Anda di halaman 1dari 38

Laporan

Pendahuluan
Profesi KMB

Rijma Nugraha

KANKER BULI
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN SERANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Raya Cilegon KM 06 Pelamunan Kramatwatu Serang Banten
Tlp/Fax.0254.232729

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH STIKes FALETEHAN

1. Definisi Penyakit

Tumor buli adalah tumor yang berbentuk papiler, noduler (infiltratif), atau
campuran infiltratif dengan papiler yang ditemukan pada vesika urinaria
atau buli- buli (Yuda,2010).

Tumor buli-buli atau tumor vesika urinaria merupakan 2% dari


seluruh keganasan, dan merupakan kedua terbanyak pada sistem
urogenital setelah karsinoma prostat. Tumor buli berkembang dari sel
epitel transisional dari saluran kemih (Brunner & Suddarth, 2002).

2. Etiologi
a. Pekerjaan

Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium,


pabrik korek api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada
salon/pencukur rambut sering terpapar oleh bahan karsinogen
berupa senyawa amin aromatik (2-naftilamin, bensidin, dan 4-
aminobifamil).

b. Perokok
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Resiko untuk mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah


2-6 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok
mengandung bahan karsinogen berupa amin aromatik dan
nitrosamin. Dari beberapa penelitian berhasil menemukan adanya
hubungan antara merokok dengan terjadinya tumor dan kanker buli-
buli. Hubungan tersebut terjadi secara dose respons yang berarti
bertambahnya jumlah rokok yang diisap akan meningkatkan resiko
terjadinya kanker buli-buli 2-5 kali lebih besar dibandingkan dengan
bukan perokok. Pada perokok ditemukan adanya peningkatan
metabolit–metabolit triptopan yang berada dalam urinnya yang
bersifat karsinogenik. Selain itu iritasi jangka panjang pada selaput
lendir kandung kencing seperti yang terjadi pada infeksi kronis,
pemakaian kateter yang menetap dan adanya batu pada buli-buli,
juga diduga sebagai faktor penyebab.

c. Infeksi saluran kemih

Telah diketahui bahwa kuman-kuman E.coli dan Proteus spp


menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.

d. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan

Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung


sakarin dan siklamat.

e. Riwayat keluarga, orang-orang yang keluarganya ada yang


menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk
menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya
perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko
terjadinya kanker ini.
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

3. Manifestasi Klinis

Perlu diwaspadai jika seorang pasien datang dengan mengeluh hematuria


yang bersifat: (1) tanpa disertai rasa nyeri (painless), (2) kekambuhan
(intermittent), dan (3) terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).
Meskipun seringkali karsinoma buli-buli tanpa disertai gejala disuria, tetapi
pada karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi
luas tidak jarang menunjukkan gejala iritasi buli-buli.Hematuria dapat
menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang meminta
pertolongan karena lidak dapat miksi. Keluhan akibat penyakit yang telah
lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih bagian atas atau edema
tungkai. Edema tungkai ini disebabkan karena adanya penekanan aliran
limfe oleh massa tumor atau oleh kelenjar limfe yang membesar di daerah
pelvis.

Secara umum, manifestasi klinis tumor buli – buli adalah sebagai berikut :

1. Kencing campur darah yang intermitten


2. Merasa panas waktu kencing
3. Merasa ingin kencing
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sulit
kencing
5. Nyeri suprapubik yang konstan
6. Panas badan dan merasa lemah
7. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
8. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis.

4. Deskripsi Patofisiologi - Faktor gen


Buli – buli (vesika urinaria)
- Pekerjaan

- Usia

- ISK

- Kopi,
pemanis
buatan
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Tumor Buli - Buli

Ulserasi Metastase Oklusi ureter/pelvic renal


immobilisasi

Karena
penyakit
Infeksi
sekunder :

Panas saat Invasi pada bladder Refluks


kelemahan fisik
kencing

Merasa panas
dan tubuh
lemas Sirkulasi
darah
Hematuria
Retensio urine: sulit kencing Hidronefrosis :
menurun

1.Nye
ri suprapubik Hipoksia

2.Nye
ri pinggang jaringan

perifer

Nyeri
AKut Ginjal membesar
resiko

Nyer
perubahan
i
Akut Penatalaksanaan
struktur
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Kulit
akibat
penekanan

Daerah
menonjol

Penatalaksanaan

Lesi kulit
dan

Diversi urin dengan Perubahan status kesehatan Kemoterapi


perubahan

Teknik vesicostomi Kurang paparan informasi akurat Efek kemoterapi


pigmentasi kulit

Seputar prosedur pembedahan Iritasi GI


Luka insisi ulkus
dekubitus Ansiet
Takut, gelisah as
Rangsang vomiting center
Terputusnya kontinuitas jaringan Rangsang ujung syaraf Kerusaka
Bebas di hipotalamus Nausea, n
Port the entry mo Vomitus Integritas
Pengeluaran zat = zat vasoaktif Kulit
Akumulasi mikroorganisme (prostaglandin, serotonin) Anoreksia
di area luka Rangsang cortex serebri untuk
persepsikan nyeri asupan makanan tidak
adekuat
Perawatan area insisi yang
Nyer
kurang steril BB menurun
i
Akut
Ketidakseimba
Resti ngan nutrisis:
Infeksi kurang dari
kebutuhan
tubuh

Luka akibat pembedahan dan adanya vesicostomy


Hiperalbumin akibat
Kehilangan cairan tubuh melalui luka, lumen buatan,
kerusakan filtrasi glomerulus
ataupun selang drainage renal
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Asupan nutrisi dan cairan tidak adekuat tekanan koloid


osmotik terganggu
Malnutrisi dehidrasi gangguan
shift cairan (CES dan CIS)
Perpindahan shift cairan
intravaskuler Respon tubuh berupa konjungtiva anemis, pucat
ke interstitial
Volume cairan menurun Akumulasi cairan
Edema

Resiko Kelebihan
5. Bentuk Tumor Buli Ketidakseimba Volume
ngan Volume Cairan
Cairan
Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (insitu), noduler
(infiltratif) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.

Bentuk tumor buli-buli

Sebagian besar (±90%) tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.


Tumor ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang
epitelnya terdiri atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra
posterior; sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa
(±10%) dan adenokarsinoma (±2%)

a. Adenokarsinoma

Terdapat 3 grup adenokarsinoma pada buli-buli, di antaranya


adalah: (1) Primer terdapat di buli-buli, dan biasanya terdapat di
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

dasar dan di fundus buli-buli. Pada beberapa kasus sistitis


glandularis kronis dan ekstrofia vesika pada perjalannya lebih lanjut
dapat mengalami degenerasi menjadi adenokarsinoma buli-buli; (2)
Urakhus persisten (yaitu merupakan sisa duktus urakhus) yang
mengalami degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma; (3) Tumor
sekunder yang berasal dari fokus metastasis dari organ lain,
diantaranya adalah: prostat, rektum, ovarium, lambung, mamma,
dan endometrium. Prognosis adenokarsinoma bulu-buli ini sangat
jelek.

b. Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa terjadi karena rangsangan kronis pada buli-


buli sehingga sel epitelnya mengalami metaplasia berubah menjadi
ganas. Rangsangan kronis itu dapat terjadi karena infeksi saluran
kemih kronis, batu buli-buli, kateter menetap yang dipasang dalam
jangka waktu lama, infestasi cacing Schistosomiasis pada buli-buli,
dan pemakaian obat-obatan sikiofosfamid secara intravesika.

6. Klasifikasi Tumor Buli

Penentuan deiajat invasi tumor berdasarkan sistem atau berdasarkan


penentuan stadium dari Marshall seperti terlihat pada gambar 2 :

Secara lengkap klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi


STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi :

1. T = pembesaran lokal tumor primer, ditentukan melalui :


Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di


bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi.

No Kode Keterangan
1 Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)
2 Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran
tumor, tak dapat dilakukan
3 To Tanda-tanda tumor primer tidak ada
4 T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang
bergerak
5 T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada
dinding buli-buli.
6 T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa
nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-
buli.
7 T3a Invasi otot yang lebih dalam
8 T3b Perluasan lewat dinding buli-buli
9 T4 Tumor sudah melewati struktur sebelahnya
10 T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus
vagina
11 T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau
infiltrasi ke dalam abdomen

2. N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar


limfe pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative

No Kod Keterangan
e
1 Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak
dapat ditemukan
2 No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe
regional
3 N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe regional yang
homolateral
4 N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral atau
kelenjar lymfe regional yang multiple
5 N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis dengan
rongga yang bebeas antaranya dan tumor
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

6 N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional


3. M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe
yang jauh. Pemeriksaan klinis, thorax foto, dan test biokimia

No KOD KET
E
1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk
menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat
dilaksanakan
2 M1 Adanya metastase jauh
3 M1a Adanya metastase yang tersembunyi pada test-test
biokimia
4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal
5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat organ yang
multiple
6 M1d Metastase dalam organ yang multiple

Sedangkan, tipe tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia


dan invasi.

1 Efidermoid Ca Kira-kira 5% neoplasma buli-buli –squamosa


cell, anaplastik, invasi yang dalam dan cepat
metastasenya
2 Adeno Ca Sangat jarang dan sering muncul pada bekas
urachus
3 Rhabdomyo Sering terjadi pada anak-anak laki-laki
sarcoma (adolescent), infiltasi, metastase cepat dan
biasanya fatal
4 Primary Malignant Neurofibroma dan pheochromacytoma, dapat
lymphoma menimbulkan serangan hipertensi selama
kencing
5 Ca dari pada kulit, Mungkin mengadakan metastase ke buli-buli,
melanoma, invasi ke buli-buli oleh endometriosis dapat
lambung, paru terjadi
dan mammae

7. Komplikasi
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

1) Hematuria yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya anemia


pada pasien

2) Apabila terjadi penyumbatan atau obstruksi,maka akan menyebabkan


terjadinya refluks vesiko-ureter, hidronefrosis.

3) Jika terjadi infeksi, akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal,


yang lama kelamaan mengakibatkan gagal ginjal.

8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Hb
Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros
atau micros hematuria
b. Pemeriksaan Leukosit
- Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan
bakteri dalam urine
- Acid phospatase meningkat; kanker prostat metastase,
- Alkaline phosphatase meningkat; kanker tulang atau metastase ke
tulang, kanker hati, lymphoma, leukemia.
- Calsium meningkat; metastase tulang, kanker mamae, leukemia,
lymphoma, multiple myeloma, kanker; paru, ginjal, bladder, hati,
paratiroid.
- LDH meningkat; kanker hati, metastase ke hati, lymphoma,
leukemia akut
- SGPT (AST), SGOT (ALT) meningkat; kanker metastase ke hati.
- Testosteron meningkat; kanker adrenal, ovarium

Selain pemeriksaan laboratorium rutin, diperiksa pula: (1) sitologi


urine yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama
urine, (2) antigen permukaan sel (cell surface antigen), dan flow
cytometri yaitu mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel
urotelium.

9. Pemeriksaan Penunjang
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

a. Radiologi
- excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat
menunjukkan tumornya.
- Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
-Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
b. Cystocopy dan biopsy
Cystoscopy hampir selalu menghasilkan tumor. Biopsi dari pada lesi
selalu dikerjakan secara rutin.
c. Cystologi
Pengecatan pada sedimen urine terdapat transionil cel daripada tumor
e. Ultrasonografi
Untuk mendeteksi metastasis di luar kandung kemih, membedakan
tumor dari kista.
f. Arteriografi Pelvik
Pemeriksaan untuk memastikan invasi tumor ke dalam dinding
kandung kemih
g. Urografi Ekskretori
Untuk mengenali tumor stadium dini yang besar atau tumor yang
sedang berinfiltrasi.
h. Sistografi Retrograd
Untuk mengetahui perubahan pada struktur kandung kemih dan
keutuhan dindingnya
i. Pencitraan
Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan suatu pemeriksaan
imaging yang cukup akurat dan non-invasif dalam mendiagnosis tumor
buli, terutama dalam mengevaluasi perluasan tumor. MRI dapat
mendeteksi tumor dengan ukuran 1,5 cm. Walaupun dikatakan bahwa
MRI konvensional kurang akurat dalam mendeteksi suatu karsinoma
insitu dan membedakan antara invasi mukosa, submukosa clan
muskularis superfisial. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian kontras
(gadolinium-enhanceddynamic MRI).

Akurasi MRI dalam mengevaluasi staging dari karsinoma buli sekitar


kurang lebih 85%. MRI dikatakan lebih unggul daripada CT-Scan dan
Ultrasonografi (USG). MRI dapat memperlihatkan tumor intramural,
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

meskipun buli tidak terdistensi maksimal. Hal ini tidak bisa dievaluasi
dengan CT-Scan dan USG. Selain itu MRI dapat memperlihatkan adanya
pembesaran kelenjar limfe.

Tavqes NJ dkk (1990) melaporkan bahwa MRI dalam mendeteksi


karsinoma buli yang invasif ke muskularis mempunyai sensitivitas 97%,
spesifisitas 83% dan akurasi 94%. Penggunaan MRI untuk deteksi
karsinoma buli yang ekstensi ke ekstravesikal didapatkan sensitivitas
95%, spesifisitas 100% dan akurasi 97%. USG transabdominal dengan
menggunakan tranducer 3,5-5,O mHz dapat mengevaluasi dinding buli
pada keadaan buli terisi penuh (distended). USG berguna dalam
menentukan tumor buli dan dapat menunjukkan perluasan ke ruang
perivesikal atau organ yang berdekatan.

Pemeriksaan PIV dapat mendeteksi adanya tumor buli-buli berupa filling


defect dan mendeteksi adanya tumor sel transisional yang berada di
ureter atau pielum. Didapatkannya hidroureter atau hidroneftosis
merupakan salah satu tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau
muara ureter. CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi
tumor ke organ sekitarnya.

10. Penatalaksanaan Medis/Operatif


1. Diversi Urine

Prosedur diversi urin dilakukan untuk mengalihkan aliran urin dari


kandung kemih ke tempat keluar yang baru, biasanya melalui lubang
yang dibuat lewat pembedahan pada kulit (stoma). Terdapat dua
kategori diversi urin yaitu :

a) Diversi Ureteroenterokutaneus (bagian dari intestinum digunakan


untuk membuat tempat penampungan urin yang baru)

 Saluran Konvensional

Ureter dicangkok pada suatu bagian ileum terminalis yang diisolir


(ileal conduit) dan kemudian salah satu ujung lintasan
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

dihubungkan dengan dinding abdomen. Ureter juga dapat


dicangkok pada kolon sigmoid yang melintang (colon conduit),
atau pada jejenum pars proksimal (jejunal conduit).

 Continent Ileal Urinary Reservoir (Kock Pouch)

Ureter dicangkokkan pada suatu segmen ileum yang sudah


diisolir (katong ; pouch) dengan katup satu arah yang bentuknya
menyerupai puting sus, urin dialirkan keluar melalui kateter.

 Ureterosigmoidostomi

Merupakan implantasi ureter ke dalam kolon sigmoid, dimana


ureter dimasukkan ke dalam sigmoid dan dengan demikian urin
dapat mengalir lewat kolon serta keluar dari rektum.

b) Diversi Kutaneus (urin dialirkan lewat sebuah lubang yang dibuat pada
dinding abdomen serta kulit)

 Ureterostomi Kutaneus

Ureter yang dipotong didekatkan pada dinding abdomen dan


dihubungkan dengan lubang pada kulit
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

 Vesikostomi

Tindakan ini dengan cara kandung kemih dijahit pada dinding


abdomen dan dibuat lubang (stoma) lewat dinding abdomen
serta kandung kemih untuk pengaliran ke luar (drainase) urin.

 Nefrostomi

Kateter disisipkan ke dalam pelvis renis lewat luka insisi pada


pinggang atau dengan pemasangan kateter perkutan ke dalam
ginjal.

2. Diversi urine Orthotopic

Teknik membuat neobladder dan segmen usus yang kemudian


dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih fisiologis
untuk pasien, karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai
stoma yang dipasang di abdomen. Teknik ini pertama kali
diperkenalkan oleh Camey dengan berbagai kekurangannya dan
kemudian disempurnakan oleh Studer dan Hautmann.

11. Penatalaksanaan Keperawatan


a. Pengkajian

a) Identitas

Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah


buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria
dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih
sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada
satu kali dibuat diagnosa.
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

b) Riwayat keperawatan

Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah


yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin
kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase
selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas
badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf,
dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis.

c) Pengkajian Fokus

1. Aktivitas dan Istirahat

Gejala : merasa lemah dan lelah

Tanda : perubahan kesadaran

2. Sirkulasi

Gejala : Perubahan tekanan darah atau normal

Tanda : tekanan darah meningkat, bradikardia atau takikardia

3. Integritas Ego

Gejala : Perubahan tingkah laku

Tanda : cemas, mudah tersinggung

4. Eliminasi

Gejala : Perubahan saat BAK

Tanda : Nyeri saat BAK, hematuria

5. Makanan dan Cairan

Gejala : Mual, muntah

Tanda : mual

6. Nyeri/keamanan

Gejala : Sakit pada area abdomen


Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Tanda : wajah menyeringai, respon menarik diri dari stimulus


nyeri

7. Interaksi sosial

Gejala :Perubahan interaksi dengan orang lain

Tanda :Rasa tak berdaya, menolak anak ini

8. Keamanan

Gejala : Trauma baru

Tanda : Terjadi kekambuhan baru

d) Pemeriksaan fisik dan klinis

Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pembesaran


suprapubic bila tumor sudah besar. Palpasi, teraba tumor masa
suprapubic, pemeriksaan bimanual teraba tumor pada dasar buli-
buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT

Lakukan inspeksiabdomen bagian bawah, kandung kemih adalah


organ berongga yang mampu membesar u/ mengumpulkan dan
mengeluarkan urin yang dibuat ginjal, selanjutnya perkusi
dengan cara pasien dalam posisi terlentang, perkusi dilakukan
dari arah depan, lakukan pengetukan pada daerah kandung
kemih, daerah suprapubik. Kemudian lakukan palpasi kandung
kemih pada
daerah suprapubis dimana normalnya kandung kemih terletak di
bawah simfibis pubis tetapi setelah membesar meregang ini
dapat terlihat distensi pada area suprapubis. Bila kandung kemih
penuh akan terdengar dullness atau redup. Pada kondisi yang
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

berarti urin dapat dikeluarkan secara lengkap pada kandung


kemih. Kandung kemih tidak teraba. Bila ada obstruksi urin
normal maka urin tidak dapat dikeluarkan dari kandung kemih
maka akan terkumpul. Hal ini mengakibatkan distensi kandung
kemih yang bias di palpasi di daerah suprapubis

e) Pemeriksaan pembantu

Tes buli-buli : dengan cara buli-buli dikosongkan dengan kateter,


lalu dimasukkan 500 ml larutan garam faal yang sedikit melebihi
kapasitas buli-buli, kemudian kateter di klem sebentar, lalu
dibuka kembali, bila selisihnya cukup besar mungkin terdapat
rupture buli-buli.
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

12. Analisa Data


a. Analisa Data Pre Operatif dan Post Operatif
Symptom Etiologi Problem
PRE OPERATIF
DO : Hiperalbumin akibat Kelebihan
a. Berat badan Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
kerusakan filtrasi Volume Cairan
meningkat pada 3
waktu yang singkat glomerulus
b. Asupan berlebihan
dibanding output
c. Tekanan darah Tekanan koloid osmotik
berubah, tekanan
terganggu
arteri pulmonalis
berubah,
peningkatan CVP
d. Distensi vena
jugularis Gangguan shift cairan
e. Perubahan pada tubuh
pola nafas,
dyspnoe/sesak
nafas, orthopnoe,
suara nafas Perpindahan shift cairan
abnormal (Rales dari intravsakular ke
atau crakles), interstitial
kongestikemacetan
paru, pleural
effusion Akumulasi cairan
f. Hb dan hematokrit
menurun,
perubahan
elektrolit, Edema
khususnya
perubahan berat
jenis Kelebihan Volume Cairan
g. Suara jantung SIII
h. Reflek
hepatojugular
positif
i. Oliguria, azotemia
Perubahan status
mental, kegelisahan,
kecemasan
DO : Tumor Buli Nyeri Akut
1. Laporan secara
verbal atau non
verbal
Ulserasi Metastase
2. Fakta dari
Oklusi
observasi
3. Gerakan
melindungi
Infeksi sekunder :
4. Tingkah laku
Refluks
berhati-hati
- Panas saat
5. Muka topeng
- kencing
6. Gangguan tidur
Merasa panas
(mata sayu,
Hidronefrosis
tampak capek,
dan tubuh lemas
sulit atau gerakan
- Hematuria
kacau,
Nyeri
menyeringai).
7. Terfokus pada diri
s
sendiri .
uprapubik
8. Fokus menyempit
da
(penurunan
n
persepsi waktu,
ny
kerusakan proses
eri
berpikir,
pu
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

13.Diagnosa Keperawatan Prioritas

Pre - Operatif

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan terganggunya


mekanisme regulasi di renal
b. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit, penekanan atau
kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplai syaraf, obstruksi
jalur syaraf, inflamasi
c. Ansietas berhubungan dengan situasi krisis (tumor), perubahan
kesehatan, kurangnya paparan informasi akurat seputar rencana
tindakan pembedahan.

Post - Operatif

d. Nyeri (akut) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan


akibat pembedahan
e. Kerusakan integritas kulit b.d destruksi mekanis jaringan sekunder
terhadap tekanan, gesekan dan fraksi akibat immobilisasi
f. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan
tumor, efek kemoterapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi
lambung, kurangnya rasa pengecapan, nausea), emotional distress,
fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri .
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemoterapi atau
radiasi), malnutrisi, prosedur invasif, ketidakcukupan pengetahuan
untuk menghindari paparan patogen, perawatan luka pasca
pembedahan yang kurang tepat.
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

14. Rencana Asuhan Keperawatan


Pre Operatif
Perencanaan
Tujuan dan Kriteria Intervensi (NIC) Aktivitas (NIC)
N Diagnosa
Hasil (NOC)
o Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan Jangka Panjang : 1. Electrolit and acid base 1. Fluid management
Kelebihan Volume balance : Fluid a. Timbang popok/pembalut jika
berhubungan dengan
cairan tidak terjadi Management diperlukan
terganggunya 2. Fluid Monitoring b. Pertahankan catatan intake dan
Jangka Pendek : output yang akurat
mekanisme regulasi di
Setelah dilakukan c. Pasang urin kateter jika
renal ditandai dengan : tindakan keperawatan diperlukan
4 x 24 jam, d. Monitor hasillAb yang sesuai
keseimbangan cairan dengan retensi cairan (BUN
DO : dapat tercapai dengan ,Hmt , osmolalitas urin )
a. Berat badan kriteria hasil : e. Monitor status hemodinamik
meningkat pada 1. Terbebas dari termasuk CVP, MAP, PAP, dan
waktu yang singkat edema, efusi, PCWP
b. Asupan berlebihan anaskara f. Monitor vital sign
dibanding output 2. Bunyi nafas bersih, g. Monitor indikasi retensi /
c. Tekanan darah tidak ada kelebihan cairan (cracles, CVP
berubah, tekanan dyspneu/ortopneu ,edema, distensi vena leher,
arteri pulmonalis 3. Terbebas dari asites)
berubah, peningkatan distensi vena h. Kaji lokasi dan luas edema
CVP jugularis, reflek i. Monitor masukan makanan /
d. Distensi vena hepatojugular (+) cairan dan hitung intake kalori
jugularis 4. Memelihara harian
e. Perubahan pada pola tekanan vena j. Monitor status nutrisi
nafas, dyspnoe/sesak sentral, tekanan k. Berikan diuretik sesuai interuksi
nafas, orthopnoe, kapiler paru, output l. Batasi masukan cairan pada
suara nafas abnormal jantung dan vital keadaan hiponatrermi dilusi
(Rales atau crakles), sign dalam batas dengan serum Na < 130 mEq/l
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

kongestikemacetan normal m. Kolaborasi dokter jika tanda


paru, pleural effusion 5. Terbebas dari cairan berlebih muncul
f. Hb dan hematokrit kelelahan, memburuk.
menurun, perubahan kecemasan atau 2. Fluid Monitoring
elektrolit, khususnya kebingungan a. Tentukan riwayat jumlah
perubahan berat jenis dan tipe intake cairan dan
g. Suara jantung SIII eliminaSi
h. Reflek hepatojugular b. Tentukan kemungkinan
positif faktor resiko dari ketidak
i. Oliguria, azotemia seimbangan cairan (Hipertermia,
j. Perubahan status terapi diuretik, kelainan renal,
mental, kegelisahan, gagal jantung, diaporesis,
kecemasan disfungsi hati, dll )
c. Monitor berat badan
d. Monitor serum dan
elektrolit urine
e. Monitor serum dan
osmilalitas urine
f. Monitor BP, HR, dan RR
g. Monitor tekanan darah
orthostatik dan perubahan irama
jantung
h. Monitor parameter
hemodinamik infasif
i. Catat secara akurat intake
dan output
j. Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem perifer dan
penambahan BB
k. Monitor tanda dan gejala
dari edema
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

2. Nyeri (akut) Jangka Panjang : 1. Pain Level 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Nyeri teratasi 2. Pain control komprehensif termasuk lokasi,
berhubungan dengan
3. Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
proses penyakit, Jangka Pendek kualitas dan faktor presipitasi
Setelah dilakukan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
penekanan atau
tindakan keperawatan ketidaknyamanan
kerusakan jaringan 2x24 jam, nyeri dapat 3. Gunakan teknik komunikasi
teratasi dengan kriteria terapeutik untuk mengetahui
syaraf, infiltrasi sistem
hasil : pengalaman nyeri pasien
suplai syaraf, obstruksi 1. Mampu mengontrol 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
nyeri (tahu respon nyeri
jalur syaraf, inflamasi
penyebab nyeri, 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
ditandai dengan : mampu lampau
menggunakan 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
tehnik kesehatan lain tentang
DO : nonfarmakologi ketidakefektifan kontrol nyeri
Laporan secara verbal untuk mengurangi masa lampau
atau non verbal nyeri, mencari 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
Fakta dari observasi bantuan) mencari dan menemukan
Gerakan melindungi 2. Melaporkan bahwa dukungan
Tingkah laku berhati-hati nyeri berkurang 8. Kontrol lingkungan yang dapat
Muka topeng dengan mempengaruhi nyeri seperti suhu
Gangguan tidur (mata menggunakan ruangan, pencahayaan dan
sayu, tampak capek, manajemen nyeri kebisingan
sulit atau gerakan 3. Mampu mengenali 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
kacau, menyeringai). nyeri (skala, 10.Pilih dan lakukan penanganan
Terfokus pada diri intensitas, frekuensi nyeri (farmakologi, non
sendiri . dan tanda nyeri) farmakologi dan inter personal)
Fokus menyempit 4. Menyatakan rasa 11.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
(penurunan persepsi nyaman setelah menentukan intervensi
waktu, kerusakan proses nyeri berkurang 12.Ajarkan tentang teknik non
berpikir, penurunan 5. Tanda vital dalam farmakologi
interaksi dengan orang rentang normal 13.Berikan analgetik untuk
dan lingkungan). mengurangi nyeri
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Tingkah laku distraksi, 14.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri


contoh : jalan-jalan, 15.Tingkatkan istirahat
menemui orang lain 16.Kolaborasikan dengan dokter jika
dan/atau aktivitas, ada keluhan dan tindakan nyeri
aktivitas berulang-ulang) tidak berhasil
Respon autonom 17.Monitor penerimaan pasien
(seperti diaphoresis, tentang manajemen nyeri
perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, Analgesic Administration
nadi dan dilatasi pupil). 18.Tentukan lokasi, karakteristik,
Perubahan autonomic kualitas, dan derajat nyeri
dalam tonus otot sebelum pemberian obat
(mungkin dalam rentang 19.Cek instruksi dokter tentang jenis
dari lemah ke kaku). obat, dosis, dan frekuensi
Tingkah laku ekspresif 20.Cek riwayat alergi
(contoh : gelisah, 21.Pilih analgesik yang diperlukan
merintih, menangis, atau kombinasi dari analgesik
waspada, iritabel, nafas ketika pemberian lebih dari satu
panjang/berkeluh kesah) 22.Tentukan pilihan analgesik
. tergantung tipe dan beratnya
Perubahan dalam nafsu nyeri
makan dan minum 23.Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
24.Pilih rute pemberian secara IV, IM
DS : untuk pengobatan nyeri secara
teratur
Klien mengatakan 25.Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
secara verbal nyeri yang pertama kali
dirasakan 26.Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
27. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

3. Ansietas berhubungan Jangka Panjang : 1. Anxiety control 1. Gunakan pendekatan yang


Ansietas dapat teratasi 2. Anxiety Reduction menenangkan
dengan situasi krisis
3. Coping 2. Nyatakan dengan jelas harapan
(tumor), perubahan Jangka Pendek : 4. Impulse control terhadap pelaku pasien
Setelah dilakukan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa
kesehatan, kurangnya
asuhan keperawatan yang dirasakan selama prosedur
paparan informasi selama 1x24 jam, 4. Pahami perspektif pasien terhadap
ansietas dapat diatasi situasi stres
akurat seputar rencana
dengan kriteria hasil : 5. Temani pasien untuk memberikan
tindakan pembedahan 1. Klien mampu keamanan dan mengurangi takut
mengidentifikasi 6. Berikan informasi faktual mengenai
ditandai dengan :
dan diagnosis, tindakan prognosis
mengungkapkan 7. Dorong keluarga untuk menemani
DO : gejala cemas anak
Gelisah 2. Mengidentifikasi, 8. Lakukan back / neck rub
Insomnia mengungkapkan 9. Dengarkan dengan penuh perhatian
Resah dan menunjukkan 10.Identifikasi tingkat kecemasan
Ketakutan tehnik untuk 11.Bantu pasien mengenal situasi yang
Sedih mengontol cemas menimbulkan kecemasan
Fokus pada diri 3. Vital sign dalam 12.Dorong pasien untuk
Kekhawatiran batas normal mengungkapkan perasaan,
Cemas 4. Postur tubuh, ketakutan, persepsi
ekspresi wajah, 13.Instruksikan pasien menggunakan
bahasa tubuh dan teknik relaksasi
tingkat aktivitas 14.Ajarkan teknik non farmakologis
menunjukkan untuk mengurangi kecemasan.
berkurangnya
kecemasan
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Post Operatif

N Diagnosa Keperawatan Perencanaan


Tujuan dan Intervensi (NIC) Aktivitas (NIC)
o
Kriteria Hasil
(NOC)
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

1. Nyeri (akut) berhubungan Jangka Panjang : 1. Pain Level 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Nyeri teratasi 2. Pain control komprehensif termasuk lokasi,
dengan terputusnya
3. Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
kontinuitas jaringan akibat Jangka Pendek kualitas dan faktor presipitasi
Setelah dilakukan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
pembedahan ditandai
tindakan ketidaknyamanan
dengan : keperawatan 2x24 3. Gunakan teknik komunikasi
jam, nyeri dapat terapeutik untuk mengetahui
teratasi dengan pengalaman nyeri pasien.
DO : kriteria hasil : 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
1. Laporan secara verbal 1. Mampu respon nyeri.
atau non verbal mengontrol 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
2. Fakta dari observasi nyeri (tahu lampau
3. Gerakan melindungi penyebab nyeri, 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
4. Tingkah laku berhati- mampu kesehatan lain tentang
hati menggunakan ketidakefektifan kontrol nyeri
5. Muka topeng tehnik masa lampau.
6. Gangguan tidur (mata nonfarmakologi 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
sayu, tampak capek, untuk mencari dan menemukan
sulit atau gerakan mengurangi dukungan
kacau, menyeringai). nyeri, mencari 8. Kontrol lingkungan yang dapat
7. Terfokus pada diri bantuan) mempengaruhi nyeri seperti suhu
sendiri . 2. Melaporkan ruangan, pencahayaan dan
8. Fokus menyempit bahwa nyeri kebisingan
(penurunan persepsi berkurang 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
waktu, kerusakan dengan 10.Pilih dan lakukan penanganan
proses berpikir, menggunakan nyeri (farmakologi, non
penurunan interaksi manajemen farmakologi dan inter personal).
dengan orang dan nyeri. 11.Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
lingkungan). 3. Mampu menentukan intervensi.
9. Tingkah laku distraksi, mengenali nyeri 12.Ajarkan tentang teknik non
contoh : jalan-jalan, (skala, farmakologi
menemui orang lain intensitas, 13.Berikan analgetik untuk
dan/atau aktivitas, frekuensi dan mengurangi nyeri
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

aktivitas berulang- tanda 14.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri


ulang) nyeri).Menyatak 15.Tingkatkan istirahat
10. Respon autonom an rasa nyaman 16.Kolaborasikan dengan dokter jika
(seperti diaphoresis, setelah nyeri ada keluhan dan tindakan nyeri
perubahan tekanan berkurang. tidak berhasil
darah, perubahan nafas, 4. Tanda vital 17.Monitor penerimaan pasien
nadi dan dilatasi pupil). dalam rentang tentang manajemen nyeri
11. Perubahan autonomik normal
dalam tonus otot Analgesic Administration
(mungkin dalam 18.Tentukan lokasi, karakteristik,
rentang dari lemah ke kualitas, dan derajat nyeri
kaku). sebelum pemberian obat
12. Tingkah laku ekspresif 19.Cek instruksi dokter tentang jenis
(contoh : gelisah, obat, dosis, dan frekuensi
merintih, menangis, 20.Cek riwayat alergi
waspada, iritabel, nafas 21.Pilih analgesik yang diperlukan
panjang/berkeluh atau kombinasi dari analgesik
kesah) . ketika pemberian lebih dari satu
13. Perubahan dalam nafsu 22.Tentukan pilihan analgesik
makan dan minum tergantung tipe dan beratnya
nyeri
23.Tentukan analgesik pilihan, rute
DS : pemberian, dan dosis optimal
24.Pilih rute pemberian secara IV, IM
Klien mengatakan secara untuk pengobatan nyeri secara
teratur
verbal nyeri 25.Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
26.Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
27. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala (efek samping)
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

2. Kerusakan integritas kulit Tujuan Jangka 1. Tissue Integrity : Skin and 1. Kaji kondisi luka (lokasi, kedalaman,
Panjang : Mucous Membranes karakteristik, warna, cairan,
b.d destruksi mekanis
Kerusakan integritas Management granulasi, jaringan nekrotik, tanda –
jaringan sekunder terhadap kulit tidak terjadi tanda infeksi lokal)
2. Monitor kulit akan adanya kemerahan
tekanan, gesekan dan
Jangka Pendek: 3. Monitor status nutrisi pasien
fraksi akibat immobilisasi Setelah dilakukan 4. Lakukan teknik perawatan luka
asuhan keperawatan 2. Wound Healing : Primer dengan steril
ditandai dengan :
3 x 24 jam and Secunder 5. Ajarkan pada keluarga tentang
kerusakan integritas 3. Pressure Management perawatan luka
DO : kulit dapat diatasi 6. Jaga kebersihan kulit agar tetap
dengan kriteria bersih dan kering
a. Gangguan pada bagian hasil : 7. Berikan perawatan kulit untuk
tubuh 1. Integritas kulit mencegah kerusakan kulit.
yang baik bisa 8. Anjurkan pasien untuk menggunakan
b. Perubahan pigmentasi dipertahankan pakaian yang longgar
kulit (sensasi, 9. Hindari kerutan pada tempat tidur
elastisitas, 10. Mobilisasi pasien (ubah posisi
c. Kerusakan lapisan kulit temperatur, pasien) setiap dua jam sekali
(dermis) hidrasi, 11. Oleskan lotion atau minyak/baby oil
pigmentasi) pada derah yang tertekan
d. Gangguan permukaan 2. Tidak ada
kulit (epidermis) luka/lesi pada
kulit
3. Perfusi jaringan
baik.
4. Menunjukkan
pemahaman
dalam proses
perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya sedera
berulang.
5. Mampu
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

melindungi kulit
dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
6. Menunjukkan
proses
penyembuhan
luka
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

3. Ketidakseimbangan nutrisi, Jangka Panjang: 1. Nutritional Status : food 1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakseimbangan and Fluid Intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
kurang dari kebutuhan
nutrisi teratasi 2. Nutrition Management menentukan jumlah kalori dan nutrisi
tubuh b.d hipermetabolik yang dibutuhkan pasien.
Jangka Pendek : 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
yang berhubungan dengan
Setelah dilakukan intake Fe
tumor, efek kemoterapi, tindakan 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
keperawatan 3x24 protein dan vitamin C
radiasi, pembedahan
jam pola nutrisi 5. Berikan substansi gula
(anoreksia, iritasi lambung, kembali normal 6. Yakinkan diet yang dimakan
dengan kriteria hasil mengandung tinggi serat untuk
kurangnya rasa
: mencegah konstipasi
pengecapan, nausea), 1. Adanya 7. Berikan makanan yang terpilih
peningkatan ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
emotional distress, fatigue,
berat badan gizi)
ketidakmampuan sesuai dengan 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat
tujuan catatan makanan harian.
mengontrol nyeri ditandai
2. Berat badan ideal 9. Monitor jumlah nutrisi dan
dengan: sesuai dengan kandungan kalori
tinggi badan 10. Berikan informasi tentang
3. Mampu kebutuhan nutrisi
DO : mengidentifikasi 11. Kaji kemampuan pasien untuk
kebutuhan nutrisi mendapatkan nutrisi yang
- Berat badan 20 % atau 4. Tidak ada tanda dibutuhkan
lebih di bawah ideal tanda malnutrisi
- Dilaporkan adanya 5. Tidak terjadi
intake makanan yang penurunan berat Nutrition Monitoring
kurang dari RDA badan yang 1. BB pasien dalam batas normal
(Recomended Daily berarti 2. Monitor adanya penurunan berat
Allowance) badan
- Membran mukosa dan 3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas
konjungtiva pucat yang biasa dilakukan
- Kelemahan otot yang 4. Monitor interaksi anak atau orangtua
digunakan untuk selama makan
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

menelan/mengunyah 5. Monitor lingkungan selama makan


- Luka, inflamasi pada 6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan
rongga mulut tidak selama jam makan
- Mudah merasa kenyang, 7. Monitor kulit kering dan perubahan
sesaat setelah pigmentasi
mengunyah makanan 8. Monitor turgor kulit
- Dilaporkan atau fakta 9. Monitor kekeringan, rambut kusam,
adanya kekurangan dan mudah patah
makanan 10.Monitor mual dan muntah
- Dilaporkan adanya 11.Monitor kadar albumin, total protein,
perubahan sensasi rasa Hb, dan kadar Ht
- Perasaan 12.Monitor makanan kesukaan
ketidakmampuan untuk 13.Monitor pertumbuhan dan
mengunyah makanan perkembangan
- Miskonsepsi 14.Monitor pucat, kemerahan, dan
- Kehilangan BB dengan kekeringan jaringan konjungtiva
makanan cukup 15.Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Keengganan untuk 16.Catat adanya edema, hiperemik,
makan hipertonik papila lidah dan cavitas
- Kram pada abdomen oral.
- Tonus otot jelek 17.Catat jika lidah berwarna magenta,
- Nyeri abdominal dengan scarlet
atau tanpa patologi
- Kurang berminat
terhadap makanan
- Pembuluh darah kapiler
mulai rapuh
- Diare dan atau
steatorrhea
- Kehilangan rambut yang
cukup banyak (rontok)
- Suara usus hiperaktif
- Kurangnya informasi,
misinformasi
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

4. Resiko tinggi infeksi Jangka Panjang : 1. Knowledge : Infection 1. Kaji kondisi luka secara
Control komprehensif (lokasi, derajat,
berhubungan dengan tidak
Infeksi tidak terjadi 2. Infection Protection kedalaman, karakteristik luka,
adekuatnya pertahanan 3. Risk Control penyebaran)
Jangka Pendek : 2. Inspeksi kulit dan membran
tubuh sekunder dan sistem
mukosa terhadap kemerahan,
imun (efek kemoterapi Setelah dilakukan panas, drainase
tindakan 3. Kaji tanda dan gejala infeksi
atau radiasi), malnutrisi,
keperawatan 3 x 24 sistemik dan lokal
prosedur invasif, jam, resiko infeksi 4. Berikan perawatan kulit pada
dapat teratasi area yang luka dengan teknik
ketidakcukupan
dengan kriteria hasil steril
pengetahuan untuk : 5. Bersihkan lingkungan setelah
dipakai pasien lain
menghindari paparan
1. Klien bebas dari 6. Monitor hitung granulosit, WBC
patogen, perawatan luka tanda dan gejala 7. Monitor kerentanan terhadap
infeksi infeksi
pasca pembedahan yang
2. Mendeskripsikan 8. Batasi pengunjung bila perlu
kurang tepat ditandai proses penularan 9. Instruksikan pada pengunjung
penyakit, factor untuk mencuci tangan saat
dengan :
yang berkunjung dan setelah
mempengaruhi berkunjung meninggalkan pasien
DO : penularan serta 10. Cuci tangan sebelum dan setelah
penatalaksanaann kontak dan melakukan tindakan
- Prosedur Infasif ya, 11. Ajarkan pasien dan keluarga
- Ketidakcukupan 3. Menunjukkan tanda dan gejala infeksi
kemampuan 12. Ajarkan klien cara menghindari
pengetahuan untuk untuk mencegah infeksi dengan cuci tangan
menghindari paparan timbulnya infeksi dengan teknik yang tepat.
4. Jumlah leukosit 13. Pertahankan lingkungan aseptik
patogen dalam batas selama pemasangan alat
- Trauma normal 14. Tingkatkan intake nutrisi
5. Menunjukkan 15. Dorong intake nutrisi dan cairan
- Kerusakan jaringan dan perilaku hidup yang adekuat
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

peningkatan paparan sehat 16. Dorong istirahat yang adekuat


6. Status imun, 17. Kolaborasi pemberian antibiotik
lingkungan
gastriintestinal, dan antiinflamasi
- Ruptur membran genitourinasria
dalam batas
amnion
normal.
- Agen farmasi
(imunosupresan)
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan
lingkungan patogen
- Imonusupresi
- Ketidakadekuatan imum
buatan
- Tidak adekuat
pertahanan sekunder
(penurunan Hb,
Leukopenia, penekanan
respon inflamasi)
- Tidak adekuat
pertahanan tubuh
primer (kulit tidak utuh,
trauma jaringan,
penurunan kerja silia,
cairan tubuh statis,
Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

perubahan sekresi pH,


perubahan peristaltik)
- Penyakit kronik

15. Daftar Referensi

Anonim.2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Tumor Vesika Urianaria. Diakses Pada 14 Februari 2013.
www.ilmubedah.com.

Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC

Bulechet, Gloria et. Al. 2004. Nursing Interventions Clasification (NIC) Fouth Edition. Mosby, Inc

Johnseon, Marion et al. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC) second edition. Mosby, Inc

Kowalak, J., et al. 2011. Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta : EGC


Laporan Pendahuluan Profesi KMB 2012/201
3

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI

Nanda. 2005. Nursing Diagnosis : Definition dan Classification. Alih Bahasa Ani Haryani. Bandung: Akper Aisyiah.

Rizki. 2003. Mengenal Penyakit Tumor Buli – Buli. Diakses Pada 14 Februari 2013. http://www.nursingbegin.com

Yuda. 2010. Penyakit Tumor Kandung Kemih . Diakses Pada 14 Februari 2013. http://dokterdabedah.com.

Anda mungkin juga menyukai