Hiper Bilirubinemia
Hiper Bilirubinemia
KLASIFIKASI
Terdapat 2 jenis ikterus yaitu yang fisiologis dan
patologis.
Ikterus fisiologi
Ikterus fisiologi adalah ikterus yang timbul pada
hari kedua dan hari ketiga serta tidak
mempunyai dasar patologi atau tidak
mempunyai potensi menjadi karena ikterus.
Adapun tanda-tanda sebagai berikut :
1. Timbul pada hari kedua dan ketiga
2. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg
% pada neonatus cukup bulan.
3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak
melebihi 5% per hari.
4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1 mg%.
5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan
keadaan patologis.
Ikterus Patologi
Ikterus patologis adalah ikterus yang mempunyai
dasar patologis atau kadar bilirubin mencapai
suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia.
Adapun tanda-tandanya sebagai berikut:
1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama.
2. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada
neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5% pada
neonatus kurang bulan.
3. Pengangkatan bilirubin lebih dari 5 mg% per
hari.
4. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.
5. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
6. Mempunyai hubungan dengan proses
hemolitik.
(Arief ZR, 2009. hlm. 29)
K. Penatalaksanaan
Berdasarkan pada penyebabnya, maka
manejemen bayi dengan Hiperbilirubinemia
diarahkan untuk mencegah anemia dan
membatasi efek dari Hiperbilirubinemia.
Pengobatan mempunyai tujuan :
1. Menghilangkan Anemia
2. Menghilangkan Antibodi Maternal dan
Eritrosit Tersensitisasi
3. Meningkatkan Badan Serum Albumin
4. Menurunkan Serum Bilirubin
Metode therapi pada Hiperbilirubinemia
meliputi : Fototerapi, TransfusiPengganti, Infus
Albumin dan Therapi Obat (Nelson, 2007).
1. Fototherapi
Fototherapi dapat digunakan sendiri atau
dikombinasi dengantranfusi pengganti untuk
menurunkan Bilirubin. Memaparkan neonatus
padacahaya dengan intensitas yang tinggi ( a
bound of fluorencent light bulbsorbulbs in the
blue-light spectrum) akan menurunkan Bilirubin
dalam kulit.
Fototherapi menurunkan kadar Bilirubin dengan
cara memfasilitasi eksresiBiliar Bilirubin tak
terkonjugasi. Hal ini terjadi jika cahaya yang
diabsorsijaringan mengubah Bilirubin tak
terkonjugasi menjadi dua isomeryangdisebut
Fotobilirubin.
Fotobilirubin bergerak dari jaringan ke
pembuluh darahmelalui mekanisme difusi. Di
dalam darah Fotobilirubin berikatan
denganAlbumin dan dikirim ke Hati.
Fotobilirubin kemudian bergerak ke Empedu
dandiekskresi ke dalam Deodenum untuk
dibuang bersama feses tanpa proseskonjugasi
oleh Hati (Avery dan Taeusch, 1984). Hasil
Fotodegradasi terbentukketika sinar
mengoksidasi Bilirubin dapat dikeluarkan
melalui urine.
Fototherapi mempunyai peranan dalam
pencegahan peningkatan kadarBilirubin, tetapi
tidak dapat mengubah penyebab Kekuningan
dan Hemolisisdapat menyebabkan Anemia.
Secara umum Fototherapi harus diberikan pada
kadar Bilirubin Indirek 4 -5 mg / dl. Neonatus
yang sakit dengan berat badan kurang dari 1000
gram harus di Fototherapi dengan konsentrasi
Bilirubun 5 mg / dl. Beberapa ilmuan
mengarahkan untuk memberikan Fototherapi
Propilaksis pada 24 jam pertama pada Bayi
Resiko Tinggi dan Berat Badan Lahir Rendah.
a. Kriteria alat
1) Menggunakan panjang gelombang 425-
475 nm.
2) Intensitas cahaya yang biasa digunakan
adalah 6-12 mwatt/cm2 per nm.Cahaya
diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi.
3) Jumlah bola lampu yang digunakan
berkisar antara 6-8 buah, terdiri dari biru
(F20T12), cahaya biru khusus (F20T12/BB) atau
daylight fluorescent tubes .
b. Prosedur Pemberian Fototerapi.
Persiapan Unit Terapi sinar
1) Hangatkan ruangan tempat unit terapi
sinar ditempatkan, bila perlu, sehingga suhu di
bawah lampu antara 38 0C sampai 30 0C.
2) Nyalakan mesin dan pastikan semua
tabung fluoresens berfungsi dengan baik.
3) Ganti tabung/lampu fluoresens yang
telah rusak atau berkelip-kelip (flickering):
4) Catat tanggal penggantian tabung dan
lama penggunaan tabung tersebut.
5) Ganti tabung setelah 2000 jam
penggunaan atau setelah 3 bulan, walaupun
tabung masih bisa berfungsi.
6) Gunakan linen putih pada basinet atau
inkubator, dan tempatkan tirai putih di sekitar
daerah unit terapi sinar ditempatkan untuk
memantulkan cahaya sebanyak mungkin kepada
bayi
2. Tranfusi Pengganti
Transfusi Pengganti atau Imediat diindikasikan
adanya faktor-faktor :
a. Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu.
b. Penyakit Hemolisis berat pada bayi
baru lahir.
c. Penyakit Hemolisis pada bayi saat lahir
perdarahan atau 24 jam pertama.
d. Tes Coombs Positif
e. Kadar Bilirubin Direk lebih besar 3,5
mg / dl pada minggu pertama.
f. Serum Bilirubin Indirek lebih dari 20
mg / dl pada 48 jam pertama.
g. Hemoglobin kurang dari 12 gr / dl.
h. Bayi dengan Hidrops saat lahir.
i. Bayi pada resiko terjadi Kern Ikterus.
Transfusi Pengganti digunakan untuk :
a. Mengatasi Anemia sel darah merah
yang tidak Suseptible (rentan)
terhadap sel darah merah terhadap Antibodi
Maternal.
b. Menghilangkan sel darah merah untuk
yang Tersensitisasi (kepekaan)
c. Menghilangkan Serum Bilirubin
d. Meningkatkan Albumin bebas Bilirubin
dan meningkatkan keterikatandengan Bilirubin
Pada Rh Inkomptabiliti diperlukan transfusi
darah golongan O segera(kurang dari 2 hari), Rh
negatif whole blood. Darah yang dipilih
tidakmengandung antigen A dan antigen B yang
pendek. setiap 4 - 8 jam kadar bilirubin harus
dicek. Hemoglobin harus diperiksa setiap hari
sampai stabil.
3. Therapi Obat
Phenobarbital dapat menstimulasi hati untuk
menghasilkan enzim yang meningkatkan
konjugasi Bilirubin dan mengekresinya. Obat ini
efektifbaik diberikan pada ibu hamil untuk
beberapa hari sampai beberapa minggusebelum
melahirkan.
Penggunaan penobarbital pada post natal masih
menjadipertentangan karena efek sampingnya
(letargi).Colistrisin dapat mengurangi Bilirubin
dengan mengeluarkannya lewat urinesehingga
menurunkan siklus Enterohepatika.