Anda di halaman 1dari 5

ACARA VII

ANALISA GRANULOMETRI BUTIR SEDIMEN SUNGAI


Shofa El Karera
15405241038
I. Tujuan
Menganalisis ukuran dan bentuk butir sedimen sungai

II. Dasar teori


Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi
parit, atau sejenis erosi tanah lainnya. Sedimen umumnya mengendap di
bagian bawah kaki bukit, didaerah genangan banjir,di saluran air, sungai
dan waduk. Hasil sedimen (sedimen yield) adalah besarnya sedimen dari
erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu
dan tempat tertentu. Sedimen yang sering kita jumpaidi dalam sungai, baik
terlarut atau tidak terlarut, adalah merupakan produk dari pelapukan batuan
induk yang dipengaruhi oleh lingkungan, terutama perubahan iklim.
Berdasarkan pada jenis sedimen dan ukuran partokel-partikel tanah serta
komposisi mineral dari bahan induk yang menyusunnya , dikenal
bermacam-macam jenis sedimenseperti pasir, liat dan lain sebagainya.
Tergantung dari ukuran partikelnya, sedimen ditemukan terlarut dalam
sungai atau disebut muatan sediemen (suspended sediment) dan merayap
di dasar sungai atau dikenal sedimen merayap (bed load). Menurut
ukurannya, sedimen dibedakan menjadi (Dunne dan Leopold 1978):
No. Jenis Sedimen Ukuran partikel (mm)
1. Liat <0,0039
2. Debu 0,0039-0,0625
3. Pasir 0,0625-2,0
4. Pasir besar 2,0-64,0
Dengan demikian, tampak bahwa perbedaan antara muatan sedimen
dan sedimen merayap adalah terletak pada cara partikel –partikel sedimen
tersebut bergerak yang ditentukan oleh besar kecilnya ukuran partikel.
Lebih rinci lagi, muatan sedimen adalah gerakan partikel-partikel tanah
yang karena kecil ukurannya dapat terlarut dalam air. Sementara jenis
partikel yang lebih besar, tidak dapat larut dalam air, dan oleh karenanya
mengendap di atas permukaan tanah untuk kemudian bergerak merayap
apabila tenaga pendorong dari luar (energi kineteis) yang bekerja pada
partikel tanah berukuran besar tersebut lebih besar daripada tenaga
resisiten yang bekerja pada benda tersebut.
Hasil erosi kemudian diangkut oleh aliran sungai baik sebagai muatan
dasar (bed load), muatan suspense (suspended load), maupun muatan
terlarut (dissolved load). Muatan dasar tersiri dari partikel pasir dan kerikil
yang terangkut dengan cara meloncat yaitu menggelinding maupun
meluncur. Muatan suspensi terangkut didalam aliran, terdiri atas material
debu dan lempung yang terangkat ke atas oleh aliran turbulen. Adapun
muatan terlarut merupakan ion-ion terlarut yang tidak nampak (Arbogast,
2011).

III. Alat dan Bahan


Alat ;
1. Alat tulis digunakan untuk menulis dan mencatat hasil praktikum.
2. Kaca pembesar digunakan untuk melihat objek dengan ukuran yang
lebih besar.
3. Ayakan tanah digunakan untuk mengayak sampel sedimen sungai
Bahan ;
1. Sampel sedimen sungai digunakan sebagai sampel dalam praktikum
kali ini.

IV. Langkah Kerja


pada praktikum kali ini terdapat langkah kerja sebagai berikut ;
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengambil sampel pertama secukupnya kemudian meletakkan sampel
pada ayakan tanah dan mengayaknya.
3. Mengayak sampel hingga butir terkecil yang masih bisa diayak.
4. Mengambil sampel kedua untuk kemudian selanjutnya mengayaknya
seperti sampel pertama.

V. Hasil Praktikum
Tujuan dari dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mengetahui ukuran
dan bentuk butir sedimen sungai. Pada praktikum kali ini disediakan dua
sampel pasir muata dasar. Sampel ini diambil dari tempat yang sama,
pengambilan sampel dilakukan di sungai code, hanya saja pengambilan
sampel dilakukan pada kedalaman yang berbeda. Sehingga dari kedua
sampel ini akan dibandingkan melalui dominasi ukuran yang pada masing-
masing rantang. Adapun untuk mencari ukuran butir pasir pada masing-
masing sampel dapat dilakukan dengan memasukkan pasir pada ayakan
tanah dan mengayaknya hingga butir pasir terkecil. Kemudian pasir dihitung
berdasarkan diameter rantang dengan rumus :

1
x 2,54=cm
x
Dengan X adalah diameter rantang. Kemudian dari hasil perhitungan
tersebut hasil yang kita dapatkan kita konversikan menjadi mm.

Tabel 1. Perhitungan kedua rantang


Sampel I Sampel II
1 1
x 2,54=0,254 cm x 2,54=0,254 cm
10 10
= 2,54 mm = 2,54 mm

1 1
x 2,54=0,127 cm x 2,54=0,127 cm
20 20
= 1,27mm = 1,27mm

1 1
x 2,54=0,0635 cm x 2,54=0,0635 cm
40 40
= 0,635 mm = 0,635 mm

1 1
x 2,54=0,0423 cm x 2,54=0,0423 cm
60 60
= 0,423 mm = 0,423 mm
Dari perhitungan di atas dapat diketahui ukuran pada masing-masing sampel
dan dengan perhitungan tersebut dapat diketahui pasir pada masing-masing sampel
termasu pada dalam kategori beriut ini : pada sampel pertama pasir hanya sampai
pada ayakan nomor 4 dengan diameter 60. Pada ayakan nomor 1 dengan diameter
rantang 10. Berdasarkan teori pasir ini tergolong pada pasir besar, pasir besar
memiliki ukuran antara 2,0 - 64,0 karena diketahui bahwa ukuran pasir pada rantang ini
adalah 2,54 mm. Adapun bentuknya adalah runcing dan kasar. Pada ayakan nomor 2
yang berdiameter 20 termasuk pada jenis sedimen pasir karena kategori ini memiliki
ukuran antara 0,0625 – 2,0 sedangkan pasir pada rantang ini memiliki ukuran 1,27
mm. Pada pasir ini bentuknya lebih halus dibandingkan dengan pasir pada ayakan
nomor 1, namun pasir ini masih tergolong sedikit runcing dan kasar. Kemudian pada
ayakan nomor 3 yang berdiameter rantang 40 masih termasuk pada kategori pasir
karena pada ayakan nomor 3 ukuran pasirnya adalah 0,635. Pasir ini memiliki bentuk
yang halus dan sedikit tumpul. Sedangkan pada ayakan nomor 4 dengan diameter
ratang 60 termasuk jenis sedimen pasir karena memiliki ukuran pasir sebesar 0,423
mm dan memiliki bentuk yang lebih halus lagi dibandingkan dengan yang lain. Pada
ayakan nomor 4 ini pasirnya merupakan pasir yang paling halus dan berbentuk tumpul
dari sampel pertama. Pada sampel ini pasir pada ayakan diameter 10 dan 20 memiliki
jumlah yang banyak , adapun pasir dengan jumlah paling sedikit yaitu pada ayakan
dengan diameter 60 karena pada ayakan ini pasirnya memiliki ukuran yang kecil dan
bentuk lebih halus
Adapun pada sampel kedua pasir juga sampai ayakan nomor 4 dengan
diameter 60. Pada ayakan nomor 1 dengan diameter rantang 10. Berdasarkan teori
pasir ini tergolong pada pasir besar, pasir besar memiliki ukuran antara 2,0 - 64,0
karena diketahui bahwa ukuran pasir pada rantang ini adalah 2,54 mm. Adapun
bentuknya adalah runcing dan kasar. Pada ayakan nomor 2 yang berdiameter 20
termasuk pada jenis sedimen pasir karena kategori ini memiliki ukuran antara 0,0625 –
2,0 sedangkan pasir pada rantang ini memiliki ukuran 1,27 mm. Pada pasir ini
bentuknya lebih halus dibandingkan dengan pasir pada ayakan nomor 1, namun pasir
ini masih tergolong sedikit runcing dan kasar. Kemudian pada ayakan nomor 3 yang
berdiameter rantang 40 masih termasuk pada kategori pasir karena pada ayakan
nomor 3 ukuran pasirnya adalah 0,635. Pasir ini memiliki bentuk yang halus dan sedikit
tumpul. Sedangkan pada ayakan nomor 4 dengan diameter ratang 60 termasuk jenis
sedimen pasir karena memiliki ukuran pasir sebesar 0,423 mm dan memiliki bentuk
yang lebih halus lagi dibandingkan dengan yang lain. Pada ayakan nomor 4 ini
pasirnya merupakan pasir yang paling halus dan berbentuk tumpul dari sampel
pertama. Pada sampel ini pasir pada ayakan diameter 10 dan 20 sama-sama banyak
jumlahnya , adapun pasir dengan jumlah paling sedikit yaitu pada ayakan dengan
diameter 60 karena pada ayakan ini pasirnya memiliki ukuran yang kecil dan bentuk
yang paling halus pada sampel kedua ini.
Dari pengamatan yang telah didapatkan sampel pertama dan sampel kedua
memiliki bentuk yang hampir sama , untuk bentuk pada ayakan dengan diameter 10
memiliki bentuk yang jelas berbentuk runcing, tajam dan kasar namun ukurannya tidak
terlalu besar, adapun pada ayakan diameter 20 ukurannya masih runcing namun
sedikit lebih halus dan ukuran pasirnya sedikit lebih kecil dibandingkan ukuran yang
pertama. Kemudian untuk sampel pada ayakan diameter 40 memiliki bentuk yang agak
sedikit halus, namun bentuk pada sampel ini masih termasuk sedikit runcing dan
ukurannyapu lebih kecil jika dibandingkan dengan sampel-sampel sebelumnya.
kemudian untuk yang terakhir merupakan yang pasir yang paling halus dan ukurannya
yang paling kecil. Dari ciri bentuk pada masing-masing sampel ini dapat
mengindikasikan bahwa sampel tersebut berasal dari daerah hulu sungai, karena
biasanya material pada daerah hulu sungai memiliki bentuk yang runcing, meskipun
terdapat pasir yang halus.

Anda mungkin juga menyukai