Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia industry adalah bidang yang terus berkembang dalam memproduksi
prodk dimana dalam proses produksi yang terus berkembang selaras dengan
perkembangan teknologi dimana dalam hubunggan nya proses produksi mempunyai
hubungan timbal balik yang sangat kompleks dengan teknologi.
Dimasa saat ini, tren manufaktur adalah dengan mengembangkan Computer
Integrated Manufacturing (CIM). CIM merupakan teknologi yang mengintegrasikan
aktivitas manufaktur seperti design, planning, scheduling, dan control untuk
mendapatkan produk yang tepat pada waktu yang tepat dalam menanggapi global
competitive market demands.
Salah satu aktivitas dalam CIM adalah scheduling atau penjadwalan.
Penjadwalan merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaan agregat sehingga dapat
memberikan keputusan optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan
dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan.
Selain penjadwalan ada juga proses design, perencanaan dan control proses
produksi. Sehingga penggunaan Computer Integreted Manufakturing dimasa saat ini
sangat lah diperlukan untuk menujang proses produksi yang cepat dan efisien baik
dalam waktu maupun biaya yang digunakan dalam proses produksi produk.
Selain Computer Integreted Manufakturing yang memiliki perospek yang
sangat baik dalam dunia industi tertdapat juga Managemen Mintenace yang juga
sangat penting untuk di tinggkat kan karna berhubungan dengan perawatan alat alat
produksi baik itu perawatan yang bersifat pencegahan maupun perawatan yang
bersifat urgen.
Sehingga dalam makalah ini akan membahas mengenai Computer Integreted
Manufakturing dan Managemen Mintenance, karena kedua hal ini merupakan hal
yang dapat mempengaruhi proses produksi secara signifikat dimana jika Computer
Integreted Manufakturing dan Managemen Mintenance dalam suatu system pabrik
dapat diterapkan dnegan baik maka proses produksi akan jauh lebih efisien.

1.2. Tujuan
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Rekayasa Produksi dengan Judul
Computer Integreted Manufakturing dan Managemen Mintenance. Dan agar
mahasiswa dan pembaca dapat memahami mengenai materi yang akan dibahas
didalam makalah ini.

1
BAB II

ISI

2.1 Computer Integreted Manufakturing

Disaat ini proses produksi sudah berkembang sangat pesat dimana produk
yang dihasilkan oleh pabrik produksi sudah sangat jauh berbeda dengan beberapa
puluh tahun kebelakang contoh nya ialah pembuatan mobil yang dimana jika dilihat
secara kompleks proses pembuatannya dan perakitannya sagat lah rumit dan
komplek dan banyak bagian bagian yang harus lah presisi dan terjaga kulitas nya,
dan jika dikerjakan dngan manual makan pembuatan satu mobil akan memerlukan
tenaga dan perja yang sangat banyak dan waktu pengerjaan yang akan cukup
panjang.
Dengan berkembangnya teknologi informasi maka kita tentu ingin membuat
otomatisasi dari proses-proses tersebut supaya hasilnya lebih akurat. Perkembangan
teknologi pada proses produksi manufaktur sampai di mana mesin-mesin dalam
setiap tahapan produksi dihubungkan dengan komputer dan dikendalikan dengan
komputer. Teknologi inilah yang disebut CIM yang merupakan kependekan dari
Computer Integrated Manufacturing.
Penggunaan CIM ini contohnya adalah penggunaan robot-robot yang
otomatis mengerjakan bagian-bagian dalam proses produksi. Dengan penggunaan
robot ini maka proses produksi akan dikerjakan lebih akurat dan memiliki potensi
penghematan yang tinggi dibandingkan dengan penggunaan tenaga manusia. Kita
tahu bahwa penggunaan tenaga manusia harus mempertimbangkan lebih banyak
aspek dari pada penggunaan robot.
Dengan penggunaan CIM atau (Computer Integrated Manufacturing) maka
integrasi antara Marketing, Produksi dan Delivery lebih cepat dan akurat dilakukan.
Keuntungan lain adalah data yang terintegrasi sehingga perhitungan pembiayaan
atau cost accountingnya memiliki kemungkinan lebih akurat dilakukan.
Seiring berkembangnya industri 4.0 ini maka jika perusahaan memiliki
peluang untuk menerapkan CIM atau Computer Integrated Manufacturing maka
sebaiknya perusahaan menerapkannya supaya tetap dapat bersaing dan perusahaan
mengalami pertumbuhan secara ekonomi.

2.1.1. Definisi Computer Integreted Manufacturing


Konsep dasar Computer-Integrated Manufacturing (CIM) telah
dimulai sejak tahun 1970-an, dimana muncul paradigma baru bahwa
terdapat sebuah kebutuhan untuk mengintegrasikan seluruh
komponenen sistem manufaktur. Secara ringkas, CIM merupakan
konsep / filosofi untuk mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis
(marketing, design, distribusi, dan lain-lain) dengan fungsi otomasi
di dalam sebuah sistem manufaktur. Fungsi otomasi yang dimaksud
adalah integrasi otomasi proses dengan komunikasi data yang
menggunakan jaringan komputer. Konsep dasar dari CIM dapat
disarikan dari CIMOSA (Computer-Integrated Manufacturing Open
System Architecture) yang ditujukan untuk menunjukkan ruang
lingkup integrasi dan kebutuhan manajemen perubahan untuk
implementasi konsep CIM.

2
Dengan kata lain Computer-Integrated Manufacturing
menjadikan perusahaan manufaktur fleksibel dalam memberikan
respon terhadap perubahan kebutuhan pasar. Dengan
demikian, teknologi informasi memungkinkan perusahaan
manufaktur menerapkan market-driven strategy dengan
menghilangkan hambatan-hambatan teknologi di dalam memenuhi
kebutuhan pasar. Pemanfaatan komputer didalam seluruh tahap
pembuatan produk, mengubah secara mendasar proses pembuatan
produk dan sistem informasi yang digunakan oleh manajemen
didalam mengelola pabrik modern. Komputer memungkinkan
digunakannya computer-aided design (CAD) dan computer-aided
engineering (CAE) dalam tahap desain produk, sehingga pabrik-
pabrik modern mampu melakukan inovasi yang luar biasa secepatnya
dan mampu menghasilkan produk-produk dengan desain yang
sempurna. Komputer juga mengubah tahap proses pengolahan
produk dengan digunakannya computer-aided manufacturing
(CAM),  flexible manufacturing system, dan computer integrated
system .
2.1.2. Cara Kerja Computer Integreted Manufacturing
Dibantu computer-aided design (CAD), computer-aided
engineering (CAE)  dan computer-aided manufacturing (CAM) yang
merupakan sistem yang penting untuk mengurangi waktu siklus
dalam organisasi. CAD merupakan perangkat lunak yang
memungkinkan perancang produk dengan cepat menuangkan ide
rancangannya dengan bantuan komputer dan melakukan simulasi
secara elektronik. CAD memanfaatkan teknologi kelompok untuk
membuat geometri yang sama untuk pencarian cepat. 
Kemudian informasi yang dihasilkan dari proses desain dengan
CAD kemudian diolah dengan CAE untuk memungkinkan perancang
produk melakukan pengujian secara elektronik mengenai layak atau
tidaknya produksi hasil rancangannya berdasarkan mesin-mesin yang
dimiliki perusahaan dan sekaligus dapat diperkirakan biaya yang
dibutuhkan untuk memproduksi produk yang dirancang. Sedangkan
CAM  mencakup proses perencanaan dan penjadwalan produksi,
robotic equipment, penanganan bahan secara otomatis, dan
pengendalian mutu dengan bantuan komputer. Penggunaan robotic
equipment dan computerized tooling, serta pengendalian mutu
dengan bantuan komputer dapat meningkatkan produktivitas dengan
mengurangi keterlibatan tenaga kerja manusia dalam proses
pengolahan produk.
Sistem mesin fleksibel (FMS) adalah perpanjangan dari
teknologi kelompok dan konsep manufaktur selular. FMS merupakan
pengelompokan dua atau lebih mesin yang dapat diprogram , yang
mampu berpindah dari satu organisasi produksi produk satu ke
produk lain. Menggunakan terintegrasi CAD / CAM, bagian dapat
dirancang dan diprogram dalam setengah waktu biasanya akan
diperlukan untuk melakukan rekayasa. Program bagian dapat di
download ke pusat mesin CNC di bawah kendali suatu komputer
host FMS. Tuan rumah FMS dapat men jadwal CNC dan bagian-
bagian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaannya. FMS

3
umumnya digunakan dalam situasi produksi dengan volume produksi
yang rendah sampai dengan yang menengah, yang menghasilkan
berbagai produk yang berbeda namun berhubungan satu dengan
lainnya.
Teknologi komputer telah mampu merealisasikan impian
pabrik yang sepenuhnya otomatis, sejak desain produk dengan CAD,
pengujian desain dengan CAE, pengolahan produk dengan CAM,
perencanaan berbagai sumber daya untuk memproduksi dengan
manufacturing resource planning, sampai dengan perencanaan proses
produksi dengan manufacturing process planning. Dengan CIM
pabrik menjadi sedemikian fleksibel sehingga mampu :

 Menghasilkan tiruan suatu produk sebagai tes dengan biaya


yang sangat rendah
 Mengubah dari production run yang satu ke production yang
lain hanya dalam beberapa menit atau detik
 Menyesuaikan perubahan preferensi pasar hanya dalam
waktu yang sangat singkat,

Dengan digunakannya CIM dalam pabrik, perusahaan mampu


memproduksi order berdasarkan produk, bukan atas dasar prakiraan.
CIM mampu memperpendek leadtime dan mengurangi sediaan
secara besar-besaran. CIM juga mengurangi secara signifikan
penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengolahan produk.

2.1. Maintenace Managemen

Sebagai salah satu kinerja perfomansi suatu perusahaan moderen saat ini adalah
cepat tanggapnya sistem pelaksanaan perawatan yang diakibatkan adanya perubahan
dan perkembangan fasilitas pabrik yang dirancang sedemikian rupa kompleks
dengan sasaran untuk menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan cepat. Pada
dasarnya perawatan merupakan kombinasi dari semua tindakan teknik dan tindakan
administratif untuk mempertahankan kondisi atau mengembalikan kondisi fungsi
komponen.
Kendala-kendala yang selalu ada biasanya berhubungan dengan persyaratan
kinerja (performance), waktu penyelesaian, batasan biaya, mutu atau kualitas dan
metoda pengerjaan, dan keselamatan kerja. Selain itu, manajemen yang baik
menuntut efisiensi, yaitu diharapkan bahwa seorang pelaksana akan melaksanakan
dan menyelesaikan suatu proyek sedemikian rupa sehingga jumlah sumber daya
yang digunakan dalam pelaksanaan proyek tersebut menjadi minimum.

2.1.1. Definisi Maintenance Managemen


Perawatan atau yang lebih dikenal dengan kata maintenance
dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang diperlukan untuk
menjaga atau mempertahankan kualitas pemeliharaan suatu fasilitas
tersebut tetap dapat berfungsi dengan baik dan dalam kondisi siap
untuk dioprasikan,
Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini merupakan bukan hanya
suatu fasilitas yang dalam aspek kecil tetapi mencakup keseluruhan
fasilitas yang berada dalam pabrik, bukan hanya mengenai seperti
mesin-mesin produksi saja yang memerlukan perawatan tetapi juga

4
fasilitas yang lain seperti generator, disel, turbin, dan utilitas pabrik
yang lainnya, dan bahkan peralatan kantor seperti computer, mesin
ketik, mesin photocopy, ataupun peralatan seperti crane, forklip dan
peralatan lainnya.
Berdasarkan hal diatas, maka dapat ditarik beberapa alasan
penting melakukan perawatan, antara lain.
a. Agar fasilitas dapat siap dipakai pada saat yang diperlukan.
b. Peralatan yang digunakan tentu saja mempunyai batas jam
kerja dimana suatu peralatan lambat laun akam mengalami
penurunan dari segi efisiensi penggunaanya sehingga
perawatan diperlukan untuk mengetahui keadaan dari
peralatan ataupun fasilitas tersebut.
c. Diharapkan dapat memperpanjang umur pakai dari suatu
peralatan maupun suatu pasilitas.
2.1.2. Peranan Maintenace Managemen Dalam Sistem Produksi
Di industry dikenal dengan suatu produk yang
merupakan hasil dari suatu proses baik secara terputus-putus
ataupun secara berkesinambungan. Proses tersebut membetuk
suatu system yang saling terkait satu sama yang lain. Hal ini
dapat disebut dengan suatu system produksi, lebih luas lagi
system produksi merupakan wahana atau sarana yang
dipergunakan dalam mengubah masukan-masukan seperti
sumber daya manusia. Mesin atau peralatan, dan yang lainnya
guna menciptakan barang atau jasa yang bermanfaat.
Sehingga dapat dikatan bahwa setiap maitenace yang
dilakukan memiliki beberapa fungsi dan tujuan yang dimana jika
maintenance managamen nya dilakukan dengan baik maka
fungsi fungsi ini dapat dijaga dan dimaksimalkan. Dimana fungsi
fungsi itu sendiri adalah sebgai berikut.
a. Fungsi Perawatan Berhubungan Dengan Proses
Produksi
Perawatan sangat lah berhubungan dengan
proses produksi dimana jika perawatan dilakukan
dengan managemen yang baik, maka kendala yang
kemungkinan terjadi dengan peralatan produksi
dapat dihindari dan diminimalkan dampak dari
kerusakan yang terjadi dengan baik.
b. Kedudukan Perawatan Sebagai Pendukung
Maintenance managmen merupakan pendukung
segala fasilitas yang berada dalam proses produksi,
dimana dengan manageman maintenance yang baik
memiliki kewajiban unutk selalu menjaga peralatan
dan fasilitas dalam kondisi dapat bekerja.
c. Peralatan Selalu Dalam Keadaan Baik
` Maintenance berupaya untuk selalu menjaga
keadaan peralatan dapat digunkan dengan normal.
d. Kontrol Peralatan
Melakukan control peralatn secara berkala baik itu
mengecek setiap kondisi peralatan mulai dari bagian
yang kecil hingga bagian paling rentan, contoh

5
pengecekan jam kerja mesin dan melakukan
pencatatan dan penggantian oli mesin, dan
sebagainnya.
2.1.3. Jenis-Jenis Maintenance Managemen
Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua
pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”.
Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah
kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai
tindakan  memperbaiki kerusakan. Secara umum, ditinjau dari saat
pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara
yaitu: perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance) dan
perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned maintenance). 
Perawatan preventif dalam perawatan mesin tetap diharapkan
dan harus berjalan dengan baik, yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventif) sehingga produksi dapat berjalan. Ruang
lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil,
pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin
selama beroperasi terhindar dari kerusakan.
Adapun jenis jenis maintenance adalah sebgai berikut:
2.1.3.1. Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan
sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam
perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan
sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau
modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.
2.1.3.2. Perawatan Berjalan
Pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau
peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan
diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi
terus dalam melayani proses produksi.
2.1.3.3. Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik
maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan
prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat
monitor yang canggih. Pekerjaan perawatan yang dilakukan
setelah terjadi kerusakan pada peralatan dan untuk
memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-
alat dan tenaga kerjanya.
2.1.3.4. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
Merupakan pekerjaan perbaikan yang harus segera
dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang
tidak terduga pada saat mesin atau pabrik sedang berjalan,
biasanya untuk perbaikan ini tidak perlu dihentikan operasi
pabrik secara keseluruhan. Disamping jenis-jenis perawatan
yang telah disebutkan di atas, terdapat juga beberapa jenis
pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan
perawatan seperti:

6
a. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement
instead of maintenance)
Perawatan dilakukan dengan cara mengganti
peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga
peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan
dengan biaya perawatannya. Dengan alasan lainnya
adalah apabila perkembangan teknologi sangat
cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang
lama, atau banyak komponen rusak tidak
memungkinkan lagi diperbaiki. 
b. Penggantian yang direncanakan (Planned
Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti
peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri
tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan
perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar
yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika
peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti
dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai
keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki
peralatan yang baru dan siap pakai.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Computer Integreted Manufakturing (CIM) merupakan manageman


produksi manufaktur yang bekerja dengan peralatan computer yang dimana
semua proses peroduksi nya dilakukan serba otomatis dan saling ter-integrasi satu
sama yang lain-nya menggunkan jaringan computer. Mulai dari tahap desain
produk, proses produksi hingga proses pemasaran dapat saling terintegrasi
dengan baik menggunkan rangkaian system yang terhubung satu sama lain.
Computer Integreted Manufakturing (CIM) dapat menjanjikan kulaitas produk
yang dihasilkan tetap terjaga dengan baik namun ada masalah dalam penerapan
teknologi ini, yang dimana maintenance dari teknologi CIM sangat lah besar dan
beberapa peraltan menggunkan spear part yang khusus.
Maintenance Managemen merupakan manageman perawatan yang
dilakukan dalam system produksi yang bertujuan untuk menjaga setiap peralatan
dan fasilitas produksi dapat bekerja dengan baik dan efisien. Dimana tugas dari
Maintenance Managemen adalah untuk merawat, menjaga, memperbaiki dan
mengganti jika terdapat peralatan yang mengalami kerusakan yang serisu.
Dimana ruang lingkup nya ialah segala peralatan dan fasilitas yang terdapat
dalam system produksi.

8
Daftar Pustaka

https://www.freshconsultant.co.id/2014/06/06/maintenance-management

https://www.kompasiana.com/salsabilaayu/5d01ea2a0d82306fc8428452/apaitu-
computer-integrated-manufacturing?page=all

https://www.ultima-erp.id/article/sia/cim/

http://ahmadwidodo7.blogspot.com/2017/03/computer-integrated-manufacturing-
cim.html

https://tosuhar.blogspot.com/2017/01/perawatan-dan-pemeliharaan-mesin.html

https://www.freshconsultant.co.id/2014/06/06/maintenance-management

https://www.academia.edu/11324183/MAINTENANCE_MANAGEMENT

Anda mungkin juga menyukai