Anda di halaman 1dari 17

Pengendalian dampak lingkungan adalah salah satu bagian utama pelestarian lingkungan

hidup yang mencakup pengendalian pencemaran serta pengendalian kerusakan lingkungan


hidup. Beberapa kegiatan pendukung seperti pengelolaan limbah, bahan berbahaya dan
beracun (B3) serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

https://books.google.co.id/books?id=XJfjYS-
1otgC&pg=PA213&dq=penertian+pengendalian+lingkungan&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&
q=penertian%20pengendalian%20lingkungan&f=false

Definisi Pencemaran

            Definisi pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor


23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1 ayat 12 adalah sebagai
berikut:

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk


hidup, zat, energi, dan atau komponen lainnya kedalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tersebut tidak dapat berfungsi sebagimana
peruntukkannya (PP no.27 th 1997 UU lingkungan hidup)

            Didalam buku , A System View of Accounting for Waste oleh Munn (1999)
pencemaran lingkungan didefinisikan secara sederhana sebagai bentuk atas bercampurnya
senyawa  asing dalam senyawa alami yang berakibat pada terbentuknya senyawa baru yang
sama sekali berbeda dengan senyawa sebelumnya, atau dalam pengertian bahwa senyawa
tersebut adalah komponen dari lingkungan hidup yang tercemar. Unsur unsur pendukung
dalam pencemaran dapat dikategorikan sebagai pulutan yang berpotensi menimbulkan
masalah dalam kondisi lingkungan yang sesuai dengan peruntukkanya, sehingga dalam
proses selanjutnya sangat mempengaruhi kondisi secara signifikan dalam pemanfaatan
ekonomis lainnya.   

            Pencemaran lingkungan dapat diartikan pula sebagai penurunan kualitas kondisi
lingkungan yang dimaksud yang dikarenakan gangguan atas kegiatan kegiatan oelh penyebab
atau faktor rangsangan dari luar yang tidak terkontrol sesuai dengan fungsi semestinya
(Gregoria,1999). Gangguan yang mungkin terjadi selama ini adalah ditimbulkan dari kegiatan
operasional usaha manusia dalam menjalankan kegiatan bisnis, artinya manusia dalam
menjalankan kegiatan bisnis tersebut menimbulkan dampak dampak sisa dari kegatan
tersebut sehingga secara normal peruntukkan lingkungan tersebut tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya.

Dengan demikian ada tiga hal penting yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan, yaitu:

1. Unsur yang masuk dan atau dimasukkan kedalam lingkungan


2. Kualitas dan atau penurunan kualitas lingkungan
3. Peruntukkan atau fungsi lingkungan.
Berkaitan dengan hal tersebut, yang menjadi persoalan adalah bagaimana mengetahui dan
mengukur komponen yang masuk atau dimasukkan kedalam lingkungan serta kualitas
lingkungan itu sendiri, serta hal hal yang berkaitan dengan peruntukan lingkungan bagi
sekitarnya. Dalam hal ini, perlu suatu penanganan masalah pencemaran lingkungan dalam
sebuah pedoman baku mutu, baik berupa baku mutu lingkungan yang terdiri dari air, tanah,
dan udara maupun baku mutu limbah yaitu caur, gas, dan padat serta partikel.
(Puwono,Bambang.2002)

Dalam Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1990 tentang pengendalian pencemaran air
disebutkan bahwa ”Pengendalian adalah upaya pencegahan dan atau penaggulangan dan atau
pemulihan pada kondisi semula (pasal 1 ayat( 3))”

            Purwono, (2002) dalam bukunya mendefinisikan pengendalian lingkungan adalah


sebagai berikut:

Setiap hal yang dilakukan atas kegiatan manusia baik secara perseorangan maupun
secara kelompok dalam kegiatan usaha memperoleh tatanan hidup menjadi lebih
baik perlu dilakukan pengendalian agar mampu menyeimbangkan dengan
lingkungan sekitarnya, baik pengendalian financial atau keuangan maupun
pengendalian secara struktural.

            Hal tersebut dapat berarti bahwa pengendalian pencemaran lingkungan merupakan
serangkaian upaya dalam mencegah dan atau menanggulangi pencemaran beserta dampaknya
serta upaya pemulihan lingkungan akibat pencemaran yang bersangkutan menjadi dalam taraf
kondisi yang sesuai dengan peruntukkan sebelumnya.

            Sudigyo (2002) dalam makalah Sanitasi lingkungan  menggambarkan bahwa secara
umum tujuan pengendalian pencemaran lingkungan dapat dirumuskan dalam tiga bagian
antara lain:

1. Bagi Pemerintah

Untuk mendapatkan perlindungan lingkungan sedemikian rupa sehingga kelsetarian


kemampuan lingkungan dapat dipertahankan bagi pembangunan berkelanjutan.

2. Bagi Masyarakat

Untuk mendapatkan perlindungan dari berbagai resiko dari pencemaran lingkungan


yang terjadi disekitar masyarakat tersebut.

3. Bagi Perusahaan
Untuk mendapatkan jaminan keberlangsungan usaha kegiatan produksi yang
merupakan jaminan atas kredibilitas atau kepercayaan dari tindakan proses oprasional
usaha dimasyarakat maupun pemerintah.

            Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa ruang lingkup pengendalian


pencemaran lingkungan meliputi upaya upaya pencegahan, penaggulangan dan pemulihan
akibat pencemaran, sehingga pencegahan dapat dilakukan dengan cara cara penanganan pada
sumber pencemar, antara lain:

 pemilihan bahan baku atau bahan baku pembantu yang berpotensi menimbulkan
pencemaran lingkungan
 pemilihan proses produksi yang lebih efisien
 pemeliharaan dan perawatan peralatan produksi
 pengolahan limbah sisa produksi hingga sesuai baku mutu yang disyaratkan

Penaggulangan pencemaran adalah upaya pengendalian pencemaran melalui penanganan


diluar sumber pencemar antara lain:

 pengembangan ruang terbuka untuk mengurangi kebisingan atau polusi nyata dan atau
partikel debu udara
  pengelolaan limbah cair, gas, padat dan partikel secara baku.

1.2 Pengolahan Air Limbah

            Sebagai model perusahaan yang sangat berpotensi dalam menghasilkan limbah adalah
Rumah Sakit. Menurut Sadjimin. Tony (2000) dalam makalah seminar PPLH mengungkakan
bahwa pengolahan limbah yang dimaksudkan adalah mengurangi substansi substansi
pencemar sebelum limbah tersebut dibuang kelingkungan. Untuk mengolah air limbah yang
keluar dari Rumah Sakit diperlukan instalasi pengolah limbah (IPAL).

            Sadjimin (2000) dalam makalah seminar menyebutkan bahwa pada dasarnya
pengolahan limbah meliputi 3 (tiga) tahapan proses yaitu:

1. Pengolahan Primer

Aspek utama dalam pengolahan ini adalah pengolahan secara fisika diantaranya
sedimentasi, penyaringan, dan floatasi. Pengolahan primer ini dapat mereduksi BOD
atau bobot polutan sampai kira kira 35%.

2. Pengolahan Sekunder

Pengolahan ini dilakukan dengan cara biologi, proses kimia maupun fisika. Proses
pengolahan sekuder ini biasanya dapat mereduksi BOD sampai 90%

3. Pengolahan Tersier

Pengolahan ini merupakan kelanjutan dari pengolahan sebelumnya dengan peralatan


peralatan  antara lain kolam, reserve osmosi, dan elektridiasis.
 

1.3 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

            Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah keseluruhan proses yang
meliputi; Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL), Analisis Dampak
Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL), dan Rencana Pemantauan
Lingkungan. (Bapedalda DIY,2000)

            Peraturan Pemerintah tahun 1999 menyebutkan bahwa Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan  adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan. Pengertian ini mengandung arti
bahwa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah suatu proses sejak penyusunan
Kerangka Acuan Studi ANDAL, Pelaksanaan studi ANDAL, dan RKL/RPL, penilaian, serta
persetujuan atau penolakan ANDAL. (Bapedalda DIY, 2000)

            Analisis Mengenai Dampak Lingkungan bertujuan untuk mengkaji kemungkinan


kemungkinan perubahan kondisi lingkungan baik biogeofisik maupun sosial ekonomi dan
budaya akibat adanya suatu kegiatan proses produksi pada tahap operasional usaha, dan
apabila secara terperinci berbagai dampak lingkungan akibat proses produksi dalam kegiatan
usaha maka dapat mempersiapkan pengelolaan untuk memperkceil dampak negatif dan
memperbesar dampak positifnya.

http://www.gfpanjalu.com/2013/07/pengertian-dan-pengendalian-pencemaran-lingkungan/

A.    PENCEMARAN AIR


Dalam kehidupan sehari–hari kita membutuhkan air yang bersih untuk minum,
memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita gunakan harus berstandart
3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang
berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda – benda sampah seperti
plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai
pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau
air yang tercemar. Air yang tercemar mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat
menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.Namun bagi kita,
khususnya masyarakat pedesaan, sungai adalah sumber air sehari–hari untuk kelangsungan
hidup. Mereka kurang begitu peduli kandungan yang terdapat pada air tersebut.
1.        Pengertian Pencemaran Air
Salah satu dampak negatif dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan
dengan benar adalah terjadinya pencemaran. Pencemaran  adalah peristiwa masuknya zat,
unsur, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia
atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan pencemaran disebut polutan.
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada
pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu,
bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam
jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan
pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, pencemarani terhadap lingkungan perlu
dideteksi secara dini dan ditangani segera.
2.        Macam-macam Sumber Pencemaran Air
Sumber pencemaran air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah
pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan
yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak
membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari industri atau
limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung
radioaktif dan panas. Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air
semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan
sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari
air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah unsur alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan
meresap. Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Pencemaran
air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan
lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
3.        Penyebab Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
a.       Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
b.      Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
c.       Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
d.      Pencemaran air oleh sampah

4.        Akibat Pencemaran Air


Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
a.       Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
b.      Pendangkalan dasar perairan
c.       Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
d.      Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
e.   Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga
membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
f.       Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
g.      Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia
h.      Dapat menyebabkan banjir
i.        Erosi
j.        Kekurangan sumber air
k.      Tanah Longsor
l.        Dapat merusak Ekosistem sungai
m.    Kerugian untuk Nelayan

5.        Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Air


Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam
memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara
lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri
secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan.
Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida
akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat,
karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang
dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam
berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni
organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang
mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-
logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan  karena terkontaminasi oleh limbah industri.
Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah
industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Limbah industri
sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya
dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus
dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah
diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri
sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang
berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat
digunakan sebagai pupuk.

B.     PENCEMARAN TANAH


a.      Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah
cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan
pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke
dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari
air tanah dan udara di atasnya.
b.      Sumber Pencemaran Tanah
Sumber pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa dikatakan
mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber
pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar
tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi
bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit,
sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah
daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut. Maka sumber bahan
pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari,
sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah rumah sakit, gunung berapi yang meletus /
kendaraan bermotor dan limbah industri.
c.       Komponen - Komponen Bahan Pencemaran Tanah
         1.      Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan
dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair. Limbah padat berupa senyawa
anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik,
serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi
kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang.
Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan
oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian. Sampah anorganik tidak ter-
biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan
tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang
dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit
tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang. Limbah cair
berupa deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah
bahkan dapat membunuh mikroorganisme di dalam tanah.
       2.      Limbah industri
Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah cair yang merupakan
hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri
pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron
adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd
dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika
meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki
fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
       3.      Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau
tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan
pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan
kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah
semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi
juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung
pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus
akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut
d.      Dampak dari Pencemaran Tanah
        1.      Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam
tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya
pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan
kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan
mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat
dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada
kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan
kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat
menyebabkan Kematian.

       b.      Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem


Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak
lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari
erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain
bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. Pencemaran
tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang
radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang
rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari
mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya
bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
e.       Penanggulangan Komponen Bahan Pencemaran Tanah
Limbah domestic, yang sangat banyak penanggulangan sampah ini yaitu dengan cara
memisahkan antara sampah organik atau sampah yang dapat atau mudah terurai oleh tanah,
dan sampah anorganik atau sampah yang akan terurai tanah tetapi membutuhkan waktu yang
sangat panjang untuk terurai oleh tanah. Sampah organik yang mudah terurai oleh tanah,
misalnya dijadikan bahan urukan, ke-mudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat
permukaan tanah yang dapat kita pakai lagi, dibuat kompos dan khusus kotoran hewan dapat
dibuat biogas dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh
mikroorganisme. Cara penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah
menjadi barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding.
Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah limbah tersebut
sebelum dibuang ke sungai atau ke laut. Limbah pertanian, yaitu dengan cara mengurangi
penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti
pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos.
  
Ada 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah
a.       Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan
on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit.
b.      Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan
air).
C.    PENCEMARAN UDARA
a.      Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran Udara adalah kondisi udara yang tercemar de-ngan adanya bahan, zat-zat
asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran udara mempengaruhi sistem
kehidupan makhluk hidup seperti gangguan kesehatan, ekosistem yang berkaitan dengan
manusia.

b.      Sumber Pencemaran Udara


          a.       Kegiatan manusia
          b.      Transportasi
          c.       Industri
         d.      Pembangkit listrik
         e.       Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan
bakar)
f.       Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
        a.       Gunung berapi
        b.      Rawa-rawa
        c.       Kebakaran hutan
       d.      Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber lain
       a.       Transportasi amonia
       b.      Kebocoran tangki klor
       c.       Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah
       d.      Uap pelarut organik

c.       Jenis-jenis Pencemaran Udara


a.       Menurut bentuk : Gas, Pertikel
b.      Menurut tempat : Ruangan (indoor), udara bebas (outdoor)
c.       Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis
d.      Menurut asal : Primer, sekunder
Bahan atau Zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dan partikel :
Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :
a.       Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Sulfat
Aerosol.
b.      Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Amoniak
(NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
c.       Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO),
Hidrokarbon .
d.      Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa uap.
Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :
a.       Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
b.      Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.
c.       Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
Pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua:
Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pen-cemaran udara bebas :
a.       Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.
b.      Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan,
dll.
Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara didalam
ru-a-ngan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.
Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan dibedakan
menjadi 4 jenis :
a.       Irintasia. Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya pada
saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulaidari hidung hingga
tenggorokkan. Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak, debu. Iritasi terjadi
pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru sendiri.
b.      Asfiksia. Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen atau
mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas Karbon Monoksida
mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin sehingga kemampuan hemoglobin mengikat
O2 berkurang terjadilah Asfiksia. Yang termasuk golongan ini adalah gas Nitrogen, Oksida,
Metan, Gas Hidrogen dan Helium.
c.       Anestesia. Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan kesadaran, misalnya
aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.
d.      Toksis. Titik tangkap terjadinya berbagai jenis, yaitu : Menimbulkan gangguan pada sistem
pembuatan darah, mi-salnya benzene, fenol, toluen dan xylene.Keracunan terhadap susunan
syaraf, misalnya karbon disulfid, metil alkohol.
Pencemaran udara dapat pula dikelompokkan kedalam :
a.       Pencemar primer. Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkan,
lazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2, hidrokarbon, SO, Nitrogen
Oksida, Ozon serta berbagai partikel.
b.      Pencemar Sekunder. Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain
menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini
dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari.
Pencemar hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar sekunder adalah
Ozon, formal dehida, dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).

d.      Jenis-jenis Bahan Pencemaran Udara


a.       Karbon monoksida (CO)
b.      Nitrogen dioksida (N02)
c.       Sulfur Dioksida (S02)
d.      CFC
e.       Karbon dioksida (CO2)
f.       Ozon (03 )
g.      Benda Partikulat (PM)
h.      Timah (Pb)
i.        HydroCarbon (HC)

e.       Dampak Pencemaran Udara


a.       Penipisan Ozon
b.      Pemanasan Global ( Global Warming )
c.       Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
d.      Terganggunya fungsi reproduksi
e.       Stres dan penurunan tingkat produktivitas
f.       Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
g.      Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.

f.       Penanggulangan Pencemaran Udara


Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa
usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi
berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap
industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai
paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta
melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti yang penting adalah untuk
membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik

D.    PENCEMARAN SUARA


Kita semua tahu, saat ini kita lebih banyak dieksploitasi dengan terlalu banyak suara
lebih dari masa apapun dalam sejarah. Kehidupan modern sepertinya jadi perjuangan yang
tak berkesudahan untuk melawan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah,
telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi, pesawat jet dan
banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain: proyek
pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan orang lain.
a.      Pengertian Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi
atau suara yang menggangu ketentraman makhluk hidup di sekitarnya. Standar polusi suara
tidak dapat ditentukan oleh suatu tertentu, selama dianggap mengganggu, suara tersebut dapat
dikategorikan ke dalam polusi suara. Pencemaran suara biasanya diukur dalam suatu desibel.
  
b.      Penyebab Pencemaran Suara
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat
suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk
hidup. Sifat polutan adalah:
a.       Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
b.      Merusak dalam jangka waktu lama.
Dalam pencemaran suara, kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar
merupakan faktor utama terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti
sekarang ini banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta
penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya langsung
mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang beresiko
mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah, telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara
AC, televisi, dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain:
proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan
orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara mesin yang
menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin besar, kompresor, trafo,
dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen biasanya saluran udaranya mengeluarkan
bising.
Sebagai contoh beberapa kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang
kekuatannya diukur dengan dB atau desibel adalah
  Orang ribut / silat lidah = 80 dB
  Suara kereta api / krl = 95 dB
  Mesin motor 5 pk = 104 dB
  Suara petir = 120 dB
  Pesawat jet tinggal landas = 150 dB

c.       Dampak Pencemaran Suara


Pencemaran suara yang bersifat terus – menerus dengan tinggkat kebisingan yang
relatif tinggi atau di atas 80 desibel dapat mengakibatkan yang merugikan pada kesehatan
manusia. Ini dapat berarti gangguan secara fisik maupun psikologis. Secara langsung, polusi
suara sepertu ini dapat menyebabkan ketulian secara fisik dan tekanan psikiologis. Lebih
jauh, tekanan psikis akan menyebabkan penyakit – penyakit lainnya muncul pada manusia,
yaitu :
  Dapat menyebabkan “ stres ”.
  Dapat menyebabkan “ gangguan kerja hormon ”.
  Dapat menyebabkan “ perubahan pada denyut nadi ”.
  Dapat menyebabkan “ tekanan darah berubah ”.
  Dapat menyebabkan “ gangguan fungsi pada jantung ”.

d.      Penanggulangan Pencemaran Suara


Untuk meminimalisir polusi suara ini ada berbagai cara yang bisa dilakukan yaitu
dengan meredam bising yang tidak diinginkan dengan suara yang menenangkan,
pembangunan bangunan peredam bising, meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor,
peralatan elektronik dan pemberian peredam suara oleh pabrik untuk produknya yang dirasa
menimbulkan kebisingan yang melewati ambang batas pendengaran manusia. Dimensi
Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
  Tinggi minimal 2,75m (makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
  Tebal dinding minimal 10 cm.

http://www.filemakalah.ga/2014/12/cara-penanggulangan-pencemaran-air.html

Anda mungkin juga menyukai

  • Awal Laporan
    Awal Laporan
    Dokumen7 halaman
    Awal Laporan
    Andesi Putri Dwi Kartika
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Andesi Putri Dwi Kartika
    Belum ada peringkat
  • For LPJ
    For LPJ
    Dokumen1 halaman
    For LPJ
    Andesi Putri Dwi Kartika
    Belum ada peringkat
  • Perlengkapan
    Perlengkapan
    Dokumen1 halaman
    Perlengkapan
    Andesi Putri Dwi Kartika
    Belum ada peringkat
  • Format LPJ
    Format LPJ
    Dokumen11 halaman
    Format LPJ
    Andesi Putri Dwi Kartika
    Belum ada peringkat
  • Nota
    Nota
    Dokumen1 halaman
    Nota
    Andesi Putri Dwi Kartika
    Belum ada peringkat
  • Format LPJ
    Format LPJ
    Dokumen11 halaman
    Format LPJ
    Andesi Putri Dwi Kartika
    Belum ada peringkat