TINJAUAN PUSTAKA
Rotary kiln atau tanur putar merupakan peralatan paling utama pada proses
pembuatan semen. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat terjadinya proses
klinkerisasi sehingga terbentuk senyawa-senyawa penyusun semen yaitu C3S,
C2S, C3A dan C4AF. Tanur putar ini berbentuk silinder yang terbuat dari baja
yang dipasang secara horizontal dengan kemiringan 4°, berdiameter 2 m, panjang
30 m dan kecepatan putar 2 rpm. Tanur putar mampu membakar bahan baku
dengan kapasitas 7800 ton/jam hingga menjadi terak (klinker) [7]. Gambar Rotary
kiln dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pada dasarnya rotary kiln adalah sebuah silinder panjang yang berputar pada
porosnya satu kali setiap satu atau dua menit. Rotasi menyebabkan bahan baku
klinker secara bertahap bergerak dimana bahan baku masuk dalam keadaan dingin
dan keluar dalam kondisi panas. Alat ini dilengkapi dengan preheater sebagai
pemanas awal dan calsiner. Gerakan antara material dan gas panas hasil
pembakaran batubara berlangsung secara counter current. Karena panas yang
4
ditimbulkan batu bara tinggi maka rotary kiln perlu dilapisi batu tahan api pada
bagian dalamnya untuk mencegah agar baja tidak meleleh.
Struktur dalam dari kiln secara umum, kiln memiliki beberapa bagian, bagian
luar adalah kiln shell atau pelat baja yang terbuat dari mild steel plate [9]. Mild
steel plate sendiri memiliki nilai emisifitas sebesar 0.1-0.12 [10]. Bagian tengah
adalah lapisan refraktori, bagian yang lain adalah support tyres dan rollers dan
yang terakhir adalah gear drive. Struktur dari kiln dalam dilihat pada Gambar 2.2.
5
perubahan panjang/pemuaian akibat dari pemanasan dan pendinginan jika kiln
terlalu panjang (biasanya sekitar 0,1 sampai 0,5% dari panjang), karena kiln
berbentuk silinder. Bentuk dari kiln shell dapat dilihat pada Gambar 2.3.
6
Gambar 2.4 Lapisan refraktori pada kiln [7]
7
2.1.4 Gear Drive
Kiln biasanya diputar dengan Single Girth Gear. Gigi tersebut
dihubungkan melalui gear train menggunakan variable-speed electric motor.
Gigi harus memiliki torsi awal yang tinggi untuk menggerakkan kiln dengan
beban eksentrik yang besar. Sebuah kiln 6 x 60 m membutuhkan sekitar 800
kw untuk memutar pada 3 rpm. Kecepatan aliran material melalui kiln
sebanding dengan kecepatan rotasi, sehingga diperlukan variable speed
drive untuk mengontrol masalah ini [7].
8
Dari Gambar 2.5 dapat dilihat bahwa perpindahan panas secara konveksi
disertai dengan pergerakan relatif antar molekulnya. Hal ini terjadi karena jika
kita memanaskan air maka air yang terkena panas terlebih dahulu akan
bergerak keatas karena jika suatu fluida dipanaskan maka massa jenis dari
fluida tersebut akan berkurang dan lebih ringan dari awalnya dan air yang
belum mendapatkan panas, massa jenisnya relatif lebih berat dari pada air yang
dibawahnya sehingga air dingin akan berpindah ke bawah dan air panas
berpindah ke atas.
Contoh Perpindahan Panas secara Konveksi:
- Gerakan naik turunnya air yang sedang mendidih saat direbus
- Gerakan naik turunnya kacang hijau, beras, kedelai saat direbus
- Terjadinya angin darat dan laut
- Gerakan balon udara
Suatu fluida memiliki temperatur (T) yang bergerak dengan kecepatan
(V), diatas permukaan benda padat (Gambar 2.6). Temperatur media padat
lebih tinggi dari temperatur fluida, maka akan terjadi perpindahan panas secara
konveksi dari benda padat ke fluida yang mengalir.
Gambar 2.6 Perpindahan panas konveksi dari permukaan media padat ke fluida yang
mengalir [4].
Laju perpindahan panas konveksi mengacu pada Hukum Newton tentang
pendinginan (Newton’s Law of Cooling), dimana:
9
Pada perpindahan panas konveksi, aliran fluida dapat diklasifikasikan
menjadi:
10
horizontal berputar yang dipanaskan telah diteliti oleh Anderson dan
Saunders. Turbulensi mulai muncul pada Bilangan Reynolds kecepatan
keliling dirumuskan dengan persamaan [8]:
Reω= ω D2/v………………………..…….……(2.2)
g(Ts T ) Lc
Gr ...……….……….……….(2.3)
2
Diatas kecepatan kritik bilangan reynold kecepatan keliling menjadi
parameter yang mengendalikan laju perpindahan panas tersebut. Pengaruh
gabungan bilangan – bilangan Reynolds, prandtl dan grashof pada bilangan
nusselt rata-rata bagi sebuah silinder horizontal yang berputar didalam udara
diatas kecepatan kritik dengan nilai Re dari 1000-8000 dapat dinyatakan
dengan persamaan [8]:
Perpindahan panas dari sebuah piringan yang berputar telah diteliti secara
eksperimental ole beberapa ahla seperti Cobb dan Saunders dan secara
teoritik antara lain oleh Millspace serta Taylor. Lapisan batas pada piringan
tersebut adalah laminar dan tebalnya seragam pada bilangan Reynolds putar
dibawah kurang lebih 106. Pada bilangan Reynolds yang lebih tinggi
alirannya menjadi turbulen Bilangan nusselt rata rata untuk sebuah piringan
yang berputar di udara adalah [8]:
…………...……….(2.5)
11
2.2.2 Perhitungan Perpindahan Panas
A. Kesetimbangan Energi
Q mCp
T ………….
…………………..(2.6)
B. Bilangan Reynold
Vd
Re
………………………………(2.7)
12
Transisi dari aliran laminar menjadi turbulen terjadi bila Re > 5.10 5 untuk
aliran sepanjang plat rata, lapisan batas selalu turbulen untuk Re 4.106.
Untuk aliran dalam tabung dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Pada aliran dalam tabung Re critical berada pada nilai 2300, jadi jika
Re<2300 maka alirannya laminar sedangkan pada Re>2300 alirannya
turbulen.
/ Cp
Pr
k / Cp k
……………………..(2.8)
Viskositas kinematik fluida memberikan informasi tentang laju difusi
momentum dalam fluida karena gerakan molekul. Difusivitas termal
memberi petunjuk tentang hal yang serupa mengenai difusi panas dalam
fluida. Jadi perbandingan antara kedua kuantitas tersebut menunjukan
besaran relatif antara difusi momentum dan difusi panas di dalam fluida.
Kedua difusi inilah yang menentukan berapa tebal lapisan batas pada suatu
medan aliran tertentu. Difusivitas yang besar menunjukan bahwa pengaruh
viskos atau pengaruh suhu terasa pada jarak yang lebih jauh dalam medan
aliran. Jadi, angka Prandtl merupakan penghubung antara medan kecepatan
dan medan suhu.
13
hL
Nu C Re m Pr 1/ 3
k
………………………(2.9)
Dimana konstanta C dan m yang ada pada rumus 2.9 terdapat pada Tabel
2.1 [6]
14
Q rad ..A.T 4 ………………….
…………..(2.10)
Sedangkan, untuk benda hitam sempurna (black body), dengan nilai
emisivitas (ε = 1) memancarkan radiasi sebesar:
Q rad .A.T 4 ……..……..………………….….(2.11)
Dalam hal ini semua analisis tentang temperatur dalam pertukaran panas
radiasi adalah dalam temperatur mutlak (absolut) yaitu Kelvin (K) [4].
Persamaan Kontinuitas
(u) () (w)
0 ………………….(2.13)
t x y z
Persamaan Momentum
Momentum ke arah sumbu X
(u) (u 2 ) (uv) (uw) p 1 xx xy xz
( ) (2.14)
t x y z y Re r x y z
Momentum ke arah sumbu Y
15
Momentum ke arah sumbu Z
Persamaan Energi
Dalam metode ini area aliran dipisahkan menjadi satu set poin grid dan
fungsi kontinu (kecepatan, tekanan, dan lainnya) didekati dengan nilai-nilai
diskrit dan fungsi-fungsi ini dihitung pada titik-titik grid. Turunan dari
fungsi didekati dengan menggunakan perbedaan antara nilai fungsi pada
titik local grid dibagi dengan jarak grid.
16
dalam bentuk yang tepat untuk setiap elemen, dan hasil dari set persamaan
aljabar untuk bidang aliran diselesaikan secara numerik.
Preprocessing
Processing
Post Processing
17
Tahap preprocessing merupakan tahap awal dari proses CFD, pada tahap
ini akan dilakukan beberapa proses sebagai berikut:
Pada proses ini akan dilakukan proses pemodelan dari benda kerja.
Proses pemodelan bisa langsung menggunakan software CFD, tetapi
untuk benda kerja yang rumit bentuknya sebaiknya menggunakan
software assembly seperti SolidWork®
Secara umum bentuk sel dari proses meshing dibagi menjadi dua jenis,
yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Untuk sel dua dimensi terdapat dua
jenis bentuk sel yaitu Triangle dan Quadrilateral. Bentuk dari jenis sel dua
dimensi dapat dilihat pada Gambar 2.13
Bentuk sel tiga dimensi terbagi kedalam empat jenis, yaitu Tetrahedron,
Pyramid, Triangular Prism, Hexahedron, dapat dilihat pada Gambar 2.14.
18
Gambar 2.14 Bentuk Sel Tiga Dimensi [12]
1. Structured mesh
2. Unstructured mesh
19
Gambar 2.16 Unstructured Mesh [13]
3. Hybrid mesh
B. Processing
Processing merupakan proses kedua dari CFD, didalam tahap ini akan
dilakukan penentuan kondisi batas (boundary condition) dan pemilihan
metode inisiasi. Dalam penentuan kondisi batas akan dimasukkan nilai dari
parameter-parameter yang dibutuhkan, adapun parameter yang termasuk
kondisi batas adalah [14]:
Velocity inlet
Pada kondisi batas ini harus dimasukkan data laju aliran massa atau
fluks massa, temperatur fluida (apabila mengaktifkan persamaan energi),
tekanan gauge pada sisi masuk, arah aliran, dan besaran turbulensi.
Pressure inlet
20
Pada pressure inlet akan dimasukkan data tekanan total (absolute),
tekanan gauge, temperatur, arah aliran, dan besaran turbulen.
Pressure outlet
Pada Kondisi batas ini dipakai pada sisi keluar fluida dan data tekanan
pada sisi keluar diketahui atau minimal dapat diperkirakan mendekati
sebenarnya. Pada kondisi batas ini harus dimasukkan nilai tekanan statik,
temperatur aliran balik (backflow), dan besaran turbulen aliran balik.
Outflow
Kondisi batas ini digunakan apabila data aliran pada sisi keluar tidak
diketahui. Data pada sisi keluar diekstrapolasi dari data yang ada pada
aliran sebelum mencapai sisi keluar.
Pressure far-field
21
pressure inlet/pressure outlet, hanya terdapat tambahan data untuk
kenaikan tekanan setelah melewati fan/blower (pressure-jump).
Dinding (wall)
Kondisi batas ini digunakan sebagai dinding untuk aliran fluida dalam
saluran atau dapat disebut juga sebagai dinding saluran. Kondisi batas ini
digunakan juga sebagai pembatas antara daerah fluida (cair dan gas) dan
padatan.
Periodic
Porous zone
22
Porous zone merupakan pemodelan khusus dari zona fluida selain
padatan dan fluida. Kondisi batas ini digunakan dengan cara
mengaktifkan pilihan porous zone pada panel fluida. Digunakan untuk
memodelkan aliran yang melewati media berpori dan tahanan yang
terdistribusi, misalnya: packed beds, filter papers, perforated plates, flow
distributors, tube banks.
SIMPLE
23
dan koreksi kecepatan diselesaikan secara eksplisit, hal ini adalah alasan
disebutnya “Semi-Implisit Metode”
SIMPLEC
PISO
24
C. Post Processing
Displaying Mesh
25
Gambar 2.18 Contoh tampilan kontur tekanan statik [14]
Gambar 2.19 Contoh tampilan kontur tekanan statik dalam bentuk flat [14]
Displaying Vectors
Pada menu display ini akan ditampilkan bentuk vektor dari model
yang sedang diteliti. Vektor yang ditampilkan dapat berupa tekanan,
temperatur ataupun kecepatan. Bentuk dari Displaying Vectors dapat
dilihat pada Gambar 2.20.
26
Gambar 2.20 Contoh Tampilan Vektor Kecepatan [14]
Displaying Pathlines
Pathlines digunakan untuk memvisualisasikan aliran partikel tak
bermassa yang menjadi domain permasalahan. Bentuk dari Displaying
Pathlines dapat dilihat pada Gambar 2.21
27