Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

KEKUATAN BAHAN

 Tegangan, regangan, dan modulus elastisitas terjadi pada benda yang dikenai gaya
tertentu akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk bergantung pada
arah dan letak gaya-gaya tersebut diberikan. Ada tiga jenis perubahan bentuk yaitu
regangan, mampatan, dan geseran

 Rengangan merupakan perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah
gaya yang berlawanan arah (menjauhi pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung
benda
 Mampatan adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya
yang berlawanan arah (menuju pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung benda
 Geseran adalah perubahan bentuk yang dialami sebuah benda jika dua buah gaya
yang berlawanan arah dikenakan pada sisi-sisi bidang benda

TEGANGAN (STRESS)
 Tegangan (stress) pada benda, misalnya kawat besi, didefinisikan sebagai gaya
persatuan luas penampang benda tersebut
 Tegangan diberi simbol σ (dibaca sigma), secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut
F
σ=
A
Keterangan:
F = besar gaya tekan/tarik (N)
A = luas penampang (m2)
σ = tegangan (N/m2)
 Bila dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas penampangnya berbeda
diberi gaya, maka kedua kawat tersebut akan mengalami tegangan yang berbeda
 Kawat dengan penampang kecil mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan
kawat dengan penampang lebih besar
 Tegangan benda sangat diperhitungkan dalam menentukan ukuran dan jenis bahan
penyangga atau penopang suatu beban, misalnya penyangga jembatan gantung dan
bangunan bertingkat

1
REGANGAN (STRAIN)
 Regangan (strain) didefinisikan sebagai perbandingan antara penambahan panjang
benda ΔX terhadap panjang mula-mula X. Regangan dirumuskan sebagai berikut
∆X
E=
X
Keterangan:
E = regangan strain (tanpa satuan)
ΔX = pertambahan panjang (m)
X = panjang mula-mula (m)
 Makin besar tegangan pada sebuah benda, makin besar juga regangannya. Artinya,
ΔX juga makin besar
 Berdasarkan berbagai percobaan di laboratorium, diperoleh hubungan antara
tegangan dan regangan untuk baja dan aluminium seperti tampak pada gambar
berikut

Grafik perbandingan tegangan terhadap regangan untuk baja dan aluminium


 Berdasarkan grafik pada gambar diatas, untuk tegangan yang sama, misalnya 1 ×
108N/m2, regangan pada aluminium sudah mencapai 0,0014, sedangkan pada baja
baru berkisar pada 0,00045. Jadi, baja lebih kuat dari aluminium
 Itulah sebabnya baja banyak digunakan sebagai kerangka (otot) bangunan-
bangunan besar seperti jembatan, gedung bertingkat, dan jalan layang

MODULUS ELASTISITAS (MODULUS YOUNG)


 Selama gaya F yang bekerja pada benda elastis tidak melampaui batas
elastisitasnya, maka perbandingan antara tegangan (σ) dengan regangan (ε) adalah
konstan
 Bilangan (konstanta) tersebut dinamakan modulus elastis atau modulus Young (E).
Jadi, modulus elastis atau modulus Young merupakan perbandingan antara
tegangan dengan regangan yang dialami oleh suatu benda

2
 Secara matematis ditulis seperti berikut
σ
Y=
E
Y = modulus Young (N/m2 atau Pascal)
 Nilai modulus Young untuk beberapa jenis bahan ditunjukkan pada tabel berikut

Modulus Young Beberapa Jenis Bahan

HUKUM HOOKE
 Hukum Hooke mempelajari tentang hubungan antara gaya F yang meregangkan
pegas dengan pertambahan panjang pegas x pada daerah elastisitas
 Hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dengan pertambahan panjang
pegas x pada daerah elastisitas ini pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke
(1635 – 1703), yang kemudian dikenal dengan Hukum Hooke
 Pada daerah elastis linier, besarnya gaya F sebanding dengan pertambahan panjang
x

Gaya yang bekerja pada pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas

PERSAMAAN HUKUM HOOKE


 Secara matematis hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut :

F=k . ∆ x
F = gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
Δx = pertambahan panjang (m)

3
k = konstanta pegas (N/m)
 Pada saat ditarik, pegas mengadakan gaya yang besarnya sama dengan gaya
tarikan tetapi arahnya berlawanan (Faksi = -Freaksi)
 Jika gaya ini disebut gaya pegas FP maka gaya ini pun sebanding dengan
pertambahan panjang pegas
 Berdasarkan persamaan diatas, Hukum Hooke dapat dinyatakan :
“Pada daerah elastisitas benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan
gaya yang bekerja pada benda”

HUKUM HOOKE UNTUK SUSUNAN PEGAS


 Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila pegas-pegas tersebut disusun
menjadi rangkaian
 Besar konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu
rangkaian pegas seri atau paralel
 Beberapa buah pegas dapat disusun secara susunan pegas seri, susunan pegas
peralel, dan susunan pegas campuran
 Susunan resistor seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan
sebuah resistor yang disebut resistor pengganti
 Susunan pegas seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan sebuah
pegas pengganti
 Gaya yang bekerja pada setiap pegas adalah sebesar F, sehingga pegas akan
mengalami pertambahan panjang sebesar Δx1 dan Δx2
 Secara umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan
persamaan :

 Prinsip susunan seri beberapa buah pegas adalah sebagai berikut :


a. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar & gaya tarik ini sama dengan
gaya tarik yang dialami pegas pengganti. Misal : Gaya tarik yang dialami per
pegas adalah F1 & F2, maka gaya tarik pada pegas pengganti adalah F

F1 = F2 = F

4
b. Pertambahan panjang pegas pengganti seri Δx, sama dengan total pertambahan
panjang tiap pegas

Δx=Δx 1 + Δx 2
k k
1 s

m
k
2

 Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 & k2 yang disusun secara
seri gambar 1 dapat diganti dengan pegas yang memiliki tetapan gaya ks, yang
memenuhi

1 1 1 atau
k1 . k2
= + k s=
ks k1 k 2 k 1 +k 2

 Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri ks dengan tetapan tiap-
tiap pegas (k1 & k2)

5
LATIHAN SOAL
Soal
1. Kawat logam panjangnya 80 cm dan
luas penampang 4 cm2. Ujung yang satu diikat pada atap dan ujung yang lain ditarik
dengan gaya 50 N. Ternyata panjangnya menjadi 82 cm. Tentukan :
a. regangan kawat?
b. tegangan pada kawat?
c. modulus elastisitas kawat?
2. Sebuah pegas panjangnya mula-mula 20
cm. Oleh karena pegas ditarik dengan gaya 20 N, panjang pegas menjadi 25 cm.
Tentukan konstanta pegas!
3. Dua buah pegas disusun seri seperti
pada gambar, jika masing-masing pegas mempunyai konstanta sebesar 400 Nm-1,
dan massa beban 5 kg. Tentukan besar pertambahan panjangnya!
4. Dua buah pegas disusun paralel seperti
pada gambar, jika masing-masing pegas mempunyai konstanta sebesar 100 Nm -1
dan 200 Nm-1, digantungkan beban sehingga bertambah panjang 5 cm. Tentukan
gaya beban tersebut!

Kunci jawaban
1. Diketahui  : L0 = 80 cm
L1 = 82 cm
ΔL = 82 – 80 = 2 cm
A = 4 cm2 = 4 x 10-4 m2
F = 50 N
Ditanyakan: e (regangan), σ (tegangan), dan modulus elastisitas (Y)?
Jawab :
a. Regangan (e) :
∆L 2 1
e= = = =2,5 ×10−2
L0 80 40
b. Tegangan (σ) :
F 50 5 × 10
σ= = = =1,25× 105 N /m 2
A 4 ×10 −4
4 × 10−4

c. Modulus Elastisitas (Y) :

σ 1,25 ×105 6 2
Y= = =5 ×10 N /m
e 2,5× 10−2

6
2. Diketahui : L0 = 20 cm
L1 = 25 cm
ΔL = 25 – 20 = 5 cm = 0,05 m = 5 x 10-2 m
F = 20 N
Ditanyakan : Konstanta pegas k?
Jawab :
F=k . ∆ L
F 20
k= = =4 × 102=400 N /m
∆ L 5 ×10 −2

3. Diketatuhi : k1 = k2 = 400 N/m


m = 5 kg
g = 10 m/s2
Ditanyakan : Pertambahan panjang (ΔL)?
Jawab :
1 1 1
= +
ks k1 k2
1 1 1
= +
k s 400 400
1 2
=
k s 400
k s=200 N /m

F m. g 5 ×10 50
∆ L= = = = =0,25 m
k k 200 200

4. Diketahui : k1 = 100 N/m


k2 = 200 N/m
ΔL = 5 x 10-2 m
Ditanyakan: Gaya (F)?
Jawab :
k p=k 1 +k 2=100+200=300 N /m

F=k . ∆ L=300 ( 5 ×10−2 )=15 N

Anda mungkin juga menyukai