Anda di halaman 1dari 15

Politeknik Negeri Sriwijaya

Pembahasan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengukuran Di Laboratorium Teknik Listrik


Data hasil pengukuran ini didapat setelah penulis melakukan pengujian
terhadap motor induksi 3 fasa jenis rotor lilit 1 kw yang dihubungkan bintang (Y)
di Laboratorium Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya. Dari hasil
pengukuran didapatkan hasilnya pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Hasil pengukuran di Laboratorium Teknik Listrik

Posisi T(Nm) I(A) Nr(Rpm)


0,5 2,14 1394
1 2,03 1354
1= 15,2Ω 1,5 2,18 1315
2 2,20 1271
2,5 2,22 1228

T
Posisi I (A) Nr(Rpm)
(Nm)
0,5 2,17 1405
1 2,16 1367
2=13,75Ω 1,5 2,18 1329
2 2,20 1280
2,5 2,23 1231

Posisi T(Nm) I(A) Nr(Rpm)


0,5 2,02 1445
1 2,17 1421
3=10,8Ω 1,5 2,19 1398
2 2,21 1373
2,5 2,24 1347

52
53

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

Posisi T(Nm) I(A) Nr(Rpm)


0,5 2,10 1472
1 2,11 1457
4=9,9Ω 1,5 2,12 1445
2 2,13 1430
2,5 2,18 1414

Posisi T(Nm) I(A) Nr(Rpm)


0,5 2,10 1485
1 2,10 1475
5=5,5Ω 1,5 2,12 1464
2 2,14 1455
2,5 2,18 1443

Posisi T(Nm) I(A) Nr(Rpm)


0,5 2,09 1492
1 2,10 1482
6=4,1Ω 1,5 2,12 1477
2 2,14 1468
2,5 2,18 1460

Posisi T(Nm) I(A) Nr(Rpm)


0,5 2,10 1493
1 2,11 1489
7=7,7Ω 1,5 2,13 1482
2 2,14 1478
2,5 2,19 1472
54

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

4.2 Data Hasil Pengukuran dengan Simulasi Matlab Simulink


Data hasil simulasi ini didapat setelah penulis membuat simulasi dengan
program Matlab Simulink. Simulasi ini dilakukan berdasarkan dengan name plate
asli motor induksi 3 fasa yang dipakai pada percobaan di Laboratorium Teknikk
Listrik. Hasil daari simulasi dibuat dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Hasil dari simulasi Matlab Simulink

POSISI TORSI I(A) NR


1 0.5 2,56 338,3
1 2,86 363,7
1.5 3,4 339,2
2 3,45 314
2.5 3,82 290

POSISI TORSI I(A) NR


2 0.5 2,07 445,5
1 2,11 421,6
1.5 2,2 397,7
2 2,6 373,7
2.5 3,51 349,8

POSISI TORSI I(A) NR


3 0.5 1,87 749,9
1 2,02 451,3
1.5 2,12 474,4
2 2,88 451,3
2.5 2,88 428,1
55

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

POSISI TORSI I(A) NR


4 0.5 1,31 623,2
1 1,44 601,2
1.5 1,84 579,2
2 2,02 557,3
2.5 2,76 535,4

POSISI TORSI I(A) NR


5 0.5 1,23 497,6
1 1,26 770,1
1.5 1,53 729,7
2 1,77 709,6
2.5 2,10 689,2

POSISI TORSI I(A) NR


6 0.5 0,36 992,9
1 0,93 975,6
1.5 1,04 958,3
2 1,6 941,1
2.5 1,73 923,8

POSISI TORSI I(A) NR


7 0.5 0,31 1325
1 0,34 1314
1.5 0,65 1302
2 1,5 1291
2.5 1,42 1279
56

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

4.3 Karakteristik Arus Start Fungsi Torsi Terhadap Arus


Dari hasil pada tabel 4.1 dan 4.2 maka dibuat grafik seperti di bawah ini :

Gambar 4.1. Grafik karakteristik arus start fungsi torsi terhadap arus pada
pengukuran di Lab. Teknik Listrik
57

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

Gambar 4.2. Grafik karakteristik arus start fungsi torsi terhadap arus
dengan Matlab Simulink
Dari hasil kedua data dan kedua grafik tersebut, maka dapat dilihat
perubahan karakteristik arus start, fungsi torsi terhadap arus menunjukan bahwa
semakin tinggi torsi maka arus juga semakin tinggi. Ini dikarenakan torsi
berbanding lurus dengan arus sesuai dengan persamaan rumus-2.8. Sehingga
inilah yang membuat keduanya mengalami kenaikan secara bersamaan dan saling
berpengaruh antara satu sama lain.

4.4 Perhitungan Arus Start Motor Induksi 3 Fasa

 Daya yang di perlukan untuk start motor


1kw= 1,34 Hp/KVA
Sstart=Srated x Letter Code Factor
Sstart = 1,34 x 3,15 =4,22 KVA

 Nilai arus start motor induksi 3 fasa


Sstart
Istart=
√ 3 Vnominal
4,22
Istart= = 0,006 KA = 6 Ampere
√3 .380

 Nilai Impedansi Motor


V 380
Zm = = =75,6 Ω
√ 3 . I √ 3 .2,9

 Nilai Resistansi motor


Rm = Zm x Cos∅ m = 75,6 x 0,71 = 53,67 Ω

 Nilai Reaktansi Motor


58

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

Xm = Zm x Sin∅ m= 75,6 x 0,7 = 52,92

 Tegangan pada saat start


Zm x Vt
Vs= 2 2
√( Rm+ Rs ) +√ ( Xm+ Xs )
75,6 x 380
Vs= 2 2
=191,22 Volt
√( 53+ 46 ) +√ (52+61 )

 Nilai Putaran Pada Medan Stator

120. f 120.50 6000


Ns= = = =1500
P 4 4

 Nilai Slip Motor


Ns−Nr
S¿ x 100 %
Ns
1500−1420
= x 100 %
1500
8000
= =5,3 % ≈ 5 %
1500

 Daya input motor


Pin=√ 3 xVxIxcos ∅
=√ 3 x 380 x 2,9 x 0,71
=1.335,19 watt

 Daya Output Motor


Pout=TxW
n
=Tx2 π
60
59

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

1420
=4,9 x 2 x 3,14 x = 728,27 watt
60

 Nilai Torsi Motor


Hpx5252
Torsi=
1420
1,34 x 5252
=
1420
7.037,68
= =4,9 Nm
1420

Dari hasil perhitungan untuk arus start pada motor slip ring kelas B yang
ada di Lab. Teknik Listrik adalah sebesar 6 Ampere, dengan membutuhkan daya
sebesar 4,22 KVA untuk menstart motor tersebut. Batas maksimal torsi dapat
dilihat pada hasil perhitungan yaitu 4,9 Nm. Untuk menghindari arus start motor
dengan nilai yang tinggi yaitu sebesar 6 Ampere, maka diperlukan pengasutan
motor slip ring.
Kegunaan pengasutan motor slip ring dengan tahanan luar untuk membuat
lonjakan arus sebesar 6 Ampere dapat dikendalikan, hal ini di perlukan untuk
membuat tegangan tetap stabil dan tidak terjadi drop tegangan saat motor
dihidupkan sehingga menjaga kemamanan motor maupun komponen listrik yang
berada disekitar motor.

4.5 Simulink Arus Start Pada Motor Induksi 3 Fasa


Dibawah ini dapat dilihat grafik perubahan arus start pada saat dibebani.
Pada motor slip ring dengan menggunakan simulink Matlab.
60

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

 Arus pada simulink saat,T=2 Nm tanpa tahanan luar

Gambar 4.3. Scope karakteristik arus start motor induksi 3 fasa tanpa
tahanan luar
Dari hasil simulasi diatas bisa dilihat arus start pada motor bahwa arus start
mengalami transien selama 0,3 detik, setelah itu arus rotor stabil pada nilai 0,33
Ampere Sedangkan arus stator mengalami transien selama 0,5 detik. Setelah itu
arus stator stabil pada waktu 0,6 detik dengan nilai 44,07.
 Arus pada simulink saat,T=2 Nm dengan posisi 1
61

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

Gambar 4.4. Scope karakteristik arus start dan arus stator motor induksi
terhadap waktu pada beban torsi 2 Nm
Dari hasil simulasi diatas bisa dilihat arus start pada motor bahwa arus start
mengalami transien selama 4 detik, setelah itu arus rotor stabil pada nilai 3,45
Ampere. Sedangkan arus stator mengalami transien selama 0,5 detik. Setelah itu
arus stator stabil pada waktu 0,6 detik dengan nilai 44,05.

 Arus pada simulink, T=2 Nm dengan posisi 2


62

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

Gambar 4.5. Scope karakteristik arus start dan arus stator motor induksi
terhadap waktu pada beban torsi 2 Nm
Dari hasil simulasi diatas bisa dilihat arus start pada motor bahwa arus start
mengalami transien selama 3 detik, setelah itu arus rotor stabil pada nilai 2,6
Ampere. Sedangkan arus stator mengalami transien selama 0,5 detik. Setelah itu
arus stator stabil pada waktu 0,6 detik dengan nilai 44,05.

 Arus Torsi pada simulink, T=2 Nm dengan posisi 3

Gambar 4.6. Scope karakteristik arus start dan arus stator motor induksi
terhadap waktu pada beban torsi 2 Nm
Dari hasil simulasi diatas bisa dilihat arus start pada motor bahwa arus start
mengalami transien selama 2,5 detik, setelah itu arus rotor stabil pada nilai 2,88
Ampere. Sedangkan arus stator mengalami transien selama 0,5 detik. Setelah itu
arus stator stabil pada waktu 0,6 detik dengan nilai 44,05.
 Arus pada simulink, T=2 Nm dengan posisi 4
63

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

Gambar 4.7. Scope karakteristik arus start dan arus stator motor induksi
terhadap waktu pada beban torsi 2 Nm
Dari hasil simulasi diatas bisa dilihat arus start pada motor bahwa arus start
mengalami transien selama 4,75 detik, setelah itu arus rotor stabil pada nilai 2,02
Ampere. Sedangkan arus stator mengalami transien selama 0,5 detik. Setelah itu
arus stator stabil pada waktu 0,6 detik dengan nilai 44,05.
 Arus pada simulink, T=2 Nm dengan posisi 5
64

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

Gambar 4.8. Scope karakteristik arus start dan arus stator motor induksi
terhadap waktu pada beban torsi 2 Nm
Dari hasil simulasi diatas bisa dilihat arus start pada motor bahwa arus start
mengalami transien selama 7 detik, setelah itu arus rotor stabil pada nilai 1,77
Ampere. Sedangkan arus stator mengalami transien selama 0,5 detik. Setelah itu
arus stator stabil pada waktu 0,6 detik dengan nilai 44,05.

 Arus pada simulink,T=2 Nm saat posisi 6

Gambar 4.9. Scope karakteristik arus start dan arus stator motor induksi
terhadap waktu pada beban torsi 2 Nm
Dari hasil simulasi diatas bisa dilihat arus start pada motor bahwa arus start
mengalami transien selama 7 detik, setelah itu arus rotor stabil pada nilai 1,6
65

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

Ampere. Sedangkan arus stator mengalami transien selama 0,5 detik. Setelah itu
arus stator stabil pada waktu 0,6 detik dengan nilai 44,05.
 Arus pada simulink,T=2 Nm saat posisi 7

Gambar 4.10. Scope karakteristik arus start dan arus stator motor induksi terhadap
waktu pada beban torsi 2 Nm

Dari hasil simulasi diatas bisa dilihat arus start pada motor bahwa arus start
mengalami transien selama 7 detik, setelah itu arus rotor stabil pada nilai 1,5
Ampere. Sedangkan arus stator mengalami transien selama 0,5 detik. Setelah itu
arus stator stabil pada waktu 0,6 detik dengan nilai 44,05.

4.6 Analisa Data


Dari hasil percobaan diatas dapat kita lihat bahwa fungsi dari penambahan
resistansi luar pada sikrit rotor selama periode start motor akan menghasilkan torsi
start yang tinggi dengan arus starting yang tetap terkendali, dan ketika resistansi
berharga maksimum maka arus rotor yang mengalir minimum. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil percobaan yang telah didapat, baik pengukuran secara
langsung, maupun pengukuran menggunakan simulink Matlab.
Data dapat dilihat pada hasil pengukuran secara langsung di Lab.Teknik
Listrik. Pada saat resistansi berharga maksimum pada posisi 1, dengan torsi 0,5
maka arus yang mengalir bernilai 2,14 Ampere dan apabila torsi bernilai 2,5 maka
66

Politeknik Negeri Sriwijaya


Pembahasan

arus bernilai 2,22 Ampere. Bandingkan jika resistansi dalam keadaan minimum
pada posisi 7 pada saat torsi bernilai 0,5 arus menbernilai 2,10 Ampere dan pada
saat torsi bernilai 2,5 arus mencapai 2,19 Ampere. Dari perbandingan kedua nilai
tersebut bahwa besarnya resistansi akan mempengaruhi nilai arus maupun torsi
pada motor rotor lilit.
Untuk hasil pengukuran dengan simulink dapat dilihat pada posisi 1, dengan
torsi 0,5 maka arus yang mengalir bernilai 2,56 Ampere dan apabila torsi bernilai
2,5 maka arus bernilai 3,82 Ampere. Bandingkan jika resistansi dalam keadaan
minimum pada posisi 7 pada saat torsi bernilai 0,5 arus bernilai 0,31 Ampere dan
pada saat torsi bernilai 2,5 arus mencapai 1,42 Ampere. Dari perbandingan kedua
nilai tersebut bahwa besarnya resistansi akan mempengaruhi nilai arus maupun
torsi pada motor rotor lilit.
Untuk hasil grafik simulink Matlab dapat dilihat bahwa saat kondisi transien
arus starting terjadi pada waktu yang sangat cepat kurang lebih 0,3 detik tanpa
penambahan resistansi luar dan 2,5 sampai 7 detik dengan penambahan resistansi
luar, kemudian arus motor bekerja stabil. Untuk nilai arus start maksimum pada
motor slip ring kelas B ini mencapai 6 Ampere berdasarkan hasil perhitungan
sebelumnya.
Margin of error hasil pengukuran dan simulasi Arus start

Data simulasi−data pengukuran


Margin of Error = x 100 %
Data simulasi
3,45−2,20
= x 100 %
3,14
=40%

Anda mungkin juga menyukai