Karakteristik listrik dan fisik elektroda menentukan amplitudo dan aspek lain dari
potensi terekam (recorded potentials) yang diperiksa. Ahli elektromiograf telah
menganalisis citra visual dari bentuk gelombang (waveform) yang ditampilkan di
layar dan karakteristik pendengaran dari sinyal yang didengar melalui pengeras
suara. Jenis informasi yang diinginkan dan jenis kegiatan yang diperiksa
menentukan pengaturan amplifier yang optimal. Penyimpanan digital telah
menggantikan perangkat tradisional dalam melakukan perekaman permanen
seperti foto dengan film Polaroid, sistem serabut optik dengan kertas sensitif, atau
perekam pita magnetic (magnetic tape recorder). Kalibrasi amplitudo dan waktu
memverifikasi keakuratan sinyal yang disimpan. Bab ini membahas aspek praktis
instrumentasi.
2. Elektrodra
Sinyal yang terekam selama kontraksi otot secara volunter sangat bergantung pada
jenis elektroda perekam yang digunakan. Elektroda permukaan ditempatkan di
atas otot, merangkum beberapa aktivitas dari banyak unit motorik. Penggunaan
elektroda needle memungkinkan pencatatan MUP individu selama kontraksi otot
ringan. Dengan effort yang mengalami peningkatan, aktivitas sinkron dari banyak
unit motor yang berdekatan mengganggu identifikasi unit motorik tunggal. Untuk
keperluan rutin, ahli elektromiograf klinis menggunakan konsentris standar,
needle konsentris bipolar,2 atau monopolar.15 Elektroda serabut tunggal memiliki
ujung depan yang cukup kecil untuk memungkinkan perekaman potensi yang
berasal dari serabut otot tunggal dalam isolasi. 24 Elektroda “tujuan khusus” yang
kurang umum digunakan termasuk multielektroda, elektroda wire fleksibel, dan
mikroelektroda yang ditempatkan secara intraseluler. Wire lead elektroda
(electrode lead wire) harus memiliki pin yang dilindungi untuk mencegah
sambungan ke sumber listrik yang tidak disengaja, yang menyebabkan shock, luka
bakar, atau sengatan listrik. 3
Dengan munculnya produk sekali pakai yang lebih murah, membuang elektroda
needle setelah digunakan pada setiap pasien sekarang sudah menjadi praktik yang
umum dilakukan. American Association of Neuromuscular and Electrodiagnostic
Medicine (AANEM) merekomendasikan praktik tersebut untuk menghindari
segala kekhawatiran tentang kemungkinan penularan penyakit, terutama setelah
melakukan pemeriksaan pasien dengan AIDS, hepatitis, atau gangguan menular
lainnya. Penyakit Jakob-Creutzfeldt menimbulkan masalah khusus karena agen
penularan yang bertanggung jawab atas penyakit tersebut mungkin menolak
prosedur sterilisasi konvensional. Tindakan pencegahan lebih lanjut, oleh karena
itu, menyerukan untuk membakar needle bekas dan bahan yang terkontaminasi
darah atau mengautoklafnya selama 1 jam pada suhu 120oC dan 15 PSI sebelum
dibuang. 4
Jenis Elektroda
ELEKTRODA PERMUKAAN
Elektroda permukaan, pelat logam persegi atau bulat yang terbuat dari platina atau
perak, tersedia dalam berbagai ukuran dengan dimensi rata-rata 1 u 1 cm. Jenis
elektroda perekam yang digunakan mempengaruhi karakteristik potensial
bangkitan. Elektroda permukaan berfungsi paling baik untuk memantau kontraksi
otot secara volunter selama studi kinesiologi, tetapi tidak untuk mempelajari MUP
dengan komponen frekuensi tinggi yang tidak dapat dideteksi oleh metode ini. Ini
mencatat aktivitas listrik secara nonselektif dari wilayah yang lebih luas yang
mencakup radius pencatatan sekitar 20 mm dibandingkan dengan pickup selektif
dari radius 500 P m dengan elektroda needle. 6 Peningkatan ukuran elektroda
cenderung mengurangi amplitudo potensial aksi otot majemuk (CMAP) karena
potensial yang terdaftar per unit menjadi lebih kecil dengan radius pencatatan
yang lebih besar. 27 Elektroda permukaan juga bekerja dengan baik sebagai probe
stimulasi atau referensi atau wire ground dalam hubungannya dengan needle
monopolar. Pita perekat cukup untuk aplikasi elektroda ke kulit dalam praktek
klinis, meskipun penggunaan collodion meningkatkan stabilitas dalam
pemantauan jangka panjang. Penerapan elektroda perekat sekali pakai yang hemat
waktu, meskipun lebih mahal, memberikan hasil yang sama dengan, jika tidak
lebih baik dari, elektroda cakram yang biasa digunakan dengan pita perekat. 8
Elektroda ini, yang diperkenalkan oleh Adrian dan Bronk, 2 memiliki kanula baja
tahan karat (stainless-steel) yang mirip dengan needle hipodermis, dengan wire di
tengah poros nya. Untuk wire, biasanya terbuat dari nichrome, perak, atau
platinum, berukuran 0,07 mm persegi atau sedikit lebih besar dibandingkan
dengan tepi luar poros, dengan diameter 0,46 mm. Ujung needle yang runcing
berbentuk oval dengan luas terbuka sekitar 150 P m x 600 P m, dan impedansi
sekitar 50 Kohm. Wire dan poros, telanjang di ujungnya, membentuk wilayah
perekaman bulat daripada hemispheric. 12 Needle, saat berada di dekat sumber
aktivitas listrik, mencatat perbedaan potensial antara wire dan poros,
menunjukkan area perekaman terbatas. Yang disebut elektroda needle konsentris
wajah, dengan panjang 25 mm, memiliki keuntungan dari poros needle yang lebih
kecil 0,3 mm tetapi juga memiliki permukaan perekam yang lebih kecil sebesar
0,03 mm persegi, menunjukkan karakteristik pencatatan yang sedikit berbeda. 7
Dalam perekaman pelepasan unit motorik tunggal, hanya serabut otot yang
terletak dalam radius sekitar 500 μm dari ujung needle yang berkontribusi pada
amplitudo, dan yang berada dalam 2,5 mm dengan durasi potensi yang terekam.
11 Jadi, meskipun karakteristik pencatatan bervariasi dari satu jenis needle ke
yang lain, area pengambilan, secara umum, merupakan bagian yang sangat kecil
dari wilayah unit motor yang memiliki diameter paling sedikit 1 cm. Elektroda
permukaan terpisah, ditempel atau diaplikasikan dengan perekat, berfungsi
sebagai ground. Needle konsentris sekali pakai umumnya cukup baik
dibandingkan dengan elektroda yang dapat digunakan kembali, meskipun
pengujian listrik atau fisik wire mungkin tidak cukup memprediksi karakteristik
perekamannya. 21
NEEDLE KONSENTRIK BIPOLAR
Kanula berisi dua wire baja tahan karat (stainless-steel) atau platina yang halus.
Oleh karena itu elektroda ini memiliki diameter yang lebih besar dari needle
konsentris standar yang disematkan dengan wire dengan ukuran yang sama.
Elektroda mencatat perbedaan potensial antara dua wire bagian dalam, dengan
kanula yang berfungsi sebagai ground. Elektroda bipolar dengan demikian
mendeteksi potensi dari volume yang jauh lebih kecil daripada needle standar.
Tiga terminal di wire penghubung terdiri dari dua wire aktif dan koneksi ground
(ground connection). Dalam jenis rekaman ini dari area yang sangat terlokalisasi,
hanya sejumlah kecil serabut otot tunggal yang berkontribusi sebagai sumber
amplitudo yang diukur. 19 Rentang rekaman yang dibatasi ini memberikan
selektivitas tetapi dengan risiko yaitu dapat mengabaikan keseluruhan aktivitas
unit motor. Elektroda konsentris cenderung mendeteksi potensi yang lebih
spontan daripada needle monopolar, mungkin karena peningkatan cedera jaringan
23
NEEDLE MONOPOLAR
Elektroda ini terbuat dari bahan stainless steel karena sifat mekaniknya memiliki
insulasi titik halus kecuali pada distal 0,2-0,4 mm. Wire, yang ditutupi oleh
selongsong Teflon, memiliki diameter rata-rata sekitar 0,8 mm. Elektroda
permukaan atau needle kedua di jaringan subkutan berfungsi sebagai wire
referensi dan elektroda permukaan terpisah yang ditempatkan pada kulit, sebagai
ground. Meskipun secara elektrik kurang stabil, sehingga lebih berisik daripada
elektroda konsentris, ujung yang tajam menyebabkan rasa sakit yang lebih sedikit
selama pemasangan. 16,25 Rentang impedansi rata-rata dari 1,4 megohms pada 10
Hz hingga 6,6 Kohms pada 10 KHz 28 Pra-perendaman elektroda dengan
konsentrasi bahan pembasah kecil dalam larutan garam mengurangi impedansi
sebesar 6 hingga 20 kali lipat. Perlakuan awal ini meningkatkan resolusi sinyal
amplitudo rendah. Needle monopolar mencatat perubahan tegangan antara ujung
elektroda dan referensi. Karakteristik pencatatan spasial 18 sangat berbeda dari
satu jenis needle ke jenis lainnya. Secara umum, needle monopolar mencatat
amplitudo dua kali lebih besar dari needle konsentris dari sumber yang sama
13,19,22 meskipun durasi dan kecepatan cincin tetap hampir sama.
MAKROELEKTRODE
Needle yang digunakan untuk EMG makro terdiri dari dua permukaan perekam,
satu mampu merekam SFEMG dari port samping dan yang satunya untuk
territorial pickup dengan bare cannula sepanjang 15 mm (lihat Bab 16-7). Sistem
dua saluran (channel) tersebut menyediakan perekaman SFEMG dengan filter
frekuensi rendah 500 Hz dalam satu saluran (channel), dan perekaman EMG
makro pada pengaturan EMG standar di saluran (channel) lainnya. Port samping
SFEMG merujuk/mengacu ke kanula yang menghasilkan sinyal serabut tunggal
yang memicu sapuan osiloskop (oscilloscope sweep). Elektroda kanula aktif
dengan acuan ke kulit atau elektroda jauh (distant electrodes) mencatat aktivitas
listrik di sepanjang panjang keseluruhannya, tetapi hanya jika triger SFEMG
terkunci oleh waktu (time-locked).
MULTIELECTRODES
Multielektroda berisi tiga atau lebih wire berinsulasi, biasanya berukuran 1 x 1
mm, diekspos melalui sisi kanula 10 Salah satu wire berfungsi sebagai elektroda
tak beraturan dan kanula luar elektroda, diameter l mm, sebagai ground.
Pemisahan antara wire di sepanjang sisi multielektroda menentukan radius
pencatatan. Jarak yang umum digunakan dalam mengukur wilayah unit motorik
termasuk 0,5 mm untuk miopati dan 1,0 mm untuk neuropati. Needle tunggal
mungkin juga berisi beberapa wire yang terbuka di sepanjang poros.
WIRE FLEKSIBEL
MICROELECTRODES KACA
3. AMPLIFIER ELEKTRODA
Potensi yang dinilai selama pemeriksaan elektrodiagnostik berkisar dalam
amplitudo dari mikrovolt hingga milivolt. Dengan tampilan osiloskop diatur pada
1 V per cm, sinyal 1 PV dan 1 mV, jika diperkuat 1 juta kali dan 1000 kali,
masing-masing, menyebabkan defleksi 1 cm. Untuk mencapai rentang sensitivitas
ini, amplifier terdiri dari beberapa tahap. Satu sistem menggunakan preamplifier
dengan gain 500, diikuti oleh beberapa tahap amplifier dan peredam untuk
menghasilkan gain variabel 2 hingga 2000. Pengaturan ini meningkatkan rasio
signal-to-noise dengan memungkinkan amplifikasi besar sinyal di dekat sumber
sebelum munculnya kebisingan yang berkembang di sirkuit berikut. Untuk
mencapai tujuan ini, preamplifier harus memiliki impedansi masukan yang tinggi,
tingkat kebisingan yang rendah, dan rentang dinamis yang besar.
Amplifier Diferensial
Impedansi masukan
Respon Frekuensi
Sebagian besar peralatan yang tersedia secara komersial memiliki filter bandpass
tinggi dan rendah variabel untuk menyesuaikan respons frekuensi sesuai dengan
jenis potensi yang diperiksa. Analisis Fourier dari bentuk gelombang (waveform)
kompleks yang ditemukan dalam elektrodiagnosis mengungkapkan gelombang
sinus dengan frekuensi yang berbeda sebagai konstituen harmonisnya. Frekuensi
gelombang sinus yang menonjol dari potensi aksi otot, misalnya, berkisar dari 2
Hz hingga 20 KHz. Untuk studi klinis, pita frekuensi amplifier idealnya harus
mencakup kisaran ini. Namun, jika ada gangguan suara bernada tinggi dan
penyimpangan DC, bandpass yang membentang dari 10 Hz hingga 10 KHz sudah
cukup. Pengaturan filter harus tetap konstan dalam studi serial untuk menghindari
perubahan bentuk gelombang (waveform).
Filter frekuensi tinggi (low-pass), jika disetel terlalu rendah, kurangi amplitudo
komponen frekuensi tinggi secara tidak proporsional. Memperluas respons
frekuensi tinggi melampaui pita yang diperlukan untuk perekaman yang tepat
menghasilkan peningkatan kebisingan latar belakang yang tidak perlu. Filter
frekuensi rendah (high-pass), jika disetel terlalu tinggi, mendistorsi potensial yang
berubah perlahan tanpa meningkatkan kompleksitas MUP, atau turn9 Di sini
bentuk gelombang (waveform) baru mendekati turunan pertama (laju perubahan)
dari sinyal asli. Memperluas respons frekuensi terlalu rendah menyebabkan
ketidakstabilan baseline, yang kemudian bergeser perlahan sebagai respons
terhadap perubahan biopotensial. Filter analog juga memengaruhi latensi puncak
dari respons yang direkam karena pergeseran fasa. Penyaringan frekuensi tinggi
meningkat sedangkan penyaringan frekuensi rendah mengurangi latensi puncak
yang terlihat. Penggunaan filter digital, yang memperkenalkan pergeseran fase
nol, menghindari masalah ini dalam penilaian klinis
Pulsa gelombang persegi dengan amplitudo dan durasi yang diketahui berfungsi
sebagai sinyal kalibrasi untuk secara akurat menentukan amplitudo dan durasi
potensi yang terekam. Distorsi yang terlihat pada pulsa persegi dihasilkan dari
efek filter frekuensi tinggi dan rendah. Waktu naiknya menunjukkan respon
frekuensi tinggi, dan kemiringan dari flat top, respon frekuensi rendah (lihat
Lampiran Gambar 2-18 dan 2-20). Sinyal kalibrasi lainnya termasuk gelombang
sinus dari saluran (channel) listrik dan bentuk gelombang (waveform) terputus-
putus dengan frekuensi dan amplitudo yang diketahui.
Delay Line
Alih-alih mode berjalan bebas, sapuan horizontal dapat dimulai atas perintah,
dipicu, misalnya, oleh MUP itu sendiri untuk analisis terperinci. Dalam mode
operasi ini, unit tertentu berulang secara berurutan di awal setiap sapuan,
meskipun, menurut desain, hanya sebagian dari bentuk gelombang (waveform)
yang mengikuti titik pemicu yang muncul di layar. Dalam mesin analog,
penundaan elektronik menghindari kesulitan ini dengan menyimpan rekaman
MUP untuk waktu yang singkat. Setelah penundaan yang telah ditentukan setelah
permulaan sapuan yang dipicu oleh potensi waktu nyata, sinyal yang disimpan
meninggalkan garis penundaan untuk ditampilkan di layar. Dengan pengaturan
ini, potensi yang dimaksud muncul secara berulang dan secara keseluruhan di
tempat yang sama di layar untuk penentuan amplitudo dan durasinya secara tepat.
Dengan sirkuit digital, komputer mulai menampilkan data pada titik mana pun
yang diinginkan sebelum pemicu, sehingga mencapai tujuan yang sama.
Multiple-Channel Recording
Osiloskop Penyimpanan
Pengeras suara
Potensi aksi otot atau saraf memiliki karakteristik pendengaran yang berbeda saat
“dimainkan” melalui pengeras suara. Untuk analisis klinis, ahli elektromiograf
sangat bergantung pada suara yang dihasilkan oleh berbagai jenis potensi otot
yang diaktifkan secara spontan atau secara volunter selama EMG. Misalnya,
potensi fibrilasi terdengar seperti “hujan di atas atap seng” (lihat Bab 14-4). Sifat
akustik juga membantu membedakan unit motor terdekat dengan suara yang
jernih dan tajam, yang mencerminkan waktu pengangkatan yang singkat, dari unit
yang jauh dengan suara yang tumpul (lihat Bab 14-5). Faktanya, penguji
berpengalaman dapat mendeteksi perbedaan antara unit dekat dan jauh dengan
suara lebih baik daripada tampilan bentuk gelombang (waveform). Isyarat akustik
biasanya berfungsi sebagai panduan yang sangat baik dalam memposisikan ulang
needle dengan benar di dekat sumber pelepasan.
5. ARTIFAK
Kebisingan Elektroda
Potensi dapat muncul dari dua logam aktif atau sambungan logam-fluida di
permukaan elektroda pada kulit atau ujung needle yang terletak secara
intramuskular.
Potensial cairan elektroda yang konstan oleh polarisasi dapat merusak sinyal,
sedangkan perubahan potensial akan menghasilkan gangguan elektroda. Ujung
elektroda kecil, karena impedansinya yang tinggi, menyebabkan penurunan
tegangan yang lebih besar selama aliran arus, yang menyebabkan interferensi
yang lebih besar dari polarisasinya. Oleh karena itu, jenis logam mengubah
karakteristik perekaman elektroda needle lebih banyak daripada karakteristik
elektroda permukaan. Penggunaan logam yang relatif lembam, seperti baja tahan
karat atau platina, meminimalkan efek merugikan tersebut.
Kebisingan Amplifier
Kebisingan listrik yang melekat pada amplifier berasal dari semua komponen,
termasuk resistor, transistor, dan rangkaian terintegrasi. Kebisingan yang timbul
dari agitasi termal elektron dalam resistor meningkat dengan impedansi pada
tingkat masukan. Kebisingan mikroponik dihasilkan dari getaran mekanis
berbagai komponen. Penggunaan filter high-pass menekan noise frekuensi rendah
dari sumber ini dan sumber lain di sirkuit amplifier. Filter low-pass mengurangi
noise frekuensi tinggi, yang muncul sebagai penebalan garis dasar saat menyapu
layar disertai dengan suara mendesis pada loudspeaker (Gbr. 3-6). Tingkat
kebisingan amplifier seperti yang dirasakan pada osiloskop meningkat sebanding
dengan amplifier gain dan respons frekuensi. Dengan demikian, mengoperasikan
sistem pada gain yang lebih rendah dan dengan lebar pita filter yang lebih sempit
secara substansial mengurangi komponen kebisingan yang terlihat pada layar,
seringkali dengan mengorbankan distorsi sinyal yang dipertimbangkan.
Kerusakan amplifier
Sejauh ini, penyebab yang paling mungkin dari masalah perekaman berkaitan
dengan kerusakan pada tiga elektroda perekam atau aplikasinya. Wire yang rusak
menyebabkan artefak yang aneh dan tidak terduga bahkan jika penutup isolasi
tampak utuh. Konduktor yang terputus sebagian dapat menghasilkan potensial
yang disebabkan oleh gerakan yang sangat menipu, yang berulang dengan kedutan
otot, meniru sinyal yang dibangkitkan oleh stimulus yang terkunci. Penyebab
umum lainnya dari artefak termasuk insulasi needle monopolar yang rusak atau
needle konsentris dengan ujung hubung pendek. Penggunaan needle sekali pakai
menghilangkan masalah yang melekat pada sterilisasi, tetapi elektroda yang tidak
digunakan dapat mewujudkan artefak serupa, yang disebabkan oleh kerusakan
mekanis yang disebabkan selama proses pembuatan. Ini termasuk retraksi Teflon,
ujung tumpul atau buram, putusnya wire atau pin, artefak listrik, dan tikungan
pada poros needle.
Sumber interferensi 50 atau 60 Hz sangat banyak (Gbr. 3-4). Yaitu termasuk kipas
angin listrik, lampu, lampu fluorescent, layar CRT, motor listrik, peredup cahaya,
dan bahkan wire daya yang tidak digunakan yang dicolokkan ke stopkontak di
dinding. Penggunaan kursi roda yang tidak dibumikan atau meja periksa logam
menyempurnakan jenis artefak ini. Peralatan yang berbagi sirkuit yang sama
dengan instrumen EMG menyebabkan gangguan yang sangat nyata. Gelombang
elektromagnetik frekuensi radio juga dapat "membawa" arus bolak-balik. Medan
kuat dari peralatan diatermi di dekatnya menghasilkan pola gelombang yang khas.
Peraturan federal sekarang membatasi jumlah interferensi yang dapat ditimbulkan
oleh unit semacam itu ke peralatan lain. Beban saluran (channel) listrik yang
terputus-putus menyebabkan perubahan tegangan transien, yang pada gilirannya
menimbulkan artefak. Di ruang pemeriksaan yang terletak di dekat jalan masuk,
penyalaan otomatis menyebabkan suara letupan. Pemeriksa, jika tidak di-
grounded dengan benar, dapat bertindak sebagai “antenna” dengan menyentuh
needle.
Gangguan audio frekuensi tinggi dapat muncul dari siaran radio, televisi, atau
sistem paging radio. Jenis artefak transien ini mungkin luput dari deteksi kecuali
jika suara yang didengar melalui pengeras suara memperingatkan pemeriksa.
Penghapusan mereka mungkin memerlukan relokasi atau penyaringan instrumen
EMG. Ruang pemeriksaan yang terletak di sisi gedung yang paling jauh dari
antena pemancar memiliki gangguan paling kecil. Penggunaan filter frekuensi
radio saluran (channel) listrik dapat meminimalkan kebisingan yang disebabkan
oleh power wiring. Ponsel yang digunakan di dekat laboratorium juga dapat
menimbulkan artefak substansial, yang mungkin dapat “meniru/menyerupai”
pelepasan berulang kompleks frekuensi tinggi (CRD/complex repetitive
discharges) 26
6. STIMULATOR
Stimulasi listrik yang diterapkan dengan elektroda permukaan pada kulit atau
melalui needle yang dimasukkan secara subkutan menginduksi arus dalam cairan
yang mengelilingi bundel saraf, mendepolarisasi saraf di bawah katoda dan
hiperpolarisasi di bawah anoda. Meningkatkan intensitas shock ke tingkat yang
sedikit di atas nilai yang cukup untuk memperoleh respons maksimal menjamin
eksitasi semua akson di saraf. Bentuk gelombang (waveform) denyut stimulus
memengaruhi persepsi pasien tentang sengatan listrik. Stimulasi monofasik
membangkitkan respon yang berbeda dibandingkan dengan denyut bifasik,
dengan fase positif tertinggal, yang memiliki efek stimulasi14
Peralatan yang digunakan juga harus memberikan kontrol yang baik dalam waktu
stimuli untuk tujuan pengukuran klinis yang berbeda. Dalam melakukan teknik
shock berpasangan, shock pertama dengan intensitas yang berkurang mungkin
secara subliminal menggairahkan elemen saraf, yang kemudian menyala dengan
shock kedua dikirim dalam beberapa milidetik. Beberapa teknik tumbukan
menggunakan dua atau tiga stimuli yang diatur waktunya dengan tepat, dengan
intensitas, durasi, dan penundaan yang dapat disesuaikan secara individual,
dikirim ke set elektroda yang sama atau berbeda. Sebuah rangkaian teknik
stimulus menggunakan banyak shock dengan intensitas yang sama pada tingkat
pelepasan yang cepat dan dapat disesuaikan. Generator stimulus kompleks seperti
itu harus memiliki kemampuan program yang memadai dengan fitur perlindungan
yang aman dari kegagalan (fail-safe protection features).
Isolasi Stimulus
Stimulator listrik yang "diisolasi" dari amplifier perekam dan sirkuit peralatan
lainnya meningkatkan keselamatan dan pengurangan artefak. Dalam sistem seperti
itu, sirkuit stimulasi tidak memiliki jalur konduktif ke sirkuit lain kecuali melalui
tubuh pasien. Isolasi ini memastikan bahwa arus stimulus hanya mengalir dalam
loop yang disediakan oleh dua elektroda stimulasi. Jika rangkaian stimulator
memiliki koneksi ke sirkuit perekam, maka arus stimulus yang dibagi menjadi
jalur tambahan dapat menyebabkan artefak stimulus yang besar, kelebihan beban
amplifier, atau bahkan stimulasi palsu di tempat yang tidak diinginkan. Dalam
kondisi kegagalan komponen, jalur tambahan ini mungkin juga menghantarkan
arus pada tingkat yang berbahaya. Isolasi stimulus biasanya bergantung pada
kopling magnetis energi ke sirkuit stimulasi, meskipun stimulator bertenaga
baterai dapat menggunakan kopling optik dari sinyal kontrol.
Stimulasi kumparan magnet, lebih banyak digunakan untuk eksitasi sistem saraf
pusat daripada perifer, berfungsi sebagai sarana alternatif aktivasi saraf.5 Dalam
metode ini, arus listrik dari rangkaian primer menginduksi medan magnet yang
berubah dengan cepat dengan intensitas tinggi, yang mana pada gilirannya
menimbulkan arus listrik dalam cairan tubuh yang menyebabkan eksitasi saraf
(lihat Bab 20-3). Peralatan terdiri dari kumparan (coil) berbentuk doughnut atau
angka 8 dan unit daya pelepasan kapasitif, yang dipicu dari peralatan EMG
konvensional. Stimulasi magnetik dapat merangsang otak secara noninvasif,
dengan sedikit rasa sakit dan tidak perlu aplikasi elektroda stimulus. Menginduksi
stimulus secara magnetis membutuhkan arus kumparan besar dan tegangan tinggi,
yang menyebabkan artefak stimulus substansial di sirkuit perekam.
Ketidakpastian dan variabilitas titik stimulasi membatasi penggunaannya untuk
eksitasi saraf tepi. Perangkat yang dibuat secara khusus memungkinkan
pemasangan yang erat atau rangkaian stimuli, meskipun aplikasi rutinnya
menyebabkan beberapa masalah keamanan. Meskipun penggunaan stimulasi
magnetis untuk eksitasi kortikal tersebar luas di Eropa dan Jepang, Food and Drug
Administration AS belum menyetujui penggunaan klinisnya untuk stimulasi otak,
kecuali sebagai terapi untuk depresi berat. Badan peninjau nasional telah
memberikan izin untuk beberapa aplikasi penelitian yang dilakukan untuk
mempelajari sistem saraf pusat.