Anda di halaman 1dari 1

Fly ash (abu terbang) adalah salah satu residu untuk proses pengomposan.

Pengelompokan sampah
yang dihasilkan dalam pembakaran dan terdiri Hal yang perlu diperhatikan dalam proses berdasarkan cara penanganan
dari partikel-partikel halus. Abu yang tidak naik pengomposan, antara lain: - Sampah mudah membusuk (putrescible) dan
disebut bottom ash. Dalam dunia industri, fly a. Bahan yang dikomposkan: apakah mudah sampah tidak mudah membusuk
ash biasanya mengacu pada abu yang terurai atau sulit terurai, misalnya makin banyak - Sampah organic dan anorganik
dihasilkan selama pembakaran batubara. kandungan kayu atau bahan yang mengandung - Sampah mudah terurai secara biologis
Bottom ash adalah limbah abu yang lebih besar lignin, maka akan makin sulit terurai (biodegradable) dan tidak mudah terurai
daripada fly ash. b. Mikroorganisme: mikroorganisme seperti - Sampah mudha terbakar (combustible) dan
bakteri, ragi, jamur yang sesuai dengan bahan tidak mudah terbakar
Insinerasi adalah metode pengolahan sampah yang akan diuraikan akan dapat menguraikan - Sampah bisa didaur ulang (recyclable) dan
dengan cara membakar sampah pada suatu bahan organik tidak dapat didaur ulang
tungku pembakaran. Insinerasi merupakan c. Ukuran bahan yang dikomposkan : bila - Sampah berbahaya (hazardaous) dan tidak
proses pengolahan buangan dengan cara ukuran sampah makin kecil, akan makin luas berbahaya
pembakaran pada temperatur yang sangat permukaan, sehingga makin baik kontak antara
tinggi (>800ºC) untuk mereduksi sampah yang bakteri dan materi organik, akibatnya akan Pengomposan dengan menggunakan bahan
tergolong mudah terbakar (combustible), yang makin cepat proses pembusukan. Namun bila baku sampah organik domestik dalam
sudah tidak dapat didaurulang lagi diameter terlalu kecil, kondisi bisa menjadi pelaksanaannya mengalami beberapa
Sasaran insinerasi adalah untuk mereduksi anaerob karena ruang untuk udara mengecil. kendala. Permasalahan yang muncul meliputi
massa dan volume buangan, membunuh Diameter yang baik adalah antara (25-75) mm. 1) dampak terhadap kualitas lingkungan; 2)
bakteri dan virus dan meredukdi materi kimia d. Kadar air, e. Ketersediaan oksigen, masalah pemasaran; 3) pembiayaan; 4) teknis
toksik, serta memudahkan penanganan limbah f.Kandungan karbon dan nitrogen, g. operasional dan 5) aplikasi secara tepat guna
selanjutnya. Insinerasi dapat mengurangi Kondisi asam basa (pH), h. Temperatur, i. di negara berkembang.
volume buangan padat domestik sampai 85-95 Tingkat dekomposisi.
% dan pengurangan berat sampai 70-80%. Proses stabilisasi/solidifikasi adalah suatu
tahapan proses pengolahan limbah B3 untuk
insenerasi dalam pemeliharaannya mengurangi potensi racun dan kandungan
membutuhkan biaya yang besar serta limbah B3 melalui upaya
insenerasi juga dianggap bermasalah dalam memperkecil/membatasi daya larut,
sudut pandang pencemaran udara, dalam kata pergerakan/penyebaran dan daya racunnya
lain asap/gas yang dihasil oleh insenerasi dapat (immobilisasi unsur yang bersifat racun)
menyebabkan pencemaran udara. sebelum limbah B3 tersebut dibuang ke tempat
Proses pengomposan (composting) adalah penimbunan akhir (landfill).
proses dekomposisi yang dilakukan oleh Prinsip kerja stabilisasi/solidifikasi adalah
mikroorganisme terhadap bahan organik yang pengubahan watak fisik dan kimiawi limbah B3
biodegradable, atau dikenal pula sebagai dengan cara penambahan senyawa pengikat
biomas. (aditif) sehingga pergerakan senyawa-senyawa
Pengomposan dapat dipercepat dengan B3 dapat dihambat atau terbatasi dan
mengatur faktor-faktor yang mempengaruhinya membentuk ikatan massa monolit dengan
sehingga berada dalam kondisi yang optimum struktur yang kekar (massive).

Anda mungkin juga menyukai