Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kaidah hukum di perlukan untuk mengatur hubuangan antara manusia,
sehinga tidak mengherankan bila mana dewasa ini timbul masalah hukum
memasuki bidang kedokteran.
Dalam melaksanakan profesinya seorang dokter tidak dapat melepaskan
dirinya dari hukum kedokteran, yang merupakan bagian dari hukum
kesehatan. Hal ini perlu disadari, mengingat bahwa dokter adalah seorang
manusia biasa yang mungkin saja melakukan kekeriluan dalam melaksanakan
tindakan profesi sebagai mal praktek.
Dalam kalangan masyarakat umumnya dan kepolisian khususnya ada
anggapan bahwa majelis kehormatan eika kedoteran (MKEK) dapat
melaksanan kasus dokter ( Bakar Nazarudin. 2009. Hukum kesehatan dan
etika kedoteran .Padang: Universitas Baiturahmah)

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah kode etik kedokteran gigi Indonesia ?
2 Bagaimanakah etika dan hukum kedokteran di Indonesia?
3 Apa itu bioetika kedokteran?
4 Apa sajakah prinsip dasar kesetaraan?
5 Bagaimanakah aplikasi prinsip dasar kesetaraan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mendeskripsikan kode etik kedokteran gigi Indonesia.
2. Mendeskripsikan etika dan hukum kedokteran di Indonesia.
3. Mendeskripsikan bioetika kedokteran.
4. Mendeskripsikan prinsip dasar kesetaraan.
5. Mendeskripsikan aplikasi prinsip dasar kesetaraan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario

Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan


keluhan ingin di buatkan gigi tiruan. Pasien tersebut datang dengan menggunakan
pakaian lusuh dan sandal jepit. Dokter gigi tersebut menyampaikan tentang
mahalnya biaya pembuatan gigi tiruan dan menawarkan bahan akrilik sebagai
alternatife gigi tiruan dengan harga yang murah.

2.2 Terminologi
1. Gigi Tiruan

Penggunaan basis gigi tiruan dalam dunia kedokteran gigi merupakan


suatu hal yang sangat umum kita dengar, bahkan ada yang kita gunakan. Basis
gigi tiruan merupakan bagian dari gigi tiruan tempat melekatnya anasir gigi
tiruan. Sampai saat ini kebanyakan basis gigi tiruan terbuat dari non– logam
terutama polimer karena mudah didapat, memiliki kestabilan dimensi, mudah
dimanipulasi, warna yang stabil dan biokompatibel atau tidak beracun. (SK
Khindria : 2008)
2. Akrilik
Akrilik adalah benda yang berkaitan dengan atau terbuat dari
polimer ester poliakrilat dan mengandung asalam akrilat. ( KBBI)
3. Alternatif
Alternatif adalah pilihan di antara dua atau beberapa kemungkinan.
(KBBI)
4. Keluhan
Keluhan adalah ungkapan yang keluar karenan perasaan susah
(karenan menderita sesuatu berat, kesakitan,dsb). (KBBI)

2
2.3 Pembahasan

1. Bagaimana kode etik kedokteran gigi Indonesia?


a. Kewajiban umum (bab I)
 Setiap dokter gigi indonesia wajib menghayati, mentaati dan
mengamalkan lafal sumpah? janji dokter gigi indonesia. (pasal1)
 Dokter gigi indonesia harus senantiasa menjalankan profesinya secara
optimal. (pasal 2)
 Setiap dokter gigi indonesia wajib menjunjung tinggi norma norma
hidup yang luhur. (pasal 3)
 Dalam menjalankan profesinya setiap dokter gigi indonesia tidak
dibenarkan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan etik.
(pasal 4)
 Setiap dokter gigi indonesia memberikan kesan dan keteranggan atau
pendapat yang dapat dipertanggung jawabkan. (pasal 5)
 Setiap dokter gigi indonesia agar menjamin kerjasama yang baik
dengan tenanga kesehatan lainnya. (pasal 6)
 Setiap dokter gigi indonesia sebagai serjana kesehatan wajib bertindak
sebagai motivator dan pendidikan masyarakat. (pasal 7)
 Setiap dokter gigi indonesia wajib berupaya untuk meningkatkan
kesehatan gigi masyarakat dalam bidang promotif , preventif ,kuratif,
dan rehabilitatif. (pasal 8)
b. Kewajiban dokter gigi terhadap penderita (bab II)
 Dalam menjalankan profesnya, setiap dokter gigi wajib memberikan
pelayanan yang sebaik mungkin kepada penderita. (pasal 9)
 Dalam hal ke tidak mampuan menangani suatu kasus, maka setiap
dokter gigi indonesia berkewajiban merujuk atau mengkonsultasikan
kepada teman sejawat yang lebih ahli. (pasal 10)
 Setiap dokter gigi indonesia wajib merahasiakan segala sesuatu yang
ia ketahui tentang penderita, bahkan juga setelah penderita meninggal
dunia. (pasal 11)

3
 Setiap dokter gigi indonesia wajib memberikan pertolongan darurat
dalam batas batas kemampuannya, sebagai suatu tugas
perikemanusian, kecuali pada waktu itu ada orang lain yang lebih
mampu memberikan pertolongan. (pasal 12)
c. kewajiban dokter gigi terhadap teman sejawat (bab 1V)
 Setiap dokter gigi indonesia harus memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. (pasal 13)
 Setiap gigi indonesia tidak dibenarkan mengambil alih penderita dari
teman sejawatnya tanpa persetujuannya. (pasal 14)
d. Kewajiban dokter gigi terhadap diri sendiri (bab V)
 Setiap dokter gigi indonesia wajib mempertahankan dan
meningkatkan martabat dirinya. (pasal 15)
 Setiap dokter gigi indonesia secara aktif perkembangan ilmu
pengentahuan dan teknologi. (pasal 16)
 Setiap dokter gigi indonesai harus memlihara kesehhatannya supaya
dpat bekerja dengan baik. (pasal 17)
(Bakar Abu. 2016. Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. Yogyakarta: Quantum
Sinergis Media)

2. Bagaimanakah etika dan hukum kedokteran di Indonesia?


Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama, yaitu mengatur tertib
dan tenteramnya pergaulan hidup dalam masyarakat. Etika kedokteran
merupakan prinsip prinsip moral atau asas-asas akhlak yang harus
diterapkan oleh para dokter dalam hubungannya dengan pasien, teman
sejawat, dan masyarakat umumnya. Sedangkan hukum kedokteran
berhubungan dengan pemeliharaan/ pelayanan kesehatan dan
penerapannya. ( Bakar Abu. 2016. Kedokteran Gigi Klinis Edisi
2.Yogyakarta. Quantum Sinergis Media)

3. Apa itu bioetika kedokteran?

Prinsip bioetika dalam bidanng kedokteran dan kedokteran gigi


didefinisikan sebagai etika yang berhubungan dengan praktek kedokteran

4
atau kedokteran gigi dan atau penelitian dalam bidang kedokteran atau
kedokteran gigi. Menurut Beuchamp dan chidress (1994) ada 4 prinsip
dasar dalam bio etika :

 prinsip Autonomy; Prinsip moral /etika yang menghormati


seseorang ( respect of the person) dalam mengambil keputusan the
right to salf derteminaton ) dan merupakan prinsip dalam
melaksanakan informate konsen.
 Prinsip Beneficience ; prinsip moral/ etika yang mengutamakan
tindakan kebaikan dan atau bermanfaat.
 Prinsip non/ maleficence; prinsip moral/ etika yang mencegah/
melarang dari keadaan yang membahayakan atau memperburuk
keadaan. Prinsip ini di kenal sebagai prinsip “do no harm” atau
“primum nono nocere”
 Prinsip justice; prinsip moral/ etika yang mengutamakan keadilan
atau kesamaan hak.

(Bakar Abu. 2016. Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. Yogyakarta. Quantum


Sinergis Media.

4. Apa sajakah prinsip dasar kesetaraan?

Justice atau keadilan adalah prinsip berikutnya yang terkandung


dalam bioetik. Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib
memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya. Dalam hal ini,
dokter dilarang membeda-bedakan pasiennya berdasarkan tingkat
ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dsb.

Diperlukan nilai moral keadilan untuk menyediakan perawatan


medis dengan adil agar ada kesamaan dalam perlakuan kepada pasien
( Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu &
Dilema. Jakarta Selatan: Pensil-324.)

Contoh dari justice misalnya saja: dokter yang harus menyesuaikan diri
dengan sumber penghasilan seseorang untuk merawat orang tersebut.

5
Untuk menentukan apakah diperlukan nilai keadilan moral untuk
kelayakan minimal dalam memberikan pelayaan medis, harus dinilai juga
dar seberapa penting masalah yang sedang dihadapi oleh pasien. Dengan
mempertimbangkan berbagai aspek dari pasien, diharapkan seorang dokter
dapat berlaku adil.

(ECC Guidelines. Circulation, opcit.; Hilberman M, Kutner J, Parsons D,


Murphy DJ.op. cit.)

5. Bagaimanakah aplikasi prinsip dasar kesetaraan?

 Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang


dokter wajib memberikan perlakuan sama rata serta adil untuk
kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat
ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan
sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah
sikapdan pelayanan dokter terhadap pasiennya. Aplikasi Justice bisa
dilakukan seperti:

 Memberlakukan segala sesuatu secara universal.


 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah
ia lakukan.
 Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama.
 Menghargai hak sehat pasien.
 Menghargai hak hukum pasien.
 Menghargai hak orang lain.
 Menjaga kelompok rentan.
 Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar
SARA, status social, dan sebagainya.
 Tidak melakukan penyalahgunaan.
 Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan
kebutuhan pasien.

6
 Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya.
 Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian
secara adil.
 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang
tepat dan kompeten.
 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa
alasan sah atau tepat.
 Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit
atau gangguan kesehatan.
 Bijak dalam makroalokasi.

(Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan


Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta: EGC.)
(Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who
Am I? Bioetika, Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi
Dokter. Jakarta: UKRIDA.)

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kode etik kedokteran gigi Indonesia disusun dalam empat kelompok, yaitu
kewajiban umum, kewajiban dokter gigi terhadap penderita, kewajiban dokter gigi
terhadap teman sejawat, dan kewajiban dokter gigi terhadap dirinya sendiri. Selain
kewajiban, seorang dokter gigi juga mempunyai hak yang juga harus dihormati
oleh setiap orang.

Etika kodekteran gigi wajib dihayati dan diamalkan oleh setiap dokter gigi
Indonesia agar tidak ada pengingkaran atas lafal sumpah dokter gigi yang telah
diikrarkannya dan juga tidak adanya kerugian baik dari masyarakat maupun bagi
dokter gigi itu sendiri.

3.2 Saran

Sebagai dokter gigi yang profesional, sudah seharusnya


menjalankan hak dan kewajiban dokter gigi secara seimbang dan prinsip
kesetaraan harus dijunjung tinggi dalam kedokteran gigi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Isi Hal 1
    Isi Hal 1
    Dokumen21 halaman
    Isi Hal 1
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Skenario 3
    Skenario 3
    Dokumen14 halaman
    Skenario 3
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Eko Wahyu Hidayat
    Belum ada peringkat