Anda di halaman 1dari 4

BAB 5 pembahasan

1. Kesgilut
a. Isti
Prevalensi bottle feeding caries pada anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Mengwi III Badung sebesar 40,9%, yaitu sebanyak 38 anak dari
jumlah total keseluruhan 93 anak yang diperiksa. Prevalensi bottle feeding caries
di wilayah kerja Puskesmas Mengwi III badung tergolong tinggi, dimana karies
gigi pada anak usia dibawah 5 tahun (balita) di wilayah Badung masih menjadi
masalah kesehatan gigi dan mulut yang perlu mendapat penanganan serius.
Selain itu, kemungkinan anak menderita bottle feeding caries dapat terjadi oleh
karena sosial ekonomi (pendapatan) orang tua yang termasuk dalam kategori
kurang mampu, orang tua anak memiliki riwayat karies gigi, serta kurangnya
pengetahuan orang tua tentang cara menjaga kesehatan dan kebersihan gigi anak,
dan juga mengubah perilaku membutuhkan waktu yang cukup lama dengan
dilakukan kegiatan yang rutin.

b. Andre
Beberapa nutrien yang berperan dalam menunjang kesehatan gigi-mulut pada anak,
yaitu
- Probiotik
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa keseimbangan antara bakteri yang bermanfaat
dan bakteri pathogen penting dalam menjaga kesehatan mulut.
- Suplemen fluor dan silitol
Manfaat pemberian suplemen fluor dalam bentuk tablet, permen karet, atau drop dapa
meningkatkan pencegahan karies pada anak. . Penggunaan silitol dalam pencegahan
karies juga masih kontroversi. Banyak organisasi kesehatan di dunia mendukung
rekomendasi penggunaan silitol pada populasi yang mempunyai risiko karies gigi.
- Jus buah-buahan
jus jeruk, mangga, delima, apel, dan semangka tidak memiliki efek erosif pada
enamel gigi manusia dan mengandung fluor dan fosfor yang tinggi sehingga
dikelompokkan dalam kariostatik.

Pencegahan karies gigi terkait nutrisi yang dapat dilakukan antara lain,

- Menghindari kebiasaan mengonsumsi makanan yang bersifat kariogenik seperti:


gula, sirup, minuman bersoda, permen, coklat, manisan, kue, dll.
- Mencegah obesitas pada anak dengan pengaturan pola diet, kebiasaan, dan olahraga.
- Menerapkan kebiasaan pola makan teratur sesuai jadual dan mengurangi
mengkonsumsi makanan ringan diantara waktu makan.
- Mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium, fluor dan vitamin D yang
tinggi.

c. Hosana
Oral hygiene dan praktik sikat gigi  bukan merupakan faktor risiko  kejadian
karies gigi pada orang  dewasa usia 20-39 tahun. ni menunjukkan bahwa kebiasaan
menyikat gigi tidak tepat berisiko 2,3 kali mengalami karies gig dibandingkan dengan
kebiasaan menyikat gigi tepat. Susunan gigi, pH saliva, skor plak dan komponen
konsumsi glukosa merupakan faktor risiko kejadian karies gigi pada orang dewasa
usia 20-39 tahun.

d. Fredi
Dalam proses penambalan kinerja Dokter Gigi. Kinerja dokter gigi di puskesmass
sangat berpengaruh :
1) Umur,
Menurut penelitian Nasihah (2006) usia produktif yang berpengaruh terhadap
kinerja dokter gigi berkisar 25-30 tahun. Umur berpengaruh terhadap kinerja
individu pada usia 40-54 tahun individu memasuki tahap perawatan yang ditandai
dengan usaha stabilisasi dari usaha masa lampaunya. Pada tahap ini individu
membutuhkan penghargaan, sebagian individu merasa tidak nyaman secara
psikologis pada masa itu yang diakibatkan oleh pengalaman kritis di masa
karirnya dimana individu tidak mencapai kepuasan dalam masa kerjanya,
kesehatan yang memburuk dan perasaan khawatir akan masa kerjanya. Sehingga
sebagian individu merasa tidak membutuhkan peningkatan kinerja sampai dengan
masa penarikan (55-65 tahun) (Gibson dalam Lubis, 2009).
2)Status kepegawaian
Tenaga kesehatan yang lebih baik memberikan rasa aman dalam bekerja Status
pegawai tidak tetap kurang memiliki rasa aman dibanding dengan PNS, karena
PNS memiliki keterikatan dengan aturan dan mendapat jaminan kerja. Masa kerja
dan jaminan yang lebih baik pada dokter gigi pegawai negeri sipil, diduga
berpengaruh terhadap kinerja mereka di puskesmas. Menurut Gibson menyatakan
bahwa pengalaman berpengaruh terhadap perilaku dan prestasi kerja individu.3

3) Sistem reward
Reward dapat meningkatkan motivasi, peningkatan kinerja serta produktivitas.
Jenis reward dapat berupa imbalan materi maupun non materi. Karaketristik kerja
4) Umpan balik
Umpan balik memberikan informasi sejauh mana kegiatan telah dilaksanakan dan
memberikan kejelasan tentang keefektifan kinerja. Umpan balik (feedback) dapat
digunakan sebagai monitor, koreksi kinerja, dan daya pembangkit diri.3
5) Jadwal kerja
Jadwal kerja adalah bagian dari karakteristik organisasi yang mengatur kegiatan
waktu kerja karyawan. Jadwal kerja yang tertib meningkatkan kinerja dokter gigi.
2. Problem solving
a. Andre
Dalam Pelatihan KADEGI dengan memberikan bekal Pendidikan kesehatan gigi dan
mulut serta keterampilan deteksi dini penyakit gigi dan mulut merupakan upaya
peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Pelatihan KADEGI ini
menekankan potensi para KADEGI agar mampu melakukan tiga hal yaitu
mengedukasi kesehatan gigi, mendeteksi dini penyakit gigi dan mulut, serta merujuk
hasil deteksi dini ke puskesmas. Edukasi kesehatan gigi atau Pendidikan kesehatan
gigi merupakan suatu kegiatan yang terencana yang bertujuan mengubah
pengetahuan, sikap, persepsi, atau perilaku seseorang. Kegiatan edukasi kesehatan
gigi yang dilakukan oleh KADEGI adalah penyuluhan. Penyuluhan kesehatan gigi oleh
para KADEGI dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu. penyuluhan
kesehatan gigi merupakan kegiatan pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi
dan mulut dengan harapan ada perubahan perilaku kearah sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

b. Hosana
Dan Untuk perawatan ke dokter gigi mencegah penularan covid secara langsung
sebaiknya dilakukan dengan cara screening. Screening pasien melalui telepon atau
media komunikasi lainnya perlu dilakukan agar pasien dapat dikelompokkan.
Screening jarak jauh atau telescreening dapat berupa kuesioner berisi pertanyaan
yang diajukan kepada pasien, diantaranya pertanyaan mengenai pernah tidaknya
berkontak dengan orang lain yang merupakan suspek COVID-19, pernah melakukan
perjalanan ke daerah dengan angka insiden COVID-19 yang tinggi, atau ada atau
tidaknya gejala demam dan batuk.

c. Isti
Dan apabila melakukan perawatan ke dokter gigi, Produksi aerosol selama
perawatan gigi perlu menjadi perhatian khusus, karena dapat menjadi jalur transmisi
virus COVID-19. Penggunaan sebaiknya dilakukan kombinasi intraoral suction dan
extraoral suction karena mampu mengurangi beredarnya aerosol saat perawatan
gigi, sehingga dapat menekan resiko penularan COVID-19 diantara pasien, dokter
gigi, dan perawat selama bekerja serta memberi rasa aman pada pasien yang
memerlukan perawatan gigi.

d. Fredi

Untuk pandemi di masa covid 19, akan ada vaksin yang saat ini dilisensikan
untuk digunakan oleh manusia dapat dibagi menjadi vaksin berbasis virus atau
berbasis protein. Vaksin berbasis virus dapat terdiri dari virus inaktif yang
tidak lagi menular/infeksius, atau virus hidup yang dilemahkan. Vaksin
berbasis protein dapat terdiri dari protein yang dimurnikan dari virus atau sel
yang terinfeksi virus, protein rekombinan atau partikel seperti virus. Dua
vaksin COVID-19 berdasarkan platform klasik ini sedang dalam uji klinis,
satu berdasarkan virus yang tidak diaktifkan secara keseluruhan dan satu lagi
terdiri dari protein rekombinan. Sedangkan vaksin COVID-19 berdasarkan
platform generasi selanjutnya sedang dalam uji klinis yaitu berdasarkan vector
virus, DNA, RNA, dan APC.

bab 4 isti survey


Berdasarkan hasil pengolahan kuisioner ditampilkan pada tabel 1 bahwa sebanyak
56,9% orang tua berada di rumah. Dari 51 responden, sebanyak 64,7% orang tua
memiliki anak berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak 76,47% orang tua mengajarkan
anak menggosok gigi pada usia 1-2 tahun. Dari 51 responden, 68,6% orang tua
mendampingi anak untuk menggosok gigi 2 kali dalam sehari. Pengetahuan orang tua
terhadap waktu yang tepat bagi anak untuk menggosok gigi masih minim berdasarkan
data yang didapat, sebanyak 52,94% orang tua mengajarkan anak menggosok gigi
pada waktu mandi pagi dan sore. Padahal yang paling tepat adalah menyikat gigi
setiap kali selesai makan (sarapan, makan siang, dan makan malam) (Depkes, 2008).
Disajikan pada tabel 6 bahwa sebanyak 66,7% orang tua beranggapan
bahwa tujuan dari menggosok gigi adalah agar gigi bersih dan mulut wangi. Hal
tersebut menandakan bahwa orang tua belum memahami tujuan dari menggosok
gigi bagi kesehatan gigi anak.

Anda mungkin juga menyukai