Perkuliahan Online Mata Kuliah Tafsir II
Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semeter VII-B
Kamis, 01 Oktober 2020
Pukul 07.00-08.40
Materi Diskusi: Sejarah Tafsir Masa Nabi, Sahabat dan Tabi’in
Penanya Uraian Pertanyaan
Enrhayati Mengenai bentuk tafsir nabi ada 3 : tafsir
verbal (qauliyah), tafsir aktual (fi'liyah),
tafsir dengan Sunnah (taqririyah). Dalam
hadis juga ada yang disebut dengan
hadis qauli, seperti contohnya : innamal
a'malu binniyat, ileh... hadis fi'li
contohnya shollu kamaa roaitumunii
usholli, hadis taqriri seperti hukum
memakan daging biyawak disuatu
kampung. Yang ingin saya tanyakan
bagaimana mengenai persamaan nama
bentuk tafsir dan hadis, apakah memang
sama atau ada perbedaannya pa?
Terimakasih
Nurul Fitriyani Apa yang di maksud dengan riwayat-
riwayat Israiliyat pada masa Tafsir
Tabi'in ?
Respon Dosen Respon Mahasiswa
Terimakasih pertanyaan Enur.
Sebetulnya bisa sama juga bisa
beda. wahyu yang diterima Rasul
dipahami dan diresapi oleh beliau
disampaikan kepada umat. Hasil
dari pemhaman Nabi terhadap
wahyu itu disebut tafsir nabi.,
kemudian hasil dari pemahaman
beliau yang disampaikan kepada
ummat itu disebut dengan sunnah
atau hadis
Riwayat israiliyat yaitu informasi atau
keterangan yang diambil dari sumber di
luar Nabi dan sahabat, seperti dari
orang yahudi dan nasrani. Jadi

Sri Rostika Perbedaan penafsiran dimulai sejak
kapan? Apakah masa para sahabat atau
masa tabi'in? Lalu ketika terjadi
perbedaan, contoh di kalangan para
sahabat apa langkah yang dilakukan para
sahabat/tabi'in?
Apakah tetap dengan perbedaannya?
Atau diputuskan penafsiran yang paling
kuat?
mengambil riwayat dari israiliyat hars
betul2 selektif, harus dikaji lagi apakah
betul informasinya atau justru malah
hoax
Penafsiran di mulai pada masa Nabi,
yang beliaulah sebagai mufassir awwal.
Sedangkan sahabat, selama nab saw.
masih ada tidak menafsirkan, mereka
menerima tafsir dari Nabi. Penafsiran
sahabat sendiri terjadi ketika nabi saw.
wafat. Penafsiran masa sahabat
mengacu kepada tafsir Nabi saw., maka
tidak banyak terjadi perbedaan
penafsiran. Namun ketika masuk masuk
tabi’in, sudah mulai muncul
perbedaan2 penafsiran, dikarenakan
banyak, salah satunya berkembangnya
daerah kekuasaan Islam ke luar jazirah
Arab yang meniscayakan percampuran
budaya dan pemikiran. Sehingga
muncullah penafsiran dengan akal
 Puput: Perbedaan penafsiran al-
qur'an sudah terjadi sejak zaman
Nabi, sahabat-sahabat Nabi dan itu
berlanjut hingga kini.
Pada masa Nabi Muhammad
terjadi ketika menyampaikan
ajaran Islam di Mekkah dan
Madinah dan dari sana tersebar ke
berbagai penjuru dunia. Di
Haramayn inilah ajaran Islam
berinteraksi dengan budaya
masyarakat setempat. Budaya itu
ada yang dikukuhkan, ada yang
ditolak, dan ada juga yang
diluruskan.
Perbedaan dalam menafsirkan
juga bahkan terjadi antara dua
orang nabi yang hidup semasa dan
di lokasi yang sama, serta
menghadapi kasus yang sama,
sebagaimana terjadi antara Nabi
Daud dan putranya, Nabi Sulaiman
(baca tafsir QS. al-Anbiya’ ayat 77-
78). Bahkan pemikir yang sama
bisa menghasilkan dua pendapat
yang berlainan akibat perbedaan

Lela Saya ingin menanyakan apa itu tafsir
verbal dan tafsir aktual adakan
perbedaan nya?terima kasih
Mila Anjali
Pada masa tabiin tafsir itu bersifat bi al
riwayah / bi al matsur itu seperti apa pak
mohon penjelasanya
Hadi Didalam tafsir periode Nabi disana
dikatakan Nabi berperan sebagai
mubayyin (penjelas) dan mufassir al-awal umum dari Alquran kemudian
Tafsir verbal mencakup sesuatu yang
dilisankan dan dipraktekkan, sementara
tafsir aktual adalah tafsir yang
mengarah kepada pengamalan praktis
Tafsir bi al-riwayah adalah istilah lain
dari tafsir bi al-matsur yaitu tafsir yang
mengacu kepada sumber-sumber yang
kuat, seperti Nabi dan sahabat.
Tafsir Nabi atau sunnah adalah penjelas
dari wahyu. Keterangan yang bersifat
waktu dan lokasi di mana dia
berpikir. Imam Syafi’i, misalnya,
melahirkan pandangan keislaman
yang berbeda ketika bermukim di
Irak dan saat dia tinggal di Mesir.
Dari fakta-fakta ini tidak keliru bila
ada yang berpendapat bahwa kita
bisa menemukan aneka pendapat
yang berbeda dalam rincian ajaran
Islam yang, antara lain, dipicu
perbedaan kondisi masyarakat
yang ditemui sang pemikir.
 Hadi: secara sederhana tafsir
verbal merupakan penafsiran nabi
secara qauliyah atau ucapan -
ucapan nabi yang menjelaskan
mengenai isi penafsiran,
sedangkan tafsir aktual merupakan
penafsiran nabi secara fi’liyah atau
perilaku – perilaku nabi yang
mencerminkan mengenai isi
penafsiran. adapun lebih jelasnya
mungkin bisa dibahas oleh Bapak
 (penafsir pertama).
Untuk pertanyaannya, apakah
keterkaitan antara penafsiran Nabi
tersebut dengan Hadis Qudsi itu sama
apa berbeda, karena pada biasanya
Hadis Qudsi itu selalu ada Firman Allah
yang kemudian Nabi tafsirkan?
Wildan T Izin bertanya pa, mungkin
pertanyaannya hampir sama dengan teh
sri rostika, mengenai perbedaan
pendapat antara penafsiran sahabat dgn
tabi'in,yang ditanyakan yaitu letak yang
mendasar dari perbedaan itu seperti apa
pa. Mohon penjelasannya pa. Terima
kasih
Daftar Hadir Online Mata Kuliah Tafsir II
Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semeter VII-B
List Daftar Hadir Tafsir Tarbawi 2:
1. Teti Nurjanah
2. M. Ilyas
3. Nurul f h
dijabarkan oleh Nabi saw., Nah
penjabaran Nab saw. tehadap ayat
Alquran (wahyu) adalah tafsir dan atau
sunnah (hadis). Untuk hadis Qudsi juga
sama merupakan hasil penjabaran dari
Nabi saw. yang maknanya langsung dari
Allah SWT., namun dengan lisan Nabi
saw. hadis Qudsi selalu dimulai dengan
“Alllah SWT berfirman” tetapi isi dari
teks hadisnya adalah lisan Nabi Saw.
Pensfsiran sahabat bersumber kepada
Alquran, riwaya Nabi saw.(sunnah),
ijma (kesepakatan), ijtihad (akal).
Sedangkan pensfsiran tabi’in
menambahkan dengan mengambil
keterangan israiliyat.
4. Baythar

5. Mila anzali

6. Nurhayati

7. Hadi miftah

8. Mira 😎

9. Wildan Taufik R

10. Sri Rostika

11. Sri nurkomalasari

12. Lilis Syarifatul Khoeriah

13. Lela mulyani

14. Ninda MYH

15. Ilham R

16.titin fatimah

17. Teguh

18. Mira

19. Asep

20. Papad Padlurrohman

21. Iwan

22. Yeti

23. Young
24. Fajar

25. Sela melinda

26. Nur aisah m

27. hilmi

28. Puput Citra A

29. Parhan nur ibad