Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“ TEORI DAN SOP PEMERIKSAAN GULA DARAH, PEMBERIAN INJEKSI INSULIN,


PERAWATAN LUKA DIABETES DAN PEMERIKSAAN SISTEM INTEGUMEN“

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Sahran, S.Kep.,M.Kep

DISUSUN OLEH :

NAMA : FATMA AGUSTINA


NIM : P051 20318015

PRODI : PROFESI NERS TK.2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
Pemeriksaan Gula Darah
Pemeriksaan kadar gula darah dipakai untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan kadar
gula darah serta untuk monitoring hasil pengobatan pasien dengan Diabetes Melitus (DM). Terdapat
beberapa macam pemeriksaan untuk menilai kadar gula darah yaitu pemeriksaan gula darah
sewaktu, kadar gula puasa, kadar gula darah 2 jam setelah makan, test toleransi glukosa oral,
HbA1c, insulin dan C-peptide.

Kadar gula darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar gula pada waktu yang tidak ditentukan. Kadar
gula darah puasa bila pemeriksaan dilakukan setelah pasien berpuasa 10 - 12 jam sebelum
pengambilan darah atau sesudah makan 2 jam yang dikenal dengan gula darah 2 jam post-prandial.
Pemeriksaan kadar gula darah puasa dipakai untuk menyaring adanya DM, memonitor penderita
DM yang menggunakan obat anti-diabetes; sedangkan glukosa 2 jam post-prandial berguna untuk
mengetahui respon pasien terhadap makanan setelah 2 jam makan pagi atau 2 jam setelah makan
siang.

Sedangkan kadar gula darah sewaktu digunakan untuk evaluasi penderita DM dan membantu
menegakkan diagnosis DM. Selain itu dikenal pemeriksaan kurva harian glukosa darah yaitu gula
darah yang diperiksa pada jam 7 pagi, 11 siang dan 4 sore, yang bertujuan untuk mengetahui
kontrol gula darah selama 1 hari dengan diet dan obat yang dipakai. Pada pasien dengan kadar gula
darah yang meragukan, dilakukan uji toleransi glukosa oral (TTGO).

Tujuan

Tujuan pemeriksaan glukosa adalah untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah dimana
pemeriksaan ini adalah pemeriksaan secara kuantitatif untuk melihat kadar glukosa dalam darah
secara fotometri.

Metode / Prinsip

Metode yang digunakan adalah GOD –PAP dimana Kadar glukosa ditentukan setelah
pengoksidasian enzim dihadapkan dari oksidasi glukosa.terbentuknya hidrogen peroksidase
bereaksi dibawah katalis dari peroksidase dengan fenol 4 –Aminofenazon menjadi merah keunguan,
quinoneimine tua sebagai indikator.

Glukosa + 02 + H20  Glukonik acid + H202

2H202 + 4 – Aminofenazon + phenol  Quinoneimine + 4H20


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
“ PEMERIKSAAN GULA DARAH ”

STANDAR
PROSEDUR PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM DARAH (GDS)
OPERASIONAL
Pengertian Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah
seseorang.
Nilai Normal GDS Dewasa : serum dan plasma = 140 mg/dl         darah lengkap = 120mg/dl
Anak : 120 mg/dl
Lansia : serum dan plasma = 160 mg/dl           darah lengkap = 140 mg/dl
Indikasi 1. Klien yang tidak mengetahui penyakitnya
2. Penderita DM
Tujuan Untuk mengetahui kadar gula sewaktu sebagai indikator adanya
metabolisme karbohidrat
Persiapan alat 1. Glukometer / alat monitor kadar glukosa darah
2. Kapas Alkohol
3. Hand scone bila perlu
4. Stik GDA / strip tes glukosa darah
5. Lanset / jarum penusuk
6. Bengkok
7. Tempat sampah
Persiapan lingkungan 1. Menjaga privasi klien
2. Sebelum dilakukan tindakan probandus / orang coba
diberi informasi untuk tidak makan (puasa) mulai jam 10
malam (sekitar 12 jam sebelum praktikum dimulai)
Prosedur 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscone bila perlu
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Dekatkan alat di samping pasien.
6. Pastikan alat bisa digunakan.
7. Pasang stik GDA pada alat glukometer.
8. Mengurut jari yang akan ditusuk (darah diambil dari salah satu  ujung
jari telunjuk, jari tengah, jari manis tangan kiri / kanan).
9. Desinfeksi jsri ysng sksn ditusuk dengan kapas alcohol
10. Menusukkan lanset di jari tangan pasien, dan biarkan darah mengalir
secara spontan
11. Tempatkan ujung strip tes glukosa darah (bukan diteteskan ) secara
otomatis terserap ke dalam strip
12. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang stik   GDA.
13. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas alkohol.
14. Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang tertera pada
monitor.
15. Keluarkan strip tes glukosa dari alat monitor
16. Matikan alat monitor kadar glukosa darah
17. Membereskan alat.
18. Mencuci tangan.
19. Dokumentasi : catat hasil pada buku catatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
“ PEMERIKSAAN GULA DARAH ”

STANDAR
PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM DARAH PADA KONDISI
PROSEDUR
PUASA DAN 2 JAM SETELAH MAKAN
OPERASIONAL
Pengertian Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah
seseorang.
Nilai Normal Gula Darah Puasa
Dewasa : serum dan plasma = 70- 110 mg/dl       
     darah lengkap = 60 - 100mg/dl
Bayi baru lahir = 30 – 80 mg/dl
Anak : 60 - 100 mg/dl
Lansia : 70 - 120 mg/dl        

Gula darah 2 jam PP


Dewasa : serum dan plasma = 140 mg/dl         darah lengkap =
120mg/dl
Anak : 120 mg/dl
Lansia : serum dan plasma = 160 mg/dl           darah lengkap = 140
mg/dl
Indikasi 1. Klien yang tidak mengetahui penyakitnya
2. Penderita DM
Tujuan Untuk mengetahui kadar gula sewaktu puasa dan 2 jam setelah makan
sebagai indikator kerja insulin
Persiapan alat 1. Glukometer / alat monitor kadar glukosa darah
2. Kapas Alkohol
3. Hand scone bila perlu
4. Stik GDA / strip tes glukosa darah
5. Lanset / jarum penusuk
6. Bengkok
7. Tempat sampah
8. Makanan dan minuman secukupnya
Persiapan lingkungan 1. Menjaga privasi klien
2. Sebelum dilakukan tindakan probandus / orang coba
diberi informasi untuk tidak makan (puasa) mulai jam
10 malam (sekitar 12 jam sebelum praktikum dimulai)
Prosedur 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscone bila perlu
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Dekatkan alat di samping pasien.
6. Pastikan alat bisa digunakan.
7. Pasang stik GDA pada alat glukometer.
8. Mengurut jari yang akan ditusuk (darah diambil dari salah satu 
ujung jari telunjuk, jari tengah, jari manis tangan kiri / kanan).
9. Desinfeksi jari ysng sksn ditusuk dengan kapas alcohol
10. Menusukkan lanset di jari tangan pasien, dan biarkan darah
mengalir secara spontan
11. Tempatkan ujung strip tes glukosa darah (bukan diteteskan ) secara
otomatis terserap ke dalam strip
12. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang stik   GDA.
13. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas alkohol.
14. Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang tertera
pada monitor.
15. Keluarkan strip tes glukosa dari alat monitor
16. Matikan alat monitor kadar glukosa darah
17. Membereskan alat.
18. Mencuci tangan.
19. Dokumentasi : catat hasil pada buku catatan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


“ PEMBERIAN INJEKSI INSULIN “

STANDAR
PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI INSULIN / INSULIN PEN
OPERASIONAL
Pengertian Insulin adalah hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes mellitus.
Actrapid Novolet : adalah insulin short acting yang dikemas dalam bentuk 
pulpen insulin khusus yang berisi 3 cc insulin.
Tujuan Mengontrol kadar gula darah dalam pengobatan diabetes mellitus.
Petugas Perawat
Persiapan alat Persiapan Alat :
 Spuit insulin / insulin pen (Actrapid Novolet).
 Vial insulin.
 Kapas + alkohol / alcohol swab.
 Handscoen bersih.
 Daftar / formulir obat klien.
Persiapan pasien dan  Menjelaskan kepada klien sehari sebelumnya (± pukul 20.00) akan
lingkungan dilakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah dan urine untuk 
memastikan apakah klien menderita diabetes mellitus.
 Menganjurkan klien untuk puasa 6  –  7 jam (mulai ± pukul 24.00)
sampai dengan pengambilan sampekl urine dan darah di pagi hari.
Klien diperbolehkan hanya minum air putih saja (air yang tidak 
mengandung glukosa).
Persiapan perawat  Perawat mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan
 Perawat memberitahu tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
Prosedur 1. Mencuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih.
3. Mengambil vial insulin dan aspirasi sebanyak dosis yang
diperlukan untuk klien (berdasarkan daftar obat klien/instruksi
medik).
4. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya
terdapat kebiruan, inflamasi, atau edema.
5. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan
perawat sebelumnya.
6. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alcohol/ alcohol
swab, dimulai dari bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
7. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus
dan regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang
tidak  dominan.
8. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang domin
secara lembut dan perlahan.
9. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya
dilalukan penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan
kapas alkohol.
10. Membuang spuit ke tempat yang telah ditentukan dalam keadaan
jarum yang sudah tertutup dengan tutupnya. 11. Dokumentasi
Referensi Perry & Potter. 1999. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kusyati, Eni. 2006. Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium Kebutuhan
Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


“ PERAWATAN LUKA DIABETES “

STANDAR
PROSEDUR PERAWATAN LUKA DIABETES
OPERASIONAL
Pengertian Perawatan : mengganti balutan,membersihkan luka pada luka kotor 
Tujuan 1. Mencegah infeksi.
2. Membantu Penyembuhan luka.
Kebijakan Pasien yang yang mengalami luka DM
Petugas Perawat
Peralatan Bak Instrumen yang berisi :
1. Pinset Anatomi
2. Pinset Cirugis
3. Gunting Debridemand
4. Kasa steril
5. Kom: 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
1. Sarung tangan
2. Gunting Plester 
3. Plester atau perekat
4. Alkohol 70% / wash bensin
5. Desinfektant
6. Bengkok : 2 buah,1 buah berisi larutan desinfektan
7. Verband
8. Obat luka sesuai kebutuhan
Prosedur A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar 
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
C. Tahap Kerja
1. Menjaga Privasi
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membasahi plaster dengan alcohol/wash bensin dan buka dengan
menggunakan pinset
6. Membuka balutan lapis terluar 
7. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester 
8. Membuka balutan lapis dalam
9. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
10.Melakukan debridement
11.Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl
12.Melakukan kompres desinfektant dan tutup dengan kassa
13.Memasang plester atau verband
14.Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


“ PEMERIKSAAN SISTEM INTEGUMEN “

STANDAR
PROSEDUR PEMERIKSAAN SISTEM INTEGUMEN
OPERASIONAL
Pengertian Suatu kegiatan yang di laksanakan untuk menilai kemampuan mahasiswa
dalam Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang
mencakup teknik inspeksi dan palpasi.
Tujuan Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa keperawataan yang akan
melaksanakan praktek klinik di rumah sakit dalam :
1. Melakukan pemeriksaan kulit
2. Melakukan pemeriksaan kuku
3. Melakukan pemeriksaan rambut
4. Mengidentifikasi kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan
integumen
Persiapan Alat :
Prosedur 1. Sarung tangan/handscoon
2. Penggaris
3. Pullpen
4. Dokumentasi

Persiapan Perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan  pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada  pasien

Persiapan Lingkungan
1. Menciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur 

Pelaksanaan :
1. Cuci tangan.
2. Pakai sarung tangan.
3. Menanyakan Riwayat kesehatan pasien
a. Keluhan/riwayat kesehatan yang dirasakan atau dialami
(gatal,benjolan)
b. Riwayat Alergi (obat, makanan dan kosmetik)
c. Riwayat kesehatan berdasarkan tingkat  perkembangan, anak-
anak, lansia dan wanita hamil.
d. Aktivitas sehari-hari seperti kebersihan diri, lingkungan, gaya
hidup dan hal lain yang menimbulkan penyakit atau masalah pada
sistem integument.
4. Inspeksi dan Palpasi
a. Inspeksi kulit untuk mengetahui warna kulit, jaringan parut, lesi
dan kondisi vaskularisasi
b. Palpasi suhu kulit (bandingkan dengan suhu kaki dan tangan
dengan menggunakan punggung tangan), tekstur, edema atau
adanya lesi.
c. Palpasi (tarik/cubit lembut untuk  mengetahui turgor kulit)
normalnya kembali cepat
d. Jika terdapat edema tentukan derajat  pitting edema. Derajat
edema ditentukan untuk menentukan cairan yang akan diberikan.
Pada beberapa penilaian,pertama ; pitting edema minimal terjadi
pada kesua punggung kaki dengan derajat edema yaitu (+) pada
kedua  punggung kaki, (++) pada Tungkai dan lengan bawah, (++
+) pada Seluruh tubuh termasuk dada dan perut. Penilaian yang
kedua adalah :
 Derajat I : kedalamannya 1-3 mm dengan waktu kembali 3
detik   
 Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5
detik 
 Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7
detik 
 Derajat IV : kedalamannya 7 mm dengan waktu kembali 7
detik 
e. Inspeksi kuku jari untuk menentukan lengkungan dan sudut kuku
(Abnormal  bila sudut > 60 derajat, catat warna, bentuk  dan setiap
ketidaknormalan
f. Palpasi untuk pemeriksaan CRT < 3 detik1
g. Inspeksi pola penyebaran rambut (normalnya penyebaran rambut
merata, tidak ada lesi dan pitak
h. Inspeksi warna rambut, perhatikan kesesuaian antara warna dan
usia. Serta inspeksi adanya warna rambut coklat kemerahan yang
mungkin terjadi pada malnutrisi
i. Lakukan palpasi area rambut dan kepala dengan sirkuler.
Perhatikan ada atau tidaknya masa serta nyeri tekan.
j. Perhatikan konsistensi rambut : halus atau kasar, pecah-pecah atau
mudah rontok saat dipegang

Anda mungkin juga menyukai