan
lapisan Fluorescent sebagai pemendar cahaya pada saat dialiri arus listrik. Tabung lampu TL ini
diisi oleh semacam gas yang pada saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan
terionisasi sehingga menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memendarkan
lapisan fluorescent pada lapisan tabung lampu TL. Karakteristik dari lampu TL ini, adalah mampu
menghasilkan cahaya output per watt daya yang digunakan lebih tinggi dari lampu bolam biasa
(incandescent lamp).[ CITATION Pur19 \l 1033 ]

Gambar 2.1.1 Lampu TL


(Sumber : https://indonesian.alibaba.com)
Pada dasarnya,  lampu TL dengan teknologi fluorescent adalah lampu yang berbentuk
tabung hampa dengan kawat pijar dikedua ujungnya (elektroda), tabung tersebut diisi dengan
merkuri dan gas argon yang bertekanan rendah. Tabung lampunya  yang terbuat dari gelas juga
dilapisi (coating) oleh lapisan fosfor (phosphor). Saat dialiri arus listrik, elektroda akan memanas
dan menyebabkan elektron-elektron berpindah tempat dari satu ujung ke ujung lainnya. Energi
listrik tersebut juga akan mengakibatkan merkuri yang sebelumnya adalah cairan merubah menjadi
gas. Perpindahan elektron akan bertabrakan dengan atom merkuri sehingga energi elektron akan 
meningkat ke level yang lebih tinggi. Elektron-elektron akan melepaskan cahaya saat energi
elektron-elektron tersebut kembali ke level normalnya.[ CITATION Dic15 \l 1033 ]
Lampu TL fluorescent memerlukan sebuah starter dan ballast untuk menghidupkannya .
Fungsi starter di lampu TL fluorescent adalah sebagai saklar otomatis yang membantu
memanaskan elektroda untuk proses pemindahan elektron-elektron di dalam tabung fluorescent.
Perlu diingat bahwa untuk memanaskan elektroda agar gas yang terdapat di dalam tabung lampu
dapat berpendar, diperlukan tegangan yang tinggi hingga 400 V. Setelah proses penyalaan selesai,
bimetal yang terdapat pada starter akan terbuka (open). Dengan demikian starter dapat dilepaskan
dari rangkaian lampu TL karena penggunaan starter hanya pada saat penyalaannya saja.
Sedangkan ballast yang terdapat pada rangkaian lampu TL neon / TL fluorescent berfungsi sebagai
pembatas besarnya arus dan menstabilkan arus agar dapat mengoperasikan lampu TL pada
karakteristik listrik yang sesuai. Terdapat 2 jenis ballast, yaitu ballast jenis induktor/kumparan
(inductive ballast) dan ballast jenis elektronik (electronic ballast).[ CITATION Dic15 \l 1033 ]
Gambar 2.1.2 Rangkaian instalasi lampu TL
(Sumber : https://teknikelektronika.com)
2.2 Trafo Ballast
Ballast pada dasarnya merupakan kumparan hambat (choke coil) yang berinti besi. Ballast
pada lampu TL berfungsi:
 Memberikan pemasangan awal pada elektroda guna menyediakan elektron bebas dalam
jumlah yang banyak
 Memberikan gelombang potensial yang cukup besar untuk mengadakan bunga api antara
kedua elektrodanya
 Mencagah terjadinya peningkatan arus bunga api yang melebihi batas tertentu bagi setiap
ukuran lampu.
Disamping itu ballast berfungsi untuk mengurangi pengaruh perubahan gerakan sinar yang
mengganggu (stroboscopic) dan mengurangi kerugian sampingan (auxiliary losses). Oleh karena
itu setiap lampu TL selalu memiliki sebuah ballast yang direncanakan untuk daya, tegangan, dan
frekuensi yang disesuaikan dengan lampu TLnya masing-masing.[ CITATION Har12 \l 1033 ]

Gambar 2.2.1 Ballast


(Sumber : https://www.monotaro.id/corp_id)
2.3 Starter
Starter pada lampu TL terdiri dari sebuah balon kaca kecil yang diisi dengan gas mulia. Di
dalam balon terdapat dua elektroda dwi logam sebagai filamen. Jarak antara kedua elektroda
tersebut diatur dengan jarak tertentu sehingga starternya akan menyala pada tegangan 100-200 V.
Starter berfungsi sebagai saklar penunda waktu (time delay switch) yang dihubungkan pararel
dengan dua kaki lampu TL.[ CITATION Har12 \l 1033 ]
Bila lampu TL dihubungkan pada jaringan tegangan PLN, maka dalam waktu singkat
filamen starter terhubung (menyala) dan kemudian memutuskannya lagi kalau lampu TL telah
menyala dengan stabil. Pada saat filamen terhubung, suatu arus besar akan mengalir dari jaringan
listrik lewat ballast, kemudian ke elektroda lampu, starter dan kawat elektroda lainnya, untuk
selanjutnya kembali menuju ke jaringan. Adanya arus ini akan membuat elektroda-elektroda lampu
berpijar dan mengeluarkan elektron-elektron.[ CITATION Har12 \l 1033 ]
Sementara itu tegangan pada starter telah hilang, sehingga starternya padam dan menjadi
dingin. Kedua elektroda dwi logam dalam starter akan lurus kembali dan memutuskan arus yang
sedang mengalir. Karena adanya pemutusan tiba-tiba ini, dalam ballast akan dibangkitkan suatu
gaya gerak listrik yang cukup tinggi. Tegangan kejut ini seri dengan tegangan jaringan. Bila
dibangkitkan pada saat yang tepat, tegangan pada kedua filamen lampu TL akan cukup tinggi
untuk menyalakan tabung dengan syarat filamen-filamennya sudah cukup panas.[ CITATION Har12 \l
1033 ]
Pada siklus pertama tabung belum menyala maka peristiwa seperti yang diuraikan diatas
akan terulang, sampai tabung menyala. Setelah lampu TL menyala, starternya akan paralel dengan
lampu. Oleh karena tegangan menyala lampu lebih rendah dari pada tegangan starter, maka
starternya akan tetap padam.[ CITATION Har12 \l 1033 ]
Untuk mengurangi cetusan-cetusan pada elektroda dwi logam dapat dipasang
sebuah kondensator kecil paralel dengan starter. Pemasangan kondensator tersebut juga dapat
memperbaiki pemutusan arus dalam starter dan mengurangi timbulnya gangguan radio. [ CITATION
Har12 \l 1033 ]

Gambar 2.3.1 Starter


(Sumber : https://www.tokopedia.com)
2.4 Relay
Relay adalah sakelar (switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen
electromechanical (elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni elektromagnet (coil)
dan mekanikal (seperangkat kontak sakelar/switch). Relay menggunakan prinsip elektromagnetik
untuk menggerakkan kontak sakelar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat
menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan relay yang
menggunakan elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan armature relay (yang berfungsi
sebagai sakelarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A. [ CITATION Dic \l 1033 ]
Prinsip kerja dari relay sendiri ialah sebuah besi (iron core) yang dililit oleh sebuah
kumparan coil yang berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila kumparan coil
diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang kemudian menarik armature
untuk berpindah dari posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi sakelar yang
dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana armature tersebut berada
sebelumnya (NC) akan menjadi open atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik,
armature akan kembali lagi ke posisi awal (NC). Coil yang digunakan oleh relay untuk menarik
contact point ke posisi close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
[ CITATION Dic \l 1033 ]

Gambar 2.4.1 Relay


(Sumber : https://teknikelektronika.com/)
Berdasarkan jenis pole dan thrownya, relay dapat digolongkan menjadi:
2.1.1 Single Pole Single Throw (SPST) : relay golongan ini memiliki 4 terminal, 2 terminal untuk
sakelar dan 2 terminalnya lagi untuk coil.
2.1.2 Single Pole Double Throw (SPDT) : relay golongan ini memiliki 5 terminal, 3 terminal
untuk sakelar dan 2 terminalnya lagi untuk coil.
2.1.3 Double Pole Single Throw (DPST) : relay golongan ini memiliki 6 terminal, diantaranya 4
terminal yang terdiri dari 2 pasang terminal sakelar sedangkan 2 terminal lainnya untuk
coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 sakelar yang dikendalikan oleh 1 coil.
2.1.4 Double Pole Double Throw (DPDT) : relay golongan ini memiliki terminal sebanyak 8
terminal, diantaranya 6 terminal yang merupakan 2 pasang relay SPDT yang dikendalikan
oleh 1 (single) coil. Sedangkan 2 terminal lainnya untuk coil.

Gambar 2.5.1 Macam–macam relay


(Sumber : https://teknikelektronika.com)
BAB 3
METODE PENILITIAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Cassing lampu
b. Trafo
c. Starter
d. Fitting
e. Tang
f. Tespen
g. Kabel NYA
h. Relay
i. Panel
3.2 Langkah Percobaan
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Sambungkan salah satu kabel steker ke kabel yang ada pada cassing lampu dan yang lainnya
pada trafo.
c. Sambungkan kabel trafo yang lain pada kabel yang ada pada cassing lampu.
d. Sambungkan salah satu kabel dari PLN ke kabel yang menuju trafo, dan yang lainnya ke
fitting lampu. Pasang lampu pada fitting.
e. Aplikasikan rangkaian menggunakan push button panel, lampu indikator panel, dan relay.
f. Setelah colokan terhubung ke sumber tegangan, tekan sakelar ON sehingga lampu menyala.
Bila lampu tidak menyala cobalah untuk memutar starter atau lampu TL sampai lampu
menyala.
3.3 Tabel Pengamatan
N GAMBAR KETERANGAN
O
Pertama yang kami lakukan adalah
memasang relay pada panel.
1

Kedua yang kami lakukan adalah


memasang kabel NYA pada relay.

Kemudian kami menghubungkan


kabel NYA pada terminal push
button panel yang terhubung
dengan lampu indikator.

Setelah itu kami


menghubungkankan kabel dengan
lampu panel yang terhubung
4 dengan terminal panel. Cara
mengetahuinya yaitu dengan
menggunakan bantuan multimeter
buzzer.
Berikutnya kami memasang MCB
pada panel serta menghubungkan
kabel input dan output.
5

Kondisi kabel NYA setelah


dihubungkan pada MCB, relay, dan
terminal panel.

Menghubungkan kabel Nya pada


fasa dan ground
7

Hasil kelompok kami setelah


melakukan uji coba dalam
pemasangan satu sakelar dan lampu
TL.

BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN
4.1 Analisis
Mengapa lampu TL memerlukan komponen tambahan seperti trafo ballast dan starter? Apa fungsi
dari komponen tersebut? Beri analisa dan jelaskan!
Sebelumnya perlu diketahui bahwa lampu TL adalah sebuah lampu berbentuk tabung,
hampa dengan kawat pijar (elektroda) di kedua ujungnya. Tabung dari lampu TL terbuat dari gelas
(coating) juga dilapisi oleh lapisan fosfor (phosphor). Di dalam tabung lampu TL tersebut berisi
merkuri dan argon yang bertekanan rendah. Lampu TL memerlukan sebuah starter dan ballast
untuk menghidupkannya. Fungsi starter untuk lampu TL adalah sebagai sakelar otomatis yang
membantu memanaskan elektroda untuk proses pemindahan elektron-elektron di dalam tabung
lampu TL.  Perlu diingat bahwa untuk memanaskan elektroda, diperlukan tegangan yang tinggi
hingga 400V. Setelah proses penyalaan selesai, bimetal yang terdapat pada starter akan terbuka.
Dengan demikian starter dapat dilepaskan dari rangkaian lampu TL karena penggunaan starter
hanya pada saat penyalaannya saja. Sedangkan ballast yang terdapat pada rangkaian lampu TL
berfungsi sebagai pembatas besarnya arus dan menstabilkan arus agar dapat mengoperasikan
lampu TL pada karakteristik listrik yang sesuai. Dalam pembuatan rangkaian lampu TL
pemasangan kabel dari sakelar menuju ballast perlu diperhatikan karena ballast memiliki dua
terminal yaitu terminal L dan terminal N. Terminal L pada ballast harus dihubungkan dengan
sakelar sedangkan terminal N dari ballast dihubungkan pada salah satu fitting dari lampu TL. Lalu
dari fitting dihubungkan dengan starter, lalu dari starter dihubungkan lagi dengan fitting di sisi
yang lainnya lalu dihubungkan dengan nol dari PLN. Dengan begini maka lampu TL akan bisa
bekerja dengan baik. Dengan syarat komponen ballast dan starter dapat bekerja dengan baik.
4.2 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian lampu TL agar dapat
bekerja, memerlukan starter dan ballast. Starter dipasang sebagai sakelar otomatis yang bertugas
untuk memanaskan elektroda di kedua ujung lampu TL, dan ballast dipasang sebagai pengatur dan
penyetabil arus. Dalam pembuatan rangkaian dari sakelar menuju lampu TL juga harus tepat untuk
menghindari short saat lampu dinyalakan.
4.3 Pertanyaan
1. Apa yang membedakan lampu TL dengan lampu-lampu biasanya?
Jawab:
Sinar dari lampu TL berasal dari ionisasi gas didalam tabung, ionisasi ini mengakibatkan
berpendarnya lapisan flouresensi di dalam tabung, sedangkan lampu lainnya sinar lampu berasal
dari berpijarnya kawat wolfram didalam bohlam.
2. Mengapa lampu TL harus di berikan starter dalam menyalakannya lampu TL?
Jawab:
Fungsi starter untuk lampu TL adalah sebagai sakelar otomatis yang membantu memanaskan
elektroda untuk proses pemindahan elektron-elektron di dalam tabung lampu TL.  Perlu diingat
bahwa untuk memanaskan elektroda, diperlukan tegangan yang tinggi hingga 400V. Setelah
proses penyalaan selesai, bimetal yang terdapat pada starter akan terbuka.
3. Apa fungsi dari traffo ballast tersebut?
Jawab:
Ballast pada dasarnya merupakan kumparan hambat (choke coil) yang berinti besi. Ballast pada
lampu TL berfungsi:
o Memberikan pemasangan awal pada elektroda guna menyediakan elektron bebas dalam
jumlah yang banyak
o Memberikan gelombang potensial yang cukup besar untuk mengadakan bunga api
antara kedua elektrodanya
o Mencagah terjadinya peningkatan arus bunga api yang melebihi batas tertentu bagi
setiap ukuran lampu.
Disamping itu ballast berfungsi untuk mengurangi pengaruh perubahan gerakan sinar yang
mengganggu (stroboscopic) dan mengurangi kerugian sampingan (auxiliary losses).
4. Bagaimana tindakan anda ketika mengetahui lampu TL mengeluarkan suara saat dinyalakan?
Jawab:
Apabila terjadi hal semacam ini, maka perlu dilakukan troubleshooting pada rangkaian.
Sebelum melakukan proses troubleshooting, pastikan untuk memutus sambungan dari sumber
tegangan terlebih dahulu. Setelah itu periksa secara visualisasi pada setiap sambungan mulai
dari MCB, relay, terminal panel, sakelar, ballast, dan juga starter. Setelah itu periksa dengan
menggunakan multimeter pada setiap komponen yang ada. Apabila telah menemukan
kejanggalan maka segera lakukan perbaikan dari komponen yang kurang tepat. Setelah itu
periksa kembali mulai dari MCB hingga ke lampu TL. Apabila semua komponen sudah
terangkai dengan benar, maka lakukan pengujian pada rangkaian.
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Purnama, "Elektronika Dasar," 28 Januari 2019. [Online]. Available: https://elektronika-


dasar.web.id/karakteristik-dan-prinsip-kerja-lampu-tl-fluorescent-lamp/.
[Accessed 7 September 2019].
[2] D. Kho, "Teknik Elektronika," 12 Mei 2015. [Online]. Available:
https://teknikelektronika.com/rangkaian-lampu-tl-fluorescent-tl-led/.
[Accessed 7 September 2019].
[3] Z. Hardiyanto, "Elektronika Bersama," 13 April 2012. [Online]. Available:
https://www.elektronikabersama.web.id/2012/04/ballast-dan-starter-lampu-tl.html.
[Accessed 7 September 2019].
[4] D. Kho, "Teknik Elektronika," 18 Januari 2017. [Online]. Available:
https://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/.
[Accessed 1 September 2019].
Lampiran

1. Foto Praktikum
2. Gambar Rangkaian
FOTO PRAKTIKUM

GAMBAR KETERANGAN
Memasang relay pada panel.
Memasang kabel NYA pada relay.

Menghubungkan kabel NYA pada


terminal push button panel yang
terhubung dengan lampu indikator.

Menghubungkankan kabel dengan


lampu panel yang terhubung
dengan terminal panel.

Memasang MCB pada panel serta


menghubungkan kabel input dan
output.
Kondisi kabel NYA setelah
dihubungkan pada MCB, relay, dan
terminal panel.

Menghubungkan kabel Nya pada


fasa dan ground

Anda mungkin juga menyukai

  • FISIKA
    FISIKA
    Dokumen3 halaman
    FISIKA
    Cantika Melinda
    Belum ada peringkat
  • Proposal 11
    Proposal 11
    Dokumen10 halaman
    Proposal 11
    Cantika Melinda
    100% (1)
  • Biolo
    Biolo
    Dokumen10 halaman
    Biolo
    Cantika Melinda
    Belum ada peringkat
  • Lapres 10
    Lapres 10
    Dokumen12 halaman
    Lapres 10
    Cantika Melinda
    Belum ada peringkat
  • LDR VR LED Bnar 1
    LDR VR LED Bnar 1
    Dokumen7 halaman
    LDR VR LED Bnar 1
    Cantika Melinda
    Belum ada peringkat
  • Fasa Dan Nol.
    Fasa Dan Nol.
    Dokumen13 halaman
    Fasa Dan Nol.
    Cantika Melinda
    Belum ada peringkat
  • Infrared
    Infrared
    Dokumen5 halaman
    Infrared
    Cantika Melinda
    Belum ada peringkat
  • Laporan Resmi Kirchoofff
    Laporan Resmi Kirchoofff
    Dokumen7 halaman
    Laporan Resmi Kirchoofff
    Cantika Melinda
    Belum ada peringkat
  • Fasa Dan Nol
    Fasa Dan Nol
    Dokumen11 halaman
    Fasa Dan Nol
    Cantika Melinda
    Belum ada peringkat