R
SOEHARSONO BANJARMASIN
NAMA : JUWANTO
NIM : 11409719019
PEMBIMBING AKADEMIK :
BANJARMASIN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
DENGAN DIABETES MELITUS DI RUANGAN IDG DR.R.SOEHARSONO
BANJARMASIN, TELAH DISETUJUI OLEH PEMBIMBING AKADEMIK.
Sumber : https://images.search.yahoo.com
Pankreas terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Kepala pankreas merupakan bagian paling besar terletak disebelah
kanan umbilical
2. Badan pankreas merupakan bagian utama organ itu letaknya sebelah
lambung dan depan vertebra lumbalis pertama.
3. Ekor pankreas adalah bagian runcing sebelah kiri, dan yang sebenarnya
menyentuh lympa.
Pulau Langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa,
beta, dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan sifat
pewarnaannya. Sel beta mengekresi insulin, sel alfa mengekresi glucagon,
dan sel-sel delta mengekresi somatostatin.
1) Insulin
C. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pancreas yang disebabkan oleh :
a. Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I.
b. Faktor Imunologi (auto imun )
c. Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
auto imun yang menimbulkan estruksi beta.
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi
insukin.Faktor resiko yang berhubungan dengan proses terjadinya
diabetes tipe II : usia,obesitas,Riwayat dan keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. < 140 mg/dl Normal
b. 140-<200 mg/dl toleransi glukosa terganggu
c. >200 mg/dl diabetes
E. Patofisiologi
Pada Diabetes melitus tipe 1, terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang
merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sek beta
pankreas.respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap
sel pulau Langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
Pada Diabetes melitus tipe 2, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor
insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa
yang masuk kedalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi
meningkat.
F. Pemeriksaan Penunjang
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl
G. Komplikasi
Akut
1. Koma hipoglikemia
2. Ketoasidosis
Kronik
3. Neuropati diabetik.
5. Kaki diabetik.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1. Diabetes Melitus tipe 1 : Insulin Dependent Diabetes Melitus
Masa Kerja
0,5 1-4 6-8
Singkat(Regukar Insulin
Karbohidrat 60-70%
Protein 10-14%
Lemak 20-25%
2. Olahraga
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula
darah tetap normal.saat ini terdapat dokter olahraga yang dapat
dimintakan nasihat untuk mengatur jenis porsi olahraga yang sesuai
untuk penderita diabetes.
A. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga ataukomunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan.
Aktual atau potensial dankemungkinan dan membutuhkan tindakan
keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut.Adapun diagnosa
keperawatan yang muncul pada pasien gangren kaki diabetik adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya /
menurunnya alirandarah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi
pembuluh darah.
2. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren
pada ekstrimitas.
3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik
jaringan.
B. Intervensi
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas
keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan
mencegah masalah keperawatan penderita.Tahapan ini disebut perencanaan
keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosakeperawatan,
menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi dan
merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.
1. Diagnosa no. 1Gangguan perfusi berhubungan dengan
melemahnya/menurunnya aliran darah kedaerah gangren akibat adanya
obstruksi pembuluh darah.
Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.
Kriteria Hasil :
a) Denyut nadi perifer teraba kuat dan regular
b) Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis
c) Kulit sekitar luka teraba hangat.
d) Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.
e) Sensorik dan motorik membaik
Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.
Rasional : Obat
C. Implementasi
Implementasi adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan
keperawatanyang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien.
Implementasi dilaksanakan sesuaidengan rencana setelah dilakukan
validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilaninterpersonal, intelektual,
teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasiyang tepat
dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah
selesaiimplementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang
sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi iniadalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatandengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan.Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh
mana tujuan tercapai:
1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau
tanggal yangditetapkan di tujuan.
2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang
ditentukandalam pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku
yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan
Daftar Pustaka
Amin Huda Nurarif, H. K. (2015). NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.