Anda di halaman 1dari 2

Malang - Kaki kiri Setyo Aldi (12), mengalami pembusukan pascamenjalani operasi.

Kaki bocah SD ini


harus diamputasi. Keluarga Setyo menduga ada kesalahan saat penanganan medis. Setyo memang
menjalani dua kali operasi selama perawatan luka pada kaki kirinya.

Rumah Sakit dr Saiful Anwar (RSSA) Malang, tempat dimana Setyo dirujuk serta menjalani operasi
menampik adanya kesalahan. Rumah sakit milik Pemprov Jawa Timur itu menganggap proses
penanganan medis sudah sesuai prosedur dan ilmu kedokteran.

"Kami sudah kumpulkan semua data, dan semua berjalan sesuai prosedur, termasuk mengacu kepada
SPO oleh dokter ahli," terang Direktur RSSA Malang Restu Kurnia kepada wartawan saat menanggapi
kasus Setyo, Jumat (11/11/2016).

Kurnia menjelaskan, bahwa pihaknya sudah menyampaikan kepada keluarga harus segera dilakukan
amputasi dan biayanya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Bebas
biaya, karena pasien BPJS," tegasnya.

Sementara Kepala Bidang Pelayanan Medis RSSA Malang Saifullah Asmi Ragani turut mendampingi
menambahkan, penanganan berawal dari hasil rekam medis pasien, mengalami luka karena kecelakaan
atau jatuh.

Ini Jawaban Rumah Sakit dr Saiful Anwar Soal Kaki Setyo yang MembusukFoto: Muhammad Aminudin

"Kami punya foto klinis, dengan dua luka di kaki kiri disertai patah tulang. Pertama kali datang kondisi
masih bagus, baru beberapa jam kemudian terjadi perburukan klinis berupa penurunan pulsasi (denyut
di kaki turun). Dan patah tulang terbuka disertai pembuluh darah putus akibat trauma awal," terangnya.

Melihat itu lanjut dia, tim dokter melakukan pembedahan pada luka kaki yang dialami pasien dan
memasang pen. "Karena pasien datang dengan cedera pembuluh darah, sehingga tulang harus kita
fiksasi agar tidak goyang dan penyambungan pembuluh darah bisa dilakukan," jelas ahli bedah ortopedi
ini.

Ditambahkan, pascaoperasi pertama tim dokter kemudian melakukan evaluasi yang hasilnya untuk
memutuskan dilakukan operasi kedua. "Setelah penyambungan pembuluh darah ternyata saturasi
masih rendah. Karena itu, harus eksplorasi ulang (operasi lagi). Tapi secara klinis sudah ada backflow
(aliran darah balik yang merembes), artinya sudah bagus. Pasca operasi diberi obat untuk mencegah
pembekuan darah," beber Saifullah.

Tim dokter sendiri, kata dia, sudah memberikan penjelasan kepada keluarga pasien untuk dilakukan
amputasi. Namun, upaya penanganan satu-satunya ini ditolak dan memilih untuk rawat jalan (pulang).
"Makanya terjadi pembusukan, karena ada kematian jaringan," tegasnya.

Disampaikan, amputasi rencananya akan dilakukan di atas sendi lutut, agar pasien dapat menggunakan
kaki palsu dengan nyaman. "Foto rontgen biasa tidak bisa menunjukkan pembuluh darah yang rusak
kalau tidak dilakukan artriografi," ujarnya. (bdh/bdh)

Anda mungkin juga menyukai