PENDAHULUAN
tersebut.Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)
dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip
dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak
1
memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum
dan peraturan.
pemilihan umum.Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh
seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara
tetapi dalam arti yang lebih luas.Suatu pemilihan Presiden atau anggota-
perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering
dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian
masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem
pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa
pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek
daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun
negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga
yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak
2
Semenjak era reformasi di Indonesia, pelaksanaan demokrasi tidak
Wakil Presiden saja, akan tetapi pemilihan Kepala Daerah juga dilakukan
Daerah yang tidak lagi dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, terus
yakni dengan sistem perwakilan ternyata tidak sesuai dengan aspirasi rakyat.
sangat berkait dengan ownership (rasa memiliki) terhadap partai atau calon
yang diajukan. Artinya, sangat bergantung pada siapa yang mengajak, berkait
pada partai dan calon, dan apa yang akan diperoleh masyarakat. Ada dua aktor
dan calon yang diajukan sebagai Kepala Daerah maupun calon sebagai
legislatif.
Selain Partai Politik dan calon yang diajukan sebagai Kepala Daerah,
maka satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah peran Komisi Pemilihan
1
Suara Merdeka, Harian, 23 Agustus, 2008, hlm. 8.
3
lembaga yang berwenang untuk menyelenggarakan pemilu.Tugas dan
jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah
pemilihan umum. Maksimalisasi fungsi KPU menjadi salah satu syarat utama
KPU sendiri sangat dipengaruhi oleh kinerja dari pimpinan dan anggota
KPU.2
Semakin tinggi dan maksimal kinerja para anggota dan pimpinan KPU,
2
Tempo, Mingguan, Pramono, Kinerja KPU dan Badan Pengawas Dikritik, Selasa, Jakarta, 12
Maret, 2008, hlm. 14.
4
2004, ternyata keberfungsian KPU sangat rendah.Hal ini disebabkan oleh
berkampanye. Kasus lainnya adalah berkaitan dengan kotak suara yang akan
selama ini, yaitu beberapa kali hampir terjadi adu jotos antar sesama anggota
KPU dan sinyalemen terjadinya praktik korupsi ditubuh KPU yang mana telah
beragamnya dan rendahnya kedewasaan politik dari para anggota KPU. Hal
tersebut mustahil akan terjadi bila para anggota KPU memiliki integritas dan
3
Sinar Harapan, Harian 12 April 2008, hlm. 12.
4
Pramono, loc.cit.
5
kedewasaan politik. Namun demikian, hal ini dapat dimaklumi sebagai sebuah
Jangan sampai ada pihak-pihak yang duduk di KPU hanya karena faktor
kepentingan politik, sebab hal itu justru akan merusak citra demokrasi di
negeri ini dan hanya yang berdedikasi dan memiliki integritas politik vang
Kepala Daerah. Ada 2 (dua) pasangan calon yang akan maju dalam pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati Sleman tahun 2015. Pasangan Sri Purnomo dan Sri
Muslimatun yang diusung PAN, Partai Golkar, Partai Nasdem, PKB dan
Partai Demokrat, serta partai pendukungnya yakni PBB, Partai Hanura dan
PPP. Sementara lawannya adalah pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati
perundangan yang tidak sinkron. Hal ini membuat Komisi Pemilihan Umum
persiapan.
6
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Tinjauan Pustaka
1. Demoklrasi
suatuungkapan yang terdiri dari kata demos sinonim kata populous yang
5
Hasbi Umar, “Paradigma Baru Demokrasi di Indonesia: Pendekatan terhadap Pemilu
DPR/DPRD, Jurnal Innovatio Vol.VII, No.14 Edisi Juli-September 2008, hlm. 315.
7
politik yang bersaing meraih suara dan padapemilihan berikutnya, warga
disebut demokrasi.6
6
George Serensen, Demokrasi dan Demokratisasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm.14.
7
Ibid.
8
Ibid.
9
Hasbi Umar, op.cit.,hlm. 318.
8
Lain halnya dengan demokrasi sebelum amandemen UUD NRI1945
MPR RI sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1 ayat(2) UUD NKRI 1945
continental.10
10
Martha Pighome, “Implementasi Prinsip Demokrasi dan Nomokrasi dalam Struktur
Ketatanegaraan RI Pasca Amandemen UUD 1945” dalam Jurnal Dinamika Hukum Vol 11 No.2
Mei 2011, hlm.336.
11
Ibid.
9
keadilan rakyat.Oleh karena itu,hukum harus dibuat dengan mekanisme
demokratis.12
dalam Pasal 1 ayat (2) UUD NRI 1945, bahwa: “ditandai dengandemokrasi
secara langsung oleh rakyat, dari rakyat, dan untukrakyat”, maka kepala
negara yang sebelum amandemen dipilih oleh MPRRI telah berubah dimana
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
12
Ibid.
13
Ibid, hlm.338
14
Zulfirman, “Ontologi Demokrasi”, Jurnal Hukum 14 (2) Juni 2006, Universitas Sultan Agung
(UNISULA).Semarang, hlm. 137-138.
10
demokrasi ekonomi.15Demokrasi ekonomi dandemokrasi politik oleh Bung
2. Pemilihan Umum
tersebut.Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)
dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan
independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga
negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip
dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak
15
Novita Dewi Mashithoh, “Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Perempuan Sebagai Perwujudan Ekonomi Kerakyatan” Jurnal Law Reform Pembaharuan
Hukum, Oktober 2007, Program Magister Ilmu Hukum, Unisula, Semarang, hlm. 41.
16
Djauhari, “Konsep Negara Kesejahteraan Pra Kemerdekaan RI”, Jurnal Hukum 16 Juni 2006,FH
UNISULA, Semarang, hlm.323.
17
Dahlan Thaib, DPR Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1996, hlm.
15.
11
sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang
dan peraturan.18
pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh
seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara
arah demokrasi. Walaupun pemilihan umum itu sendiri juga sering dianggap
implementasi dari hak asasi manusia, terutama hak politik. Dalam konteks
yang lebih general lagi, pemilihan umum merupakan wujud kedaulatan rakyat,
18
Indra Piliang, Menggagas Format Ideal Hubungan Presiden dan DPR, CSIS, Jakarta, 2008, hlm.
57.
19
Koesnardi dan Hamaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, PSH-UI, Jakarta,
1988, hlm. 328-329.
20
Ibid, hlm. 330.
12
Pergantian kekuasaan melalui pemilihan umum selain akan menjamin
peralihan kekuasaan secara aman dan tertib, juga akan menjamin adanya
untuk duduk dalam parlemen, akan tetapi ada pula negara yang juga
negara.
aspirasi rakyat dan mengajukan calon-calon untuk dipilih oleh rakyar melalui
politik (Parpol) saja, karena ada Golongan Karya (Golkar) yang merupakan
organisasi sosial politik, peserta pemilihan umum, tetapi tidak mau disebut
13
sebagai partai politik dan bukan sebagai partai politik, tetapi kini Golkar
pasca Orde Baru memberikan kebebasan kepada rakyat untuk memilih para
wakil rakyat di DPR, DPRD, DPD, Presiden dan Wakil Presiden secara
langsung.
pemilihan langsung, yaitu rakyat memilih kepala negara secara langsung, dan
kepartaian berbeda-beda pula. Ada sistem banyak partai (multi party system),
ada sistem dwi partai (two party system), serta ada yang hanya satu partai (one
party system).22
21
Teuku May Rudi, Pengantar Ilmu Politik, Refika Aditama, Bandung, 2003, hlm, 60.
22
Ibid, hlm. 61.
23
Ibid, hlm. 65.
14
b. Pemilihan Umum Sistem Proporsional (multi member constituency,
di dalam Bab VII B Pasal 22E Undang-Undang Dasar 1945 Perubahan Ke III,
24
Ibid, hlm. 91.
15
Saat ini Indonesia telah menjalani pemilihan umum sebanyak 9 kali,
dan pemilihan umum yang terakhir ini, tahun 2004, disamping memilih
Presiden dan Wakil Presiden. Untuk melaksanakan hal tersebut telah dibentuk
Presiden serta Wakil Presiden. Sejak tahun 2003, pemilihan umum Legislatif
Dasar menyebut kesemuanya “dalam satu napas” dan tidak ada perintah untuk
mempunyai tujuan dan asas yang sama. Tujuan pemilihan umum dalam
25
Abdul Bari dan Makmur Ali, Pemilihan Umum Dan Partai Politik Di Indonesia, Pusat Studi
Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hlm. 72.
16
DPR, DPD dan DPRD adalah: Pemilihan umum diselenggarakan dengan
tujuan untuk memilih wakil rakyat dan wakil daerah, serta untuk membentuk
umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
a. Langsung
b. Umum
17
c. Bebas
d. Rahasia
akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. Pemilih
memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh
e. Jujur
yang terkait harus bersikap dan bertindaak jujur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
f. Adil
3. Partai Politik
Partai berasal dari kata part yang mempunyai arti bagian dan yang
menunjuk bagian dari para warga suatu negara, sedangkan kata partai-
18
partaimenunjuk kepada sekumpulan orang-orang, jadi menunjuk kepada
orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama yaitu merebut dan atau
mempertahankan kekuasaan.
pendapat bahwa: Partai politik merupakan salah satu sarana, sekaligus yang
paling utama untuk menyalurkan aspirasi politik massa. Fungsi partai yang
26
Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, Hasta, Jakarta, 1990, hlm. 203.
27
Ramlan Surbakti, Memahami llmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992, hlm. 110.
28
Ibid, hlm. 110.
19
terpenting adalah mengartikulasikan sekelompok orang dan menempatkan
masyarakat.29
Politik, yang dimaksud dengan partai politik adalah: Organisasi yang bersifat
Orde Baru berkuasa, partai politik tidak dapat melaksanakan fungsinya secara
utuh. Pada masa itu partai politik hanya mampu memobilisasi massa untuk
29
Riswandha Ismawan, Penyaluran Aspirasi Politik Masyarakat, UII, Yogyakarta, 1991.
30
Miriam Budiardjo, Dasar-dasar llmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1983, hlm. 163-164.
20
d. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik.
undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik, yaitu sebagai sarana:
anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawab sebagai warga
dan pendidikan politik kepada rakyat, termasuk partai politik. Partai politik
sekarang harus berbeda dengan partai politik pada masa Orde Baru. Pada saat
21
partai politik harus memasukkan pendidikan politik sebagai salah satu fungsi
kepentingan politik penguasa seperti yang terjadi pada masa Orde Baru.
rakyat, bahkan politisi di jaman kuno sampai dengan para pakar politik
politik agar bisa ikut aktif berpolitik dan melakukan kegiatan-kegiatan politik
politik dapat mengatur semua aspirasi politik yang ada di tengah masyarakat,
massa pada saat-saat yang kritis untuk dialihkan pada kegiatan-kegiatan yang
ini dilalui oleh orang kecil sampai dengan orang dewasa. Melalui sosialisasi
tertentu yang dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku politik mereka
sehari-hari.
31
Harun Salim, Uzair Fauzan, Dinar Ibnu Sholeh, Tujuh Mesin Pendulang Suara, LKIS dan CH-
PPS, Yogyakarta, 1999, hlm. 225.
22
Sosialisasi politik ini dapat juga disebut dengan pendidikan politik
dalam arti yang lebih luas. Suasananya akan menjadi berbeda kalau ada usaha
politik masyarakat pada arah tertentu. Hal ini bisa juga dikatakan sebagai
pendidikan dalam arti sempit, yaitu sebagai usaha yang sadar untuk mengubah
menghayati betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang
ideal.
membentuk individu yang sadar politik dan mampu menjadi pelaku politik
politik.32
politik.33
proses belajar, bukan hanya untuk menambah informasi dan pengetahuan saja,
32
Kartono, op.cit.,hlm. 61.
33
Ibid, hlm.61.
23
pemahaman status diri sendiri selaku warga negara yang baik ditengah
negara tidak luput dari hambatan dan kesulitan. Hal ini diakibatkan kondisi
pendidikan rakyat yang rendah, sikap apatisme dan sinisme politik, kemudian
E. MetodelPenelitian
1. Sifat Penelitian
terhadap data sekunder yang didukung oleh data primer berupa hasil
wawancara.34
2. Metode Pendekatan
undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang
3. Sumber Data
34
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985, hlm.
24.
24
a. Data Sekunder, yaitu data penelitian yang dilakukan dengan cara
undangan.
b. Data Premier, yaitu berupa data dari penelitian dengan cara terjun
Umum.
Data yang diperoleh dari penelitian, baik dari penelitian kepustakaan mau
25
disusun secara sistematis setelah diseleksi berdasarkan permasalahan dan
G. Sistematika Penulisan
Bab II:Dalam bab ini akan diuraikan tentang definisi Pemilihan Kepala
26
tersebut menjelaskan mengenai Pelakasnaan Pemilihan Bupati dan
Bab III:Dalam bab ini akan menjelaskan hasil dari penelitian dan dibahas
Bab IV: Dalam bab ini berisi Penutup, yaitu berisikan tentang kesimpulan dan
27