Anda di halaman 1dari 12

PENGATAR ILMU POLITIK

”NEGARA’’

DOSEN PEMBIMBING:

Drs. H. Darmansyah, M.Si

DISUSUN OLEH:

BAIQ RINTA FARADILA (2019b12016)

FAKULTAS FISIPOL

ILMU PEMERINTAHAN I (A)

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MATARAM

2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya sehingga
makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan begitu banyak terimakasih
atas uluran tangan dan bantuan berasal dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan sumbangan baik tanggapan maupun materi yang telah mereka kontribusikan.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu bagi para
pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkatkan isikan makalah
sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun berasal dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

. Mataram,27 Desember 2019

Penyusun

BAIQ RINTA
FARADILA

ii
Daftar isi

Cover……...………………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar............................................................................................................................................ii
Daftar isi....................................................................................................................................................iii
BAB l PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah:..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................2
A. PENGERTIAN NEGARA..................................................................................................................2
B. TUJUAN NEGARA...........................................................................................................................2
C. UNSUR-UNSUR NEGARA...............................................................................................................3
D. BEBERAPA TEORI TENTANG TERBENTUKNYA NEGARA.....................................................3
E. BENTUK-BENTUK NEGARA..........................................................................................................4
F. NEGARA DAN AGAMA...................................................................................................................5
H. PERMASALAHAN NEGARA..........................................................................................................6
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………8

B. SARAN ………………………………………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

iii
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara bisa menjadi jembatan penghubung antara kebebasan yang satu dan yang lain.
Kebebasan kita merampaas barang orang lain, misalnya rakyat titipkan Negara, dan
timbal baliknya Negara menjamin hak milik seseorang. Hasil dari jual beli kebebasan
inilah yang kita namakan hokum. Selain hak milik, kebebasan melakukan kekerasan
terhadap orang lain juga kita harus titipkan kepada Negara. Alasannya, utnuk
menghindari pertempuran fisik antara manusia satu dan manusia lainnya. Dinamika
masyarakat disekitar kita telah membuktikannya. Disaat terjadi perselisihan dimana
emasi setiap orang meningkat, jika tidak dicegah akan timbul perkalihan. Jika kekerasan
tidak dijamin, bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan si lemah, ia akan menjadi
sasaran manusia lain, padahal, si lemahjuga perlu penghargaan dan pengakuan sebagai
manusia.
Jika dilihat secara mendalam Negara memiliki fungsi mewujudkan hak-hak warga
negaranya merujuk pendapat Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi yang
muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dengan kemerdekaan universal hal
ini mirip dengan apa yang dipaparkan Isiyah Berlin tentang Negara yang memiliki fungsi
untuk menjembatani pertarungan antara kebebasan positif dan kebebasan negative. Jadi
Negara memiliki wewenang penuh mengatur dan mengendalikan persoalan bersama atas
masyarakat.
Dalam struktur masyarakat selalu ada dikotomi antara pengatur dan yang diatur. Jika
zaman feudal rakyat diperintah oleh para bangsawan, diera globalisasi pemerintahan
dijalankan oleh elit politik. Namanya saja elit, sehingga jumlahnya pasti lebih sedikit
dan lebih pintar ketimbang rakyat yang diatur. Nah, dalam praktiknya orang yang
mengurusi kepentingan rakyat banyak harus dipilih oleh rakyat. Hal ini terkait dengan
kepercayaan dan legitimaasi rakyat kepada para penyelenggara Negara. Pemilihan
pejabat pengelola Negara harus terlaksana secara jujur dan adil.

B. Rumusan Masalah:
Adapun yang menjadi rumusan masalah kali ini adalaH:

1. Apakah pengertian Negara ?


2. Apa yang menjadi tujuan sebuah Negara ?
3. Unsure-unsur apakah yang ada dalam sebuah Negara ?
4. Teori apa yang berkaitan dengan terbentuknya sebuah Negara ?
5. Dalam konsep modern berbentuk apa saja Negara ?
6. Apakah hubungan Negara dan Agama ?
7. Apakah yang menjadi konsep relasi Agama dan Negara Islam ?
8. Permasalahan apa yang dirasakan Negara saat ini?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN NEGARA

Secara literal istilah Negara berasal dari kata asing, yaitu: state (bahasa inggris), Staat
(bahasa Belanda dan Jerman) dan etat (bahasa Perancis), kata stae,staat, dan etat itu di
ambil dari bahasa latin status atau statum, yang berarti keadaan yang tegak dan tetap
atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Secara terminology, Negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam daerah tertentu dan
mempunyai pemerintah yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari
sebuah negara yang meniscayakan adanya unsure dalam sebuah Negara, yakni adanya
masyarakat(rakyat), adanya wilayah(daerah), dan adanya pemerintah yang berdaulat.
Menurut Roger H. Soltao, Negara didefinisikan dengan alat (agency) atau wewenang
masyarakat. Menurut Haroid.J.Laski Negara merupakan suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah
lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat
itu.1
Max Weber mendefinisikan bahwa Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai
monopoli dalam penggunaan kekeraasan fisik secara sah dalam suatu wilayah dengan
berdasarkan system hokum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk
maksud tersebut diberikan kekuasaan memaksa.2
Thomas Habbes yang dikutip oleh weber mendefinisikan bahwa Negara adalah suatu
sumber ‘hak’menggunakan kekerasan”. Maksudnya adalah Negaralah satu-satunya
bentuk penggunaan kuasa yang sah.

B. TUJUAN NEGARA
Tujuan Negara ada bermacam-macam diantaranyalah adalah :
a) Memperluas kekuasaan
b) Menyelenggarakan ketertiban hokum
c) Mencapai kesejahteraan hokum.

Adapun menurut para ahli:


1. Menurut plato tujuan Negara adalah untuk memajukan kesusilaan manusia,
sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluk social. Sedangkan menurut
2. Roger H. Soltau tujuan Negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta
menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.
3. Dalam ajaran dan konsep teokratis, tujuan Negara adalah untuk mencapai penghidupan
dan kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada dan dibawah pimpinan tuhan.
4. Dalam islam, tujuan Negara adalah agar manusia bisa menjalankan kehidupannya
dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensi pihak-pihak asing.

2
5. Dalam kontek Negara Indonesia, tujuan Negara adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.

C. UNSUR-UNSUR NEGARA
Secara global suatu Negara membutuhkan tiga unsure pokok, yakni rakyat,
wilayah dan pemerintah :

1. Memiliki Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri
atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak
memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani
kehidupannya sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
2. Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan
dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara
maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya
manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
3. Pemerintahan Yang Berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga
yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk
menyelengarakan kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.
4. Pengakuan Dari Negara Lain   
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik
secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui
suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak
akan disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.

D. BEBERAPA TEORI TENTANG TERBENTUKNYA NEGARA


1. Teori kontrak social
Teori ini beranggapan bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian –
perjanjian masyarakat. Beberapa pakar penganut teori ini adalah:
 a.    Thomas Hobbes (1588-1679)
Menurutnya syarat terbentuknya Negara adalah dengan mengadakan perjanjian bersama
individu-individu yang tadinya dalam keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan
semua hak-hak kodrat yang dimilikinya kepada seseorang atau semia badan. Teknik
perjanjian masyarakat yang dibuat Hobbes adalah seabgai berikut:Setiap individu
mengatakan kepada individu lainnya bahwa “saya memberikan
kekuasaan dan menyerahkan hak memerintah kepada orang ini atau kepada orang- orang
yang ada di dalam dewan ini dengan syarat bahwa saya memberikan hak kepadanya dan

3
memberikan keabsahan seluruh tindakan dalam suatu cara tertentu.
b.    John Locke (1632-1704)
Dasar kontraktual dan Negara dikemukakan Locke sebagai peringatan bahwa
kekuasaan penguasa tidak pernah mutlak tetapi selalu terbatas, sebab dala
mengadakan perjanjian dengan seseorang atau sekelompok orang, individu-individu
tidak menyerahkan seluruh hak-hak alamiah mereka.
c.    Jean Jacques Rousseub(1712-1778)
Keadaan ilmiah di umpamakannya sebagai keadaan alamiah, hidup individu bebas dan
sederajad, semuanya dihasilkan sendiri oleh individu dan individu itu puas.
Menurut”Negara” atau “Badan Korporatif” dibentuk untuk menyatakan “Kemauan
Umumnya” (general will) dan ditujukan kepada kebahagiaan bersama. Selain itu Negara
juga memperhatikan kepentingan-kepentingan individual (particular interest).
Kedaulatannya berada dalam tangan rakyat melalui kemauan umumnya.

2. Teori Ketuhanan
Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin Negara ditunjuk oleh Tuhan Raja
dan pemimpin-pemimpin Negara hanya bertanggung jawab pada Tuhan dan tidak pada
siapapun.
3. Teori Kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang terhadap kelompok
yang lemah, Negara dibentuk dengan penaklukan dan pendudukan. Dengan penaklukan
dan pendudukan dari suatu kelompok etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang
lebih lemah, dimulailah proses pembentukan Negara.

4. Teori Organis
Negara disamakan dengan makhluk hidup, manusia atau binatang individu yang
merupakan komponen-komponen Negara dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup

itu. Kehidupan corporal dari Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia,
undang-undang sebagai syaraf, raja(kaisar) sebagai kepala dan para individu sebagai
daging makhluk itu.
5. Teori Historis
Teori ini menyatakan bahwa lembaga-lembaga social tidak dibuat, tetapi
tumbuh secara revolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.

E. BENTUK-BENTUK NEGARA
Dalam konsep dan teori modern bentuk Negara terbagi dalam kedua bentuk
Negara, yakni Negara Kesatuan (Unitarisme) dan Negara Serikat(federasi)

1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan bentuk suatu Negara yang merdeka dan berdaulat.
4
Dengan satu pemerintah yang mengatur seluruh daerah.
Negara kesatuan ini terbagi dua macam, yaitu:
a. Negara kesatuan dengan system sentralisasi yaitu: urusan Negara langsung diatur
oleh pemerintah pusat.
b. Negara kesatuan dengan system desentralisasi yakni kepala daerah sebagai
pemerintah daerah.
2. Negara serikat
Kekuasaan asli dalam negara federasi merupakan tugas Negara bagian, karena ia
berhubungan dengan rakyatntya, sementara Negara federasi bertugas untuk menjalankan
hubungan luar Negeri. Pertahanan Negara. Keuangan dan urusan pos. selain kedua
bentuk Negara tersebut. Bentuk Negara kedalam tiga kelompok yaitu:
a) Monarki
Negara monarki adalah bentuk Negara yang dalam pemerintahannya hanya di
kuasai dan di perintah (yang berhak memerintah) oleh satu orang saja.
b) Olgarki
Olgarki ini biasanya diperintah dari kelompok orang yang berasal dari
kalangan feudal
c) Demokrasi
Rakyat memiliki kekuasaan penuh dalam menjalankan pemerintahan.

F. NEGARA DAN AGAMA


Negara dan agama merupakan persoalan yang banyak menimbulkan
perdebatan (discoverese) yang terus berkelanjutan di kalangan para ahli.
1. Hubungan agama dan Negara menurut paham teokrasi
Negara menyatu dengan agama. Karena pemerintahan menurut paham ini di jalankan
berdasarkan firman-firman tuhan segala kata kehidupan dalam masyarakat bangsa,
Negara di lakukan atas titah Tuhan.

2. Hubungan Agama dan Negara menurut paham sukuler


Norma hokum ditentukan atas kesepakatan manusia dan tidak berdasarkan agama atau
firman-firman Tuhan. Meskipun mungkin norma-norma tersebut bertentangan dengan
norma-norma agama.
3. Hubungan Agama dengan Kehidupan Manusia
Kehidupan manusia adalah dunia manusia itu sendiri yang kemudian menghasilkan
masyarakat Negara. Sedangkan Agama dipandang sebagai realisasi fantastis makhluk
manusia, agama merupakan keluhan makhluk tertindas.

G. KONSEP RELASI AGAMA DAN NEGARA ISLAM

Ketegangan perdebatan tentang hubungan agama dan Negara ini di ilhami oleh

5
hubungan yang agak canggung antara islam.
Sebagai agama(din) dan Negara (dawlah), agama dan Negara merupakan suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan dua lembaga politik dan sekaligus
lembaga agama.

1. Paradigma integralistik
Agama dan Negara merupakan suatu kesatuan yang tidaj dapat dipisahkan. Keduanya
merupakan dua lembaga yang menyatu. Ini juga memberikan pengertian bahwa Negara
merupakan suatu lembaga.

2. Paradigma Simbiotik
Antara agama dan Negara merupakan dua identitas yang berbeda. Tetapi saling
membutuhkan oleh karenanya, konstitusi yang berlaku dalam paradigma ini tidak saja
berasal dari adanya social contract, tetapi bisa saja diwarnai oleh hokum agama
(syari’at).

3. Paradigma Sekularistik
Agama dan Negara merupakan dua bentuk yang berbeda dan satu sama lain memiliki dan
satu sama lain memiliki garapannya bidangnya masing-masing. Sehingga keberadaannya
harus di pisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan intervensi berdasar pada
pemahaman yang dikotomis ini. Maka hokum positif yang berlaku adalah hokum yang
betul-betul berasal dari kesepakatan manusia.

H. PERMASALAHAN NEGARA
Permasalahan negara yang paling mencuat adalah tentang korupsi dan buruknya
kretivitas decision maker. Sehingga, ada atau tidaknya pemerintah tampa ada bedanya.
Justru dengan adanya pemerintah membebani warganya dalam beraktivitas. Kelebihan
tenaga kerja ini menyebabkan adanya arus migrasi dari perekonomian yang kurang
mapan menuju perekonomian yang lebih makmur.4
Pada sisi lain ternyata hasil investasi jangka panjang Malaysia memberikan
kontribusi yang signifikan pada perekonomian Malaysia. Di tambah lagi profesionalitas
penyelenggara negara dan tanggung jawab kepada rakyat membuat kondisi kehidupan
Malaysia terasa lebih baik dan menggiurkan bagi warga Indonesia. Permasalahn tersebut
mengakar pada du a hal. SDM buruh migrant yang tida
memadai khususnya dalam latar belakang pendidikan dan birokrasi pemerintah
Indonesia yang buruk dan merajalelanya korupsi.
Permasalahan tersebut tidak akan terjadi bila mana pemerintah Negara kita
dapat menanggulangi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dengan cara :
a) Peningkatan kualitas dan profesionalisme seorang guru/tenaga pengajar

6
b) Memberikan pendidikan gratis
c) Fasilitas pendidikan yang memadai
d) Menjalankan pemerintahan demokrasi dengan sebenar-benarnya
e) Pemberantasan korupsi tanpa tebang pilih

BAB III
PENUTUP

7
A.    KESIMPULAN
Secara terminology, Negara diartikan dengan organisasi tertinggi diantara satu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam daerah tertentu dan
mempunyai pemerintah yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari
sebuah negara yang meniscayakan adanya unsure dalam sebuah Negara, yakni adanya
masyarakat(rakyat), adanya wilayah(daerah), dan adanya pemerintah yang berdaulat.
Tujuan Negara ada bermacam-macam diantaranya adalah :
a) Memperluas kekuasaan
b) Menyelenggarakan ketertiban hokum
c) Mencapai kesejahteraan hukum.

B. SARAN
Permasalahan tersebut tidak akan terjadi bila mana pemerintah Negara kita
dapat menanggulangi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dengan cara :
a) Peningkatan kualitas dan profesionalisme seorang guru/tenaga pengajar
b) Memberikan pendidikan gratis
c) Fasilitas pendidikan yang memadai
d) Menjalankan pemerintahan demokrasi dengan sebenar-benarnya
e) Pemberantasan korupsi tanpa tebang pilih

DAFTAR PUSTAKA

8
Abrams, D & M.H. Hogg. eds. Social Identity and Social Cognition. Cambridge, MA: Blackwell, 1999.
Adam, I. Adat Istiadat Sukubangsa Minahasa. Jakarta: Bhratara, 1976. Akun, Danie. J. Peta Bahasa di
Minahasa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, 1981

Anda mungkin juga menyukai