Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KIMIA FISIKA III

“FOTOSINTESIS”

DISUSUN OLEH

1. ERNITA SAFITRI (E1M018027)


2. HUSNUL KHOTOMAH ISLAMI (E1M018035)
3. ITSNAH HASANAH (E1M018041)
4. MISNAH (E1M018049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fotosintesis” dengan baik dan
tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas Kimia Lingkungan.
Pada kesempatan ini kami sebagai mahasiswa menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Kimia Fisika III yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam menyempurnakan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan dan kami berharap semoga bermanfaat
serta bisa menambah pengetahuan.

Mataram, 22 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
A. Pengertian fotosintesis.............................................................................3
B. Reaksi terang............................................................................................4
C. Reaksi gelap.............................................................................................8
D. Efisiensi fotosintesis................................................................................11
BAB III PENUTUP............................................................................................13
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 13
B. Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasamya, proses fotosintesis merupakan kebalikan dari pemapasan. Proses
pemapasan bertujuan memecah gula menjadi karbondioksida, air dan energi. Sebaliknya
proses fotosintesis mereaksikan (menggabungkan) karbondioksida dan air menjadi gula
dengan menggunakan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis umumnya hanya
berlangsung pada tumbuhan yang berklorofil pada waktu siang hari asalkan ada sumber
cahaya Semua mahkluk hidup sangat memerlukan makanan agar dapat tumbuh dan hidup.
Manusia mengkomsumsi beras, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan
buah-buahan yang semuanya diperoleh atau berasal dari tumbuhan. Manusia juga
mengkomsumsi daging, ikan, susu, dan telur yang semuanya diperoleh atau  berasal dari
hewan. Dengan demikian, nutrisi (makanan) manusia di peroleh dari tumbuhan dan
hewan. Sedangkan, hewan memperoleh makanan atau nutrisinya dari tumbuhan atau
hewan lainnya. Berdasarkan makanan yang dikomsumsinya, hewan dibagi menjadi 3
jenis diantaranya,  hewan karnivora atau biasa disebut dengan pemakan daging contohnya
adalah buaya, komodo dan burung elang. Lalu,  jenis hewan lainnya yaitu hewan
herbivora atau biasa disebut dengan pemakan tumbuhan contohnya adalah kelinci, gajah
dan kuda. Dan jenis hewan yang  lainnya yaitu hewan omnivora yang biasa disebut
dengan pemakan daging dan tumbuhan atau hewan pemakan keduanya contohnya adalah
ayam, bebek dan panda.
            Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri untuk memenuhi
segala kebutuhan makanan dan energinya. Untuk membangun tubuhnya dan mendapatkan
energi, manusia dan hewan mengambil zat-zat yang berasal dari tumbuhan sebagai
sumber makanannya. Hal ini menunjukan bahwa manusia dan hewan sangat bergantung
kepada tumbuhan demi kelangsungan hidupnya.
            Seperti halnya manusia dan hewan yang merupakan makhluk hidup yang
membutuhkan energi, tumbuhanpun demikian. Tumbuhan juga sangat membutuhkan
energi dan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan dapat memperoleh energi
dan makanan melalui sebuah proses. Fotosintesislah proses yang dapat memberikan
energi dan makanan bagi tumbuhan.

1
Namun, berbeda dengan manusia dan hewan yang memperoleh makanan dan energinya
dari mahkluk hidup lain yakni dari tumbuhan dan hewan, tumbuhan merupakan makhluk
hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Akan tetapi, bukan sembarang tumbuhan
yang dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan yang dapat membuat makanan
sendiri adalah tumbuhan yang mempunyai klorofil. Dengan fotosintesislah tumbuhan bisa
menghasilkan makanan dan memperoleh energinya demi kelangsungan hidupnya.
            Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang terdiri dari
gula dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan bantuan energi
cahaya  atau foton matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau karbohidrat dan
oksigen. Hampir semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil fotosintesis.
Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Organisme yang
mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik  dinamakan organisme
autrotof.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fotosintesis?
2. Bagaimanakah proses terjadinya reaksi terang pada fotosintesis?
3. Bagaimanakah proses terjadinya reaksi gelap pada fotosintesis?
4. Bagaimanakah efisiensi fotosintesis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fotosintesis
2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya reaksi terang
3. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya reaksi gelap
4. Untuk mengetahui bagaimana efisiensi pada fotosintesis

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fotoisntesis
Di alam, fotokimia sangat penting karena merupakan dasar fotosintesis,
penglihatan, dan pembentukan vitamin D dengan sinar matahari. Reaksi fotokimia
berlangsung berbeda dari reaksi yang didorong oleh suhu. Jalur fotokimia mengakses
perantara energi tinggi yang tidak dapat dihasilkan secara termal, sehingga mengatasi
hambatan aktivasi yang besar dalam waktu singkat, dan memungkinkan reaksi yang tidak
dapat diakses oleh proses termal. Fotokimia juga merusak, seperti yang diilustrasikan
oleh fotodegradasi plastik.
Dalam kasus reaksi fotokimia, cahaya memberikan energi aktivasi. Secara
sederhana, cahaya adalah salah satu mekanisme untuk menyediakan energi aktivasi yang
dibutuhkan untuk banyak reaksi. Jika sinar laser digunakan, dimungkinkan untuk
menggairahkan molekul secara selektif sehingga menghasilkan keadaan elektronik dan
getaran yang diinginkan. Demikian pula, emisi dari negara bagian tertentu dapat dipantau
secara selektif, memberikan ukuran populasi negara bagian tersebut. Jika sistem kimia
berada pada tekanan rendah, ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati
distribusi energi produk reaksi kimia sebelum perbedaan energi dihilangkan dan dirata-
ratakan oleh tumbukan berulang.
Penyerapan foton cahaya oleh molekul reaktan juga memungkinkan reaksi terjadi
tidak hanya dengan membawa molekul ke energi aktivasi yang diperlukan, tetapi juga
dengan mengubah simetri konfigurasi elektronik molekul, memungkinkan jalur reaksi
yang tidak dapat diakses, seperti dijelaskan oleh aturan pemilihan Woodward –
Hoffmann . Reaksi sikloadisi 2 + 2 adalah salah satu contoh reaksi perisiklik yang dapat
dianalisis menggunakan aturan ini atau dengan teori orbital molekul perbatasan terkait.
Beberapa reaksi fotokimia beberapa kali lipat lebih cepat dari reaksi termal; reaksi
secepat 10 −9 detik dan proses terkait secepat 10 −15 detik sering diamati. Foton dapat
diserap langsung oleh reaktan atau fotosensitizer , yang menyerap foton dan mentransfer
energi ke reaktan. Proses sebaliknya disebut quenching ketika keadaan photoexited
dinonaktifkan oleh pereaksi kimia. Kebanyakan transformasi fotokimia terjadi melalui
serangkaian langkah sederhana yang dikenal sebagai proses fotokimia primer. Salah satu
contoh umum dari proses ini adalah transfer proton keadaan tereksitasi

3
Fotosintesis yaitu suatu proses Biokimia yang terjadi karena dilakukan oleh
tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi suatu Energi terpakai
(Nutrisi), dan memanfaatkan suatu energi cahaya. Tumbuhan mempunyai sifat Autotrof
yaitu, artinya tumbuhan dapat mensintesis makanan yang terdapat pada Senyawa
Anorganik. Tumbuhan menggunakan karbondioksida dan air agar dapat menghasilkan
gula & oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Fotosintesis merupakan salah satu
cara tumbuhan untuk menghasilkan makanan dan energi. Proses fotosintesis berlangsung
melalui tahap-tahap sebagai berikut:Pada tahap pertama terjadi proses penangkapan
energi surya atau proses-proses yang bergantung pada keberadaan cahaya. Proses ini
biasa dinamakan reaksi terang. Reaksi-reaksi cahaya berlangsung pada bagian grana
kloroplas. Sebagian energi matahari yang diserap akan diubah menjadi energi kimia,
yaitu berupa zat kimia berenergi tinggi. Selanjutnya, zat itu akan digunakan untuk proses
penyusunan zat gula. Sebagian energi matahari juga digunakan untuk fotolosis air (H 2O)
sehingga dihasilkan ion hidrogen (H+) dan O2. Ion hidrogen tersebut akan digabungkan
dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n. Sedangkan O2 -nya akan dikeluarkan.
Secara kimia proses fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
6 CO 2 ( g ) +6 H 2 O sinar matahari∧klorofil C 6 H 12 O6 ( s ) + energi

Organisme yang melakukan fotosintesis disebut fotoautotrof karena mereka


dapatmembuat makanannya sendiri. Proses fotosintesis menghasilkan karbohidrat seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
tubuh manusia, yang menyediakan 4 kilokalori (17 kilojoule) energi pangan per gram.
B. Reaksi Terang
Reaksi terang yaitu reaksi fotosintesis yang memerlukan cahaya. Reaksi terang
merupakan reaksi ketika energi matahari digunakan oleh pigmen fotosintesis dan terjadi
di grana atau tumpukan tilakoid. Jadi rekasi ini bergantung pada cahaya matahari. Pada
reaksi ini terjadi pemecahan molekul-molekul air yang menjadi hidrogen, oksigen dan
sejumlah energi. Pada reaksi terang, terjadi pengubahan cahaya matahari menjadi energi
kimia. Energi yang terbentuk kemudian disimpan dan dimanfaatkan sebagai sumber
energi untuk reaksi gelap. Reaksi terang merupakan tahap awal serangkaian reaksi yang
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk ATP (Adenosin Tri
Phosphat) dan NADPH (Nicotinamida Adenin Dinucleotid Phosphat). Jadi reaksi terang
menghasilkan ATP dan NADPH. untuk menangkap sinar matahari (foton), tumbuhan

4
menggunakan seperangkat alat yaitu fotosistem. Fotosistem merupakan molekul protein
yang tertanam pada membran tilakoid.
Reaksi terang dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah jalur metabolisme yang menghasilkan ATP
menggunakan enzim dengan adanya oksigen. Ini adalah tahap akhir dari respirasi
seluler organisme aerob. Ada dua proses utama fosforilasi oksidatif; rantai transpor
elektron dan chemiosmosis. Dalam rantai transpor elektron, ia memfasilitasi reaksi
redoks yang melibatkan banyak perantara redoks untuk menggerakkan pergerakan
elektron dari donor elektron ke akseptor elektron. Energi yang berasal dari reaksi
redoks ini digunakan untuk menghasilkan ATP dalam chemiosmosis. Dalam konteks
eukariota, fosforilasi oksidatif dilakukan dalam berbagai kompleks protein di dalam
membran dalam mitokondria. Dalam konteks prokariota, enzim ini hadir dalam ruang
antar sel sel.
Protein yang terlibat dalam fosforilasi oksidatif saling terkait. Dalam eukariota,
lima kompleks protein utama digunakan selama rantai transpor elektron. Akseptor
elektron terakhir dari fosforilasi oksidatif adalah oksigen. Ia menerima elektron dan
tereduksi menjadi air. Karenanya, oksigen harus ada untuk menghasilkan ATP oleh
fosforilasi oksidatif.
Energi yang dilepaskan selama aliran elektron melalui rantai digunakan dalam
pengangkutan proton melintasi membran bagian dalam mitokondria. Energi potensial
ini diarahkan ke kompleks protein akhir yaitu ATP sintase untuk menghasilkan ATP.
Produksi ATP terjadi di kompleks ATP synthase. Ini mengkatalisis penambahan
gugus fosfat ke ADP dan memfasilitasi pembentukan ATP. Produksi ATP
menggunakan energi yang dilepaskan selama transfer elektron dikenal sebagai
chemiosmosis.
2. Fotofosforilasi
Dalam konteks fotosintesis, proses yang memfosforilasi ADP ke ATP
menggunakan energi sinar matahari disebut sebagai fotofosforilasi. Dalam proses ini,
sinar matahari mengaktifkan molekul klorofil yang berbeda untuk membuat donor
elektron berenergi tinggi yang akan diterima oleh akseptor elektron berenergi rendah.
Oleh karena itu, energi cahaya melibatkan penciptaan donor elektron energi tinggi dan
akseptor elektron energi rendah. Sebagai hasil dari gradien energi yang dibuat,

5
elektron akan berpindah dari donor ke akseptor secara siklik dan non-siklik.
Pergerakan elektron terjadi melalui rantai transpor elektron.
Fotofosforilasi dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok; fotofosforilasi siklik
dan fotofosforilasi non-siklik.
5. Fotosistem I dan II
Penemuan dua pigmen pusat reaksi sangat memuaskan para ahli karena dapat
membantu menjelaskan satu ciri lain dari fotosintesis. Jika kita membandingkan
spectrum tindakan pada fotosintesis dengan spectrum absorpsi pada ldoroffi, maka
teijadi pertentangan yang aneh. Cahaya merah yang panjang gelombangnya lebih
besar dari pada kira-kira 680 nm tidak memadai untuk melancarkan fotosintesis
walau klorofil pada panjang gelomban,g tersebut masih menyerap. Pada tahun 1956,
Robert Emerson dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa penurunan tajam
koefisienan fotosintesis pada panjang gelombang diluar 680 nm dapat ditanggulangi
jika kloroplas disinari secara simultan dengan cahaya berpanjang gelombang lebih
pendek. Dengan penyinaran simultan dari dua berkas cahaya monokromatik,
misalnya 670 nm dan 710 nm, koefisienan fotosintetik sungguh lebih besar dari
pada keefisienannya dengan satu panjang gelombang dari intensitas total yang
sama. Pengamatan ini men,garah kepada kesimpulan bahwa reaksi-reaksi terang
hams mencakup dua proses yang berlainan: satu yang diberi energi oleh cahaya
dengan panjang gelombang lebih besar, dinamai fotosistem 1., dan yang satu lagii
dinamai fotosistem n yang mendapat energi dari cahaya ber-panjang gelombang
lebih pendek.
a. Fotosistem I
Energi yang diperoleh pigmen-pigmen antena pada fotosistem I ditransfer
ke molekul P700. Elektron pada P700 ditingkatkan keposisi yang sedemikian
tingginya (kira-kira 0,6 volt) hingga dapat mereduksi akseptor elektron yang
tampak pada ,gambar sebagai X. Sebenamya substansi x menyumbangkan
elektronnya kepada NADP+, kemudian mereduksinya dan membentuk NADPH
yang diperlukan untuk reaksi-reaksi gelap. Dengan cara ini, cahaya yang
diabsorpsi oleh fotosistem I menyediakan energi yang diperlukan untuk
mengoksidasi P700 dan mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Namun elektron-
elektron yang dipakai untuk mereduksi NADP+ kemudian digunakan dalam
reaksi gelap untuk sintesis PGAL. Jika fotosistem I harus terus beroperasi, harus

6
menggantikan elektron-elektron ini. Hal itu dilakukannya dengan melibatkan
fotosistem II.
b. Fotosistem II
Absorpsi cahaya oleh fotosistem II mengarah kepada oksidasi P 680 dalam suatu
cara yang sama dengan caranya fotosistem I. Namun P 680 teroksidasi merupakan
agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700 • dengan potensial redoks yang
lebih besar daripada +0.82 volt, hal itu cukup elektronegatif untuk memperoleh
elektron-elektron dari (dan oleh sebab itu direduksi oleh) molekul-molekul air.
Langkah-langkah tepat yang terlibat masih bel urn pasti, tetapi untuk setiap 4
elektron yang diperoleh P680. maka molekul oksigen dilepaskan.
2H2O → 4e- + H+ + O2
Absorpsi cahaya meningkatkan elektron-elektron ini ke atas energi yang
cukup tinggi sehingga elektron itu dapat mereduksi P700 dalam fotosistem I. Jadi
telah diketahui satu di antara dua senyawa yang amat penting pada reaksi gelap,
suatu mekanisme yang menyediakan energi sebagai electron-elektron dan mampu
bergerak dalam lintasan tak terputus dari molekul air ke NADP. Namun harus
diketahui bahwa ATP merupakan senyawa yang penting pada reaksi gelap. Inipun
dibangkitkan oleh reaksi terang pada fotosintesis.
Perbedaan pada reaksi terang ini terjadi pada 2 bagian yaitu fotosistem I (non
siklik) dan fotosistem II (siklik)

Perbedaan Fotosistem I Fotosistem II


Digunakan 4 photons 2 photons
1 ADP 1 ADP
1 group Phosphate 1 group Phosphate
1 H2O
1 NADP+
Produk 1 ATP 1 ATP
1 NADPH + H+
½ O2
Dalam rekasinya Menangkap energi Menangkap energi
dalam pembentukan dalam pembentukan
ATP dan NADPH; ATP.
transfer hydrogen

7
(seperti NADPH)
ke reaksi gelap.
P P 680 dan P 700 P 700

•> Persamaan antara fosforilasi oksidatif dan fotofosforilasi


Kedua proses ini penting dalam transfer energi dalam sistem kehidupan. Keduanya
terlibat dalam pemanfaatan perantara redoks. Dalam kedua proses, produksi gaya
gerak proton mengarah pada transfer ion H + melintasi membran. Gradien energi
yang diciptakan oleh kedua proses digunakan untuk menghasilkan ATP dari ADP.
Kedua proses menggunakan enzim ATP sintase untuk membuat ATP.

•> Perbedaan antara fosforilasi oksidatif dan fotofosforilasi


Produksi ATP dalam sistem kehidupan terjadi dalam banyak cara. Fosforilasi
oksidatif dan fotofosforilasi adalah dua mekanisme utama yang menghasilkan
sebagian besar ATP seluler. Pada eukariota, fosforilasi oksidatif dilakukan dalam
berbagai kompleks protein di dalam membran dalam mitokondria. Ini melibatkan
banyak perantara redoks untuk menggerakkan pergerakan elektron dari donor
elektron ke penerima elektron. Akhirnya, menggunakan energi yang dilepaskan
selama transfer elektron digunakan untuk menghasilkan ATP oleh ATP sintase.
Proses yang memfosforilasi ADP ke ATP menggunakan energi sinar matahari
disebut sebagai fotofosforilasi. Itu terjadi selama fotosintesis. Fotofosforilasi terjadi
melalui dua cara utama; fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi non-siklik.
Fosforilasi oksidatif terjadi pada mitokondria dan fotofosforilasi terjadi pada
kloroplas. Ini adalah perbedaan antara fosforilasi oksidatif dan fotofosforilasi.
C. Reasi Gelap
Reaksi-reaksi gelap terjadi pada bagian matrik stroma kloroplas. Pada bagian ini,
terdapat seluruh perangkat untuk reaksi-reaksi penyusunan zat gula. Reaksi tersebut
memanfaatkan zat berenergi tinggi yang dihasilkan pada reaksi terang. Reaksi
penyusunan ini tidak lagi bergantung langsung pada keberadaan cahaya, walaupun
prosesnya berlangsung bersamaan dengan proses-proses reaksi cahaya. Karena itulah,
reaksi-reaksi pada tahap ini disebut reaksi gelap. Reaksi tersebut dapat terjadi karena
adanya enzim-enzim fotosintesis. Sesuai dengan nama penemunya yaitu Benson dan
Calvin, maka daur reaksi penyusunan zat gula ini disebut daur Benson – Calvin. Reaksi
gelap pada fotosintesis itu sebenamya merupakan serangkaian reaksi yang melibatkan

8
pengambilan C02 oleh tumbuhan dan reduksi C02 oleh atom hydrogen. Dr. calvin dan
rekan-rekannya di Universitas California bertahun-tahun menyelidiki urutan langkah
demi langkah reaksi-reaksi kimia yang terlibat. Prosedur percobaan dasamya ialah
mengekspos suspensi ganggang hijau uniseluler terhadap cahaya dan karbon dioksida
radioaktif. Penggunaan karbon radioaktif (14C) pada karbon dioksida "membuntuti" atom
tersebut sehingga memungkinkan meneliti transformasi kimianya. Untuk menentukan
substansi mana, jika ada yang terpisah pada kromatogram itu yang radioaktif, maka
sehelai film sinar X ditempatkan dekat kromatogram. Jika muncul titik-titik hi tam pada
film itu (karena ada radiasi yang dipancarkan oleh atom-atom 14C), maka posisinya dapat
dikorelasikan dengan posisi zat kimia pada kromatogram.
Dengan teknik autoradiografi ini, Calvin menemukan bahwa 14C muncul dalam
molekul-molekul glukosa 30 detik setelah dimulainya fotosintesis. Bila ini dibiarkan
fotosintesis itu hanya berlangsung lima detik, dia menemukan radioaktivitas itu pada
molekul-molekul lain yang lebih kecil. Secara bertahap, lintasan fiksasi karbon dapat
ditentukan. Salah satu substansi penting dalam proses ini ialah gula lima karbon yang
difosforilasi yaitu ribulosafosfat. Bila dim.asukkan ke dalam molekul itu gugus
fosfat kedua oleh ATP, maka senyawa yang dihasilkan ialah ribulosa difosfat, yang dapat
bergabung dengan col. Lalu molekul gula enam karbon yang terbentuk itu pecah menjadi
dua molekul asam 3-fosfogliserat.
Masing-masing menerima gugus fosfat yang ked ua ( dari molekul ATP),
sehingga terbentuklah 2 molekul asam 1,3-difosfogliserat (DPGA). Kemudian zat ini
direduksi menjadi 3-fosfogliseraldehidaa (PGAL). Dalam proses terse but, dikeluarkan
gugus fosfat. Agen pereduksinya ialah bentuk tereduksi koenzim NADP. NADP ini sama
seperti NAD kecuali pada gugus fosfat yang ketiga. Sebagaimana NAD, koenzim itu
dapat direduksi dengan perolehan dua elektron bentuk tereduksi itu yang kita sebut
NADPH karena (sebagaimana NAD), hanya satu proton yang menyertai reduksi itu. Bila
teroksidasi, itu harus dispesifikasi, maka akan tampak sebagai NADP+ .
Fakta mengenai reaksi-reaksi gelap fotosintetik yaitu dari asam 3fosfogliserat ke
PGA, langkah-langkahnya merupakan kebalikan yang tepat dari langkah-langkah pada
glikolisis. Agar lebih jelas tahapan dari siklus calvin, berikut tahapan-tahapan dari siklus
calvin :

9
Adapun Tahapan –tahapan reaksi gelap (siklus calvin) lebih mendetail lagi seperti berikut
:

Fase pertama: fiksasi karbon


Gas CO2 dari lingkungan akan berdifusi ke dalam daun dan akan difiksasi.
Karbondioksida yang ditangkap akan bergabung dengan ribulosa bifosfat (RuBp) oleh
enzim rubisco. Rubisco adalah protein enzim yang paling banyak terdapat di dalam
kloroplas. Dalam tahap ini ribulosa bifosfat akan mengikat karbondioksida dan hasilnya
adalah molekul dengan 6 karbon yang tidak stabil dan segera pecah menjadi dua molekul
3-fosfogliserat. Dalam sekali siklus terdapat 3 molekul ribulosa bifosfat yang menangkap
3 molekul karbondioksida dan akan menghasilkan 6 molekul 3-fosfogliserat.
Fase kedua: reduksi
Masing-masing molekul 3-fosfogliserat akan menerima fosfat dari ATP sehingga
berubah menjadi 1,3-difosfogliserat. ATP yang menyumbangkan gugus fosfat nya akan
berubah menjadi ADP, proses tersebut dilakukan melalui proses hidrolisis. Dibutuhkan 6
ATP untuk mengubah 6 molekul 3-fosfogliserat menjadi 6 molekul 1,3-difosfogliserat.
Molekul 1,3-difosfogliserat akan mengalami reduksi oleh NADPH sehingga berubah
menjadi gliseraldehida 3-fosfat (G3P),pada tahap pengubahan Molekul 1,3-
difosfogliserat menjadi gliseraldehida 3-fosfat (G3P), dibutuhkan 6 molekul NADPH
dalam sekali siklus Calvin yang akan diubah menjadi 6 NADP+, dan pada tahap ini
fosfat akan terlepas, sehingga terbentuklah 6 molekul gliseraldehida 3-fosfat (G3P).
Hasil dari tahap reduksi adalah 6 molekul gliseraldehida 3-fosfat dengan 1 molekul
tersebut akan dikeluarkan untuk bahan baku glukosa yang merupakan hasil prosuk

10
bersihnya. Kemudian 5 molekul G3P yang tersisa akan digunakan untuk menyelesaikan
siklus calvin ini.
Fase ketiga: regenerasi
Tahapan ini merupakan pembuatan kembali ribulosa bifosfat (molekul dengan 5
atom C) dari sisa gliseraldehida 3-fosfat (molekul dengan 3 atom C). Pada tahapan ini 5
molekul gliseraldehida 3 fosfat akan diubah menjadi 3 molekul ribulosa bifosfat yang
dapat digunakan kembali untuk menangkap karbondioksida, melalui reaksi fosforilasi
ATP sebanyak 3 buah, sehingga 3 ATPini akan membentuk 3 buah ADP. Dalam reaksi
ini terdapat 3 molekul ATP yang mendonorkan fosfatnya.

Siklus hatch-slack

Siklus hatch slack ini terhjadi pada tumbuhan C4 dan CAM ( Crassulacean Acid
Metabolism). Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis
dan Tumbuhan CAM merupakan tumbuhan yang membuka stomatanya pada
malam hari dan menutupnya pada siang hari . Tumbuhan-tumbuhan ini melibatkan dua
enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa.Enzim phosphophenol pyruvat
carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan
menjadi oksaloasetat. Oksaloasetat akan diubah menjadi malat. Malat akan terkarboksilasi
menjadi piruvat dan CO2. Piruvat akan kembali menjadi PEPco, sedangkan CO2 akan

11
masuk ke dalam siklus Calvin yang berlangsung di sel bundle sheath dan melibatkan enzim
RuBP. Proses inilah dinamakan siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil.

Tumbuhan C4 dinamakan demikian karena tumbuhan itu mendahului siklus Calvin


yang menghasilkan asam berkarbon -4 sebagai hasil pertama fiksasi CO2 dan yang
memfiksasi CO2 menjadi APG di sebut spesies C3, sebagian spesies C4 adalah monokotil
(tebu, jagung, dll)Reaksi dimana CO2 dikonfersi menjadi asam malat atau asam aspartat
adalah melalui penggabugannya dengan fosfoeolpiruvat (PEP) untuk membentuk
oksaloasetat dan Pi. Enzim PEP-karboksilase ditemukan pada setiap sel tumbuhan yang
hidup dan enzim ini yang berperan dalam memacu fiksasi CO2 padatumbuhan C4. enzim
PEP-karboksilase terkandung dalam jumlah yang banyak pada daun tumbuhan C4, pada
daun tumbuhan C-3 dan pada akar, buah-buah dan sel – sel tanpa klorofil lainnya ditemukan
suqatu isozim dari PEP-karboksilase. Reaksi untuk mengkonversi oksaloasetat menjadi
malat dirangsang oleh enzim malat dehidrogenase dengan kebutuhan elektronnya
disediakan oleh NHDPH. Oksaleasetat harus masuk kedalam kloroplas untuk direduksi
menjadi malat.Pembentukkan aspartat dari malat terjadi didalam sitosol dan membutuhkan
asam amino lain sebagai sumber gugus aminonya. Proses ini disebut transaminasi.Pada
tumbuihan C-4 terdapat pembagian tugas antara 2 jenis sel fotosintetik, yakni,sel mesofildan
sel-sel bundle sheath/ sel seludang-berkas pembuluh.

Sel seludang berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat disekitar
berkas pembuluh. Diantara seludang-berkas pembuluh dan permukaan daun terdapat sel
mesofil yang tersusun agak longgar. Siklus calvin didahului oleh masuknya CO2 ke dalam
senyawa organic dalam mesofil. Sintesis C4 terjadi pada jenis tumbuhan yang hidup di
daerah panas seperti jagung, tebu, rumput-rumputan, memiliki kebiasaan saat siang hari
mereka tidak membuka stomatanya secara penuh untuk mengurangi kehilangan air melalui
evaporasi/transpirasi. Ini berakibat terjadinya penurunan jumlah CO2 yang masuk ke
stomata. Logikanya hal ini menghambat laju fotosintesis. Ternyata para tumbuhan ini telah
mengembangkan cara yang cerdas untuk menjaga agar laju fotosintesis tetap normal
meskipun stomata tidak membuka penuh. Apa bedanya dengan tumbuhan C-3? 
Perbedaannya ada pada mekanisme fiksasi CO2. Pada tumbuhan C-4 karbondioksida
pertamakali akan diikat oleh senyawa yang disebut PEP (phosphoenolphyruvate /
fosfoenolpiruvat) dengan bantuan enzim PEP karboksilase dan membentuk oksaloasetat,
suatu senyawa 4-C. Itu sebabnya kelompok tumbuhan ini disebut tumbuhan C-4 atau C-4

12
pathway. PEP dibentuk dari piruvat dengan bantuan enzim piruvat-fosfat dikinase. Berbeda
dengan rubisco, PEP sangat lemah berikatan dengan O2. Ini berarti bisa menekan terjadinya
fotorespirasi sekaligus mampu menangkap lebih banyak CO2 sehingga bisa meningkatkan
laju produksi glukosa. 
Pengikatan CO2 oleh PEP tersebut berlangsung di sel-sel mesofil (daging daun).
Oksaloasetat yang terbentuk kemudian akan direduksi karena menerima H+ dari NADH dan
berubah menjadi malat, kemudian ditransfer menuju ke sel seludang pembuluh (bundle
sheath cells) melalui plasmodesmata. Sel-sel seludang pembuluh adalah kelompok sel yang
mengelilingi jaringan pengangkut xilem dan floem. Lihat gambar. Di dalam sel-sel seludang
pembuluh malat akan dipecah kembali menjadi CO2 yang langsung memasuki siklus
Calvin-Benson, dan piruvat dikembalikan lagi ke sel-sel mesofil. Hasil dari siklus Calvin-
Benson adalah molekul glukosa yang kemudian ditranspor melalui pembuluh floem. 
Dari uraian di atas kita tahu bahwa fiksasi CO2 pada tumbuhan C-4 berlangsung dalam dua
langkah. Pertama CO2 diikat oleh PEP menjadi oksaloasetat dan berlangsung di sel-sel
mesofil. Kedua CO2 diikat oleh rubisco menjadi APG di sel seludang pembuluh. Ini
menyebabkan energi yang digunakan untuk fiksasi CO2 lebih besar, memerlukan 30
molekul ATP untuk pembentukan satu molekul glukosa. Sedangkan pada tumbuhan C-3
hanya memerlukan 18 molekul ATP. Namun demikian besarnya kebutuhan ATP untuk
fiksasi CO2 pada tumbuhan C-4 sebanding dengan besarnya hasil produksi glukosa karena
dengan cara tersebut mampu menekan terjadinya fotorespirasi yang menyebabkan
pengurangan pembentukan glukosa. Itu sebabnya kelompok tumbuhan C-4 dikenal efektif
dalam fotosintesis. 

Pada Sintesis CAM Berbeda dengan gerakan stomata yang lazim, stomata tumbuhan
CAM membuka pada malam hari, tetapi menutup pada siang hari. Pada malam hari jika
kondisi udara kurang menguntungkan untuk transpirasi, stomata tumbuhan CAM membuka,
karbon dioksida berdifusi ke dalam daun dan diikat oleh sistem PEP karboksilase untuk
membentuk OAA dan malat. Malat lalu dipindahkan dari sitoplasma ke vakuola tengah sel-
sel mesofil dan di sana asam ini terkumpul dalam jumlah besar. Sepanjang siang hari
stomata menutup, karena itu berkuranglah kehilangan airnya, dan malat serta asam organik
lain yang terkumpul didekarboksilasi agar ada persediaan karon dioksida yang langsung
akan diikat oleh sel melalui daur Calvin.Beberapa spesies tumbuhan mempunyai sifat yang
berbeda dengan kebanyakan tumbuhan lainnya, yakni Tumbuhan ini membuka stomatanya
pada malam hari dan menutupnya pada siang hari. Kelompok tumbuhan ini umumnya

13
adalah tumbuhan jenis sukulen yang tumbuh da daerah kering. Dengan menutup stomata
pada siang hari membantu tumbuhan ini menghemat air, dapat mengurangi laju
transpirasinya, sehingga lebih mampu beradaptasi pada daerah kering tersebut.Selama
malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ii mengambil CO2 dan
memasukkannya kedalam berbagai asam organic. Cara fiksasi karbon ini
disebut metabolisme asam krasulase,atau crassulacean acid metabolism (CAM). Dinamakan
demikian karena metabolisme ini pertama kali diteliti pada tumbuhan dari famili
crassulaceae. Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae,
Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium lanceanum. Jalur CAM serupa
dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida terlebih dahulu dimasukkan kedalam senyawa
organic intermediet sebelum karbon dioksida ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya
ialah bahwa pada tumbuhan C4, kedua langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah.
Langkah ini terpisahkan pada dua jenis sel. Pada tumbuhan CAM, kedua langkah
dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam hari, dan siklus calvin
berlangsung selama siang hari.

Tumbuhan lain yang tergolong sukulen (penyimpan air) misalnya kaktus dan nanas

memiliki adaptasi fotosintesis yang berbeda lagi. Tidak seperti tumbuhan umumnya,

kelompok tumbuhan ini membuka stomata pada malam hari dan menutup pada siang hari.

Stomata yang menutup pada siang hari membuat tumbuhan mampu menekan penguapan

sehingga menghemat air, tetapi mencegah masuknya CO2. 

Saat stomata terbuka pada malam hari, CO2 di sitoplasma sel-sel mesofil akan diikat oleh

PEP dengan bantuan enzim PEP karboksilase sehingga terbentuk oksaloasetat kemudian

diubah menjadi malat (persis seperti tumbuhan C-4). Selanjutnya malat yang terbentuk

disimpan dalam vakuola sel mesofil hingga pagi hari. Pada siang hari saat reaksi terang

menyediakan ATP dan NADPH untuk siklus Calvin-Benson, malat dipecah lagi menjadi

CO2 dan piruvat. CO2 masuk ke siklus Calvin-Benson di stroma kloroplas, sedangkan

piruvat akan digunakan untuk membentuk kembali PEP

14
D. Efisiensi Fotosintesis
Efisiensi Energi adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi
jumlah energi yang dibutuhkan, dalam menggunakan sebuah peralatan atau bahkan
sistem yang berhubungan dengan energy. Efisiensi energi pada proses fotosintesi adalah
fraksi energi cahaya yang diubah menjadi energi kimia selama fotosintesis pada
tumbuhan hijau dan alga. Fotosintesis dapat dijelaskan dengan reaksi kimia yang
disederhanakan
6 CO 2 ( g ) +6 H 2 O sinar matahari∧klorofil C 6 H 12 O6 ( s ) + energi

dimana C 6 H 12 O 6 adalah glukosa (yang selanjutnya ditransformasikan menjadi gula


lain, selulosa, Lignin  , dan lain sebagainya).Nilai efisiensi fotosintesis bergantung pada
bagaimana energi cahaya didefinisikan - tergantung pada apakah kita hanya menghitung
cahaya yang diserap, dan jenis cahaya yang digunakan . Dibutuhkan delapan (atau
mungkin 10 atau lebih  foton untuk memanfaatkan satu molekul CO2 . energi bebas
Gibbs  untuk mengubah satu mol CO2 menjadi glukosa adalah 114 kkal , sedangkan
delapan mol foton dengan panjang gelombang 600 nm mengandung 381 kkal,
memberikan efisiensi nominal sebesar 30%.[Namun, fotosintesis dapat terjadi dengan
cahaya hingga panjang gelombang 720 nm asalkan ada juga cahaya pada panjang
gelombang di bawah 680 nm untuk menjaga operasi Fotosistem II .Menggunakan
panjang gelombang yang lebih panjang berarti lebih sedikit energi cahaya yang
dibutuhkan untuk jumlah foton yang sama dan oleh karena itu untuk jumlah fotosintesis
yang sama. Untuk sinar matahari yang sebenarnya, di mana hanya 45% cahaya berada
dalam rentang panjang gelombang aktif fotosintesis, efisiensi maksimum teoritis dari
konversi energi matahari adalah sekitar 11%. Pada kenyataannya, bagaimanapun,
tanaman tidak menyerap semua sinar matahari yang masuk (karena refleksi, kebutuhan
respirasi fotosintesis dan kebutuhan tingkat radiasi matahari yang optimal) dan tidak
mengubah semua energi yang dipanen menjadi biomassa yang menghasilkan efisiensi
fotosintesis keseluruhan maksimum 3 hingga 6% dari total radiasi matahari. Jika
fotosintesis tidak efisien, kelebihan energi cahaya harus dihamburkan untuk menghindari

15
kerusakan peralatan fotosintesis. Energi dapat dihamburkan sebagai panas ( pendingin
non-fotokimia ), atau dipancarkan sebagai fluoresensi klorofil

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fotosintesis merupakan salah satu cara tumbuhan untuk menghasilkan makanan dan
energi. Proses fotosintesis berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut:Pada tahap
pertama terjadi proses penangkapan energi surya atau proses-proses yang bergantung
pada keberadaan cahaya. Proses ini biasa dinamakan reaksi terang. Reaksi-reaksi cahaya
berlangsung pada bagian grana kloroplas. Sebagian energi matahari yang diserap akan
diubah menjadi energi kimia, yaitu berupa zat kimia berenergi tinggi. Selanjutnya, zat itu
akan digunakan untuk proses penyusunan zat gula. Sebagian energi matahari juga
digunakan untuk fotolosis air (H2O) sehingga dihasilkan ion hidrogen (H+) dan O2. Ion
hidrogen tersebut akan digabungkan dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n.
Sedangkan O2 -nya akan dikeluarkan. Reaksi ini dinamakan reasi gelap diman reaksi
gelap ini dapat disebut juga siklus calvin, yang terdiri dari 3 tahapan yakni, fiksasi
karbondioksida, reduksi dan regenerasi. Efisiensi Energi adalah usaha yang dilakukan
dengan tujuan untuk mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan, dalam menggunakan
sebuah peralatan atau bahkan sistem yang berhubungan dengan energy. Efisiensi energi
pada proses fotosintesi adalah fraksi energi cahaya yang diubah menjadi energi kimia
selama fotosintesis pada tumbuhan hijau dan alga
B. Saran
Makalah diharapkan mampu membantu kita dalam memahami, bagaimana proses
fotosintesis itu sendiri dapat terjadi. Dan juga diharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

17
Daftar Pustaka

Advinda, Linda. 2018. Dasar-Dasar Fisoilogi Tumbuhan. Yogyakarta : Deepublish.


file:///E:/pengayaan-materi-fotosintesis-bagi-siswa-sma.pdf
Harahap, Fauziyah. 2012. Fisiologi Tumbuhan : Suatu Pengantar. Medan : Unimed Press.
http://digilib.unimed.ac.id/1641/7/Bab%20VIII.pdf.
https://id.mort-sure.com/blog/difference-between-oxidative-phosphorylation-and-
photophosphorylation/

18

Anda mungkin juga menyukai